Tittle: the sound of your guitar
Story by: SummerNico123
Summary: Sasuke menginap di rumah Naruko untuk sementara karena Ayah dan Ibunya sedang dinas keluar negeri. Dan disitulah semuanya bermula… mind to RnR ?
Pairing: SasuFemNaru
Rated: T
Genre: Shoujo, Romance, Hurt/Comfort.
Warning: newbie. *tau kan kekurangan Newbie itu apa, kan, Senpai? Nggak sesuai EYD, ff campur bahasa jepang, gaje, abal2, sasuke nya OOC XD
Pukul 16.00 sore hari, bel sekolah berbunyi nyaring. Waktunya untuk pulang dan beristirahat dirumah. Aku mulai melangkahkan kaki dan meninggalkan kelas seorang diri, tak seperi yang lain, aku memilih berjalan pulang sendiri. Bukannya aku anak introvert, tapi ini memang kebiasaanku dari , aku suka menjadi lebih diam dari pada harus banyak bicara. Aku terus berjalan disepanjang koridor yang sudah sepi Ketika aku hendak menuruni tangga, suara seorang pria paruh baya menghentikan langkah kakiku.
"Naruko?" panggil lelaki itu. Aku menoleh kebelakang,oh, ternyata seorang guru seni disekolah ini selain Konan-sensei. Badannya pendek, Remaja yang berumur 17. Sensei ini juga mempunyai wajah yang cute membuat hampir semua para murid siswi disekolah ini terpikat pada sensei yang satu ini. Lebih-lebih lelaki ini awet muda.
" ya, sensei, ada apa?" tanyaku santai. Laki-laki itu tersenyum. "tolong bawakan ini keruang music,ya? Soalnya sensei tidak sempat karena dipanggil kepala sekolah." Ucapnya padaku seraya memberikan sepasang stick mengambilnya lalu membalikkan badan. "baiklah, sensei." Dan setelah kalimat terakhir itu, Sasori-sensei langsung melesat keruang kepala sekolah.
sekolah ini sudah sepi. Dan ruang music ada dibagian pojok sekolah ini. Katanya sekolah Ini dulunya tempat pembunuhan berantai… ya mungkin hantu-hantu korban pembunuhan itu mulai bergentayangan segini hari. Hihi, aku jadi takut. Dengan memainkan kedua stick drum ini, aku berusaha menghilangkan rasa takutku. Bangunan yang paling pojok tempat ruang music itu kini telah terlihat, dan aku percepat langkah kakiku menuju ruang tersebut.
Dari jendela, aku menerawang lurus ke dalam ruang music. Disana kulihat ada seorang pemuda yang sedang memainkan sebuah gitar. Ketika aku sudah berada didekat pintu, aku mulai bisa mendengarkan petikan senar gitar itu. Aku terpaku. Baru kali ini aku mendengar seorang pemuda bermain gitar dengan indahnya. Petikan demi petikan aku dengarkan dengan mata terpejam, tanpa sadar aku menyunggingkan senyuman.
Petikan-petikan gitar itu berhenti.
"hei,kau!" suara itu mengejutkanku.
"hah?"
"sedang apa kau disini?"Tanya pemuda masuk keruangan dengan meliriknya sedikit. "seharusnya aku yang bertanya begitu." Kataku seraya menaruh sepasang stick drum itu ke sebuah peti yang berada dipojok ruangan.
"hn."
"aku disuruh sasori-sensei mengembalikan stick-stick tadi."
"oh…"
"memangnya kenapa?"
"tidak…tidak ada apa-apa."katanya seraya menaruh gitar itu disamping piano.
"Ngomong-ngomong, permainan gitarmu tadi bagus. Rasanya aku baru melihatmu,murid baru,ya?"
"iya. Namaku Sasuke. Salam kenal,aku dar kelas X.4"
"salam kenal juga, namaku Naruko. Dari kelas X.5"
"setelah ini kamu langsung pulang?"Tanya Sasuke. "ya… kamu?"jawabku seraya meninggalkan ruang music.
"sama."
Angin sepoi-spoi bertiup lembut, menerpa wajahku. Matahari terlihat sebagian ketika aku menerawang lurus kedepan. Terlihat indah dimataku. Segini hari biasanya aku mampir dulu ketaman kota, tapi karna ada sasuke, aku memilih untuk membeli softdrink saja di mesin otomat. "sunset di kota ini… keren banget." Kataku seraya meneguk sofdrink sedikit demi sedikit. Sasuke melirikku lalu memandang kedepan,
"begitulah."responnya singkat.
"oh iya, rumahmu dimana?" Tanya Sasuke.
"di daerah seryuu blok 3C."
"wah, aku di blok 3D"
"hehe, kita tetanggaan ternyata. Pantas minggu yang lalu ada orang pindah, ternyata " "hn… trus kenapa kamu nggak datang?"
"buat apa aku datang?"
"yah, buat bantuin aku mindahin barang,lah."
"akukan cewek,mana bisa angkat yang berat-berat. Lagian kamu pindahnya malam-malam." "oh, iya juga, ya."
Aku dan Sasuke sama-sama tersenyum. Aku suka cara dia berbicara. Tidak seperti cowok-cowok yang lain. Badannya biasa aja, nggak tinggi, nggak pendek. Rambutnya seperti gaya emo dan iris matanya berwarna Hitam legam. Tubuhnya tegap, wajahnya manis. Dan warna kulitnya berwarna Putih. Kelihatanya dia bukan anak yang bandel.
"kamarmu yang dalamnya berwarna merah itu,ya Naruko?"
"iya."
"wah, kamar kita berhadapan."
"ah masa sih? Aku sering nongkrong di balkon, tapi nggak pernah tuh, aku lihat kamu."
"hahaha, aku sibuk didalam main game. Jadi males mau keluar kamar."
"oh gitu,ya…haha"
"iya."
Bersama Sasuke, perjalanan aku pulang kerumah ternyata terasa lebih singkat. Obrolan kita padahal tidak ada yang lucu tapi menarik untuk dibicarakan lagi. Terlebih aku suka gaya logat bicaranya, seperti anak polos. Dia manis ^^
Beberapa menit kemudian, kami terpisah. Aku sudah sampai didepan dia tersenyum seraya melambaikan tangannya dari jalan di depan rumahnya. Suasana sepi. Aku memutar gagang pintu dengan pelan sambil mengucapkan, "tadaima…"
Tak lama sesudah aku mengucapkan salam, terdengar balasan dari arah dapur. Sepertinya itu bukan ibu yang membalas, melainkan saudara kembarku, Menma. Yap, Menma berjenis kelamin laki-laki. Meskipun aku yang lebih kecil umur darinya, dia lebih suka dipanggil "adik" dari pada "kakak". Aku melepas sepatu, berjalan menaiki tangga dan masuk kekamarku untuk mengganti baju. Setelah selesai, aku turun menuju dapur. Disana ada ayah, ibu, dan Menma yang sedang memainkan laptopnya.
"tumben pulang telat,Naruko?" Tanya ayah –Minato Namikaze- dengan Koran di kedua tangannya.
"ee… iya, Yah. Aku tadi disuruh sasori-sensei pergi ke ruang music."
"buat apa disuruh kesana?" Menma tiba-tiba nyambung. "Terserah !" ucapku sambil menjulurkan lidah kearah Menma. Menma langsung cemberut.
"sudah, ini sudah besar. Jadi tidak perlu lagi bersikap seperti anak kamu,Naruko." Omel ibu—Kushina Uzumaki. Aku paling muak kalo diomeli kayak begini.
"iya,iya bu…" akupun megambil sendok makan lalu menyuapkan nasi kedalam mulutku. Menu makan yang sederhana. Ada ikan salmon, nasi, sayur sup dan sashimi…
Ding dong
"ya ya tunggu sebentar."kata ibu sambil melepas celemeknya lalu pergi kearah ruang tamu disusul ayah. Disana kudengar ibu tengah bercakap-cakap dengan perempuan paruh baya. Yah mungkin itu teman lama melahap makananku dengan cepat kemudian membereskan piring-piring kotor yg berada dimeja makan.
"siapa sih, yang datang malam-malam gini?merepotkan saja."Tanya Menma. jari-jarinya tak bisa berhenti memencet tombol –tombol yang berada di keyboard laptop itu.
"ya.. siapa tau itu Chitanda Eru." Jawabku ngasal.
"iya, ya. Siapa tau yang datang itu chitanda eru.." jari telunjuknya iya ketukkan beberapa kali di dagu nya. "mungkin saja kalau datang dia aku langsung mandi dan berdandan sekeren mungkin." "pfft. Mulai.. ngayalnya jangan ketinggian, ntar jatuh gimana?"
"nyahahahaha, sekali-sekali berfikir imajinatif, Naruko! Ayam aja bisa ngayal, masa kamu nggak?"
"URUSAI!"teriakku.
aku tahu, kalau aku dan Menma masih bersikap seperti anak kecil dirumah, aku bisa tertawa selepas mungkin dengannya, tidak ada orang lain yang bisa mengalahkan rasa sayangku padanya sebagai seorang saudara. hm, jika kalau ada pemuda lain selain Menma yang mirip sikapnya, mungkin saja aku jatuh cinta pada pemuda itu. hahaha
satu pukulan mendarat dilenganku. Meskipun sakit,aku sudah terbiasa dengan pukulan ini dan pasti yang memukulku ini Menma. Sangat tepat. "hoi, ngelamun terus!" Menma mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajahku. "paan sih, udah ah…"ucapku berlalu didepan Menma, aku langsung berjalan kearah ruang tamu, yah, sebenarnya Cuma mau ngintip saja, siapa tamunya.
ketika aku berdiri dibalik shoji (*) aku menunduk dan menyipitkan mata didekat celah antara shoji dengan pemuda berambut Biru tua ada disana…
"mungkinkah itu…"
Seketika shoji didepanku bergeser dengan cepat, menampakan sosok pemuda yang telah menemaniku pulang sekolah tadi.
dheg! Sasuke?!
"hn yo. "sapa sasuke tiba-tiba. "a-aah malam-malam dirumahku?" "aku? Aku dipaksa Ibu kesini." Katanya sambil melipat tangan di dada. "oh begitu,ya…"responku lalu membalikkan badan, hendak menuju ruang keluarga untuk menonton TV tapi…
Tanganku tiba-tiba digenggam Sasuke.
langkah kakiku otomatis berhenti dan sontak aku menoleh kearahnya. Ini memang sulit dijelaskan, namun ketika ia menggenggam tanganku seperti ini aku merasakan getaran disini, didada sebelah kiriku, tepat dijantung.
"etto…"
"nande?"tanyaku berusaha menyembunyikan kegugupanku.
Aku tak bisa menatap matanya reflex ketika aku menoleh kearah lain untuk menghindari tatapan itu.
"EHEMM!" Sasuke tiba-tiba melepas genggamannya, dibalik Sasuke kulihat Menma berdiri seraya menggepalkan tangan didepan mulut, berpura-pura batuk. "wah, wah wah…"Menma mengacak pinggang,menggelengkan kepalanya beberapa kali secara vertikal. "kalau mau pacaran jangan didepan shoji! Memalukan saja!"
"apa maksudmu pacaran didepan shoji?!" tanyaku dengan nada agak meninggi. Bersamaan dengan kalimat terakhir itu, jantungku rasanya mau copot. kualihkan pandanganku kearah Sasuke yang sedang mengibas-ngiskan tangannya sambil nyengir kikuk dihadapan Menma.
"ho?"Menma menaikkan alisnya sebelah."kupikir begitu,hahaha"
"ngapain ketawa,baka?!"
"nggak kok!"Menma berlalu menuju kamar.
[[Skip Time]]
"apa? Ayah dan ibu akan keluar kota selama seminggu? Merepotkan." Kata Menma sedikit kesal, "merepotkan sekali!" lanjutnya sambil menyalakan laptop.
"apa masalahmu, Men-chan?" Tanyaku sedikit melirik wajahnya yg terpaku pada layar monitor. Ibu dan ayah menghela nafas.
"Cuma seminggu,Menma." Ucap ayah mengacak rambut hitam Menma, lalu mengambil koper disamping meja makan.
"tapi,Kan,Yah? Kuota ku tinggal sedikit."
"ya nanti ayah yg belikan."
"sip!" Menma mengacungkan jempol. Ayah dan ibu akan berangkat ke bandara 2 jam lagi. Sedangkan perjalanan kebandara menghabiskan waktu sekitar 1 jam. Ayah bilang, Sasuke akan menginap dirumah ini selama seminggu penuh karena Ayah dan Ibu nya juga akan keluar kota bersama ayah dan ibu. Aku juga boleh mengajak teman-teman datang menginap kerumah. Kurasa minggu ini menyenangkan …
[[dibandara]]
"jaga diri kalian," ibu mengecup jidatku beberapa saat.
"Menma, lindungi saudaramu,oke?"
"oke, aku akan melindunginya."
"aku mengandalkanmu, Menma."
"baik."
suasana dibandara begitu ramai. Aku, Menma dan Sasuke datang kebandara untuk mengantar orang tua kami masing-masing. Langit begitu cerah, kurasa tak ada hambatan sedikitpun untuk penerbangan hari ini. Masih tersisa 1 jam lagi untuk berangkat. Kami menghabiskan waktu sekitar 15 menit untuk makan siang bersama di sebuah restoran. Setelah itu kami berpamitan dan pulang dengan menaiki mobil pribadi ayah. Kupikir, tidak ada salahnya mengajak beberapa teman-teman untuk menginap dirumah, tapi masalahnya, Menma tak mengizinkanku. Dia memang egois. Tapi tak apalah Masih ada Sasuke.
"ano, Naruko?" panggil Sasuke ketika sampai dirumah.
"ada apa,ya?" aku melirik Ryuu sedikit dari sofa.
"em, dimana aku bakalan tidur?"
"dikamarku saja, Ryuu." Jawab Menma tiba-tiba.
"kita bisa membahas soal kesenangan kita nanti malam sampai pagi."
"apa maksudmu kesenangan, Menma?" Sasukw bertanya kepada Menma sambil memiringkan kepala sedikit. Waa! Dia kawaii! "misalnya soal game, atau yang lain?"kata Menma melepas headshet, ia lingkarkan di lehernya. Sasuke mengangguk mengerti.
Tidak lama Sasuke bisa akrab dengan Menma. Mereka sudah terlihat seperti saudara sekarang. dengan laptopnya, Sasuke dengan gitarnya. Terlebih ketika malam menjelang, mereka sering nongkrong di balkon kamar seraya memainkan gitar dan bernyanyi bersama. Aku akui, suara Sasuke memang sangat bagus. Tapi karena itu juga aku semakin gugup jika berada didekatnya. Semakin lama rasa ini semakin besar, getaran ini semakin kuat. Ketika aku menyadari, ini adalah yang dinamakan cinta pertama.
Sore hari, aku duduk dibangku yang terletak dibawah pohon. Pekarangan sepi dan angin sepoi-sepoi berhembus menerbangkan beberapa daun kering yang telah gugur. Aku mendongak keatas, menataplangit berhiasi warna jingga dan biru. Aku kangen ibu dan ayah. Kira-kira apa ya,yang dilakukan mereka disana?
petikan-petikan gitar itu terdengar. Tapi tidak berasal dari balkon kamar Menma. Hari ini Menma piket kelas jadi pulang terlambat. Hembusan angin menerpa wajahku, hembusan ini sedikit mengibaskan rambutku yang sudah agak panjang.
"ngapain diluar segini hari? Ntar kedinginan lho." ujar seseorang dari belakangku. Aku menoleh kebelakang. Ternyata orang itu adalah Sasuke yang sedang berjalan kearahku.
"em, Cuma nyari udara segar?" jawabku tersenyum kikuk. Ia mengambil tempat disampingku seraya memainkan gitarnya.
"nggak keberatan,kan kalau aku bermain disini?"
"nggak kok."
"baiklah…aku mulai."
gitar mulai dimainkan, jari jemarinya dengan lihai memetik senar-senar yang terdapat pada instrument itu. Sepertinya aku mengenal nada yang ia mainkan…
"When you here beside of me," Ia mulai mengangkat suaranya, dengan nada terpejam, ia bernyanyi sambil memainkan gitar tidak, dia menyanyikan lagu kesukaanku. Kalau begini jadinya, aku tidak tahan lagi.
" you always make me complete. Your pretty look so beautiful when you here in front of me… haa haaa…." Dia bernyanyi dengan merdunya, mungkin wajah ini sudah merona seperti tomat. Sinar matahari sedikit menyinari wajahnya, yang menurutku membuat makin jelas wajahnya yang cute. Jantung ini terus berdegup dengan kencang, nafasku tak aku terlihat baik-baik saja?
"Naruko? daijobu desuka?" "ha-ha'I, daijobu. Em, Sasuke.." "ya?" "a-apa aku boleh.. bernyanyi denganmu?" "douzo, dengan senang hati, Naruko" ^^
"Stay with you make me comfort you hold my hand and kiss my lips oh baby please don't go i can't live without you here"
"woaa.. suaramu bagus juga nico! Aku nggak nyangka."
"a-apa terlihat begitu?"
"tentu begitu berarti kau bisa bernyanyi di reff nya dong?" "iya, aku -ngomong, thanks"
"masama."
"Calm down, i will never let you go i'll be patient to wait you here with me "
"Baby baby don't you cry, remember me when you feel alone we have to stick together and forever (forever) and i'm here missing you always thinking of you, because tonight i wish you were here Stay with you make me comfort You hold my hand and kiss my lips Oh baby,, please don't go"
Clap clap clap clap!
Tepukan tangan seseorang terdengar dari atas pohon. Kami sontak mendongak keatas, ingin mengetahui siapa orangnya.
"hai!"
rambutnya berwarna Merah Maroon, dengan iris mata Hijau pudar. Tubuhnya tinggi dan memiliki bakat memainkan piano. Dia juga murid terpintar disekolah yang memiliki IQ lebih dari 190. ketua osis Konohagakuen, Sabaku no Gaara .
"konbawa, ne naruko-chan. Duet kalian sangat bangus." Pemuda itu menyapaku, lalu melirik Sasuke sedikit. "ne, makasih Gaara…"jawabku dengan pipi sedikit merona.
"oh kamu murid baru itu,ya? Siapa namamu? Aku lupa." Tanya Gaara pada Sasuke, Sasuke tersenyum seraya mengulurkan tangan ke Gaara. "namaku Sasuke. salam kenal."
Ntah firasatku benar apa salah, tapi aku merasakan sesuatu yang tidak enak diantara mereka berdua. Seperti semacam dinding besar?Ntahlah. Kalau Menma dengan Sasuke sih, firasatku beda. Apa mungkin aura nya Gaara? hm, padahal mereka keliatannya baru kenal.
Gaara hanya menatap sebentar uluran tangan Sasuke tanpa berjabat tangan. Ia memasukkan kedua tangan disaku celana uluran tangan Sasuke tidak dibalas juga, Sasuke memilih untuk membawa gitarnya menjauh dari Aku dan Gaara. 'ada apa ini maksudnya,Gaara?' Aku bertanya-tanya dalam hati.
"Apa yang dilakukan makhluk itu disini?" Tanya Gaara menatap punggung Sasuke yang menjauh. "Dia nginap disini. Emangnya kenapa?"
"Menginap disini?"
"Iya,'kan udah kubilang…"
"oh"
"em, apa yang kau lakukan disini? Bukannya kau sibuk dengan osismu?"
"ya, Aku cuma kebetulan lewat sini."
"kebetulan?" Tidak mungkin hanya mungkin dia sampai naik keatas pohon didekat pekarangan rumahku. Itu tidak masuk akal. Apa yang dilakukan Gaara disini? Aku menatap serius kedua iris hijau itu.
Dia memalingkan muka.
"Jaa, matta ne Naruko-chan" dan dia tiba-tiba mengucapkan pamit? Apa-apaan itu? Dengan rasa bingung, aku membalas lambaian tangannya ketika ia sudah berada agak jauh dariku. Gaara berbeda, tidak seperti biasanya. . . . . Jika aku memandang kelangit, hanya langit biru gelap dimataku. Tiada bintang, tiada bulan. Dan juga awanpun tidak terlihat. Jangkrik mulai berbunyi ditengah kesunyian malam. Aku beranjak dari tempatku menuju kedalam rumah dengan langkah santai. "I wish you were here." Lagu favoritku. Siapa sangka? Lagu itu dinyanyikan oleh Sasuke?duet denganku lagi. Ah, hari ini aku senang sekali. Jarang-jarang aku bisa duet sama cowok manis itu…
"kenapa sih, senyum-senyum mulu?" Menma tiba-tiba bertanya, mengagetkanku. Sejak kapan dia pulang? "e-eh? Nggak apa-apa kok…Cuma seneng aja."
"karena Gaara datang,kan?" kata Sasuke.
"bukan kok bukan…"Ujarku.
"… begitu."
Sasuke berlalu kekamarnya dengan cepat. Aaah, apa yang harus kulakukan? Apa dia marah atau salah paham? Tidak-tidak-tidak! Aku jangan beranggapan terlalu jauh begitu, dilihat dari sikapnya selama ini padaku, kelihatannya dia tidak mempunyai rasa apa-apa padaku… apa mungkin ini gara-gara Gaara? Masuk akal juga,sih. kemungkinan besar benar.
Ini cinta pertama. Aku tau itu, teman-temanku sering membahas soal cinta. Cinta pertama… sesuatu yang seperti mutiara kecil yang harus dijaga. Rasa ini baru muncul beberapa hari yang lalu tapi..rasa ini terus tumbuh, cepat sekali. Apakah Sasuke pernah merasakan hal yang sama sepertiku? Aku ragu dengannya. Namun lebih baik aku menanyakannya dulu.
"Men-Chan?" panggil ku dari sofa. Menma berada beberapa meter dariku. Sepertinya ia sedang memperbaiki sesuatu. "jangan ganggu aku. Aku sedang sibuk."ujarnya tanpa menoleh bangkit menuju tempatnya berada.
"Men-chan…"
"hm? Ada apa? Aku sudah bilang,'kan? Jangan ganggu aku dulu. Aku lagi sibuk nih!" sepertinya dia tidak ada rasa untuk , kalo nggak mau.
"padahal aku mau nanya soal cinta…"gumamku pelan. Tiba-tiba Ia menoleh kearahku dengan penuh perhatian.
"apa kau bilang? Cinta?"
"iya, apa kau pernah merasakannya?"tanyaku lesu.
"pernah," jawabnya sedikit malu, ia tersenyum dan menatap lurus kedepan.
"rasanya seperti jantungmu akan copot dari tempatnya… kau akan gugup, dan merasakan panas disekitar wajahmu." lanjutnya menoleh kearahku dengan penuh perhatian.
Tak kusangka, ternyata dugaanku salah, ternyata Dia sudah lebih dewasa dariku. Siapa ya, gadis yang beruntung udah bikin saudaraku ini jatuh cinta?
"ternyata Men-Chan udah lebih dewasa,ya dariku…" "ahahaha, bagaimana denganmu, Naruko?" "nggak tau… tapi aku yakin, aku sudah menemukan first love ku sekarang."ucapku sedikit tersipu malu dan tersenyum kearahnya.
"biarku tebak, lelaki yang beruntung itu pasti Gaara,kan? Benerkan? Dia Gaara?" " Dia…"
"aaah, kamu orangnya begitu sih, nggak mau terus deh, besok sekolah. Tidur sana."
Aku beranjak dari tempatku, menuruti perintahnya. "oyasuminasai." Ucapku. "mimpi indah, Naruko…"
dan akhirnya sebagai penutup hari ini, aku melewati Malam dengan Mimpi yang menyenangkan dikamar tidurku yang bernuansa Jingga lembut.
TBC
RnR ya?
Jangan jadi silent aja -3-
