Cast :
Shim Changmin
Jung (Cho) Kyuhyun
Lee Yeon Hee
Choi Siwon
Other Cast :
Jung Yunho-Jung (Kim) Jaejoong
Shim (Tan) Hangeng-Shim (Kim) Heechul
Shim Soo Yeon
Shim Ji Yeon
Genre : Romance, Friendship, Family
Warning : YAOI a.k.a BOYxBOY, TYPO(S)
.
.
Cerita ini terinspirasi dari obrolan singkat dengan sisterhood saya saat kami ngobrol tentang sosok pangeran di dunia nyata. And I guess we know who's he. Yeah, I agree that Choi Siwon really the real prince in reality. And my sisterhood think that she will happy if he can have crush like Choi Siwon.
Tetapi, bagiku 'The Real Prince' itu bukan dilihat hanya karena apa yang dia punyai dari keluarganya dan kesempurnaan yang dia punyai. Tetapi. Dia yang bisa mempunyai segalanya dengan hasil kerjanya sendiri dan apa yang dia miliki dari dirinya sendiri. Satu lagi, memiliki segalanya hingga mendekati sempurna bagi saya belum tentu bisa membuat bahagia. Eh, tapi tenang saja, bagi para fans Choi Siwon, saya tahu juga kok dia juga bekerja keras dengan usahanya sendiri. Ini hanya perumpamaan. Peace! ^^
.
.
Cerita ini juga terinspirasi dari suatu artikel yang membahas Shim Changmin sebagai Pangeran Korea Selatan (muahahahaha). Setelah membaca artikel tersebut, saya berpikir, apa yang dia miliki terutama dia lakukan, itu benar-benar apa yang dipunyai dan dilakukan seorang pangeran. Hahahaha….. I love you so much Prince Shim/kissandhug/ Jika mau kepo sama artikelnya, bisa cek di sini :
www()kapanlagi()com/showbiz/asian-star/fans(-)crush(-)pangeran(-)korea(-)kelewat(-)sempurna(-)changmin(-)tvxq(-)44f4749()html
/linknya bisa dicek dengan menghilangkan kurung buka tutup diwebsite-nya/
Dan….tentu saja fanfic ini saya persembahkan untuk Pangeran Shim yang akan enlist military sebentar lagi.
This is for you Prince Shim.
"Karena kesempurnaan bukanlah yang membuatmu bahagia. Tetapi saling melengkapilah yang menciptakan kesempurnaan untuk membuatmu bahagia."
.
.
.
Chapter 1
.
.
Aroma manis yang terasa lembut menguar dari berbagai dessert yang baru saja tersaji di etalase kaca. Kyuhyun menatapi berbagai dessert tersebut sambil menggigiti bibir bawahnya. Dia membayangkan aromanya saja terasa sangat menggoda apalagi jika sudah masuk ke mulut. Namja berparas manis dengan pipi chubby itu segera berbalik dan melangkah cepat menuju meja di dekat taman indoor café. Dia tampak tidak sabar untuk memesan beberapa makanan manis itu.
Lonceng kecil di pintu masuk berbunyi dengan disusul dua namja yang memasuki café. Mereka mengedarkan pandangan untuk mencari seseorang dengan rambut berwarna dark-red yang tentu akan mudah untuk ditemukan.
"Sepertinya kita tidak datang terlambat," ucap salah satu namja yang bertubuh tinggi agak kurus sambil menggeser salah satu tempat duduk. Namja yang bersamanya yang mempunyai tubuh lebih mungil dengan tubuh lebih berisi mengikuti duduk lalu mengambil sebuah novel. Dia mulai membaca. Itu memang merupakan hobinya.
Kyuhyun mendongak sejenak lalu kembali matanya yang berwarna selembut caramel melihat daftar menu. Tangannya masih sibuk membolak balik halaman di buku menu.
"Ya, ya, ya, untunglah aku juga baru datang dan baru menaruh tubuhku di sini. Tadinya aku khawatir jika membuat kalian menunggu, ternyata aku tetap yang menunggu," gerutunya dengan wajah masih melihat buku menu.
"Hei, jangan kau kira weekend berarti jam kantor kami bisa lebih fleksibel Tuan Muda! Makanya cepatlah bekerja, jadi kau tahu bagaimana waktu akan mencekikmu hingga kau tidak bisa merengek-rengek lagi!" sahut namja yang bertubuh agak kurus.
"Aku bekerja, kok! Kau kira apa yang aku lakukan di kantor Appa, Lee Hyukjae-ssi?" sahut Kyuhyun sekarang dengan matanya melotot jengkel oleh perkataan sahabatnya.
"Itu bukan bekerja. Yang kau lakukan di kantor Appamu itu menghabiskan waktu luang!" balas namja yang bernama Lee Hyukjae tersebut.
"Sudah, hentikan perdebatan konyol kalian! Aku ke sini tidak untuk mendengar kalian berdebat. Cepatlah pesan," sahut namja bertubuh mungil dengan matanya masih melihat pada novelnya.
"Ah, Kibum-ah, Eunhyuk itu sangat menyebalkan dengan menuduhku tidak bekerja," rajuk Kyuhyun membela dirinya.
"Kyu, cepat-pesan," kata Kibum dengan tekanan di setiap katanya.
Kyuhyun memajukan bibirnya kesal tapi tak membantah. Sedangkan Eunhyuk terkekeh dan menjulurkan lidahnya pada Kyuhyun yang melotot padanya.
"Kalian pesan apa?"
Kyuhyun bersiap menulis pesanan mereka.
"Aku pesan tea latte vanilla black dan marble cinnamon chocolate," jawab Eunhyuk cepat.
"Choco pistachio dan milkshake green tea," jawab Kibum setelah melihat buku menu.
"Oke, sekarang giliranku," gumam Kyuhyun dengan wajah yang telah berubah berseri-seri.
Eunhyuk mengamati Kyuhyun yang menulis beberapa menu dengan semangat. Eunhyuk terbelalak dengan pesanan Kyuhyun.
"Astaga! Kau pesan berapa dessert, Kyu? Kau yakin akan menghabiskannya?"
"Memangnya kenapa? Nafsu makanku besar, tenang saja,"
Eunhyuk menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Dalam benaknya dia bergumam, 'Pantas dia semakin bulat,' Tapi tentu itu tak akan disuarakannya, daripada Kyuhyun mengaum mendengar kalimatnya.
"Ngomong-ngomong bukannya Siwon memintamu mengurangi makanan manis, ya?" kata Eunhyuk lagi masih tak habis pikir dengan Kyuhyun yang belum selesai berpikir dessert apa lagi yang akan dipesannya.
"Hmm, iya. Tapi kalau aku merajuk, dia akan mengalah, kok! Sudahlah, kau hanya perlu diam dan makan,"
Eunhyuk hanya menghela nafas mencoba maklum. Kalau bukan karena ditraktir Kyuhyun di akhir pekan mendekati akhir bulan begini, di mana kadang keuangannya mulai menipis, dia pasti tidak segan untuk merecoki sahabatnya itu.
Kyuhyun segera memanggil pelayan untuk menyerahkan catatan pesanan mereka. Namja manis itu mengarahkan pandangannya ke Kibum yang masih santai membaca.
"Hei, Hyuk-ie, kau itu harusnya mencontoh Kibum. Jadilah pria yang kalem. Tidak cerewet seperti tadi," kata Kyuhyun tiba-tiba memulai pertengkaran kembali.
"Apa kau bilang? Tidak kalem pun, Donghae mau menjadi pacarku!" sahut Eunhyuk tak terima.
"Ah, kalian…" gumam Kibum lalu memutar bola mata hitamnya malas.
Namja mungil yang mempunyai senyum menawan itu meletakkan novelnya untuk mengakhiri kegiatan membacanya. Dia berpikir harus mengikuti obrolan kedua sahabatnya agar tidak terjadi pertengkaran mulut konyol lagi.
"Kyu, apa setelah ini kau langsung ke tempat les vokalmu?"
Kibum berinisiatif memulai pembicaraan normal. Kyuhyun menganggukkan kepalanya cepat.
"Memangnya kenapa, Bum-ie?"
Kibum menggelengkan kepalanya ringan, "Tidak apa-apa. Hanya saja les vokalmu bukankah masih sekitar jam 6 sore. Sedangkan ini baru jam 3 sore. Kau tidak berniat mengajak kami untuk duduk di sini selama tiga jam, kan?"
Kyuhyun meringis dengan perkataan Kibum, "Hehehe, sebenarnya…"
"Oh, aku tak mau!" sahut Eunhyuk cepat. "Kita hanya ijin satu jam untuk keluar dari kantor. Bisa habis jika kita sampai terlambat!"
"Oh, ayolah…."
Kyuhyun merajuk untuk merayu kedua sahabatnya.
Kibum tersenyum lalu menepuk lengan Kyuhyun pelan, "Maaf, ya, Kyu. Kami tidak bisa. Mungkin kau bisa menghubungi yang lain untuk menemanimu,"
"Yang lain siapa?"
"Siwon hyung mungkin," saran Kibum sebenarnya juga tak yakin.
"Haaaah…..," Kyuhyun menghela nafas. "Dia sibuk sekali. Seharian ini saja dia tak bisa diganggu. Dia baru bisa kutemui nanti saat menjemputku setelah les vokal,"
"Oh, jadi kau tak membawa mobil?" tanya Eunhyuk keluar dari topik pembicaraan.
Kyuhyun menggeleng lalu menumpukan dagunya ke tangan kanannya, "Aku tadi diantar supirku ke sini. Aku sedang malas bawa mobil sendiri. Niat awal aku ingin ikut kalian nanti. Kan, searah dengan kantor kalian,"
"Oh, maaf kalau begitu," kata Kibum tak enak hati.
"Ya, sudahlah tak apa. Aku tetap ikut mobil kalian, ya? Mungkin aku akan datang lebih awal 2 jam,"
Kibum dan Eunhyuk mengangguk menyetujui. Sedangkan Kyuhyun hanya bisa menghela nafas sedikit kesal karena kekasih dan sahabatnya tidak bisa menemaninya lebih lama hari ini. Selintas dia berpikir, dia merasa sangat bosan dan tak berguna jika memang terlalu banyak waktu luang seperti ini.
.
.
ChangKyu
.
.
Kyuhyun membungkukkan sedikit tubuhnya untuk memberi salam pada pengajar les vokalnya. Setelah itu dia melangkah keluar dari gedung bersiap untuk pulang. Namja manis itu melongokkan kepalanya ke segala arah tapi tak mendapati mobil kekasihnya ada di parkiran. Dia pun segera mengambil ponselnya untuk bersiap meluncurkan protes.
Gerutuan kekesalan menggantikan kalimat-kalimat protes yang akan keluar saat dia mendapati Siwon mengirimkan pesan permintaan maaf karena tak bisa menjemputnya. Apa-apaan ini? Namja manis itu mengabaikan pesan dari Siwon. Kyuhyun bersumpah akan merajuk seharian pada Siwon besok.
Namja manis itu pun mencari kontak telepon rumahnya untuk meminta supir rumahnya menjemput. Tapi sayangnya, Kyuhyun mengabaikan peringatan baterei smartphone-nya yang melemah. Dia segera menekan icon 'call' lalu mendekatkan ke telinganya. Nada sambung terdengar dua kali lalu diikuti dengan habisnya daya baterei smartphone-nya.
"Oh! Ya Tuhan! Bagaimana ini bisa terjadi?! Aargh!"
Kyuhyun mengomel sendiri.
"Oke, sekarang apa yang harus aku lakukan?" tanyanya pada diri sendiri.
Matanya mengawasi jalanan di depannya yang mulai sepi. Jalanan tempat les vokalnya memang bukan jalan utama yang akan tetap ramai dua puluh empat jam. Tentu saja hanya ramai di jam-jam tertentu. Sedangkan ini sudah malam hari mendekati pukul setengah sembilan malam. Dia segera berpikir untuk mulai berjalan saja. Semoga ada pencerahan yang datang pada otaknya ketika dia mulai berjalan.
Kyuhyun mengeratkan coat-nya untuk menghalau rasa dingin yang mulai menyusup ke celah-celah tubuhnya. Mata bulatnya terus mengawasi jalan sekitarnya yang berhiaskan redupnya lampu jalanan. Perasaannya mulai tak enak, hingga dia memilih mempercepat langkahnya.
Namja manis itu melirik ke belakang, saat dia merasakan ada langkah yang mendekati dirinya. Tidak bisa dipungkiri, tubuhnya menegang dan perasaannya mulai gelisah. Langkah kakinya terhenti mendadak saat langkah-langkah itu tiba-tiba telah berpindah ke depannya menghalangi jalannya. Kyuhyun dapat melihat seorang pria paruh baya yang kelihatan mabuk, tampak seperti om-om mesum yang sedang menyeringai penuh minat melihatnya. Tanda bahaya langsung berbunyi di kepalanya.
"Oh, hai manis…Apakah kau butuh ditemani?" katanya dengan langkah lamat-lamat mendekati Kyuhyun.
Kyuhyun memundurkan langkahnya lebar-lebar. Sekarang dia merasa sangat ketakutan sekarang. Dia memegang erat-erat tasnya sebagai perlindungan jika tiba-tiba pria mabuk itu menyerangnya.
"Ayolah, kau tidak perlu takut begitu. Aku akan menemanimu dan kau hanya perlu memberikan kesenangan padaku,"
Pria mabuk itu semakin menyeringai dan mendekati Kyuhyun saat dilihatnya namja manis itu gelisah.
"Kemari, sayang,"
Pria itu semakin mendekat dan akan menyentuh Kyuhyun.
Kyuhyun refleks menghantamkan tasnya dengan sangat keras ke wajah pria mabuk itu berkali-kali lalu segera berlari dengan cepat. Dia tak memikirkan lagi tasnya yang tertinggal. Yang terpenting sekarang adalah dia harus segera menemukan bantuan atau jalan raya yang terdapat banyak orang.
Namja manis itu merutuk sangat jengkel tapi juga ketakutan saat mengetahui pria mabuk itu mengejarnya.
'Ya Tuhan lindungi aku… Aku masih ingin hidup besok!'
Kyuhyun semakin menambah kecepatan larinya dan berbelok ke sembarang arah tak peduli ke mana jalan-jalan itu berujung. Suasana jalanan yang masih sepi semakin membuatnya panik sedangkan pria mabuk itu masih terus mengejarnya dan memanggil-manggilnya.
Kaki-kakinya semakin lelah tetapi, Kyuhyun memaksanya untuk terus berlari saat dia mendapati sebuah halte bus dan bus yang sedang berhenti.
'Sedikit lagi, sedikit lagi,'
Kyuhyun menambah kecepatan berlarinya saat bus akan mulai berjalan. Tubuhnya mulai kepayahan tapi dia tak mau menyerah. Yang benar saja, dia akan habis jika menyerah pada pria mabuk itu.
"Tunggu sebentar!" teriaknya kalap.
Kyuhyun segera naik dengan tergesa-gesa bahkan sempat tersandung kaki-kakinya sendiri. Saat dia telah berpegangan pada tiang di bus, dia menghembuskan nafas lega. Matanya melihat pria mabuk itu memaki-maki kesal dirinya karena tak berhasil mendapatkannya. Namja manis itu menghela nafas sangat panjang lalu memejamkan matanya sejenak. Nafasnya masih tersengal-sengal, dia berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya lalu memejamkan matanya sebentar.
'Terima kasih, Tuhan…'
"Baiklah, aku ingin duduk," katanya pada dirinya sendiri.
Baru saja dia akan duduk, dia tersadar dirinya bahkan tak membawa uang sepeser pun. Namja manis itu melebarkan matanya lalu berdiri dengan cepat. Dia segera merogoh saku coat-nya, saku celananya, dan dia hanya mendapati smartphone-nya yang telah mati beberapa saat lalu.
"Oh, lengkap sudah penderitaanku," rutuk Kyuhyun jengkel.
Terlepas dari pria mabuk, tapi sekarang dia tak punya uang untuk membayar ongkos bus yang dinaikinya.
"Ah, aku tahu!"
Kyuhyun mengamati isi bus yang ternyata hanya tersisa dua orang, selain dirinya dan supir bus tentu saja. Seseorang adalah pria paruh baya dengan tubuh tambun yang dari wajahnya, Kyuhyun memutuskan untuk tidak menjalankan idenya. 'Aku jadi trauma dengan wajah-wajah mesum seperti itu,'
Seseorang yang duduk di depan dekat dengan supir adalah seorang pria muda, sepertinya usia kuliahan. Dia tampak sedang menikmati sekali aktivitas membacanya. Kyuhyun berpikir, jika segala hal berisik yang dilakukannya tadi pasti tak berpengaruh padanya. Namja manis itu memutuskan untuk meminta tolong pada pria muda itu saja.
'Baiklah, Kyu! Fighting!' gumamnya sambil mengepalkan tangan ke depan.
Setelah mengambil tempat duduk di sebelah pria muda itu, Kyuhyun mencuri-curi lihat sembari berdehem ringan. Pria muda itu meliriknya sedikit, tapi seolah tidak terganggu dengan tingkah Kyuhyun dia melanjutkan kembali menikmati bacaannya.
"Ehem, ehem,…"
Kyuhyun kembali berdehem dengan suara agak keras. Tampaknya itu berhasil, karena pria muda itu menoleh padanya dan sedikit menaikkan alisnya.
"Mmh…maaf mengganggumu. Tetapi aku membutuhkan pertolonganmu saat ini," kata Kyuhyun dengan suara sengaja tampak memelas.
Pria muda itu hanya diam masih melihatnya dengan kerutan di dahinya.
"Ah! Sebelumnya, namaku Jung Kyuhyun. Bolehkah aku tahu siapa namamu?" lanjut Kyuhyun berusaha memberikan kesan pertama yang baik pada calon penolongnya. Setidaknya dia harus berbasa-basi. Namja manis itu mengulurkan tangannya.
Pria muda itu masih menatapnya tanpa minat, lalu kembali melihat buku bacaannya.
Kyuhyun melebarkan matanya syok dengan respon yang diterimanya. Dia memandangi tangannya yang tak mendapatkan balas jabatan tangan. Dia menggigiti bibir bawahnya kesal.
"Hei, aku serius! Kenapa kau mengacuhkanku?!" tanya Kyuhyun agak memekik tidak terima dia diacuhkan.
Namja manis itu mengguncang-ngguncang bahu pria muda itu agar mendapatkan respon. Sepertinya berhasil, karena pria muda itu melepaskan matanya dari bukunya kemudia melihat Kyuhyun yang sudah memasang ekspresi cemberut luar biasa.
"Apa maksudmu dengan minta tolong?" tanya pria muda itu tampak ogah-ogahan.
Kyuhyun menarik sudut bibirnya tersenyum senang. Sangat senang hingga refleks dia segera memeluk lengan pria muda itu untuk mengucapkan terima kasih. Ya, itu memang kebiasaan Kyuhyun yang mudah peluk sana-sini.
"Heh! Tidak usah sok akrab!" sentak pemuda itu syok dengan pelukan Kyuhyun di lengannya.
Kyuhyun merengut sesaat, tetapi kemudian kembali tersenyum sangat cerah dan lebar. Pria muda itu meringis agak aneh dengan senyuman Kyuhyun.
"Hei, lepaskan tanganmu!"
Namja manis itu melihat kedua tangannya lalu segera melepas pelukannya pada lengan pria muda itu.
"Hei, kau belum menjawab pertanyaanku tadi," lanjut si pria muda.
"Ah, iya! Oh, emm, itu…aku-aku,"
Kyuhyun menggigiti bibir bawahnya lagi. Dia jadi agak gugup dan juga malu untuk mengungkapkan pertolongan yang dia butuhkan.
Pria muda itu memutar bola mata kelamnya malas. "Bilang saja!"
"Oh, iya! Aku-aku minta tolong kau bersedia membayar ongkos busku. Aku mohon!" sahut Kyuhyun cepat dengan kedua tangan mengatup di depan wajahnya dan memasang ekspresi memelas.
"Kenapa aku harus?" balas pria muda itu.
"Aku baru saja mengalami kejadian tak menyenangkan asal kau tahu! Aku baru saja hampir menjadi korban pelecehan seksual oleh om-om mesum-" Kyuhyun melirik singkat pada pria setengah baya yang menjadi salah satu penumpang. Pria paruh baya itu melihatnya tajam. Kyuhyun meringis lalu kembali melihat pria muda di sampingnya.
"-lalu aku menggunakan tasku untuk memukulinya. Setelah itu aku berlari dengan cepat hingga menemukan bus ini dan meninggalkan tasku begitu saja! Oh, ya ponselku mati! Aku tak tahu harus minta tolong pada siapa lagi,"
Kyuhyun menyelesaikan kalimatnya dalam satu tarikan nafas. Dia berharap pria muda di sampingnya akan percaya padanya. Jika tidak, pada siapa lagi dia meminta tolong. Tidak mungkin juga pada pria paruh baya yang tidak lepas memelototinya gara-gara dia salah bicara tadi.
"Sebenarnya aku heran, kenapa kau minta tolong padaku. Memangnya kau tak takut aku bisa bertindak hal yang sama?" tanya pria muda itu dengan seringai di sudut bibirnya.
Kyuhyun terdiam melihat seringai itu. 'Tampan sekali…'
Pria muda itu menatap Kyuhyun yang malah diam melihatnya. Dia menjentikkan jarinya di depan mata Kyuhyun. Namja manis itu terkejut lalu meringis malu karena ketahuan melamun.
"Aku tak tahu harus minta tolong pada siapa lagi. Masak kau tega aku harus minta tolong pada-" Kyuhyun merundukkan kepalanya sedikit lalu berbisik, "-pria tua di belakang itu. Tampangnya saja mesum begitu. Aku tidak mau mengalami kejadian buruk dua kali hari ini. Tidak!"
Dia menggelengkan kepalanya berkali-kali lalu bergidik. Pria muda itu tersenyum singkat dengan tingkah aneh Kyuhyun.
"Tenang saja! Aku akan mengganti uangmu. Apa kau butuh jaminan? Tapi aku tak membawa apapun selain baju dan ponselku ini. Apa, ya?"
Kyuhyun mengetuk-ngetuk jarinya di dagunya berpikir. Pria muda itu hanya menghela nafas lalu kembali membaca.
"Ya, berpikirlah dulu. Kalau kau sudah mendapatkan barang jaminan, beri tahu aku," katanya.
Kyuhyun melihat pria muda di sampingnya yang mulai membaca. Dia mendengus jengkel, tetapi dia tetap berpikir barang apa yang bisa diberikan untuk jaminan. Mata caramelnya tertumbuk pada gelang perak dengan bandul 'K' di tangan kirinya. Itu adalah gelang pemberian Siwon tahun lalu. Dia berpikir apa gelang itu saja? Tapi, bagaimana kalo kekasihnya itu marah? Kyuhyun menggeleng yakin Siwon tak akan marah, jika mengetahui alasan kenapa gelang pemberiannya jadi jaminan. Lagipula kesialannya malam ini juga gara-gara Siwon! Kyuhyun mendengus sangat marah mengingat kekasihnya itu yang tega membatalkan menjemput dirinya. 'Awas saja besok kau, hyung!'
"Aku tahu!" pekik Kyuhyun yang membuat pria di sebelahnya berjengit kaget.
"Astaga! Bisakah kau bertingkah normal?!"
Kyuhyun hanya meringis lalu meminta maaf.
Kyuhyun melihat pria muda di sebelahnya mengemasi barangnya lalu bersiap berdiri. Mata caramelnya terlihat panik lalu bergegas ikut berdiri mengikuti pria muda itu.
"Hei, kau mau ke mana?" tanya Kyuhyun panik.
Pria itu melihat Kyuhyun sekilas, "Tentu saja turun."
Kyuhyun tersentak kaget, "Lalu aku bagaimana?" tanyanya lagi sembari kedua tangannya mengguncang-ngguncang lengan pria muda itu.
Pria muda itu tak menjawab. Dia segera menekan bel untuk memberi tanda pada supir bus agar berhenti di halte selanjutnya, setelah itu membayar untuk dua orang.
Kyuhyun melihatnya lalu tersenyum senang. Namja manis itu mengikutinya masih dengan kedua tangannya yang memegang pria penolongnya.
"Loh, kau mau ke mana?" tanya Kyuhyun lagi, tangannya memegangi lengan pria penolongnya untuk mencegahnya pergi.
"Astaga…aku sudah membayar ongkosmu. Tentu saja aku akan pulang ke rumahku,"
"Tapi, tapi, tapi, aku tak tahu jalan pulang…." rengek Kyuhyun mulai panik. Genggaman tangannya makin erat pada pria muda itu.
Pria penolongnya itu menghela nafas panjang untuk meredakan kekesalannya. Dia membuka tasnya lalu mengeluarkan sebuah buku dan bolpoin. Dia menyobek sebuah kertas lalu menyerahkan kertas serta bolpoin itu ke Kyuhyun. Namja manis itu memandanginya tak mengerti.
"Tulis alamat lengakapmu di sini," kata pria muda itu.
Kyuhyun tak membantah. Dia melepaskan genggaman tangannya lalu menerima kertas dan bolpoin dari pria penolongnya. Dia mulai menulis.
Setelah selesai menulis, dia melihat pria penolongnya melihat ke arah jalan raya di depan mereka. Tak berapa lama, sebuah taksi mendekat saat pria penolongnya melambaikan tangan untuk menyetopnya. Pria muda itu mengambil kertas di tangan Kyuhyun.
Pria muda penolongnya mendekatkan kepalanya ke jendela mobil di sisi kanan supir taksi.
"Pak, tolong antar orang ini ke alamat ini. Aku minta dengan selamat, ya? Dia baru saja mengalami kejadian tidak menyenangkan malam ini. Terima kasih," katanya lalu mengulurkan kertas dengan catatan alamat yang telah ditulis Kyuhyun.
Supir taksi itu mengernyitkan dahinya mendengar kata-kata pria yang menyetop taksinya. Dia menerima kertas yang diberikan padanya lalu menganggukkan kepalanya mengerti. Supir taksi itu melihat seorang namja yang lebih kecil agak cemberut.
"Kenapa kau masih diam? Pulang sana," kata pria penolongnya itu sambil mengedikkan kepalanya ke arah taksi yang menunggunya.
Kyuhyun melihat pria di depannya lalu memajukan bibir bawahnya agak kesal. 'Aku seperti diusir.'
Sebelum membuka pintu taksi, Kyuhyun melepas gelang bandul 'K'-nya lalu meraih tangan kiri pria penolongnya untuk memasangkan gelang tersebut. Pria muda itu terkejut dengan apa yang dilakukan Kyuhyun.
"Aku tak butuh ini,"
"Aku tak peduli," sahut Kyuhyun menjulurkan lidahnya.
Namja manis itu segera memasuki taksi. Dia tiba-tiba teringat bahwa dia belum mengetahui nama pria penolongnya.
"Hei! Aku belum tahu siapa namamu!" kata Kyuhyun cepat saat dilihatnya pria penolongnya akan berbalik.
Pria muda itu melihatnya lalu tersenyum singkat hanya dengan tarikan di salah satu sudut bibirnya.
"Kau tak perlu tahu namaku. Aku berharap kita tidak bertemu lagi," balasnya kemudian ganti menjulurkan lidahnya untuk membalas Kyuhyun. Pria penolongnya itu segera berlari untuk menghindari makian Kyuhyun.
"Ah, sial! Awas kau!"
Kyuhyun menggerutu lalu mulai menyadarkan tubuhnya untuk menikmati perjalanan pulangnya. Tangan kanannya seperti memainkan sesuatu. Dia melirik ke tangan kanannya dan mendapati bolpoin pria penolongnya masih ada padanya. Dia segera mengamati bolpoin warna merah itu dan menyadari ada sebuah nama di sana.
"Shim Changmin,"
Kyuhyun tersenyum. Namja manis itu mulai memikirkan berbagai hal menarik tentang pria pemilik nama itu.
'Kita pasti bertemu lagi,'
.
.
TBC
Maaf nambah hutang. Tetapi ini cuma fanfic singkat kok. Kemungkinan akan berakhir sekitar tiga chapter/hahahaha/
Terima kasih bagi yang telah menyempatkan mampir. Bolehkan saya mengetahui pendapatnya?/deepbow/
