KK(Twins)

.

.

.

.

.

Sore hari dengan langit cerah sewarna samudra. Embusan angin lembut menyibak gorden dari jendela yang tak tertutup, menimbulkan bunyi gemerencing mainan dari bahan plastik yang menggantung apik di atas sebuah boks. Pun begitu berisiknya, namun tak membuat sepasang bayi mungil yang terlelap damai dalam tidurnya merasa terganggu.

Tidak!

Sepertinya kita salah. Karena nyatanya, di dalam sebuah boks bayi berukuran tak sewajarnya, salah satu bayi dengan tubuh gembul berwajah unyu bergerak tak beraturan. Kakinya menendang-nendang udara serta kedua tangan mungilnya terjulur ingin menggapai mainan yang terus berputar di atasnya akibat bantuan angin. Dari belah bibir merahnya terdengar racauan lucu yang entah apa maksudnya. Mata boneka yang awalnya berbinar kini berubah menjadi tatapan kesal kala usahanya sejak tadi untuk menaklukkan benda berputar di atasnya tak membuahkan hasil. Mainan itu seakan sengaja menggodanya dengan terus melayang naik turun.

Lelah karena dirasa tak mendapat apa yang diinginkan membuat bayi berambut ikal tersebut menarik kembali tangan mungilnya dari udara, lantas mengulumnya di dalam mulut. Dia lapar rupanya. Meski air liur telah menggenangi sebagian besar wajahnya, tapi tak sedikit pun jarinya memberi rasa kenyang.

Gerakan tak beraturan yang ditimbulkan oleh si gembul membuat bayi di sampingnya yang masih terlelap sedikit terganggu. Pemilik surai hitam bermanik tajam tersebut menggeliat, lalu menoleh untuk mendapati sosok hampir serupa dirinya terlihat sedang kesal. Beberapa saat hanya ia gunakan untuk memperhatikan polah saudaranya. Gemas dirasa, pada akhirnya dia memilih mendekat.

Dengan gerakan terkoordinasi, serupa ulat yang ingin cepat sampai di pucuk daun teh, atau justru seperti cacing tanah yang ingin dikawinkan dengan ulat bulu, bayi itu berusaha mencapai saudaranya. Tangan, perut, kaki, dan bahkan hampir seluruh tubuh mungilnya butuh bekerja ekstra untuk bisa sampai kepada tujuannya. Kostum pinguin yang melekat ditubuhnya turut andil menjadi penghambatnya.

Setelah yakin berada pada jarak yang cukup dan memungkinkan, sang bayi mendusalkan kepalanya, mencoba memberitahu bahwa dirinya ada dan siap kapan pun untuk diandalkan. Bahkan tak peduli meskipun kini sebagian kepalanya harus terkontaminasi liur. Mendengar gelak tawa dari bayi yang didusulnya, membuat bayi mungil yang merupakan kakak dari si gembul ingin meminta lebih. Dia mengangkat kepalanya, dengan kedua lengan sebagai tumpuan, ia mendekati pipi gemuk sang adik.

.

Di saat kekesalan sigembul unyu memuncak, penampakan sekilas mirip dirinya yang mendekat membuat bayi berkulit pucat tersebut waspada. Menunggu dengan was-was gerangan seperti apakah tindakan yang akan dilakukan oleh bayi di sampingnya. Dia tergelak kegelian ketika mendapati saudaranya mendusul padanya, namun sedetik kemudian saat sang saudara mengangkat kepalanya-

KRAUKK!

Berakhir dengan tangisan histeris bayi gembul tersebut. Dia lapar dan butuh makan. Kenapa justru dia yang dimakan?

Sementara bayi di sampingnya tampak bingung melihat saudaranya menangis. Hei, tadi dia hanya berniat menghibur adiknya yang terlihat seperti mau mati bosan, makanya dia mendekat ingin menciumnya. Tapi siapa sangka niatnya justru menimbulkan salah paham. Karena gerakannya yang tergesa, membuat kepala bayi mungil tersebut terjerembab hingga membuat dua gigi yang bahkan belum sempurna bertumbuh menancap di pipi chubby saudaranya. Bukannya mencium justru pipi gembul tersebut termakan olehnya. Tidak sakit tapi cukup untuk membuat si kembar terkejut hingga suara tangisan tak bisa lagi dihindarkan.

Kembar?

Ya, mereka adalah si kembar dari keluarga Kim. Kim Kibum dan Kim Kyuhyun.

.

.

.

. . . . .

Membuat drabble ternyata susah. Maaf kalau ceritanya aneh

Dan

Terima kasih untuk mpok Jurig

Maaf Lahir Batin