Disclaimer : Masashi Kishimoto

::::

The Cold Hearted Man

::::

Suatu saat dalam kisah kita, kita akan saling merindui. Suatu saat, laki-laki berhati beku ini akan perlahan mencair. Suatu saat, cintaku yang tulus akan menghangatkan relung hatimu.

Sekarang, apakah kau tahu aku menunggumu?

Aku membuat perisai di hatiku untuk yang lain, aku terus melapisinya agar setebal mungkin. Agar mereka tak kuasa menembusnya aku terus meyakinkan hatiku bahwa suatu saat kau akan kembali. Meskipun otakku berkata lain. Meskipun logikaku berkata agar aku terus saja. Tetapi hatiku sungguh bersikukuh, ia menolak untuk menyerah. Dan bahwa bila kau mengatakan ia bodoh sekalipun, tidak akan banyak mempengaruhinya. Karena ia dipenuhi cinta. Ia menyalurkan virusnya melewati sendi-sendi dan melumpuhkan seluruh tubuhku. Kau boleh mengatakan aku tolol, menyebalkan atau pengganggu. Tapi sudah kubilang bukan? Hati tak akan terpengaruh.

Jadi, ijinkan aku merindumu. Ijinkan aku mengharapkanmu. Meski mungkin hatimu masih membeku, ijinkan aku menghangatkanmu.

Lelaki berhati dingin..

::::

Kau kembali..

Tanpa siapapun di sampingmu, kau berjalan berpeluk kabut. Wajahmu putih bersih, bersinar tanpa bekas darah, bekas kehormatan seorang lelaki yang berperang.

Perangai Uchiha mu masih terlekat jelas, ketika langkahmu semakin berima di telingaku.

Aku menatapmu penuh kerinduan. Ingin sekali aku berlari menyongsongmu, lalu memelukmu selama mungkin. Menumpahkan air mata, caci maki dan apa saja yang bisa membuatmu terus bersamaku.

Tetapi kakiku tak bisa bergerak.

Aku kaku menatapmu.

Air mataku mengucur deras, aku tak bisa berkata apa-apa kecuali sesenggukan.

Aku terus menatapmu yang berhenti beberapa jengkal di hadapanku.

Aku ingin bertanya bagaimana keadaanmu, perasaanmu dan darimana saja kau selama ini.

Aku ingin bertanya tentang kabut di sekelilingmu, mengapa kabut itu semakin menebal menyelimutimu?

Mengapa kau tak bicara? Mengapa kau hanya tersenyum? Ya, mengapa tersenyum? Bukankah sebelumnya kau tidak pernah tersenyum padaku?

Tetapi aku tak peduli, karena aku terlalu cemas dengan kejadian setelahnya. Kabut itu menelanmu.

Dan setelah itu ototku dapat kugerakkan untuk meraih tanganmu, untuk menembus kabut dan menyentuh bagian mana saja dari tubuhmu. Tetapi yang kulakukan hanyalah memeluk kabut.

Aku tak menemukanmu.

:::::

Hingga yang kulakukan setelahnya hanyalah menelungkup di atas tanah yang harum dan menangis.

Mungkin tidak akan ada gunanya menangis, tetapi aku ingin terus menangis. Aku ingin menangis selamanya. Aku tak peduli meski beberapa tangan menarikku untuk bangkit. Aku tak peduli hujan yang semakin deras dan matahari yang sudah turun. Aku ingin terus disini, bersama di peristirahatan terakhirmu.

Lelaki berhati dingin.

::The End::