New Year Party of 2014

Source : Shin Megami Tensei Persona 4

Disclaimer : ATLUS own Persona 4. Kalau aku yang punya, ceritanya bakalan jadi full SouNao.

Author's Note : Ini Fanfic pertamaku, maaf kalau ceritanya aneh, OOC dan penuh dunia khayalanku... yoroshiku onegaishimasu, minna-san *bow*

~ Chapter 1: The First Day ~

Part 1

"Ne, ne, Souji senpai. Apa masih lama?" suara khas milik Naoto Shirogane terdengar dengan nada penuh kebahagiaan. Saat ini cewek cool berambut biru pendek itu sedang menelepon Souji.

"Kurasa tidak..." jawab Souji Seta dari sebrang sana dengan kalemnya tapi terasa hangat. Meski tidak terlihat, tapi Souji merasa Naoto sedang tersenyum manis sekarang.

Saat ini Naoto sedang berada di Inaba Station, menunggu Souji yang akan datang ke Inaba untuk merayakan tahun baru 2014. Hari ini, tepatnya tanggal 28 Desember 2013 pukul 15.50, tiga hari setelah hari Natal. Penampilan Naoto tampak cool seperti biasanya dengan topi biru, jaket musim dingin (yang bermodel untuk cowok) berwarna biru tua dan celana panjang warna hitam.

Banyak anak-anak perempuan yang berlalu-lalang di sekitar stasiun yang berkata, "Ih... meski aku tau Naoto-kun adalah perempuan, tetap saja dia keren!" atau, "Naoto-kun kakkoi! Coba kalau dia cowok~". Terkadang hal itu membuatnya sebal sendiri dan berkata dalam hati, "Iya, iya... kalau udah tau aku cewek, jangan natap aku pake pandangan bling-bling gitu deh..." *sweatdrop*

"Na...naoto?" tanya Souji lewat ponselnya setelah beberapa saat hening.

"Oh. Iya senpai?" tanya Naoto kaget dan sweatdrop-nya pun hilang.

"..." kemudian, "Naoto, maaf ya aku tidak bisa merayakan tahun baru yang lalu dan Natal dua kali denganmu".

Naoto hanya diam dan terkejut.

Souji menggaruk kepalanya, "Tampaknya tahun lalu Okka-san dan Otto-san masih sangat kangen padaku, jadi mereka ingin menghabiskan waktu Natal dan tahun baru bertiga". Ia tampak depresi sendiri.

"Mm... tak apa. Lagipula senpai kan selalu mengirim e-mail, bahkan mengirimkan video Merry Christmas dan New Year kan?" Naoto menggenggam erat ponselnya. "Dan aku masih menyimpan video itu..." wajah Naoto pun memerah.

(Author: Kyaaaaa! Bayangkan ekspresi Naoto saat itu! *blush sendiri*)

(Audience: *sweatdrop*)

"Terima kasih, Naoto. Aku senang kau masih menyimpannya" Souji pun tersipu malu.

"Hmm~ Eh senpai, sebentar lagi kereta akan berhenti kan? Sebaiknya senpai segera bersiap-siap. Aku tutup teleponnya ya". PIP… Naoto menekan tombol end call dan ia beranjak dari tempatnya dengan senyum mengembang diwajahnya.

Call ended… "Sudah ditutup… baiklah, sekarang sebaiknya aku bersiap seperti kata Naoto". Souji mengambil tasnya dan mendekati pintu gerbang sambil menyakukan ponselnya.

Naoto sudah berada di sekitar orang-orang yang tampaknya mereka juga sedang menanti kedatangan teman atau keluarga mereka. "Aneh…" gumamnya dalam hati. Ia menengok kanan dan kiri dan merasa janggal. "Ah, sudahlah…" dan ia kembali memfokuskan tatapannya kedepan.

Tidak lama kemudian kereta tiba di Inaba Station. KREEET… terdengar suara gerbong-gerbong kereta mulai dibuka. Deg… deg… jantung Naoto berdegup kencang, "Sudah hampir dua tahun aku tidak bertemu dengan senpai… rasanya jadi senang sekali". Ia yang tadinya menutup mata, perlahan mencoba membuka matanya. Ia kira, dirinya harus berkeliling mencari senpainya itu, tapi ternyata tidak. Orang pertama yang keluar dari gerbong dihadapannya adalah Souji Seta, pria tampan dengan rambut abu yang mengenakan kaos putih polos dirangkap dengan syal berwarna coklat tua dan jaket hitam yang tidak dikancing seluruhnya, senpai yang ia tunggu-tunggu.

"Se… senpai…" wajah Naoto memerah ketika melihat Souji.

Souji bahkan tidak bisa berkata apa-apa. Ia sangat senang dengan kenyataan bahwa mata yang pertamakali ia lihat di Inaba setelah hamper dua tahun adalah mata biru berkilau milik Naoto Shirogane, kekasihnya.

Tap… tap… Souji melangkah mendekati Naoto dan ia pun tersenyum bahagia. (Author: Aduh… Souji OOC banget deh… tapi biarin, aku pingin Souji kayak gitu *Angel smile*) (Audience: Ni Author beneran ngarep banget deh! *lempar tomat ke Author*) "Tadaima, Naoto" ucapnya lembut.

Naoto terkejut sebentar dan membalas, "Umm! Okairi, senpai". Ia memberikan senyuman yang sangat manis kepada Souji, senyuman tulus dari perasaannya dan bagi pria berambut abu itu, senyuman Naoto yang barusan benar-benar sebuah hadiah yang bias mengobati rasa rindunya kepada Inaba, juga Naoto pastinya.

"Terima kasih. Oh iya…" Souji celingukan, "Kau hanya sendiri kan? Teman-teman yang lain tidak datang kan?".

Naoto mengangguk. "Iya. Karena senpai bilang jangan kasih tau yang lain, katanya senpai sendiri yang akan memberi tau mereka kan?".

Souji terlihat senang karena Naoto menurut.

"Oh iya, daritadi aku belum melihat Dojima-san, Nanako-chan, Yosuke senpai dan yang lainnya. Mereka dimana ya?".

*glek* Souji terlihat tidak bisa menjawab pertanyaan Naoto dan hanya diam depresi.

"Senpai?" tanya Naoto sekali lagi.

"Ah. A—ano… itu… aku bilang pada mereka untuk tidak perlu menjemputku karena sepertinya mereka semua sedang sibuk" Souji sweatdrop sendiri sambil cengar-cengir.

"Oh, begitu. Untung aku ada waktu senggang, jadi aku bisa menjemputmu ya".

"Fyuh… untung dia percaya…" ucap Souji dalam hati.

Naoto beranjak pindah ke sebelah kiri Souji, "Baiklah, ayo berangkat ke rumah Dojima-san sekarang".

"Eh? Se—sekarang?" Souji tampak sedikit terkejut.

"iyalah. Senpai pasti capek karena perjalanan panjang kan? Semakin cepat senpai tiba di rumah, semakin cepat senpai beristirahat kan?" tampak ekspresi Naoto yang kebingungan.

(Audience: Perasaan Naoto seneng banget ngomong 'kan?' ya?)

(Author: Iya, lucu kan kalau ngebayangin ekpresi Naoto yang innocent sambil nanya-nanya ke Souji. Imut!)

(Audience: *angkat jempol sambil blush* Agree)

"Ja… jangan sekarang…" Souji bergumam sendiri.

"Hai'?" Naoto heran.

Souji menatap mata biru berkilau milik Naoto dengan mata abunya yang dalam, "Aku masih ingin menghabiskan waktu denganmu, berdua" tegasny. Naoto sempat terkejut mendengar pernyataan Souji, tapi ia merasa senang dan memberikan senyuman menahan tawa. "A—apa?" Souji panik + blushing.

"Uhmpp…" Naoto menahan tawa. "Ah, tidak. Hanya saja, hampir dua tahun tidak bertemu ternyata senpai sekarang agak berubah dari yang dulu ya" ucapnya sambil menutup mulutnya dengan tangan kiri karena menahan tawa.

"Eh?". Souji hanya bisa membalas dengan senyuman, "Kau juga sedikit berubah Naoto. Kau tampak lebih manis dengan rambutmu yang lebih panjang sedikit dari yang dulu" ia berkata dalam hati.

Mata Naoto melirik ke atas, kea rah Souji, "Jadi? Senpai mau kemana sekarang?".

Souji tampak berfikir sebentar dan kemudian, "Bagaimana kalau kita ke Samegawa Riverbed?".

"Samegawa? Boleh. Lagipula jaraknya tidak terlalu jauh dari sini kok" ia menyetujui.

Location: Samegawa Flood Plain

Mereka berdua, Souji dan Naoto, berjalan menyusuri tempat itu berdua. Tidak ada banyak orang orang disana, sepertinya karena udara yang semakin dingin.

Naoto masih berjalan di samping kiri Souji sambil menengok kearah kanan, mencari tangga untuk turun ke Riverbed. Souji hanya diam memperhatikan hidung gadis yang ia sukai mulai memerah dan tangannya yang saling bergsokan karena kedinginan.

Souji tidak tega melihat Naoto yang tampak semakin kedinginan itu dan mulai berbicara, "Naoto… kamu kedinginan ya?".

"Eh?".

"Hidungmu merah dan daritadi kamu menggosok-gosokkan kedua tanganmu terus…" Souji menampakkan ekspresi khawatir. Sepertinya gadis itu sendiri tidak menyadari kalau daritadi ia menggosokkan kedua tangannya, makanya waktu ia melihat tangannya ia langsung berhenti dan membuang muka ke kiri, berusaha menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah dan terasa memanas.

Naoto menggembungkan pipinya yang memerah dan jelas terlihat kalau dia sangat malu. "Be—betsuni!" dan ia pun kembali menatap kedepan, tapi pipinya tetap menggembung. Tangannya langsung bergerak untuk menarik ujung topi agar lebih kebawah, Naoto bermaksid untuk menutupi wajahnya yang memerah. Setelah itu ia menyakukan kedua tangannya.

"Hmph…" Souji tersenyum usil tapi khawatir, "Kalau kedinginan bilang saja. Lagipula kamu kan gak pake syal dan sarung tangan" Souji melirik tangan Naoto yang dimasukkan kedalam saku jaket birunya, kemudian melihat wajah Naoto yang tampak kedinginan sambil menggigit bibir bawahnya, pipinya tidak menggembung lagi.

Mereka tidak melangkah satu langkah pun. Naoto berniat angkat bicara ketika Souji melakukan sesuatu yang sama sekali tidak diduga olehnya.

"Pakai saja ini…" ucap Souji dengan tulus sambil melepas syalnya dan melingkarkannya di leher Naoto.

"Sen… pai?" Naoto tertegun dengan apa yang dilakukan oleh senpainya itu. Ia menyentuh syal Souji dan berfikir. "Hangat… syal ini hangat dan menyimpan wangi khas senpai…".

Saat itu pulalah rintik-rintik salju mulai turun.

"Salju…?" Naoto mendongak menatap langit, diikuti oleh Souji.

To be continue…

Author's note: Terima kasih ya untuk para senpai yang udah mau menghabiskan waktunya baca FanFic pertamaku ini *bow* Ini baru part 1, sebenernya chapter 1 tuh panjangnya dua kali lipat ini, tapi takut senpai tachi capek bacanya ^^; Makanya aku bagi jadi 2 part. Gimana FanFic pertamaku ini? Mohon review-nya dari senpai tachi ya =3 No flame please, kan aku masih kouhai~