Detective Conan (c) Aoyama Gosho
Warning : Yaoi, Shonen-ai , OCC, typo, dll.
By : Kiruna Neophilina Phantomhive
Summary : Sebuah kejadian yang benar-benar mengejutkan datang, di Cafe Poirot.
*0*0*0*0*
Pada malam itu, seorang anggota polisi keamanan rahasia atau yang lebih dikenal dengan PSB. Menyusup kedalam sebuah laboraturium yang berstatus ilegal. Ntah...proyek apa yang mereka kerjakan, namun banyak laporan mengatakan. Mereka membuat obat-obatan berbahaya. Pengamanan yang begitu ketat terpasang didalamnya. Dengan hati-hati polisi itu menghindarinya, dan segera mengambil beberapa percobaan yang ada disana. Namun, ia menyadarai semakin lama bau ruangan yang ia masuki semakin aneh. Dengan cepat ia segera meninggalkan laboraturium itu dan memberikan sample itu keapada yang bertugas dibidangnya, untuk mengetahui percobaan apa yang mereka buat.
Sesudah menyelesaikan misinya dengan baik, ia melesat menuju apartementnya dan membersihkan dirinya, lalu beranjak ketempat tidur.
Bosan
Yah...ia bosan, semenjak kehancuran organisasi hitam. Banyak yang sudah berubah, bocah bernama Conan itu sudah kembali menjadi Shinichi, seseorang yang pernah masuk dalam misinya. Lalu, Ai Haibara yang ternyata Shiho Miyano. Ia juga sudah mengetahuinya, dan diberi kesempatan untuk menceritakan semua kenangannya bersama keluarga Miyano. kemudian...
Akai Shuiichi
Orang yang selama ini menjadi tujuannya untuk hidup, dan membunuhnya. Ia sudah mendengar semua kebenarannya, dan ia bingung harus bersikap seperti apa sekarang. Orang yang ia benci, ternyata patner terbaik yang bersembunyi dibakik layar. Ia juga sudah berhenti bekerja di Poirot, karena misinya sudah selesai.
Bosan
Yah...bosan, tujuan hidupnya sudah menghlang. Namun masih ada rasa benci yang tertanam di hati. Misi yang diberikan padanya tidak semenantang masa itu.
Bosan
Yah...bosan, ia bosan dengan kehidupannya sekarang. Ia berharap akan ada suatu kejadian yang menarik esok hari. Ia pun mulai memejamkan matanya, terlelap dalam keheningan malam.
END
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TAPI BOHONG...#authordibuangkesungai
*0*0*0*0*
Pukul 06:00 EST
Seseorang berambut pirang bangun dari tidurnya, setelah mendengar alarmnya berbunyi. Ia merasa ada sesuatu yang menggelitik wajahnya, ia pun merabanya dan melihat bahwa rambutnya sudah memanjang. Ia pun merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya, lalu beranjak kekamar mandi dan melihatnya dirinya dikaca.
SOSOK PEREMPUAN
'Pasti ini mimpi,' batinnya, sambil mencubit pipitnya. Namun, terasa sakit.
Ia pun membukakan matanya lagi, dan melihat sosok perempuan berambut pirang panjang sepunggung, bertubuh ramping, dan tingginya yang hanya sekitar 170-an. Oh, ternyata kalau diperhatikan lagi, bulu matanya lentik dan bibir yang berwarna seperti bunga sakura, namun sedikit pucat.
Rei Furuya, namanya. Orang yang kemarin malam berharap, sesuatu menarik terjadi besok. Kini terwujud. Bahkan sampai membuat dirinya terdiam bagai patung, hingga tak sadarkan diri.
*0*0*0*0*
Kazami Yuuya...laki-laki yang merupakan bawahan dari Rei ini, kini sedang cemas. Karena, atasannya tidak menjawab panggilannya dari 1 jam yang lalu. Padahal Rei yang sudah berjanji padanya bahwa hari ini, ia akan mengajaknya berlatih tembak. Kazami pun pergi menuju apartement Rei, untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Sesampainya disana, ia menemukan pintu apartement terkunci dan memakai kunci cadangan, yang dipercayakan padanya. Kazami pun terkejut menemukan sosok perempuan yang pingsan dikamar mandi. Ia pun membaringkannya disofa, dan mencoba membuatnya siuman.
"Uh..."
Rei pun mencoba untuk memfokuskan pandangannya, dan mendapati Kazami yang berada disampingnya. "KAZAMI!" teriaknya, dan mengubah posisinya menjadi duduk.
"Maaf, nona siapa?" tanya Kazami, bingung kenapa perempuan ini bisa tahu namanya.
"Hah...sebenarnya,"
Rei pun menceritakan semuanya, pada Kazami. Namun, entah penyebab dari perubahan fisik secara drastis ini. Sedangkan Kazami, merasa dilema antara kasihan pada atasannya dan senang karena, akhirnya orang yang ia cintai berubah menjadi perempuan.
"Furuya-san, apa kau masih ingin berlatih menembak hari ini?" tanya Kazami, yang bingung harus bicara apa dalam situasi seperti ini.
Rei menghela nafas dalam "Tentu, siapa tahu streesku bisa hilang. Aku akan bersiap-siap dulu," jawabnya.
"Baiklah, saya akan menyiapkan sarapan untuk anda,"
Selama memasak didapur, Kazami mendengar teriakan melengking beberapa kali. Ya...Kazami tahu, pasti atasannya sedang mencoba beradaptasi dengantubuh perempuannya.
*0*0*0*0*
"Kau saja yang mengemudi," ucap Rei, yang memberikan kunci mobilnya pada Kazami.
Selama perjalanan menuju tempat latihan tembak. Kazami curi-curi pandang pada Rei, 'Cantik' pikirnya. Kemeja putih berbalut rompi coklat, dengan dasi pita merah. Serta celana jeans yang seanada dengan rompi. Tak lupa berret yang terpasang dikepalanya. Terkesan tomboy memang, namun Kazami menyukainya.
Tak terasa sudah sampai ditempat survival game, tempat dimana para penyuka dunia perang berkumpul.
"Lah, kenapa kesini?"
"Kupikir, tempat ini akan lebih bagus dari pada tempat yang sering kita kunjungi. Disini anda bisa bertarung dengan sesama pemain,"
"Hee...tidak kusangka kau tahu, tempat seperti ini Kazami,"
Dan benar saja, selama permainan berlangsung Rei banyak mengalahkan pemain lainnya. Banyak yang menawarkannya, masuk kedalam tim. Namun Rei menolaknya, karena ia kesini hanya melampiaskan semua kekesalannya.
Kazami, yang sudah lelah dan kalah. Duduk dibangku peristirahatan, sambil menunggu Rei.
*0*0*0*0*
"Kita mau kemana lagi, Furuya-san?" tanya Kazami, setelah selesai bermain dan masuk kedalam mobil.
"Terserah," jawab Rei , sambil memakai sabuk pengaman.
Nah, loh...dasar perempuan.
Akhirnya Kazami, mengemudikan mobi milik Rei ini menuju tempat perbelanjaan. Disana ia dan Rei mencari tempat makan, untuk makan siang. Sambil membicarakan, tentang hasil tes sample yang ia berkan kemarin malam. Menurut hasil uji lab, sample itu tidak berbahaya. Serta bukan jenis obat-obat terlarang, itu hanya obat tidur. Itu yang diterima Kazami tadi pagi, disela-sela ia sedang menelepon Rei, namun tidak ada jawaban.
"Lalu, apa yang menyebabkanku seperti ini?" tanya Rei, pada dirinya sendiri.
"Furuya-san, apa saat penyelidikan. Kau merasa ada yang aneh?" tanya Kazami,, serius.
"Aneh? Sepertinya, ada. Aku mencium bau yang aneh didalam sana,"
"Mungkin saja itu penyebabnya,"
"Benar juga, walaupun tidak masuk akal. Namun, keberadaan obat-obat aneh seperti itu benar adanya,"
Tak terasa sudah lama mereka disini, karena tak enak dengan pengunjung yang sudah mulai ramai. Mereka pun meninggalkan tempat makan itu, dan berjalan menyusuri tempat perbelanjaan.
Kencan
Kazami merasa ia seperti sedang berkencan, berajan berseblahan dengan Rei. Ingin berpegangan tangan namun, ia masih sayang nyawa.
"Nah, Furuya-san...bagaimana jika anda membeli beberapa setel pakaian wanita? Terutama um...'itu'," jelas Kazami dengan pipi merona, karena malu.
"Bra maksudmu?"
ASTAGA BLAKBLAKAN BANGET
Kazami pun mengangguk, "Anda pasti sedang tidak menggunakannyakan?" selidiknya.
"Aku pake kok,"
"HAH? Jadi selama ini an-"
"Kau jangan berpikiran macam-macam. Er...walau sebenarnya, kalau aku jelaskan. Pikiranmu lebih macam-macam lagi,"
"Maksudnya?"
"Aku pakai, bra punya wanita itu. Dia pernah mandi di apartementku, dan meninggalkan beberapa bajunya disana,"
"Ja-jadi..."
"Sudah! Tidak usah berpikiran macam-macam,"
Kazami pun menemani Rei membeli beberapa setel baju dan pakaian dalam, yang anehnya. Kenapa atasannya biasa aja saat memasuki bagian surga para pria? Dan sang atasan pun menceritakan ia sering mengantar wanita itu berbelanja, jadi tebriasa.
"Furuya-san, apa sebenarnya hubunganmu dengan wanita itu?"
"Humm...satu sisi ia sudah seperti guruku, bahkan dia yang sering memberitahuku teknik-teknik memasak,"
*0*0*0*0*
Hari sudah mulai malam, tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kencan dadakan, pun berakhir setelah Kazami mengantar Rei pulang. Padahal Kazami, masih ingin merasakan disisi Rei. Sementara itu Rei, mulai membersihkan dirinya dengan penuh keberanian. Apalagi saat menyentuh bagian-bagian yang berubah.
Ntah kenapa mandi, yang menyangkan dan membuat capek hilang. Jadi semakin membuat lelah fisik dan lelah mental. Rei pun duduk disofa, tempat tadi Kazami duduk sebentar untuk miunm teh dan beristirahat. Ia pun menemukan sebuah kunci, yang sepertinya kunci apartement Kazami. Rei pun mencoba menelepon Kazami, namun Rei ingat bahwa batre smarthphone Kazami habis. Mungkin ia akan menyadarinya dan balik lagi kesini.
*0*0*0*0*
Dalam perjalanan pulang menuju apartement, Kazami baru menyadari bahwa kuncinya hilang dan sepertinya terjatuh di apartemen Rei. Namun, ia sudah lelah. Belum lagi laporan yang sudah menunggunya, jadi daripada balik lagi. Lebih baik ia meminta kunci cadangan, pada pemilik apartement.
*0*0*0*0*
'Ting..Tong..'
"Pasti Kazami, mau mengambil kuncinya.."
Saat Rai membuka pintunya, bukan Kazami yang ia dapat melainkan Akai Shuichi. Dengan cepat ia menutup pintu apartementnya, namun ditahan oleh Akai, hingga mereka terlihat seperti sepasang suami istri yang sedang bertengkar, dengan Akai yang mencoba masuk kedalam dan Rei yang menahannya. Karena, tidak enak dilihat oleh penghuni yang lain. Rei pun memperbolehkan Akai masuk kedalam apartementnya.
"Kau tidak perlu tanya kenapa aku, bisa jadi seperti ini,"
"Tidak, aku tidak akan menanyak itu. Justru aku sangat bersyukur kau berubah menjadi seperti ini,"
"APA!? KAU MENDO'AKANKU SEPERTI INI?"
"Tentu tidak Rei, aku mencintaimu apa adanya..."
"HAH?"
Diam
Rei pun menghela nafasnya "Huh...apa maumu Akai?" tanyanya, sambil memijat kepalanya yang tiba-tiba pusing.
"Menikalah denganku..."
"..."
TBC
*0*0*0*0*
Hayo... ada yang mau tau kelanjutannya? Jangan lupa review ya...
