Disclaimer: Masashi Kishimoto

Warning: OOC, Plot berantakan, Alur ngebut, AU, Typo, dll


Pertempuran

Chapter 1


"JANGAAAAN!"

Jeritan seorang lelaki separuh baya terdengar mengiris telinga, namun dua orang di depannya yang terlihat sudah siap untuk menghabisi mangsa seolah tidak mendengar jerit ketakutan sang pria.

"Ku mohon! aku tidak mau mati!" seru sang pria yang sudah bermandikan darah, dia terlihat sangat ketakutan.

"Hahaha... maafkan aku tuan Mifune, tetapi ini adalah keinginan dari Lucifer. Kau tahu? jika dia sudah memerintahkan sesuatu, kita tidak bisa untuk membantahnya." jawab salah seorang yang misterius itu.

"Aku berjanji! aku berjanji seminggu lagi barangnya akan sampai kepada Lucifer!" serunya, yang masih membantah.

"Maaf tuan Mifune, tetapi sayangnya transaksi telah dibatalkan semenjak matahari terbenam." balas orang misterius itu dengan dingin.

DOOOR

Terdengar bunyi letusan pistol mengiringi kematian sang korban yang sangat tragis. Bayangkan, tewas ditangan orang yang kau kenal dengan baik, bukankah sangan mengerikan?

Mayat sang korban masih meliuk-liuk sebelum akhirnya benar-benar tewas, sementara salah satu dari orang misterius itu tertawa senang tanpa rasa bersalah, dan yang seorang lagi hanya diam. "Bwahahaha... sudah lama aku ingi membunuhmu Mifune! dasar pebisnis yang bodooh!" jelasnya sambil tertawa menyeringai yang menambah keseraman pada wajahnya.

"Abaddon, kau mengerti apa yang dikatakan oleh Lucifer? jika kita membunuh seseorang, bunuhlah dengan tenang dan tidak brutal, dan jangan sampai ketahuan oleh polisi, karena akan sulit urusannya." ucap orang misterius yang satu.

"Mammon! kau diam saja dan ambil seluruh uang yang terdapat di koper orang ini!" ucap orang yang diketahui bernama Abaddon ini.

"Sudah kubilang jangan memanggilku dengan sebutan itu! seenaknya saja memerintahku!" bentak orang yang dipanggil Mammon itu.

"Bukankah Mammon adalah nama sandimu? lagipula jika bukan karena perintah tuan Lucifer, aku tidak mau dipasangkan olehmu dalam misi kali ini!" balas Abaddon yang jengkel dengan kata-kata partnernya itu.

"Karena aku adalah bendahara dari organisasi ini! aku harus merampas harta dari orang yang telah kau bunuh itu! dan jangan mengeluh, setelah aku mengambil koper itu kita harus pergi dari sini, sebelum polisi datang!" ucap mammon, dan ia langsung mengambil koper yang terdapat di jok mobil milik orang yang telah mati itu.

Setelah itu mereka buru-buru memasuki mobil mereka yang bermerek Zenvo, dan langsung melaju dengan pesat tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

~oOo~

Di rumah Naruto

Seorang pemuda terlihat sangat buru-buru pagi ini. Pemuda yang berprofesi sebagai ajudan polisi ini nampaknya menyadari keterlambatannya, sampai-sampai ia tidak sempat sarapan. "Ibu, aku berangkat." ucapnya dengan tergesa-gesa.

"Tunggu Naruto! kau melupakan bekalmu, nak!" ucap perempuan berambut merah itu yang segera mengambil bekal milik anak kesayangannya itu. "Aku sudah besar bu! aku tidak mau diperlakukan seperti anak kecil lagi!" sanggah pemuda berkulit tan itu.

"Aku tidak peduli! yang penting kau harus habiskan bekal yang sudah kubuat, kalau tidak kau akan rasakan sendiri akibatnya!" ucap kesal dari sang ibu.

"Baik.. aku akan menghabiskannya." ucap Naruto, mengalah.

Dan akhirnya Naruto berangkat menuju kantor kepolisian Jepang, yang terletak di pusat kota Tokyo. Ketika dia mulai memasuki kantornya yang penuh orang-orang disiplin, banyak mata yang tertuju pada dirinya dengan sinis, Naruto tidak menanggapinya, karena ia suddah bosan dicaci maki oleh teman-temannya.

"Lihat itu, si polisi gadungan yang selalu gagal dalam tugas yang diberikan! dia terlambat! dasar orang bodoh yang tidak disiplin!" umpat salah seorang polisi yang muak melihat pola tingkah dari polisi baru itu. Namun Naruto hanya membiarkan banyak orang untuk mengejeknya, karena dia tidak pernah mau mencari masalah.

Dan di depan naruto, lewat juga salah seorang polisi baru, namun berbeda dengan naruto yang sering dibentak oleh atasan, polisi yang satu ini sering dipuji atas tindakan heroik yang ia lakukan setiap menjalani tugas. Ya, dia adalah Uchiha Sasuke, polisi baru yang sedang naik daun dikalangan polisi lain, dan menjadi idola para polisi wanita.

"Hei dobe!" ucap Sasuke, dobe adalah nama panggilan yang diberikan Sasuke kepada Naruto.

"Apa teme?" balas Naruto, dan sebaliknya teme adalah panggilan yang diberikan Naruto untuk Sasuke.

"Kita berdua dipanggil oleh komandan Ibiki." ucap Sasuke.

"Umm.. baiklah." balas Naruto, seraya pergi ke ruangan komandan Morino ibiki berada.

...

Ruangan Komandan

Terlihat dua orang ajudan polisi berdiri menunduk dihadapan sang Komandan yang terkenal tegas dan disipliner tinggi. Tidak ada percakapan disana sebelum sang Komandan bicara.

"Apa kalian tahu, mengapa kalian berdua aku panggil kemari?" tanya sang komandan.

"Siap! tidak komandan!" ujar mereka berdua serentak.

"Dua orang polisi baru, yang satu sangat menakjubkan sementara yang satu nol, tidak punya kelebihan apa-apa.." sang Komandan berhenti sejenak.

"Uchiha Sasuke! aku mengapresiasi kinerjamu selama ini, namun kau terlalu bernafsu untuk membunuh tersangka, dan kau terlalu individualis, kau masih kurang dalam bekerjasama."

"Sementara kau Namikaze Naruto! aku sungguh kecewa kepadamu, aku berharap kau bisa diandalkan, tapi ternyata tidak,kau sama sekali tidak layak untuk menjadi seorang polisi." ujarnya tegas, walau sangat menyakitkan di telinga naruto.

Sementara sang Komandan sedang asyik memarahi dua polisi baru ini, tampak salah satu anak buahnya menyela, dan mengabarkan berita penting.

"Komandan, telah ditemukan mayat yang tak dikenali di pinggiran distrik satu"

Dan Komandan pun menyahuti, "Baik nanti akan aku kirim polisi untuk menyelidiki mayat tersebut." dan setelah lama terdiam, sang komandan berbicara lagi.

"Kalian dengar tadi? telah ditemukan mayat yang tak dikenali identitasnya."

"Siap! kami mendengarnya Komandan!" jawab mereka bersamaan.

"Itu adalah tugas yang akan aku berikan kepada kalian dibawah pimpinan inspektur Mizuki. Dan ingat! itu adalah tugas yang sangat menentukan bagi kalian, jika sampai kalian gagal dalam tugas ini, maka kalian tidak berhak lagi datang ke tempat ini! mengerti?"

"Siap! mengerti Komandan!" dan akhirnya mereka berdua keluar untuk menemui inspektur Mizuki.

~oOo~

Tempat Kejadian perkara

Selalu seperti ini, Naruto selalu mual ketika melihat mayat yang sudah terbujur kaku, apalagi dengan darah yang berceceran seperti ini, menambah kesan mengerikan pada mayat ini. Sementara Sasauke hanya berkesan biasa ketika melihat mayat ini.

"Apa identitasnya sudah diketahui?" tanya Inspektur Mizuki kepada tim forensik yang memeriksa mayat sedari tadi.

"Sama sekali belum, inspektur. Bahkan sama sekali tidak ditemukan bekas sidik jari di sekitar tubuh korban." ucap ketua tim forensik.

Ternyata hasilnya nihil, kalau begini bisa-bisa pelakunya juga tidak bisa diketahui, Sasuke berpikir keras, sedangkan Naruto memeriksa sekujur tubuh korban, siapa tahu ada yang bisa ditemukan.

Dan akhirnya usaha Naruto tidak sia-sia, dia menemukan sebuah serbuk putih yang mencurigakan. "Hei! aku menemukan sesuatu!" ujar Naruto dengan suara yang agak keras. Dan seluruh polisi juga tim forensik berkumpul ke tempat Naruto berada, begitupun Sasuke, kemudian dia mengambil sebagian serbuk itu, lalu mendekatkannya ke hidung.

"Tidak salah lagi, ini adalah bubuk opium, kurasa dia tewas ketika sedang melakukan transaksi narkoba, dan tadi tim forensik bilang waktu kematiannya sekitar lima jam yang lalu bukan?" ucap Sasuke dengan tampang serius.

"Tapi Sasuke, itu sama sekali tidak membantu untuk menemukan si pelaku. Bandar narkoba di kota ini sangat sulit untuk ditemukan." ujar Naruto yang tidak kalah serius.

Disaat situasi genting dan sangat kebingungan seperti itu, datanglah seseorang yang tak dikenal dan menutupi hampir seluruh badannya dengan jaket bewarna hitam, dan wajahnya tampak memakai masker. "Kurasa, aku tahu siapa dia." ucap pria yang baru datang itu.

"Kau tahu siapa dia?" tanya inspektur Mizuki yang penasaran.

"Ya, korban bernama Mifune, dia adalah seorang pebisnis yang mengurus bidang eksport import bahan-bahan tambang." jelas sang pria.

"Tunggu dulu, ini sangat aneh! kau datang dengan tiba-tiba dan menjelaskan identitas korban. Kau sangat mencurigakan" ujar Sasuke sengit.

"Aku mempunyai alibi saat jam kejadian, saat itu aku berada di Bar depan stasiun." ucap pria itu dengan antusias.

"Lalu ada hubungan apa antara kau dan korban?" tanya Naruto menambahkan.

"Aku pernah bertemu dan mengobrol dengannya, waktu menunggu kereta tiba." ujar pria bermasker itu.

Sungguh pelik pikiran mereka semua saat itu, tidak ada bukti yang bisa menentukan jalannya penyelidikan. Maka dengan berat hati, Inspektur Mizuki menutup sementara kasus kali ini, dan menyuruh tim forensik untuk mengotopsi jasad tak bernyawa itu, untuk menemukan bukti lebih lanjut, sementara barang bukti berupa bubuk opium yang tercecer di sekitar korban akan dibawa ke Badan Pusat penelitian untuk diteliti lebih lanjut.

"Inspektur! kenapa kau hentikan penyelidikan ini? nanti aku harus bilang apa ke Komandan Ibiki?" cercah Naruto yang kebingungan.

"Nanti aku sendiri yang bilang ke Komandan, bahwa aku mengentikan penyelidikan kasus ini untuk sementara waktu, karena bukti yang ditemukan masih belum jelas." jawab Inspektur Mizuki dengan tersenyum.

Berbeda dengan Komandan Ibiki yang kelewat tegas, Inspektur Mizuki adalah orang yang baik dan murah senyum, bahkan kepada bawahan sekalipun, dan itu yang membuat Naruto merasa lebih tenang jika bersamanya. Tim forensik telah membawa korban dengan mobil pembawa jenazah, dan polisi lainpun sudah mulai meninggalkan lokasi kejadian, termasuk Inspektur Mizuki, dan ketika sang Inspektur mengajak Naruto serta Sasuke untuk kembali ke kantor, Sasuke menolak dengan dalih ada urusan lain.

"Kenapa kau tidak kembali ke kantor kepolisian, Sasuke?" tanya Inspektur Mizuki yang tidak mengerti jalan pikiran Sasuke. Bahkan Naruto sendiripun bingung.

"Tidak inspektur, aku dan Naruto masih ada urusan lain, bukan begitu Naruto?" tanya Sasuke sambil memicingkan mata ke arah Naruto dengan nada mengancam.

"Ti-ti, maksudku iya, kami ada urusan lain." ucap Naruto berbohong, kalau saja Sasuke tidak menginjak kakinya pasti Naruto sudah berkata tidak.

"Baiklah kalaubegitu, hati-hati ya." ucap Inspektur Mizuki sambil masuk ke dalam mobil dan langsung menyetir mobilnya.

...

Naruto merasa sebal dengan temanya itu, karena menyuruhnya untuk berbohong, dia ingin bertanya kenapa menyuruhnya untuk berbohong, tapi sebelum ia bertanya, Sasuke menjawabnya lebih dulu. "Kau tau? aku sangat mencurigai pria berjaket tadi, dia sangat misterius." ucap Sasuke.

"Bukankah dia sudah mengatakan alibinya tadi, bahwa saat kejadian berlangsung dia sedang ada di bar dekat stasiun yang jaraknya lumayan jauh dari sini." ucap Naruto menyanggah pernyataan Sasuke.

"Dasar bodoh, untuk apa dia sampai datang kesini kalau hanya untuk memberitahu identitas korban? pasti ada maksud lain, atau bahkan, sebenarnya dia sudah mengetahui akan terjadi pembunuhan disini!" ujar Sasuke yang mulai was-was.

"Kalau begitu ayo kita ikuti dia! mumpung masih belum lama dia pergi dari tempat kejadian!" ujar Naruto yang memiliki ide cemerlang. Dan Sasuke langsung tersenyum, "Tumben kau pintar, Dobe."

"Dasar Teme" balas Naruto, lau mereka berdua lekas pergi dari tempat itu untuk mencari sang pria berjaket dan memakai masker tadi.

Dan mereka tidak menyadari jika dari kejauhan ada yang sedang mengawasi mereka, sambil memegang alat penyadapnya, "ternyata dua polisi yang bodoh yang tidak menyadari bahwa aku menyadap percakapannya, khu khu..." ujar Pria berambut hijau yang tadi mengawasi mereka.

~oOo~

Sementara Naruto dan Sasuke masih terus mencari-cari pria berjaket itu, sampai akhirnya dipinggir sebuah taman, mereka melihat sebuah mobil ferrari berwarna silver terparkir disitu, dan mereka hendak menghampirinya, dan seketika mereka terkejut karena pria berjaket itu tepat berdiri membelakangi mereka sambil berbicara dengan orang di dalam mobil tersebut. Naruto dan Sasuke berusaha untuk mencuri dengar pembicaraan mereka yang terkesan misterius dari balik tiang lampu yang terdapat di taman itu.

"Ternyata Mifune telah tewas." ujar pria berjaket itu.

"Sungguh sangat disayangkan orang seperti dia tewas, apa yang harus kita katakan kepada Shion?" balas orang yang berada di dalam mobil.

Naruto mengingat nama itu dalam pikirannya, ' Shion, bagus , aku akan melaporka nama itu ke komandan dan aku tidak jadi di pecat.' ucap Naruto dalam hati. Sementara Sasuke tetap fokus untuk mendengarkan percakapan mereka, sampai ada seseorang yang memergoki perbuatan mereka berdua.

"Sedang menguping percakapan mereka ya?" ucap seorang wanita mengagetkan mereka.

"WAAAAAA... Si-siapa kau?" ujar Naruto ketakutan. Sementara Sasuke tetap dengan gaya coolnya.

Dan pria berjaket hitam itu menoleh kebelakang menyadari ada yang menguping pembicaraanya, wah... wah... ternyata dua orang polisi, Namikaze Naruto dan Uchiha Sasuke."

"Bagaimana kau bisa mengetahui nama kami?" ujar Naruto yang sudah dibanjiri keringat.

"Karena kalian berdua ada sangkut pautnya dengan pembunuhan yang kalian selidiki tadi." ucap sang wanita, semakin membuat bingung mereka berdua. "Shizune, biar aku yang menjelaskan kepada mereka." ujar pria berjaket itu, menengahi.

"Jika kalian ingin mendapatkan kejelasan dari semua ini, maka kalian harus ikut kami, naiklah ke mobil, kami akan menjelaskannya di mobil." lanjut pria itu, berusaha meyakinkan Naruto dan Sasuke. "Baiklah, kami akan mengikuti perintahmu, tapi kau masih dalam pengawasan kami" ujar Sasuke berusaha menggertak.

"Hei Teme, jangan-jangan mereka mau menculik kita." bisik naruto di telinga Sasuke.

"Kita ini polisi, Dobe" Sasuke balas membisiki Naruto.

Dan akhirnya mereka berdua masuk ke dalam mobil ferrari bewarna silver yang menurut perkiraan keluaran tahun 1995 itu, di dalam sana ada seorang pria aneh yang berambut cepak mangkok, dan pria itu menyapa mereka, "hai, namaku Gay, tetap semangat" ucapnya seraya mengacungkan jempol.

Dan berikutnya wanita bernama Shizune serta pria berjaket hitam itupun mulai masuk, dan mobil mulai melaju pelan. Di perjalanan, dua orang polisi muda itu terlihat gugup, namun Sasuke dapat menutupi kegugupannya. "Lalu, mana janjimu yang mau menjelaskan semuanya?" ucap Sasuke, sinis.

"Kau bocah yang cukup pintar, baiklah harus darimana aku mulai ya? ah... itu dia, kau tahu siapa sebenarnya orang yang membunuh Mifune?" tanya pria itu.

Alhasil Sasuke menggelengkan kepalanya, tampak seperti orang bodoh dan tidak mengerti apa-apa, sementara Naruto dengan serius mendengarkan. "Sebelumnya, apakah kalian tahu organisasi yang bernama Akatsuki?"

Sasuke hendak menggelengkan kepalanya ketika Naruto menjawab pertanyaan dari pria itu. "Sedikit, Akatsuki adalah organisasi mafia yang lebih mengerikan dari Yakuza, yang memiliki jaringan dan akses terhadap seluruh dunia, dan dicurigai memiliki markas utama di Jepang." ucap Naruto yang kini tampak serius.

"Do-dobe, ba-bagaimana kau bisa tahu?" tanya Sasuke yang tercengang akan jawaban Naruto.

"Dendam lama yang berusaha untuk kusingkirkan." ucap Naruto.

"Kau membuatku tercengang. ternyata kau tahu Akatsuki walaupun hanya sedikit, baiklah akan kumulai, sebenarnya Akatsuki itu adalah perkumpulan orang yang mengikat janji dengan Lucifer, Lucifer disini hanyalah nama sandi dari bos besar Akatsuki, yang memegang kendali seluruh kegiatan Akatsuki. Akatsuki bergerak dibidang Narkotika, perjudian klub-klub malam, bahkan pembunuh bayaran, mereka bahkan tak segan untuk membunuh saingan bisnisnya, persis seperti mafia-mafia dari Italia. Dan lebih parahnya lagi, kini mereka menyatakan perang terhadap Jepang, secara diam-diam tentunya."

"Berperang secara diam-diam, bagaimana maksudnya?" tanya Naruto yang semakin penasaran.

"Mereka berencana mengkudeta Kaisar, dengan cara sembunyi-sembunyi, dia akan menghancurkan gedung-gedung penting, serta membunuh satu-persatu perwira tingkat tinggi." ucap Gay, sambil menyetir, membuat Sasuke dan Naruto kaget bukan main.

"Tapi kami tidak dibolehkan mengumumkannya kepada seluruh rakyat Jepang, karena ditakutkan kekacauan massal akan terjadi." lanjut Pria berjaket itu.

"Hanya badan yang kami bentuk yang dapat menghentikannya." ucap Shizune.

"ANBU"

"ANBU? nama yang aneh." komentar naruto.

"Hei jangan mengejek ANBU dasar bodoh!" umpat Shizune.

Belum sempat Naruto membalas umpatan Shizune, bom molotov jatuh tepat di kaca mobil membuat semua orang yang terdapat di dalam mobil kaget.

"CEPAT! SEGERA KELUAR DARI MOBIL!" teriak pria berjaket dengan lantang.

DUAAR

Bom meledak tepat di mobil, dan memecahkan kaca mobil serta membuat kerusakan sedang di dalam mobil ferrari itu. Untungnya mereka semua telah keluar dari mobil, membuat mereka semua terlepas dari maut.

"Aku pinjam pistol kalian berdua!" ucap sang pria berjaket.

"Bagaimana kami bisa mempercayaimu?" cegah Sasuke yang mulai mengeluarkan pistolnya.

"Percayalah padaku! namaku Hatake Kakashi!"

Bersambung...


Author note

makasih banyak buat yg udah ngebaca fic ku yang satu ini, yang melepaskanku dari kepenatan, insya Allah bakalan update cepat kalo imajinasi lagi gak mampet. Ini pertama kalinya aku buat fic dengan genre crime, jadi mohon bantuannya ya

jangan lupa review ya...