Halaman Rindu

The Lord of The Rings milik J.R.R Tolkien.

No copy paste, no plagiarism please …

Warning : typho, EYD kurang tepat, cerita membosankan, dll

0000000000000000000000000

Aku menggenggam penaku erat. Memandangi rerumputan landai di balik jendela di hadapanku yang begitu subur sambil menikmati udara sore dan matahari terbenam.

Menghela nafas panjang, aku kemudian menyunggingkan senyum kecil. Mengenang sosoknya, dia sahabat sekaligus keponakan dari majikanku, Mister Frodo.

Seseorang yang berperan sangat penting dalam hidupku, yang sudah mengajakku dalam petualangan terbesar, yang sebenarnya sangat tidak layak bagi seorang hobbit bodoh sepertiku.

Sekilas kupandangi lembaran kosong itu. Sekali lagi aku berpikir, apakah yang seharusnya kutulis di sana. Aku bukanlah hobbit yang mempunyai kecerdasan yang setara dengan Mister Frodo, jadi mana mungkin bisa menuliskan cerita-cerita hebat dengan bahasa yang luar biasa indah seperti tulisan-tulisannya di halaman sebelum ini.

Tapi Mister Frodo sudah mewariskan halaman-halaman ini untuk kutulisi, seperti pesannya sebelum ia meninggalkan Shire bersama rombongan para elf. Sebuah kehormatan bagi tukang kebun sepertiku untuk bisa menuliskan pemikiranku ke dalam buku miliknya.

'Dear Mister Frodo,' tulisku sedikit ragu.

'Ini adalah tulisan pertamaku. Tulisan dari seorang Samwise Gamgee yang sebenarnya sangat tidak pantas untuk menggoreskan tinta di lembaran berharga ini. Namun kuberanikan diri menulis, karena anda yang memintanya,' aku tersenyum sejenak dan menimang apakah yang akan kutulis selanjutnya. Sedikit merasa malu dengan cerita yang sudah tergores di sana.

'Bagaimana kabar anda? Apakah di sana lebih baik dari pada di Shire? Apakah luka di dada anda sudah tidak sakit? Apakah anda merindukan Shire? Apakah anda merindukan kami, aku, dan semua sahabat anda di Shire? Bagaimana juga dengan kabar Mister Bilbo?' aku berhenti sejenak saat dadaku terasa sedikit sesak.

'Entah anda masih ingat kepada kami atau tidak, yang jelas saya sangat merindukan anda,' aku kembali berhenti saat dua bulir air mataku menetes.

'Anda tahu, anak-anakku kini sudah cukup besar untuk bisa membantuku bertani. Dan Rosie sekarang sangat pandai menjahit. Semua baju yang kubawa saat bertualang bersama anda, semuanya kini masih kusimpan setelah Rosie perbaiki. Semuanya adalah kenanganku, yang selalu dengan bangga kuceritakan kepada anak-anakku.'

'Mister Frodo, mungkin kita tidak akan pernah berjumpa kembali, bahkan hingga aku mati nanti. Tapi kuharap anda selalu mengingatku, selalu mengingat Shire, selalu mengingat kenangan anda, sekalipun anda sudah tidak bersama kami,' aku tersenyum melihat hasil tulisanku itu.

'Aku tidak berjanji, tapi saat nanti aku punya keberanian lagi untuk menulis, akan kupastikan lembar demi lembar ini akan terisi. Kuharap anda memaafkanku karena ini. Sekian dariku, semoga anda baik-baik saja di sana,'

'Shire, Samwise Gamgee.'

Aku menutup buku itu dengan sunggingan senyum tipis namun juga berpadu dengan haru.

Kurasakan sebuah sentuhan lembut di pundakku, saat kutolehkan kepala, kulihat senyum istriku Rosie di sana.

"Sudah sore, aku semenjak tadi mencarimu untuk minum teh," ucapnya bijak.

"Ayo kita minum teh. Aku sudah selesai menulis satu halaman di buku Mister Frodo," aku meraih tangan istriku dan menggengamnya lembut.

"Semoga Mister Frodo merasakan kerinduan dan ketulusanmu," kembali senyum Rosie mengembang di bibir cantiknya. Begitulah kehidupanku saat ini Mister Frodo, aku bahagia dengan keluarga kecilku, meskipun terkadang aku teringat kepada anda dan membuatku bersedih. Aku harap anda bahagia di sana.

END

Tiba-tiba kepikiran dengan apa yang akan ditulis Sam di buku Frodo yang diberikannya sebelum pergi. Maaf jika banyak kata maupun kilasan cerita yang kurang sesuai.

Terima kasih untuk yang sudah membaca. Review selalu saya tunggu dengan tangan terbuka.