My Bestfriend's Brother

.

Main Pair: WonKyu

.

Other pairs: YunJae, KangTeuk

.

Summary:

Kau masih terlalu kecil untuk mengerti soal cinta. Perjalananmu masih panjang. Aku yakin perasaanmu itu hanyalah perasaan kagum yang berlebihan. Kau bahkan tidak tahu cinta itu apa." Kyuhyun memberikan pengertian dengan hati-hati agar adik kecil sahabatnya itu mengerti tanpa tersinggung oleh perkataaannya.

.

ooo

.

"Dasar laki-laki brengsek, tidak tahu terima kasih, bajing*n, tidak tahu malu. Pergi kau ke neraka! Hiks." Terdengar suara umpatan dari kamar mandi yang sedang diketuk dengan 'sangat berperasaan' oleh Jaejoong.

Lima menit habis dengan sia-sia. Orang yang sedang mengomel atau yang lebih tepat adalah tengah menyumpah-nyumpah disela-sela tangisnya. Jaejoong belum menyerah, dia masih terus mengetuk pintu kamar mandi yang dikunci dari dalam oleh seorang manusia yang sedang dirundung patah hati tingkat berat. Benar-benar berat.

"Sudahlah Jae. Aku sedang ingin sendiri. Biarkan aku sendiri untuk meratapi kebutaan mataku karena cintanya yang ternyata palsu itu. Aku benar-benar bodoh, Jae. Dasar bajing*n kau. Semoga kau mati membusuk di neraka sana." Seru si penyandera kamar mandi tak kalah keras dengan suara ketukan pintu Jaejoong yang kian tak menentu.

TOK TOK TOK!

"Oh Tuhan. Cepat keluar dari sana, atau aku akan panggil Pak Kim untuk mendobrak pintu sialan ini." Jaejoong menggeram frustasi.

"Tidak akan. Ratapanku untuk pria brengsek itu belum selesai, Choi Jaejoong. Aku akan keluar bila kurasa sudah cukup!"

"CHO KYUHYUN!" Jaejoong sudah benar-benar marah kali ini, segera dia meninggalkan ruangan itu untuk memanggil Pak Kim, supir pribadinya.

Cho Kyuhyun, seorang penulis novel terkenal yang baru saja menemukan kenyataan pahit tentang pacarnya yang ternyata berselingkuh dengan lawan main di film terbarunya. Dan Kyuhyun, sebagai orang yang keras kepala, egois dan hanya memetingkan novelnya itu, merasa bahwa harga dirinya benar-benar terluka. Dan sekarang sang penulis novel patah hati ini ingin menghabiskan waktunya seharian hanya dengan meratap, mengumpat, mengejek, mengomel, mengutuk dan membakar semua fotonya bersama Changmin, si pria brengsek yang sudah berani melukai harga dirinya.

"Shim Changmin. Aku bersumpah aku akan menyakitimu hingga tujuh generasimu di kehidupan selanjutnya. Akan kupastikan kau merasakan hal yang lebih jauh menyakitkan dari yang telah kau lakukan. Kau dengar aku, Brengsek!" Menyeramkan bukan?

Ceklek! Pintu terbuka, Jaejoong masuk dengan tatapan yang berapi-api. Hilang sudah kesabarannya hari ini. dia harus melakukan sesuatu untuk membuat sahabat bodohnya ini sadar bahwa hal yang dilakukannya ini tidak ada gunanya.

"Cepat bangun! Ayo keluar dari kamar mandi sialan ini, Cho!" Jaejoong mencengkram bahu Kyuhyun sedang duduk dengan figura Changmin berada dihadapannya.

Gila!

Kyuhyun hanya diam tanpa melawan, sekeras apapun Kyuhyun menolakpun tak akan berguna bila sudah berhadapan dengan Choi Jaejoong, sahabatnya sejak junior high school sampai saat ini. Kyuhyun masih tersedu-sedu saat Jaejoong mendudukkannya di sofa dihadapan tempat tidurnya. Dia mendengar langkah Jaejoong yang meninggalkan kamarnya.

Kyuhyun dengan setengah memejamkan mata meraih tisu diatas meja lalu mendongakkan kepalanya saat seseorang meletakkan segelas air putih dihadapannya. Kyuhyun mengelap sisa air mata dengan tisu ditangannya. Jaejoong menatap Kyuhyun seakan Kyuhyun telah melakukan kesalahan yang tak dapat dimaafkan oleh seluruh dunia. Jaejoong maju beberapa langkah dan berhenti tepat dihadapan Kyuhyun.

"Hei, Cho Kyuhyun. Bangun! Kau benar-benar terlihat kacau." Ucap Jaejoong sambil menekankan jari telunjuknya di kening Kyuhyun.

Kyuhyun berkedip, tidak mengerti. 'Apa aku sedang tidur saat ini? Apakah aku sedang pingsan? Jadi ini mimpi?' ujar Kyuhyun dalam hati. Jaejoong menggelengkan kepala saat menyadari bahwa otak sahabatnya ini memang sudah berhenti bekerja hanya gara-gara rasa patah hatinya yang terlalu berlebihan.

"Kyu! Ayolah. Sadarlah, yang kau lakukan sepanjang hari ini sama sekali tidak berguna dan sangat bodoh. Kau dengar aku? B.O.D.O.H." Jaejoong mencengkram bahu Kyuhyun saat dia sama sekali tidak mendapatkan respon yang dia inginkan.

Apa orang yang dihadapannya ini benar-benar Kyuhyun yang dia kenal selama delapan belas tahun ini? It's so not Kyuhyun. Menangis hanya karena patah hati itu bukanlah cara Kyuhyun mengekspresikan dirinya. Kyuhyun bahkan tidak akan terpengaruh jika pacarnya memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Tapi kali ini kenapa Kyuhyun berubah menjadi seperti orang gila?

"Dia pantas mendapatkan kutukanku Jae. Pria brengsek itu ternyata menipuku. Dia memanfaatkanku. Oh Tuhan Jae, bisakah kau membayangkan saat pacarmu yang telah kau biarkan tinggal di apartemen milikmu selama dua tahun, mengkhianatimu dengan perempuan penggoda murahan yang bahkan tidak lebih hebat dariku. Shim Changmin, Brengsek!" Entah sudah keberapa kalinya Kyuhyun mengumpat saat dia teringat nama Changmin.

"Ya tentu dia pantas mendapatkan kutukanmu. Tapi tidak dengan kau yang hanya mengumpat dan mengomel tidak jelas dikamar mandi dengan figura Changmin berada dihadapanmu. Itu saja tidak cukup, Cho Kyuhyun! Kau harus melakukan hal yang lebih dari itu."

"Oh Jae! Seandainya aku tahu bagaimana caranya, tentu saja akan aku lakukan." Kyuhyun menutup wajahnya deng kedua telapak tangannya.

Kyuhyun masih tidak habis pikir, benar-benar tega Changmin menduakannya. Padahal tiga hari yang lalu mereka masih baik-baik saja dan mereka juga masih bercumbu didepan TV. Di sofa tempatnya duduk saat ini. Jari-jari tangan Kyuhyun menelusuri sofa yang didudukinya. Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar, apartemen ini sudah berisi begitu banyak memori mereka. Dapur, ruang TV, ruang tamu, kamar mandi dan... kamar tidur adalah saksi bisu dari kenangan-kenangan yang telah mereka lewati selama dua tahun ini. Kyuhyun tersenyum getir sambil memegangi dadanya yang mulai sesak karena menahan tangis.

"Usir dia." Ucap Jaejoong datar.

"Baiklah. Ay—W—what? Usir dia? Kau serius, Jae?" Tanya Kyuhyun sambil menatap horror ke arah Jaejoong.

"Ya, tentu saja. Memangnya ada apa dengan ide itu? Ini kan memang apartemen milikmu. Bahkan dia tidak menyumbang uang satu won pun saat kau membelinya." Jaejoong mengangkat bahu tidak acuh.

Kyuhyun mengedipkankan matanya berusaha menyerap apa saja yang telah dikatakan Jaejoong padanya. Kyuhyun menggigit bibir bawahnya. Apakah ini tidak terlalu bertentangan dengan toleransi sesama manusia? Tapi jika mengingat semua kelakuan pria brengsek itu padanya, ubun-ubun Kyuhyun terasa mendidih dan akan meledak saat itu juga. Oh persetan dengan toleransi sesama manusia! Pria brengsek itu pantas mendapatkannya.

Kyuhyun tersenyum licik sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya sebelum berkata, "Ya, tentu saja Jae. Aku pikir kau harus mengajariku bagaimana cara mengusir yang baik dan benar."

Jaejoong melongo. Kemana Kyuhyun yang polos dan baik hati tadi? Jaejoong mengendikkan bahu tidak peduli. Yang penting sekarang dia harus menjalankan misi mereka untuk mendepak Shim Changmin dari apartemen Kyuhyun.

"That's my girl. Ayo sini aku akan mengajarimu." Ujar Jaejoong sambil menarik tangan Kyuhyun.

Maka terdengarlah suara grabak-grubuk yang begitu random yang terkadang di bumbui dengan omelan Jaejoong dan beberapa tambahan umpatan dari Kyuhyun. Dan empat puluh tujuh menit kemudian, kedua sahabat itu sudah duduk di sofa sambil menonton TV. Kyuhyun meminum jusnya sambil melirik kearah tumpukan kardus yang ada di depan pintu apartemennya.

"Aku tidak menyangka jika barang si pria brengsek sebegitu banyaknya di apartemenku ini. Tsk!" Kyuhyun menggerutu kesal.

"Apa yang kau harapkan dengan gerutuanmu itu, Kyu? Kau telah dibutakan oleh cinta palsunya. Aku tidak menyangka jika kau bisa menjadi begitu bodoh." Kata Jaejoong sambil memutar matanya malas.

Kyuhyun mendesis dan menghempaskan tubuhnya di sandaran sofa saat telepon genggamnya bergetar. 'Siapa lagi yang ingin mengganggu hariku yang buruk ini?' gerutu Kyuhyun dalam hati. Tentu tidak akan menyenangkan bila Kyuhyun menghabiskan hari buruknya ini dengan gerutuan, kan? Dengan malas Kyuhyun meraih ponselnya dan melihat nama yang berkedip dilayar. Siwon. Tanpa sadar Kyuhyun melirik kearah Jaejoong yang tengah menikmati tehnya dengan gugup.

'Bloody hell. Apa lagi ini?!'

"Yeobseo."

"Noona, kenapa lama sekali mengangkat teleponku?" suara rengekan Siwon terdengar dari seberang sana.

"Aku sedang sibuk, wahai Choi Sajang. Ada perlu apa?" ujar Kyuhyun dengan suara yang sedikit melembut.

"Apa Jaejoong ada disana?"

"Ya, dia ada disini. Kenapa?" Kyuhyun melirik kearah Jaejoong yang kini menatapnya, penasaran.

"Katakan padanya aku akan menjemputnya sebentar lagi. Aku yakin dia pasti tidak sadar jika Pak Kim sudah pergi dari apartemenmu untuk menjemput Appa di bandara. Ya, kan?" kata Siwon dengan nada yang mengejek.

"Oh, ya baiklah nanti aku sampaikan. Dan sepertinya kau benar soal itu, dia lupa tentang Samcheon yang akan kembali hari ini." Timpal Kyuhyun sambil menahan tawanya yang sudah siap meledak.

"Bye, Noona."

"Dahhh."

"Oh Shit! Aku benar-benar melupakan itu." Umpat Jaejoong setelah mendengar ucapan Kyuhyun barusan.

Kyuhyun menatap Jaejoong dengan perasaan bersalah. Ini salahnya, kan? Jika dia tidak mengurung diri dikamar mandi saat Jaejoong datang tadi tentu tidak akan seperti ini kejadiannya.

"Maafkan aku, Jae. Ini salahku." Ucap Kyuhyun tulus sambil menggenggam tangan Jaejoong.

"It's okay, babe. Appa pasti akan mengerti. Disamping itu, Umma dan Minho pasti ikut Pak Kim menjemputnya dibandara. Dia akan mengerti." Jaejoong tersenyum tulus.

Kyuhyun membutuhkannya saat ini,well, lebih tepatnya beberapa jam yang lalu. Karena bila dilihat dari wajahnya sekarang dia sudah tampak tercerahkan dan jauh lebih baik dari keadaannya tadi. Kyuhyun bergeser dan memeluk Jaejoong, dia sangat berterima kasih pada sahabatnya ini. Jika tidak ada Jaejoong, mungkin dia masih akan terpuruk hanya karena Pria Brengsek itu. Tepat setelah mereka melepaskan pelukan, bel berbunyi.

"Biar aku buka, itu pasti adikmu." Kyuhyun mengedipkan sebelah matanya.

'And here we go, ini dia anak laki-laki pertama dari keluarga Choi. Choi Siwon, lengkap dengan kadar keseksian yang sudah melebihi batas aman.' Gumam Kyuhyun dalam hati sambil bergegas membuka pintu.

Disana sudah berdiri seorang pria tinggi, dengan wajah sempurna tanpa cela dan sedang tersenyum lebar kearah Kyuhyun. Dia mengenakan setelan jas hitam dengan kemeja biru langit didalamnya, tanpa dasi. Oh my God, jangan lupakan dua kancing yang terbuka, menampakkan sedikit bagian dari dada bidangnya yang begitu mengesankan. Kyuhyun menelan ludahnya saat melihat Siwon di hadapannya. Dia berusaha dengan keras untuk membalas senyum Siwon. Tapi dia malah beku ditempatnya hanya menatap –lapar – kearah Siwon yang sedikit bingung dengan kelakuan Kyuhyun.

"Noona, Ad—"

"Yah! Apa yang kalian lakukan disana? Cepat masuk." Suara teriakan Jaejoong dari ruang TV memotong ucapan Siwon dan mengembalikan Kyuhyun kedunia nyata.

Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya cepat, lalu mengatakan, " Eumh, maaf! Ayo masuk, Siwon."

Siwon masuk sambil melirik sekilas ke arah tumpukan barang yang berada tidak begitu jauh dari pintu. Siwon berhenti sebentar menunggu Kyuhyun menyamakan langkah mereka. Siwon penasaran.

"Noona, mau pindah dari sini? Kemana?" tanya Siwon sambil menunjuk kearah tumpukan barang.

"Aniyoo. Itu milik Pria Breng—Eh itu milik temanku." Ralat Kyuhyun cepat.

Oh Shit! Tentu dia tidak ingin jika adik sahabatnya ini mengetahui kenyataan bahwa Kyuhyun yang berada dihadapannya ini baru saja dikhianati dan berniat mengusir si Pria Brengsek. Siwon hanya mengangkat bahu dan mengangguk tanpa mengatakan apapun.

"Jaejoong! Ayo pulang. Kau harus mempersiapkan diri untuk kemarahan Appa." Teriak Siwon sambil tersenyum mengejek.

"Yah! Dasar adik kurang ajar. Panggil aku Noona, aku lebih tua darimu bodoh." Cecar Jaejoong sambil melayangkan pukulan ke lengan Siwon yang sudah meringis kesakitan.

Kyuhyun hanya tersenyum melihat pertengkaran kakak adik yang satu ini. Ini sudah menjadi tontonan rutin bagi Kyuhyun jika Jaejoong dan Siwon sudah bertemu. Mereka selalu bertengkar karena Jaejoong tidak terima saat Siwon tidak memanggilnya dengan embel-embel noona. Jaejoong sering protes pada Siwon karena adiknya itu malah memanggil Kyuhyun dengan sebutan itu. Kyuhyun pun tak jarang menghadapi gerutuan Jaejoong soal itu.

"Noona, Apa yang sedang kau pikirkan?"Siwon sudah berdiri dihadapan Kyuhyun yang tanpa sadar sudah melamun.

"Oh, tidak ada." Jawab Kyuhyun, gugup.

"Baiklah. Ayolah Jae, kita pulang. Oh ya, Noona, Appa mengajakmu untuk makan malam bersama kami nanti malam."

"Benarkah? Kok aku tidak diberitahu, seharusnya aku saja yang menyampaikannya. Kau sangat menjengkelkan Choi. Kyu aku pulang ya!" Teriak Jaejoong kesal sambil memeluk Kyuhyun cepat, lalu segera keluar dari apartemen Kyuhyun tanpa menunggu Siwon.

"Kau juga seorang Choi, babe." Ucapan Siwon dijawab dengan suara bantingan pintu. Siwon terkekeh puas.

"Kau membuatnya kesal lagi, Siwon." Kyuhyun melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Benarkah?" gumam Siwon sambil menatap lurus kearah Kyuhyun.

Kyuhyun gelagapan, mata itu seperti menelanjanginya hanya dengan tatapan tajamnya itu. "Apa begitu sulit untukmu memanggilnya dengan sebutan Noona?" Tanya Kyuhyun, sedikit hati-hati.

"Tidak. Aku tidak ingin memanggilnya dengan sebutan itu. Karena dengan memanggil namanya aku merasa lebih dekat dengannya. Dan aku akan terlihat sama dewasanya dengannya. Aku ingin mengimbanginya. Bukankah kata 'Noona' memberikan sedikit jarak? Dan aku tidak ingin aku memiliki jarak itu dengan Jaejoong. Aku pulang dulu. Dan jangan lupa nanti malam, Noona." Apakah Kyuhyun yang salah dengar atau suara Siwon yang bermasalah? Tapi Kyuhyun mendengar dengan jelas saat Siwon memberikan sedikit penekanan pada kata 'Noona'.

Oh Tuhan! Ada apa dengan 'Noona'? Kenapa tiba-tiba saja Kyuhyun begitu membenci kata itu. Kyuhyun mengangkat wajahnya, menatap kosong kearah pintu yag baru saja ditutup oleh Siwon.

ooo

Flashback*

"Kyuhyun, Aku mencintaimu." Siwon mengatakan itu saat mereka berada dihalaman belakang rumah keluarga Choi.

Kyuhyun menganga, antara kaget dan geli. Kyuhyun menatap kearah Siwon yang sedang menunduk lengkap dengan semburat merah di kedua pipinya yang putih. Siwon memainkan ujung kemejanya dengan gugup.

"Hey, Siwon. Kau kelas berapa sekarang?"

"Tahun kedua Junior High School."

"Oh, aku mengerti. Kau masih terlalu kecil untuk mengerti soal cinta. Perjalananmu masih panjang. Aku yakin perasaanmu itu hanyalah perasaan kagum yang berlebihan. Kau bahkan tidak tahu cinta itu apa." Kyuhyun memberikan pengertian dengan hati-hati agar adik kecil sahabatnya itu mengerti tanpa tersinggung oleh perkataaannya.

Siwon mengangkat kepalanya, menatap lurus kearah Kyuhyun. Tatapannya terlihat terluka. Siwon tidak terima jika dikatakan dia tidak mengerti cinta itu apa. Tentu dia tahu cinta itu apa.

"Siwon kamu masih terlalu kecil untuk mencintai seseorang. Apa kau yakin jika aku adalah orang yang akan benar-benar kau cintai? Kau harus memikirkan itu dengan baik. Kau bahkan baru berumur 14 tahun. Aku yakin ini hanya cinta monyet. Disamping itu, aku ini noona-mu Choi Siwon. Sama seperti Jaejoong. Aku yakin suatu hari nanti kau akan menemukan cinta sejatimu." Kyuhyun menggenggam tangan Siwon sementara tangannya yang lain menepuk lembut atas kepala Siwon yang hanya diam membisu.

Apakah Kyuhyun menyakitinya? Oh tidak!

"Begitukah? Perasaanku ini akan hilang seiring waktu, apakah itu yang kau maksud?" Suara Siwon terdengar begitu dingin ditelinga Kyuhyun. Bagaimana mungkin seorang bocah berumur dua belas tahun bisa menjadi begitu dingin.

"Ya tentu saja, Siwon. Aku yakin suatu hari nanti kau akan mendapatkan lebih dari ini. Kita memiliki jarak yang tidak mungkin dilampaui. Ah sudahlah kau tidak akan mengerti." Kyuhyun terkekeh sambil melangkah meninggalkan Siwon dihalaman belakang.

'Persetann dengan jarak!'

ooo

"Wonnie, ada telpon untuk mu!" Teriakan Jaejoong menggema di ruang keluarga.

Kangin dan Minho yang sedang bermain catur melotot kesal kearahnya, sementara Jaejoong mengabaikan tatapan itu dengan kembali ke sofa yang ada di depan TV dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat terganggu tadi, menonton drama kesukaannya.

"Siapa, Jae?" tanya Leeteuk, sang umma yang baru saja bergabung dengannya dengan sepiring buah apel siap santap.

"Molla." Jawab Jaejoong tak acuh.

Siwon yang baru saja turun bergegas menuju meja telepon dan duduk dikursi yang ada disana.

"Yeobsseo."

"Siwon. Kenapa kau tidak mengangkat ponselmu? Kau membuatku gila." Terdengar suara rengekan kesal dari seberang telepon.

"Oh, Sorry sweetheart. Aku lupa dimana aku meletakkannya. Ada apa, Kibum? Tidak biasanya kau mencariku di jam-jam seperti ini."

"Aku ingin bertemu denganmu sekarang. Ada yang ingin ku bicarakan. Di Caffe biasa, aku tunggu kau dalam 20 menit Siwon. Dan ku harap kau datang." Kibum menutup telponnya secara sepihak tanpa menunggu jawaban Siwon.

"Aiiish!" Siwon menggeram.

Siwon mengacak rambutnya frustasi. Pasti ada yang salah dengan pacarnya itu. Siwon kembali kekamarnya dengan wajah tertekuk tanpa menghiraukan tatapan ingin tahu dari Leeteuk dan Jaejoong. Siwon melirik kearah jam tangannya. Dia masih punya waktu dua jam sebelum makan malam. Mungkin dia bisa menggunakan itu untuk menemui Kibum. Siwon segera meraih jaket, dompet dan kunci mobilnya. Lau dia kembali menuruni tangga dan menghampiri Leeteuk.

"Eomma, aku keluar sebentar ya. Aku akan kembali sebelum makan malam." Ujar Siwon sambil mencium pipi kanan Leeteuk.

"Jae, aku pergi dulu ya. Oh ya jangan lupa telepon Yunho untuk ikut makan malam bersama kita." Siwon mengingatkan.

"Ya aku tahu, Siwon. Dan aku mohon panggil aku Noona." Jaejoong mendengus.

"Hati-hati sayang." Pesan Leeteuk.

Siwon tertawa mengabaikan permintaan Jaejoong seperti biasanya. Setelah berpamitan pada Kangin dan adik bungsunya Minho yang masih serius bermain catur, Siwon pun meluncurkan mobilnya untuk menemui Kibum.

ooo

Kyuhyun duduk termangu dihadapan Laptop dengan layar Microsoft Word yang masih putih bersih tanpa satu pun huruf. Pikirannya melayang kembali ke masa delapan tahun yang lalu. Saat Siwon begitu manja padanya. Kyuhyun sering menginap dirumah Jaejoong karena tuntutan kuliah mereka yang mengharuskan dia dan Jaejoong jadi lebih sering meghabiskan waktu bersama. Pada saat itulah Kyuhyun bertemu langsung dengan adik Jaejoong yang selalu diceritakan kepadanya. Jaejoong bercerita tentang bagaimana Siwon yang selalu terobsesi dengan pelajaran sekolahnya, Siwon yang tidak pernah berolahraga, Siwon yang tidak pernah keluar rumah, Siwon yang hanya memiliki sedikit teman, Siwon yang aneh dan masih banyak Siwon yang lainnya.

Tapi saat Kyuhyun bertemu dengan Siwon, Kyuhyun tidak menemukan apapun kecuali murid junior highschool yang menarik, tampan, pintar dan menyenangkan. Dimana letak Siwon yang selalu diceritakan oleh Jaejoong padanya? Dia sama sekali tidak menemukan, ya kecuali kaca mata frame tebal yang seringkali dipakainya saat dia membaca buku. Tapi Kyuhyun malah menemukan itu seksi bukan aneh.

Kyuhyun masih ingat saat setiap Siwon pulang sekolah, dia akan langsung mencarinya dan bercerita tentang apa saja yang dialaminya saat dia disekolah tadi. Mulai dari nilai ulangannya sampai dengan beberapa surat yang ditemukan bersemayam di loker Siwon hari itu. Tapi Kyuhyun tidak menyadari jika kedekatan itu mempengaruhi perasaan Siwon yang saat itu masih dalam masa pubertasnya. Perasaan nyaman yang didapat Siwon dari Kyuhyun berubah menjadi cinta –itu anggapan Siwon tentu saja –. Kyuhyun terkikik saat mengingat pernyataan cinta Siwon yang sangat to the point. Dengan jarak umur mereka yang cukup jauh tentu saja Kyuhyun menanggapinya hanya dengan tertawa dan menyertakan beberapa penjelasan bahwa itu hanya perasaan sementara. Delapan tahun bukanlah waktu yang sebentar bukan. Dia sudah bisa disebut sebagai wanita dewasa saat Siwon menyatakan cinta monyetnya pada Kyuhyun saat itu. Dan tentu saja jaejoong akan mati berdiri jika dia mendapati adik kesayangannya yang berpacaran dengan sahabatnya sendiri. Kyuhyun bergidik jika mengingat imajinasinya tentang tanggapan Jaejoong jika dia mengetahui tentang hal itu.

Tapi lihatlah sekarang, Siwon yang dulu sangat jauh berbeda dengan Siwon yang sekarang. Sekarang Siwon adalah pria dewasa yang berumur dua puluh dua tahun. Sudah berhasil mengembangkan perusahaan keluarga mereka di bidang periklanan. Bahkan dia telah membuktikan kemampuannya dengan dinobatkannya perusahaan itu menjadi perusahaan iklan nomor satu di Asia. Bukan itu saja yang berubah, Siwon yang sekarang memiliki tubuh yang lebih tinggi darinya. Tubuh yang terjaga dan tentu saja memiliki bentuk yang sempurna, dada bidang dengan lengan yang berotot kuat. Jangan lupakan wajah tampannya yang semakin sempurna serta dua bonus dimples yang dapat membuat semua wanita jatuh dan tenggelam dalam pesonanya.

Satu yang Kyuhyun tahu bahwa kenyataan itu tidak akan mengubah apapun diantara mereka. Kyuhyun tetaplah seorang noona bagi Siwon. Dan itu tak akan pernah berubah. Kyuhyun tahu bahwa Siwon masih menganggapnya sebagai cinta pertamanya yang sebenarnya bukan cinta monyet seperti anggapan Kyuhyun. Tapi tetap saja itu tidak akan pernah mengubah pendirian Kyuhyun. It's final. Kyuhyun is his sister's best friend.

Kyuhyun menghembuskan nafas panjang. Sambil mengetuk-ngetukkan jarinya diatas meja. Dia melirik kearah layar laptopnya. Kosong. Percuma saja dia disini, ide itu tidak akan muncul bila seperti ini. mungkin dia butuh liburan setelah semua kejadian yang terjadi selama tiga hari terakhir ini. Mungkin dia bisa pergi ke Jeju island atau Nami island. Ya tentu saja itu adalah ide yang bagus. Dia membutuhkan suasana yang berbeda untuk menggali ide-idenya tentang novel terbarunya yang dijadwalkan terbit akhir tahun ini.

Kyuhyun beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju pintu dan mengamati barang-barang Changmin yang belum juga di ambil oleh si pemilik. Kepala Kyuhyun berdenyut saat mengingat kelakuan Pria Brengsek itu padanya. Sangat menyakitkan. Pria Brengsek itu pantas didepak keluar dari apartemen Kyuhyun. Pria yang tak tahu terima kasih.

Kyuhyun meraih ponselnya. Dia mencari nomor Changmin lalu menekan tombol hijau tanpa ragu.

"Halo, Changmin. Kapan kau akan pulang?"

"Oh hai sayang. Aku mungkin akan pulang agak malam."

'Cih! Menjijikkan sekali pria ini.' umpat Kyuhyun dalam hati.

"Oh tidak. Itu malah cukup bagus untuk kita. Karena aku akan makan malam dirumah Jaejoong. Oh ya, aku akan menitipkan sesuatu untukmu di lobi apartemen nanti. Jangan lupa kau ambil." Kyuhyun mengatakannya dalam satu kali jalan. Dia tidak ingin berlama-lama bicara dengan Pria brengsek tidak tahu malu itu.

"Oh aku suka kejutan, sayang." gumam Changmin dengan nada yang menggoda.

Oh sudah cukup Shim Changmin!

Kyuhyun langsung menutup teleponnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia sudah cukup muak saat mendengar suaranya, rasa muaknya bertambah saat dia mendengarkan semua perkataan Changming yang.. ya memuakkan.

Kyuhyun langsung berlari kekamar mandi saat jam menunjukkan angka lima. Dia harus segera bersiap-siap untuk pergi ke rumah Jaejoong sekarang. Jika tidak dia akan terlambat.

ooo

Kyuhyun baru saja memarkirkan mobilnya di halaman rumah keluarga Choi, tepat saat dia keluar dan menutup kembali pintu mobilnya, dia melihat mobil Siwon memasuki ruangan. Kyuhyun terpaku di tempatnya berdiri sekarang, Kyuhyun baru tahu jika Siwon memiliki Audi yang lain selain R8 kesayangannya.

Kyuhyun menatap wajah Siwon yang benar-benar kacau setelah dia turun dan berjalan mendekati Kyuhyun. Tanpa mengatakan apapun, Siwon menarik tangan Kyuhyun masuk kedalam rumah. Setelah mereka sampai diruang tamu Siwon menoleh sebentar kearah Kyuhyun dan tersenyum. Atau yang lebih tepat adalah menyeringai.

"Yah! Apa-apaan kau ini Siwon. Pergelangan tanganku sakit, apa kau tahu?" protes Kyuhyun sambil mengelus pergelangan tangannya yang sedikit memerah akibat cengkraman Siwon tadi.

"Tenang saja Noona. Aku yakin sakit itu sebentar lagi akan menghilang." Siwon berlalu meninggalkan Kyuhyun sendirian di ruang tamu.

Siwon menaiki tangga menuju kamarnya. Mood-nya sudah cukup buruk setelah pertemuannya dengan Kibum tadi. Ditambah lagi dia masih harus menghadapi kehadiran Kyuhyun yang akan makan malam bersama mereka sebentar lagi. Siwon benar-benar bisa gila. Siwon masih belum bisa mengontrol perasaannya terhadap Kyuhyun hingga saat ini. Bahkan perasaan itu tidak juga berubah setelah Kibum hadir dalam kehidupannya. Tentu saja Siwon menyayangi Kibum, seeorang yang telah menemani harinya selama beberapa tahun ini. Siwon bahkan memiliki kenangan yang cukup banyak bersama wanita itu.

Sebenarnya Kibum telah memiliki tunangan yang telah diatur oleh orang tuanya, namun Kibum tetap terus saja menemui Siwon dan menjaga hubungan mereka agar tetap berjalan dengan baik. Siwon menikmatinya. Dia menikmati perhatian Kibum untuknya. Tidak ada yang tahu tentang hubungan mereka, permainan mereka benar-benar halus. Siwon tidak pernah berbagi tentang rahasianya ini kepada siapa pun, termasuk kakak tersayangnya, Choi Jaejoong. Entahlah. Siwon hanya terlalu nyaman dengan hubungan yang dia jalani dengan Kibum selama ini. Meskipun bisa dikatakan Siwon adalah selingkuhan bukan Choi Siwon namanya, jika seorang Kim Kibum tidak berakhir dengan jatuh cinta padanya.

Cinta. Itulah hal yang Siwon miliki tapi tidak dimiliki oleh tunangan Kibum saat ini. Menyadari kenyataan itu sudah cukup membuat hati Siwon menjadi tenang. Walaupun hatinya cukup terluka mengingat keputusan yang telah diambil oleh Kibum.

Siwon menghempaskan tubuhnya di ranjang King Size-nya. Dia memejamkan mata sambil menarik nafas dalam-dalam. Tanpa di perintah sama sekali, memorinya kembali memutar bagaimana pertemuannya dan Kibum berlangsung satu jam yang lalu.

Flashback*

"Aku akan menikah bulan depan."

Akhirnya Kibum membuka suaranya setelah lima menit mereka hanya berdiam tidak mengeluarkan suara apapun sejak Siwon duduk dihadapannya di Caffe tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama.

"Benarkah? Congratulations, sweetheart." Siwon tersenyum sambil menggenggam tangan Kibum yang terasa begitu dingin.

"Tsk! Kau tentu tidak akan mengerti tentang hal ini. Aku akan menikah Choi Siwon." Kata Kibum setengah berteriak dan menekankan intonasinya pada kata 'menikah'.

Kibum melepaskan tangannya dari genggaman Siwon, lalu mendengus kesal.

"Ya, kau akan menikah. Bulan depan. Beritahu aku bagian mana yang tidak aku mengerti?"

"Aku sudah tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Ini tidak akan memberikan apa-apa pada masa depan kita. Kau tampan, cerdas dan kaya raya. Aku yakin banyak gadis diluar sana yang menginginkanmu."

"Oh, bagian inikah yang aku tidak mengerti? Aku mengerti sepenuhnya untuk bagian yang ini. tentu saja kau akan meninggalkan aku segera. Kau tentu saja lebih memilih suamimu bukan?" Siwon memutar matanya kesal, tidak terima dengan keputusan Kibum.

"Siwon kumohon. Jangan mempersulit keadaanku yang sudah sulit ini. kau tentu tahu bahwa aku sama sekali tidak mencintai calon suamiku. Dan tentu kau tahu dengan sangat jelas siapa yang aku cintai selama ini. Kau pantas mendapatkan hubungan yang jauh lebih baik daripada hubungan diam-diam dan penuh rahasia yang kita jalani selama ini."

Siwon tidak menanggapi perkataan Kibum. Dia tidak memiliki persediaan kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hatinya saat ini. Siwon merasa kehilangan, tapi dia juga tidak dapat menolak permintaan Kibum untuk mengakhiri hubungan mereka. Sedikit banyak dia setuju dengan apa yang telah Kibum katakan. Tapi disudut gelap hatinya tidak ingin menerima kepergian Kibum.

"Siwonnie, aku.. aku menyayangimu. Kau tahu itu kan?" Kibum meraih tangan Siwon dan membawanya menempel dibibirnya.

Siwon mengangguk, "Aku tahu melebihi yang sepantasnya aku ketahui, Bummie."

Siwon berdiri, lalu dia menghampiri Kibum yang sudah ikut berdiri. Siwon menarik tubuh Kibum kedalam dekapannya. Kibum adalah wanita kedua di luar keluarganya, yang bisa memberikan kenyamanan padanya. Siwon menyayangi wanita ini.

"Terima Kasih untuk segalanya, Kim Kibum. Berbahagialah!"

End Flashback*

"Siwon! Turun sayang. Makan malam sudah siap." Teriakan Leeteuk menyadarkan Siwon dan membawanya kembali pada kenyataan. Siwon segera bangkit. Setelah melepas jaketnya Siwon bergegas turun ke ruang makan dimana semua orang sudah berkumpul.

ooo

Malam yang tidak biasa sudah usai, tentu saja makan malam ini tidak biasa karena ada Kangin dan beberapa tamu di sana, Kyuhyun dan Yunho. Sekarang mereka sedang berkumpul diruang keluarga dengan beberapa hidangan dihadapan mereka. Mereka melanjutkan malam sambil bersenda gurau. Sampai pertanyaan Minho membuat Kyuhyun tercengang.

"Kyu Noona kapan akan menikah? Kan Jae Noona akan melakukannya dua bulan lagi." Minho bertanya dengan wajahnya yang 'polos'

"Aku? Aku akan menikah jika memang sudah waktunya untukku menikah." Kyuhyun menjawab pertanyaan seakan dia tidak terlalu peduli. Padahal di dalam hatinya sedang bergemuruh. Kapan dia akan menikah? Siwon melirik ke arah Kyuhyun yang menundukkan kepalanya.

Jaejoong tentu tidak akan memusingkan tentang hal itu lagi karena dia sudah memiliki Yunho yang sepenuhnya mencintainya. Bahkan mereka sudah mengantongi restu orang tua dari kedua belah pihak. Dua bulan lagi dia akan melepas masa lajangnya.

Bagaimana dengan Kyuhyun? Bahkan umur sekarang umurnya sudah hampir mencapai kepala tiga. Bagian terburuknya adalah kenyataan tentang dirinya yang baru saja memutuskan hubungannya dengan Changmin. Jadi bisa dikatakan jika Kyuhyun sekarang berstatus single.

"Kenapa? Kalian tidak akan menikah bersama? Bukankah kalian selalu melakukan segala hal bersama-sama." Gumam Minho tapi cukup keras untuk terdengar oleh mereka yang ada disana.

Kyuhyun dan Jaejoong terbatuk-batuk kecil saat mendengar ucapan Minho. Yang berada disana kecuali Siwon, hanya terkekeh saat melihat Jaejoong dan Kyuhyun terdiam tanpa tahu harus menjawab apa. Sepertinya mereka perlu bantuan untuk menjawab pertanyaan Minho. Sedangkan Siwon hanya memandang kearah Kyuhyun dengan tatapan sendu. Siwon tidak tahu ada apa dengannya. Tapi kenapa harapan yang berusaha dikuburnya dulu muncul kembali ke permukaan? Siwon menggelengkan kepalanya.

"Minho, kelas berapa kau sekarang?" Tanya Yunho.

"Tahun kedua Junior high school, hyung."

"Oh, I see. Hal ini terlalu rumit untukmu. Suatu saat nanti kau akan mengerti kenapa Kyuhyun dan Jaejoong noona yang selalu bersama dalam melakukan segala hal tapi tidakmenikah dalam waktu yang bersamaan. Kyuhyun noona belum menemukan pasangan hidupnya, itulah kenapa dia belum akan menikah. Dia akan menikah tapi nanti setelah dia menemukan pasangan hidupnya."

"Oh, begitukah? Berarti Jaejoong noona sudah menemukan pasangan hidupnya?"

"Ya, tentu saja. Bukankah dia akan menikah denganku." Yunho tersenyum menatap Jaejoong smbil mengecup tangan Jaejoong yang ada dalam genggamannya.

"Kenapa harus dengan Yunho hyung?" Minho bertanya lagi tanpa menghiraukan kekehan kedua orang tuanya.

"Karena kami saling menyukai satu sama lain." Ujar Yunho, pasrah.

"Oh." Mulut minho membentuk huruf 'O'

Hening. Minho sudah sibuk dengan pikirannya sendiri, sementara raga Siwon kembali ke masa delapan tahun yang lalu, kenapa dia merasa begitu familiar dengan keadaan ini. Siwon melirik kearah Kyuhyun yang juga sedang menatapnya. Mata itu menatap sendu ke arahnya. Tatapan Siwon berusaha menembus ke dalam hati Kyuhyun melalui matanya. Tidak terbaca. Kyuhyun mengalihkan pandangannya ke arah Minho, menghindari tatapan Siwon.

"Berarti.. aku juga sudah menemukan pasangan hidup ku, Eomma." Teriak Minho sambil melompat ke duduk ke samping Leeteuk.

Semua yang ada diruangan itu menganga. What the heck!

"A—apa maksudmu, Choi Minho?" Kangin menarik tangan Minho untuk berdiri di hadapannya.

"Ani. Minho dan Taemin saling menyukai. Bukankah itu berarti bahwa kami adalah pasangan hidup?" Jawab Minho lirih sambil memainkan ujung kemeja biru mudanya.

Kangin menepuk keningnya sementara Siwon menahan tawanya. Dia melirik kerah Kyuhyun sekilas lalu ke arah Yunho yang masih sangat shock dengan ucapan Minho. Yunho menatap Siwon dengan tatapan 'apa yang harus kulakukan dengan ini'. Siwon mengangkat bahu.

"Hey Baby bro, come here." Panggil Siwon sambil menepuk space kosong disebelahnya.

Setelah Minho duduk disebelahnya, Siwon melanjutkan, "Hey, ini terlalu rumit untukmu, bukankah sudah dikatakan oleh Yunho hyung tadi? Mungkin suatu hari nanti kau akan lebih mengerti tentang hal ini. tapi belum sekarang. Yunho hyung dan Jae bukan hanya saling menyukai tapi mereka saling mencintai. Dan cinta mereka itulah yang membuat mereka disatukan oleh Tuhan untuk menghabiskan hidup bersama. Coba kau lihat Eomma dan Appa, mereka juga saling mencintai. Dan karena cinta merekalah kita dapat berada disini. Aku yakin Minho akan mengerti jika sudah dewasa nanti."

"Cinta? Ap—"

"Ya, mungkin Minho bisa bertanya kepada Kyu noona tentang itu. Karena hyung tidak tahu arti cinta itu apa." Siwon langsung memotong perkataan Minho, karena dia tahu apa yang akan ditanyakan oleh adiknya itu, Siwon menatap ke arah Kyuhyun yang sedikit shock.

Tanpa menunggu Kyuhyun bicara, Siwon berdiri sambil menepuk pundak Yunho sebelum pergi dari ruangan itu.

Siwon duduk sambil meminum air yang dibawanya dari ruang keluarga tadi. Untuk sedikit menenangkan dirinya. Disini benar-benar tenang dan tempat yang cukup efisien baginya untuk menetralisir keadaan. Dia harus mencari hal yang dapat mengalihkan pikirannya dari Kyuhyun. Mungkin dia bisa memikirkan tentang Kibum? Ini gila! Bahkan setelah dia bergabung di meja makan tadi dan pandangannya jatuh ke arah Kyuhyun maka ketika itu pula Siwon telah melupakan masalahnya dengan Kibum.

Siwon melirik kearah ruang keluarga yang ramai karena suara tawa. Dia menghela napas. Setelah bertahun-tahun berlalu pun Kyuhyun masih memberikan pengaruh yang begitu besar padanya. Terutama dalam hal mengacaukan kontrol pikirannya.

"Hai, boleh aku bergabung?" Tanpa disadari Kyuhyun sudah berdiri tidak jauh dari tempat Siwon duduk.

Siwon yang sedang berusaha mengatasi keterkejutannya, hanya bisa mengangguk. Kyuhyun membalas anggukan Siwon dengan senyuman lalu dia duduk di seberang Siwon. Halaman belakang ini tidak terlalu luas memang, tapi ada banyak bunga yang ditanam oleh Leeteuk. Disana hanya ada sepasang bangku dengan meja yang biasa digunakan Leeteuk untuk minum teh disore hari. Dan halaman belakang ini terhubung langsung dengan halaman samping yang biasa digunakan untuk acara barbeque. Kyuhyun tentu mengetahui seluk beluk tempat ini karena dia sudah menghabiskan begitu banyak waktu disini.

"Kenapa noona membuntutiku kesini?" Tanya Siwon dengan wajah cemberut.

Kyuhyun tertawa, "Kenapa? Kau tidak suka aku disini? Aku hanya ingin menikmati tempat favoritku. Aku suka berada disini."

"Benarkah? Aku juga menyukai t empat ini." Siwon tersenyum miris. 'Aku juga menyukai kenangan di tempat ini' lanjut Siwon dalam hati.

"Kenapa kau memberikanku tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan Minho?"

Siwon menoleh kearah Kyuhyun sekilas, lalu memejamkan matanya dengan kedua tangan ada dibelakang kepalanya.

"Aku tidak pernah memberikanmu tanggung jawab apapun, noona."

Kyuhyun memandang wajah Siwon. Wajah tampan itu sedang menikmati semilir angin, bibirnya yang penuh mengatup, rahang yang terpahat tegas dengan tulang pipi yang sempurna dan rambut hitam yang berkilau. Apa rasanya jika bibir itu ada diatas bibir Kyuhyun, dan tangan kekarnya melingkar di pinggulnya? Dan tangan Kyuhyun membelai semua bagian wajah sempurna itu lalu naik ke ram— 'Oh Shit!' Kyuhyun menggelengkan kepalanya. Dia tidak boleh memikirkan hal yang macam-macam tentang Siwon. Tidak boleh! Itu haram hukumnya.

"Kau menyuruh Minho bertanya padaku tentang arti cinta. Bagaimana aku harus menjawabnya. Kau pikir itu mudah memberikan penjelasan pada remaja yang masih labil seperti Minho. Kau tahu betapa sulit aku membebaska diri dari mulut pintarnya. Bahkan dia menjadikan itu pekerjaan rumah, jadi aku harus mengumpulkan catatanku tentang arti cinta pada anak itu dua hari lagi." Keluh Kyuhyun.

Siwon melirik kearah Kyuhyun yang sedang mengerucutkan bibirnya. Bagaimana bisa seseorang yang akan segera berumur tiga puluh tahun masih terlihat sangat cocok saat dia mengerucutkan bibirnya? Bahkan jika diperhatikan wajah Kyuhyun masih terlihat sangat cantik. Tidak banyak hal yang berubah. Hidung mancung, pipi chubby yang menggemaskan, bibir plump yang berwarna pink menggoda dan kedua mata indah dengan warna karamel. Tidak terlihat seperti wanita yang sudah berada di akhir usia dua puluh tahun.

"Aku yakin itu bukan hal yang sulit untuk seorang penulis novel romantis seperti noona." Timpal Siwon tanpa melepaskan pandangannya dari Kyuhyun.

Kyuhyun mendengus. Tanpa sepengetahuannya, Siwon memandangnya pada jarak yang lebih dekat. Siwon menumpukan sikunya di meja kecil yang memisahka mereka, lalu tangannya yang lain terangkat berniat menyentuh pipi Kyuhyun. Tapi saat Kyuhyun mengalihkan pandangannya tepat ke dalam matanya, dia mengurungkan niatnya. Namun mata mereka masih terus saling memandang berusaha saling menyelami kedalaman hati masing-masing. Mekipun mereka tidak tahu apa yang sebenarnya mereka cari.

"Siwon." Panggil Kyuhyun lirih.

"Ssshh." Siwon meletakkan telunjuknya di depan bibir Kyuhyun.

Kyuhyun pun diam.

Entah berapa lama mereka bertahan dengan posisi mereka sekarang. Tanpa tahu siapa yang memulai, jarak yang memisahkan kedua wajah itu kian menipis. Tidak ada yang peduli dengan itu. Terus mendekat, sampai napas saling menerpa wajah mereka satu sama lain. Hangat.

Jantung Kyuhyun seperti akan melompat dari tempatnya. Kyuhyun tak dapat mendengar apapun selain detak jantungnya sendiri dan deru nafas Siwon diwajahnya. Kyuhyun dapat mencium aroma tubuh Siwon. Benar-benar memabukkan. Matanya terpejam, menikmati aroma dan berusaha mengingat aroma itu dalam otaknya.

Siwon tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Bibirnya sudah hampir menyapu bibir Kyuhyun yang sudah berada sangat dekat dengannya. Sekarang apa lagi? Bisakah dia mencium Kyuhyun? Siwon hanya berharap Kyuhyun tidak mendengar detak jantungnya yang berdetak sepuluh kali lebih cepat. Oh, persetan dengan jarak! Siwon menyapukan bibirnya diatas bibir Kyuhyun. Sangat lembut. Namun saat bibir Siwon hampir benar-benar menempel di bibir Kyuhyun, Ponsel Kyuhyun berbunyi.

Kyuhyun mengerjapkan matanya, sementara Siwon langsung menjauh dan kembali menyandarkan punggungnya di kursi. Menghela napas.

'Bernafas Siwon. Tarik. Buang. Tarik. Buang.' Dalam hati dia memerintahkan dirinya sendiri.

Sementara Kyuhyun mengeluarkan ponselnya dari saku. Setelah terlebih dahulu menenangkan jantungnya yang masih berdetak cepat, Kyuhyun berdiri sedikit menjauh dari Siwon dan mengangkat ponselnya.

"Halo."

"Hai. Kyu, joke kali ini benar-benar tidak lucu. Kenapa semua barangku ada di Lobby."Kyuhyun mendengar suara kesal Changmin di ponselnya.

"Aku sedang tidak bercanda. Aku yakin kau sudah mengerti maksudku dengan semua itu." Balas Kyuhyun dengan nada datar.

Kyuhyun sudah benar-benar tidak ingin berurusan deng pria yang bernama Changmin. Dia harus kuat menghadapi ini. dia tidak boleh luluh oleh apapun yang dikatakan Changmin padanya. Tekadnya sudah bulat. Dia akan mengusir Changmin dari apartemennya dan juga dari hidupnya.

"Oh Tuhan. Kyu, apa salahku hingga kau tega melakukan ini padaku?" suara Changmin terdengar putus asa.

Kyuhyun mendengus dan tertawa pahit, "Apa salahmu? Kau tentu lebih mengerti tentang kesalahanmu daripada aku, Changmin. Dan kita sudah berakhir sejak itu terjadi."

"Hei. Aku yakin kita bisa membicarakan ini semua. Ini pasti hanya salah paham, sayang."

"Ya, kau benar. Aku sudah salah paham. Aku salah paham karena sudah mempercayaimu selama ini, aku salah paham karena telah tenggelam dalam cinta palsumu dan aku telah sangat salah paham karena aku baru menyadari semua itu sekarang." Kyuhyun menjawab perkataan Changmin dengan sedikit berteriak.

Kyuhyun dengan sedikit terengah-engah menoleh ke belakang. Berharap Siwon tidak mendengar perkataannya. Tapi itu tidak mungkin karena Kyuhyun dapat melihat kerutan di dahi Siwon.

"Jadi kau benar-benar ingin meninggalkanku?" Suara Changmin memaksa Kyuhyun untuk melupakan bahwa Siwon berada kurang dari lima meter darinya dan dapat mendengar semua perkataan Kyuhyun dengan cukup jelas.

Kyuhyun memijat pelipisnya dengan tangannya yang bebas. Changmin benar-benar membuatnya frustasi. Kyuhyun telah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menangis untuk Pria Breksek seperti Changmin. Namun seketika kedua irish matanya berkhianat karena air mata hangat mulai mengalir dikedua pipinya. Mengapa dia menjadi begitu sensitif akhir-akhir ini?

Menarik nafas dalam lalu menghembuskannya, Kyuhyun menjawab, " Tolonglah, Changmin. Kau tentu sadar bahwa kau sudah membalikkan fakta yang ada. Kau lah yang telah meninggalkanku. Tepat di detik bibirmu menempel di bibir wanita jalang itu maka pada saat itu juga kau sudah meninggalkanku. Aku sudah selesai denganmu. Dan aku tidak ingin berurusan denganmu lagi. Bawalah semua barangmu. Aku harap aku tidak akan melihat wajahmu lagi. Selamat tinggal Shim Changmin!"

"Ta—" Kyuhyun langsung menekan tombol merah diponselnya tanpa menunggu jawaban dari Changmin. Kyuhyun sudah cukup baik hati dengan menitipkan barang-barangnya di Lobby. 'Screw you, Jerk!' umpat Kyuhyun dalam hati. Kyuhyun menangkupkan kedua tangannya di wajahnya telah banjir air mata.

'Oh tidak! Kumohon jangan menangis lagi.'

Saat Kyuhyun masih sibuk dengan pikirannya, dia merasakan sepasang tangan kekar membawanya ke dalam dekapannya. Hangat dan... nyaman. Kyuhyun mendongakkan kepalanya dan mendapati wajah Siwon begitu dekat dengannya. Ya Tuhan, bagaimana Kau menciptakan manusia seindah ini? Pandangan mereka terkunci, tak ada yang berniat melepasnya.

Siwon melepaskan pelukannya, lalu tangannya berpindah di kedua pipi Kyuhyun. Dengan ibu jarinya Siwon menghapus sisa jejak air mata di pipinya. Kyuhyun memejamkan matanya, bersandar pada sentuhan lembut Siwon.

"Aku benci melihatmu menangis, Kyuhyun." Ucap Siwon dengan suara yang sangat lembut.

Ini memabukkan. Bahkan Kyuhyun tidak menyadari jika Siwon memanggilnya tanpa 'noona'. Kyuhyun membuka matanya, menemukan Siwon yang masih terus memandanginya dengan intens. Saat Siwon menurunkan tangannya dari pipi Kyuhyun, hatinya mencelos merasa kehilangan. Kyuhyun ingin lebih dari ini. Logika dan hatinya sedang bergumul hebat. Sangat dilema. Logikanya berusaha mengingatkan bahwa dia tidak boleh melakukan hal yang lebih dari ini, bahkan yang telah mereka lakukan dalam waktu kurang dari satu jam yang lalu telah melampaui batas aturan yang seharusnya. Namun hatinya terus meneriakkan kebutuhan akan sentuhan Siwon yang hangat. Dia ingin merasakan bibir Siwon menciumnya, menenangkannya.

'Jaejoong's brother? Oh Whatever. Screw me!'

"Kiss me." perintah Kyuhyun pada Siwon.

"Huh?"

"Oh my God, Choi Siwon." Gumam Kyuhyun.

Tanpa aba-aba, bibir Kyuhyun langsung menemukan bibir Siwon. Kyuhyun menanamkan jari-jarinya diantara rambut Siwon yang begitu lembut menyentuh kulitnya. Siwon membeku, butuh beberapa detik untuknya menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Kyuhyun menciumnya, benar-benar menciumnya dalam, dengan lidah yang meminta akses lebih. Siwon memberikan celah itu, membiarkan lidah Kyuhyun merajalela dalam mulutnya. Kyuhyun menikmati ini, benar-benar nikmat dan menghanyutkan. Tanpa disadarinya Siwon telah mengambil alih kendali. Siwon membalas ciuman Kyuhyun. Meletakkan tangannya dibelakang kepala Kyuhyun, menekannya untuk memperdalam ciuman mereka. Kyuhyun baru saja berniat melepaskan ciuman mereka, saat Siwon mulai melumat bibirnya lagi, mengekplorasi sekali lagi kehangatan mulut Kyuhyun. Sebuah alarm peringatan tiba-tiba berbunyi dikepalanya. Namun ciuman Siwon telah melumpuhkan logikanya. Kyuhyun menahan diri untuk mendesah. Ciuman Siwon menguras tenaganya. Kakinya benar-benar lemas. Jika lengan Siwon tidak menopang pinggulnya mungkin dia sudah terduduk di tanah.

Siwon melepaskan bibir Kyuhyun lalu memandang makhluk cantik dihadapanya yang sedang terengah dan bibir pink yang sidikit –sangat- membengkak, sebelum akhirnya Siwon kembali mencium bibir Kyuhyun. Namun Ciuman kali ini terasa begitu lembut dan hangat. Saat lidah Siwon membelai bibirnya dengan lembut. Ciuman ini tidak terburu-buru dan sangat nikmat.

'Oh shit! He is a good kisser. Jae, adikmu benar-benar hebat. Oh tidak Jaejoong!'

Kyuhyun mendorong tubuh Siwon yang sedang begitu menikmati suasana itu. Dengan wajah bingung Siwon melangkah maju dan mengangkat tangannya. Namun sebelum jari-jarinya mencapai wajah Kyuhyun. Wanita itu juga mengangkat tangannya.

"Stop!" teriak Kyuhyun.

Siwon mengabaikan teriakan Kyuhyun terus mendekatkan dirinya pada Kyuhyun.

"Please, stop!" Kyuhyun memohon.

"Ku pikir kau menikmatinya." Ucap Siwon hampir tak terdengar.

"I did. Tapi ini salah Siwon. Ini kesalahan Siwon. Oh Tuhan apa yang telah aku lakukan. Oh Tuhan." Kyuhyun mulai benar-benar panik.

Kyuhyun menatap Siwon yang juga menatap sendu ke arahnya dengan kedua tangannya di dalam kantong celana.

"Anggap ini tidak pernah terjadi Siwon. Maafkan aku. Tidak seharusnya aku melakukan ini padamu. Sorry." Kata terakhir diucapkan Kyuhyun lebih terdengar seperti bisikan.

Siwon berdiri kaku ditempatnya, berusaha keras mempertahankan wajah datarnya. Hatinya terluka. Kenangan buruk lainnya di halaman belakang.

"Kau menyesalinya?" tanya Siwon datar.

Kyuhyun hanya menatap kearah Siwon sekilas lalu berlalu masuk kedalam rumah, meninggalkan Siwon bersama luka hatinya yang menganga.

ooo

Siwon berdiri ditepi jendela besar di kantornya memandang kebawah, kota Seoul ada dibawahnya sekarang. Jika dia ingin, tentu akan sangat mudah untu Siwon menaklukan kota Seoul berada didalam genggamannya. Ini benar-benar minggu yang berat bagi Choi Siwon.

Tepat satu minggu telah berlalu sejak insiden halaman belakang. Minggu terpanjang dan terberat yang penah dialami Siwon dalam hidupnya. Dia belum bertemu lagi dengan Kyuhyun semenjak kejadian itu dan sepertinya hanya mereka yang mengetahui tentang kejadian itu. Karena Jaejoong masih terlihat seperti biasanya. Siwon bersyukur untuk itu. Karena dia tidak ingin membuat otaknya berpikir terlalu keras tentang apa yang harus dikatakannya pada Jaejoong.

Siwon menyentuh bibirnya, masih diingatnya dengan jelas bagaimana rasanya bibir Kyuhyun yang begitu lembut dan memabukkan. Apa yang salah dengan mereka? Apa itu benar-benar tidak mungkin untuk dijalani? Umur? Siwon tidak mempermasalahkan itu. Bahkan sejak pertama kali Siwon menyukai Kyuhyun, dia tidak pernah memikirkan bahwa Kyuhyun delapan tahun lebih tua darinya. Bahkan saat Siwon sering kali melupakan jarak umur mereka yang cukup jauh. Karena Siwon menyukai Kyuhyun apa adanya. Tanpa terkecuali.

Bahkan setelah bertahun-tahun berlalu dengan penolakan yang telah dilayangkan Kyuhyun dan mendeklarasikan bahwa Kyuhyun bukanlah orang yang nantinya akan Siwon cintai suatu saat nanti, itu tidak mengubah perasaan Siwon pada Kyuhyun. Perasaan itu tumbuh semakin kuat hari demi hari. Siwon akan berbohong jika dia berkata bahwa dia telah melupakan Kyuhyun. Selama ini, Siwon hanya berusaha menekan perasaannya untuk Kyuhyun. Siwon mengabaikan setiap teriakan anggota tubuhnya yang meneriakkan bahwa dia, Choi Siwon, mencintai Cho Kyuhyun, sahabat dari kakak perempuannya, dengan sepenuh hatinya.

Dan tentu Siwon sangat berterima kasih pada Kibum yang telah membantunya mengalihkan perhatiannya. Meringankan beban hatinya. Tapi sekarang perasaan itu bertambah gila, tak terkontrol. Setelah ciuman itu, Tak pernah satu detikpun Kyuhyun keluar dari pikiran Siwon. Bahkan dalam tidurnya pun, Siwon memimpikan Kyuhyun.

Siwon menghela nafas putus asa. Apa yang harus dilakukannya sekarang?

Apa benar Jaejoong tidak akan setuju jika dia bersama Kyuhyun? Atau memang Kyuhyun yang tidak mencintainya?

ooo

Kyuhyun melamun diatas kursi malas dengan laptop yang berada di pangkuannya. Kosong. Pikirannya tidak memiliki isi selain Siwon. Siwon ada dimana-mana, di semua sudut otaknya. Bahkan Kyuhyun melihat Siwon disemua sudut apartemennya. Siwon seperti hantu. Dan ini benar-benar mengkhawatirkan. Saat Kyuhyun mulai menyadari selam satu minggu ini bahwa Siwon memiliki tempat yang istimewa dihatinya. Sepanjang minggu ini Kyuhyun menghabiskan waktu untuk meyakinkan dirinya bahwa ciuman itu tidak berarti apa-apa.

Tapi apa yang didapatkanya?

Semakin Kyuhyun berusaha meyakinkan dirinya bahwa ciuman itu hanya kesalahan, maka Kyuhyun semakin menginginkan hal itu terjadi lagi. Bibir Siwon diatas bibirnya, memanjakannya dengan ciuman yang memabukkan. Semakin Kyuhyun berusaha mengusir Siwon dari pikirannya maka akan semakin sering dia teringat pada pria yang berumur dua puluh dua tahun itu. Dan semakin dia meyakinkan hatinya bahwa dia tidak jatuh cinta pada adik sahabatnya, itu akan semakin membuatnya sadar bahwa dia telah terjatuh ke dalam lubang itu, sebuah lubang yang bukan menjadi tempatnya untuk menjatuhkan diri. Kyuhyun merasa telah mengkhianati sahabatnya. Dia merasa bersalah. Sangat bersalah. Kyuhyun takut Jaejoong akan membencinya jika dia mengetahui bahwa Kyuhyun mencintai adik kesayangannya.

Kyuhyun menghela nafas putus asa, sambil menghapus air mata yang sejak tadi telah mengalir diwajahnya. Ini terlalu berat. Antara cinta dan persahabatan.

ooo

Sebulan telah berlalu semenjak kejadian itu, belum ada yang berubah selain kerinduan yang kian menyesakkan dada. Tapi apa yang bisa dia lakukan untuk itu? Selain menahan diri dan berharap keajaiban menatap langit kota Seoul yang begitu cerah hari itu. Dia belum pernah tidak bertemu dengan Kyuhyun selama ini. Dia merindukan Kyuhyun. Apa dia juga merindukan Siwon? Siwon menggelengkan kepalanya cepat, kembali mengalihkan perhatiannya pada dokumen yang harus dia revisi segera. Saat dia mulai serius dengan pekerjaannya, terdengar suara ketukan pintu.

"Masuk."

"Hey, dude. Boleh aku masuk sebagai sahabat yang merindukan sahabatnya?" Kepala Eunhyuk muncul dipintu.

Siwon hanya terkekeh sebentar lalu mengangguk. Bersahabat dengan seorang Lee Hyukjae memang tidak akan pernah membosankan.

"Finally, aku bisa duduk disini sebagai tamumu, bukan sebagai General Manager salah satu divisi perusahaan ini." Eunhyuk menghela nafas lega.

"Memangnya kenapa? Kau sudah bosan jadi General Manager dan membantuku disini, hyung? Ouch! It hurts." Timpal Siwon sambil memegangi dadanya.

"See! Kau masih bisa bercanda, kan? Aku kira selera humormu telah pergi bersama senyummu yang menghilang entah kemana selama satu bulan ini."

Raut wajah Siwon berubah datar. Oh tidak, Siwon tahu akan mengarah kemana pembicaraan ini.

"Siapa yang telah mencuri senyum itu, Siwon?" tanya Eunhyuk dengan nada hati-hati. Berharap Siwon bersedia untuk jujur padanya. Dia merindukan sahabatnya yang ramah dan selalu tersenyum saat bersamanya dan senyum itu hilang untuk satu bulan belakangan ini.

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan." Siwon menghindari tatapan Eunhyuk, kembali ke dokumennya tadi.

"Kau mengerti lebih dari yang kau tahu. Ayo cepat ceritakan. Tidak ada gunanya membohongiku."

Tidak ada suara yang keluar dari mlut Siwon, sementara Eunhyuk masih menunggunya dengan sabar. Siwon menimbang dalam hati. Mungkin tidak ada salahnya untuk bercerita pada Eunhyuk tentang Kyuhyun.

"Dia..."

ooo

Kyuhyun membuka lemari pakaiannya, dia baru selesai berendam air hangat. Itu memang tidak meredakan gejolak hatinya tapi setidaknya itu cukup berhasil menjernihkan pikirannya. Kyuhyun mencari pakaian yang cocok dipakainya untuk menemui editornya pagi ini. Saat dia menemukan baju yang diinginkannya, matanya tertumbuk pada sebuah kotak berwarna hijau mint yang berada di sudut lemarinya. Merasa tertarik dan penasaran Kyuhyun meraih kotak itu. Dia berjalan menuju tempat tidurnya, meletakkan pakaiannya. Dia duduk dengan kotak dipangkuannya. Dia benar-benar tidak memilik ide tentang apa yang ada didalam kotak itu.

Kyuhyun menemukan sebuah kartu ucapan dan sketsa wajahnya yang sedang tertidur. Otak Kyuhyun mulai bekerja menggali memorinya. Kyuhyun menutup mulutnya, ini kado Siwon untuknya saat dia berulang tahun yang bertepatan dengan hari Siwon lulus kuliah. Satu tahun yang lalu. Kyuhyun memang tidak membuka kotak ini karena Changmin langsung mengalihkan perhatiannya dengan kejutan yang telah dipersiapkan untuk Kyuhyun. Dan itu membuat Kyuhyun lupa dengan Kotak pemberian Siwon ini. Bodoh.

Kyuhyun menyentuh sketsa itu, terlihat begitu lembut dan indah. Kyuhyun tidak pernah tahu jika wajahnya bisa menjadi begitu indah diatas sebuah kertas. Kyuhyun tersenyum miris mengingat kenyataan sekarang. Matanya mulai terasa panas dengan air mata yang mulai mendesak untuk keluar. Kenapa dia merasa begitu merindukan Siwon? Sangat merindukan. Dadanya terasa sesak karena perasaan yang begitu campur aduk. Rindu, cinta, cemas, marah dan kecewa pada dirinya sendiri, dan juga logikanya yang terus saja menolak perasaannya.

Kyuhyun mengalihkan pandanganya yang mulai mengabur kearah kartu ucapan, diambilnya kartu itu lalu membuka lipatannya, terlihatlah tulisan yang terpahat begitu rapi. Tulisan yang begitu dihafalnya. Tulisan tangan Siwon yang indah.

Kyuhyun mulai terisak saat membaca itu, dia tidak pernah menyangka jika perasaan Siwon sedalam itu. Dia mengira jika Siwon telah melupakan crush-nya terhadap Kyuhyun setelah Kyuhyun menolak pernyataan cintanya. Betapa bodohnya dia mempercayai apa yang dilihatnya tanpa mempedulikan hati dan perasaan Siwon. Kyuhyun benar-benar wanita yang buta selama ini. Kyuhyun merasa telah menjadi manusia yang sangat jahat. Ini tidak bisa berakhir seperti ini.

Kyuhyun memasukkan kembali sketsa dan kartu ucapan itu kedalam kotaknya. Setelah itu dia langsung bergegas mengenakan pakaiannya yang tadi dia pilih. Menyisir rambutnya dengan cepat. Merias wajahnya seadanya. Bahkan Kyuhyun tidak peduli saat menemukan matanya yang merah dan bengkak. Setelah selesai, Kyuhyun meraih kunci mobil dan tasnya yang ada diatas meja makan. Dia harus segera menemui Siwon. Editor bisa menunggunya beberapa jam lagi atau dia akan menemui editornya besok. Tapi Siwon... masalah ini tidak bisa menunggunya lebih lama lagi. Ini berhubungan dengan hidup dan cintanya. Kyuhyun mengesampingkan dulu perasaannya terhadap Jaejoong. Itu akan dipikirkannya nanti. Setelah ini.

Kyuhyun membuka pintunya dengan terburu-buru. Setelah memastikan pintunya terkunci Kyuhyun berlari menuju lift. Dengan tidak sabar dia menekan tombol lift. Mengapa waktu berjalan begitu lambat? Kyuhyun menatap jam tangannya dengan tidak sabar.

ooo

Setelah menceritakan semuanya pada Eunhyuk, Siwon diam sambil menautkan jari-jarinya menunggu tanggapan dari Eunhyuk tentang masalahnya.

"Jadi dia sahabat baik Jae noona?" Siwon mengangguk.

"Dan umur kalian terpaut delapan tahun." Eunhyuk berkata lebih kepada dirinya sendiri.

Kening Siwon mengernyit. "Percuma saja aku menceritakannya padamu, kau sama sekali tidak membantu." Keluh Siwon saat melihat tanggapan sahabatnya itu.

"Dan kau jatuh cinta padanya saat kau masih di tahun kedua junior high school." Teriak Eunhyuk sambil meraih kedua tangan Siwon dan menggoyang-goyangkannya.

Siwon mengangguk lagi.

"Kenapa kau tidak bercerita padaku dan Donghae?"

"..."

"Siwon." Nada suara Eunhyuk berubah menjadi lebih serius.

"Ya, katakan saja, aku sudah siap dengan apa saja yang kau katakan. Terserah kau mau berkata apa, itu tidak akan mengubah perasaanku padanya. Ya aku tahu dia lebih tua daripada aku. Itu tidak masalah untukku. Aku yang paling tahu denga apa yang harus ku lakukan. Jika aku memutuskan untuk mencintainya maka itu adalah keputusanku. Aku mencintainya apa adanya. Umur bukanlah masalah bagiku. Aku mencintainya dan itulah kenyataannya. Kalian suka atau tidak aku tidak peduli."

"Oh dude. Aku tidak akan melarangmu mencintai siapapun. Aku hanya ingin tahu apa kau sudah benar-benar yakin dengan hatimu?"

"Aku tidak akan menghabiskan waktu selama delapan tahun dengan perasaan yang membuncah dan sudah siap meledak ini jika aku tidak yakin dengan perasaanku sendiri. Aku yakin dengan itu, Hyukkie. Aku mencintainya." Ujar Siwon lirih.

Brakk!

ooo

Kyuhyun memacu mobilnya pada kecepatan yang tidak bisa dia tolerir dalam keadaan bisa, tapi ini mendesak jadi Kyuhyun tidak peduli dengan apapun selain segera menginjakkan kakinya di kantor Siwon. Kalaupun hasilnya nanti tidak sesuai dengan harapannya maka Kyuhyun akan menerimanya. Dan itu berarti mereka impas.

Kyuhyun dapat melihat gedung yang menjadi tujuannya, Kyuhyun memacu mobilnya lebih cepat. Kyuhyun langsung memakir mobilnya dan berlari keluar mobilnya. Dia menuju lift sekali lagi. Dia menekan tombol lift dengan tidak sabar. Oh Tuhan! Kyuhyun benar-benar membenci lift hari ini. sangat menyebalkan. Saat pintu lift terbuka Kyuhyun langsung masuk dan menekan angka lantai yang akan ditujunya.

'Ayo, ayo Kumohon.'

Dingg!

Kyuhyun berlari lagi, segera menuju ke kantor Siwon. Tanpa mempedulikan sekretaris Siwon yang memanggilnya, Kyuhyun berjalan lurus menuju pintu kantor Siwon. Namun saat tangannya akan memutar kenop pintu, jantungnya terlonjak dan sepuluh ribu kupu-kupu hinggap di perutnya.

"...Terserah kau mau berkata apa, itu tidak akan mengubah perasaanku padanya. Ya aku tahu dia lebih tua daripada aku. Itu tidak masalah untukku. Aku yang paling tahu denga apa yang harus ku lakukan. Jika aku memutuskan untuk mencintainya maka itu adalah keputusanku. Aku mencintainya apa adanya. Umur bukanlah masalah bagiku. Aku mencintainya dan itulah kenyataannya. Kalian suka atau tidak aku tidak peduli." Sayup-sayup terdengar suara Siwon.

Kyuhyun menahan nafasnya.

"Oh dude. You are totally head over heels. Aku tidak akan melarangmu mencintai siapapun. Aku hanya ingin tahu apa kau sudah benar-benar yakin dengan hatimu?"

"Yes I am. Aku tidak akan menghabiskan waktu selama delapan tahun dengan perasaan yang membuncah dan sudah siap meledak ini jika aku tidak yakin dengan perasaanku sendiri. Aku yakin dengan itu, Hyukkie. Aku mencintainya." Kyuhyun meremas tangannya lalu dia membuka pintu itu dengan kasar.

Kyuhyun tidak bisa menunggu lagi. Jaejoong pasti akan memaafkannya. Jika tidak pun biarkan Kyuhyun menikmati saat ini. Kyuhyun melangkahkan kakinya dengan cepat menuju Siwon dan wajah kagetnya. Matanya membulat dengan mulut menganga. Kyuhyun ingin tertawa saat melihat ekspresinya. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk tertawa. Mungkin nanti.

Kyuhyun langsung melompat dan melingkarkan tangannya dileher Siwon. Bibirnya dengan segera menemukan bibir Siwon. Kyuhyun menciumnya dengan kuat tanpa menunggu reaksi Siwon. Ciuman Kyuhyun terasa begitu kasar dan menuntut. Siwon yang baru sadar dengan keadaan segera melingkarkan lengannya di pinggul Kyuhyun, menariknya untuk lebih mendekat. Kyuhyun menggigit bibir bawah Siwon, memasukkan lidahnya kedalam mulut Siwon yang begitu hangat. Siwon membalas ciuman Kyuhyun tak kalah menuntutnya dengan Kyuhyun, tangannya bergerak naik turun mengelus punggung Kyuhyun dengan lembut.

Mereka benar-benar telah melupakan seseorang yang masih terperangah denga apa yang baru saja terjadi. Otaknya terlalu lemah untuk menyerap kejadian ini. Eunhyuk berdehem. Setelah beberapa kali, itu baru berhasil mengembalikan pasangan itu ke dunia nyata.

"Sepertinya semua sudah baik-baik saja sekarang, aku harap kalian menemukan jalan untuk menyelesaikan masalah lainnya." Eunhyuk menyeringai.

"Sial kau!" Umpat Siwon sambil memeluk Kyuhyun lagi. "Shoo shooo"

"Tanpa kau usir pun aku memang akan pergi, aku tidak tahan melihat adegan panas kalian." Eunhyuk mendengus lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Siwon dan Kyuhyun.

Setelah mendengar suara pintu ditutup, Siwon mengalihkan pandangannya kearah Kyuhyun yang masih membenamkan kepala didadanya. Siwon baru saja membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu sebelum Kyuhyun mendahuluinya.

"Aku mencintaimu." Bisik Kyuhyun dengan yakin dan sangat lembut.

Siwon melepaskan pelukannya, menatap dalam ke arah mata Kyuhyun. Tanpa menjawab perkataan Kyuhyun, Siwon langsung mengecup bibir Kyuhyun pelan-pelan, dan berubah menjadi begitu menuntut lebih. Kyuhyun yang terlena dengan sentuhan Siwon mulai mendesah. Saat bibir Siwon mulai turun ke leher jenjangnya, Kyuhyun menahan Siwon. Siwon cemberut.

"Kau tidak mau?"

"Aku tidak mau. Tidak disini, aku ingin melakukannya diranjangku." Ucap Kyuhyun dengan nada yang menggoda.

Siwon langsung menyeringai dan menarik tangan Kyuhyun, membawanya keluar dari kantornya. Dia harus bergerak cepat, takut Kyuhyun akan berubah pikiran.

ooo

Saat menginjakkan kaki di gedung apartemen Kyuhyun, mereka tidak dapat melepaskan tangan untuk sekedar menyentuh satu sama lain. Mereka hampir saja melakukannya di lift jika saja Siwon tidak dapat mengontrol dirinya. Siwon benar-benar menginginkan wanita ini.

Saat melangkahkan kaki di apartemen Kyuhyun, Siwon langsung menyerang bibir Kyuhyun. Kyuhyun pun sama bergairahnya dengan Siwon. Dia tak sanggup menahannya lagi. Darahnya terasa mendidih dengan gairah yang sudah mencapai ubun-ubun. Dia sangat menginginkan pria dihadapannya ini.

"Bed." Bisik Kyuhyun diantara ciuman mereka.

Siwon langsung mengangkat tubuh Kyuhyun tanpa melepaskan pagutan mereka. Bibirnya menelusuri leher jenjang Kyuhyun. Menanamkan ciuman disana. Siwon mulai membebaskan Kyuhyun dari pakaiannya, begitu juga dengan tangan Kyuhyun yang bekerja dengan sangan giat membebaskankan Siwon dari setelan jas kantornya. Dan hasilnya, tidak ada sehelai benang pun yang membungkus mereka sekarang.

"Kau ingin aku melakukan apa sekarang?" bisik Kyuhyun.

Mata Siwon memandang dalam kearah Kyuhyun, terlihat sedikit sendu. Siwon memejamkan matanya sebentar,lalu membuka matanya lagi dan memandang lurus kearah Kyuhyun.

Tiba-tiba, Siwon berdiri disamping ranjang sebelum mengatakan, "Aku terlalu takut untuk menyentuhmu," bisiknya.

"Kenapa?" Kyuhyun menatap bingung kearah Siwon.

'Sentuh aku, Choi! Kumohon, atas nama cinta kita yang begitu menyesakkan ini, sentuhlah aku!' teriak Kyuhyun dalam hati, frustasi.

"Aku takut kau tidak nyata." Bisikan Siwon hampir tidak terdengar.

Kyuhyun dapat melihat luka yang tersirat di matanya, Kyuhyun melangkah kearahnya, menaikkan tanganku ke dada bidangnya, dengan gerakan lambat melewati bahunya kearah rambutnya yang sudah berantakan. Kyuhyun tersenyum lembut kearah Siwon.

"Aku nyata, Siwon. Dan aku milikmu." Kyuhyun berjinjit menempelkan bibirnya di bibir Siwon lalu dia menghela nafasnya.

Siwon memandang kearah Kyuhyun, merengkuh tubuh polos Kyuhyun kedalam dekapannya. Lalu diangkatnya dan dibaringkannya kembali di ranjang. Siwon memandangi wajah Kyuhyun sambil tersenyum-senyum.

"Apa lagi?"

"Aku mencintaimu, Cho Kyuhyun." Suaranya sarat akan keyakinan dan itu mebuat sepuluh ribu kupu-kupu kembali menghinggapi perut Kyuhyun.

"Aku juga mencintaimu, Choi Siwon." Kyuhyun menyembunyikan wajahnya yang merona diceruk leher Siwon.

Kyuhyun mengangkat kepalanya dan mencium lembut bibir Siwon untuk benar-benar meyakinkannya bahwa semua ini nyata. Siwon membalas ciuman Kyuhyun. Dan selama beberapa jam kedepan, Siwon dan Kyuhyun merengkuh kenikmatan surga dunia dengan cinta yang memenuhi hati masing. Dan pada saat itulah Kyuhyun benar-benar merasa dipuja oleh seorang pria. Pria yang memang benar-benar mencintainya. Sentuhan-sentuhan Siwon yang membuatnya melayang ke nirwana.

Kyuhyun tidak menyesali ini. jika suatu hari ini menjadi sebuah kesalahan untuknya maka ini akan menjadi salah satu kesalahan terbaik dalam hidupnya. Dia mencintai Choi Siwon, bahkan mungkin dia telah jatuh cinta pada adik sahabatnya itu pada saat dia menyatakan cintanya pada Kyuhyun delapan tahun yang lalu. Satu-satunya hal yang disesalinya adalah baru menyadari betapa dia mencintai Siwon dan betapa Siwon sangat mencintainya apa adanya.

Dan mungkin, Jaejoong masih bisa menunggu mereka untuk sebuah penjelasan dan permintaan maaf, bukan?

ooo

.

Sequel?

.

ooo

.

.


.

hai saya datang lagi setelah insiden yang sedikit banyak mempengaruhi otak saya..

saya MINTA MAAF untuk ff fifty shades.. saya ngga tau gimana cara mengklarifikasinya..

semoga kalian mau maafin saya ya ...

tapi yang jelas saya udah ngga bisa ngelanjutinn ff itu disini..

dan saya kecewa banget.. saya bener-bener kehilangan mood buat nulis selama beberapa waktu ..

dan sejujurnya saya udah kehilangan rasa nyaman di ffn ini...

tapi ngga apa2, mungkin itu cobaan buat seberapa semangat saya buat nulis wonkyu..

so here we go, my longest one shot ...

Enjoy:)