Cast:
Kim Ryeowook
Kim Jong Woon a.k.a Yesung
Fishy a.k.a Lee Donghae
Cameo:
Micky Yoochun
.
.
Should Be Mine?
.
.
First Chapter
.
.
Yahh, Wookie sudah memutuskan untuk menutup hati sejak sebulan yang lalu. Setidaknya untuk beberapa waktu. Dan terutama untuk musisi, ia baru saja dikecewakan oleh dua orang musisi, secara beruntun. Musisi selalu egois, hanya menerbangkan wanita-wanitanya, awalanya, mungkin mereka sudah terbiasa bersandiwara karena harus membawakan lagu dengan penghayatan maksimal?
Senja tak bergeming meski segala mahkluk bergegas mengejar waktu. Senja tak bergeming meski pikuk kota mulai menjauihinya. Senja tak bergeming meski tiap hati jatuh cinta padanya. Senja tak bergeming meski tiap suka dan duka hadir karenanya.
Kulitnya kuning langsat, manik matanya cokelat, rambutnya tertutup topi rajutan hingga hampir menutupi mata, tubuhnya mengenakan jaket merah, mengedarkan pandangan pada kedai kopi sederhana langganannya, Asem Manis. Tidak terlalu besar, terletak di perempatan jalan yang cukup ramai di pusat kota. Sederhana, nyaman, dan ramah. Itulah kesan Wookie pada kafe ini.
"Halo kak" sapa Ryeowook ramah sambil mengambil kertas dan duduk di meja bar, menulis pesanannya.
"Tumben non sendirian?" Yoochun menyapa langganannya ramah, "Afogato?" lanjutnya.
"Hehe, iya Kak, apal banget deh Kakak ini. Sama pancake strawberry ya!"
Senja kala itu dingin, angin menyibakkan dedaunan cukup kencang, dan mendung menutupi sebagian jingga yang merona dilangit, duduk dikursi pojokan seperti biasanya, dekat jendela, dan memainkan BB ditangannya.
Sore itu Ia dalam rangka move on, Ia mulai melamun. Yunho, mantan pacarnya, memutuskannya tiga bulan yang lalu lantaran Ia balikan sama mantannya yang 3 tahun yang lalu putus.
Dia, baik. Itu kesannya. Namun, bukankah karena semakin orang itu terlalu baik padamu. Maka akan semakin mudahnya menyakitimu? Meninggalkan jejaknya, disana, dan membekas.
Rombongan bule memasuki ruangan, dua wanita dan satu laki- laki bule memasuki ruangan. Ah, ya, Asem Manis memang sering kedatangan tamu bule, kedai nya berada tepat didepan hotel untuk para backpacker. Jadi wajar, meski bule, mereka ngopinya ditempat sederhana begini.
Wookie tidak ambil pusing. Matanya melirik sekilas, tinggi, hidung mancung, cantik. 'Ah, andai aku punya hidung secantik itu' katanya dalam hati. Melirik jam silver ditangan kirinya. Pukul 5 lewat 25 WIB. 'Ah, paling tidak aku mempunyai kulit asia yg cukup eksotis, dibanding kulit pucat mereka' lagi-lagi Wookie berguman dalam hati, sedikit tersenyum, dan menghibur diri.
Harusnya, dua bulan lagi Yunho kemari. Itu janjinya. Menghadiri wisuda Wookie, bertemu orangtuanya, dan mengenalkannya pada kakek kesayangannya. Namun sepertinya hiruk pikuk metropolitan lebih menarik untuknya, hingga ia memilih salah satu dari penghuninya.
Vierra, pertemuan singkat. Sepertinya itu jadi soundtrack cerita kali ini.
Wookie fikir ia telah siap untuk jatuh cinta lagi, telah merelakan yang telah pergi. Namun nyatanya, Yunho dan Wookie adalah dua orang yang sama-sama belajar move on. Bedanya, Wookie telah move on pada Yunho, tapi hati Yunho masih bergelayut pada hati yang lain.
Tidak pernah Wookie sesali keputusannya waktu itu, menerima ajakan makan siang dari Yunho, hanya sekedar menghabiskan waktu dan bernostalgia masa SMA. Padahal waktu SMA mereka tidak saling mengenal walaupun satu sekolah. Wookie merasa lucu kalau diingat-ingat sekarang. Bagaimana ia bisa jatuh. Apa itu cinta? Entah.
Hanya saja Wookie masih tak rela jika itu benar cinta, karena ia begitu bodoh untuk percaya, mempercayai, hanya dalam waktu empat bulan. Kemudian berakhir.
Masa-masa kelam itu telah berlalu. Hari ini tekadnya sudah dibulatkan. Ini hari terakhir Wookie membicarakan tentang Yunho, besok, Wookie tak ingin lagi mengenalnya, menemukan namanya saja, dalam kamus diotaknya, ia harap tak akan.
Sadis? Salahkan dirinya. Dalam waktu empat bulan membuat Wooke melayang, berfikir bahwa 'dia kah the right man?' dalam waktu empat bulan ternyata menduakan Wookie, 'Dalam waktu empat bulan memutus kami berdua dan balikan sama mantan 3 tahun yang lalumu' desis Wookie dengan emosi tertahan.
Complicated? Memang.
Sekarang waktunya bersyukur, bersyukur hanya dalam waktu empat bulan Wookie bersamanya, bersama lelaki berengsek. Tuhan memberikan Wookie pelajaran tentang lelaki. Yang terlihat baik belum tentu baik. Menjatuhkannya, agar ia belajar bagaimana berdiri, dan berlari.
'Yahh, aku akan berlari, meninggalkan semuanya dibelakang, mengaburkan semua bayangan semu, menatap kedepan dengan senyum, tangan yang penuh tekad dan harapan, dan menutup hati.' Wookie sudah memutuskan.
Yahh, Wookie sudah memutuskan untuk menutup hati sejak sebulan yang lalu. Setidaknya untuk beberapa waktu. Dan terutama untuk musisi, ia baru saja dikecewakan oleh dua orang musisi, secara beruntun. Yang pertama seorang drummer, meninggalkannya karena alasan popularitas setelah setahun mereka menjalin hubungan, yang baru beberapa bulan yang lalu adalah basist, meninggalkannya dengan rentetan keberengsekannya. Jadi, itu cukup mengambil kesimpulan bukan untuk mengambil jarak dari musisi? Trauma? Biar. Memang itu faktanya. Musisi selalu egois, hanya menerbangkan wanita-wanitanya, _catat, wanita-wanita_, awalanya, mungkin mereka sudah terbiasa sandiwara karena harus membawakan lagu dengan penghayatan maksimal?
Wookie membuka ponselnya, memasuki dunia maya. Menjalankan quote asal yang entah darimana asalnya. Bahwa facebook adalah tentang add as friend dan remove, twitter adalah tentang follow dan unfollow, bbm adalah tentang invite dan remove, ym adalah tentang add dan remove, dan kontak hp adalah tentang add dan delete contact. Semua yang ia lakukan adalah opsi yang kedua, pada seluruh akunnya. Dan pilihan blocked user jika memungkinkan. Mengingat dalam sebulan terakhir setelah Yunho melepas Wookie, Yunho seakan menjadi stalker dan psycho bagi Wookie, mengikuti apapun aktifitas dunia maya Wookie, melaporkan semuanya padanya, namun pamer pacar baru dimana-mana, bertebaran.
'Baiklah, Tuhan tidak tidur, karma selalu menemukan alamat mana yang harus dituju, dan semoga bahagia :)' Wookie membatin.
"Wher.. you come from?" suara Yoochun sedikit terbata. Dengan bahasa inggris yang pas-pas an sambil mengambil ice cream dari lemari es.
"Us? We are come from adelaide. Australia!" perempuan bangir tadi menjawab dengan senyum di kulum.
"Kangoroo..." kata Yoochun sambil menirukan gaya kanguru dengan mata yang berbinar. Ketiga bule itupun tertawa.
"What's favourites in here?" bule laki-laki menyahut. Terlihat matanya menelusuri daftar menu yang terbuat dari papan tulis, ditulis dengan kapur tulis warna-warni tergantung di belakang meja bar.
"Hot or cold?" kata Yoochun sambil menaruh potongan strawberry di atas pancake hangat.
"Hot" "Cold" "Something can heal queasy, i think i've got stomachace after lunch" 1) kata mereka mengerutkan kening. Keluar meja bar, mengantar pesanan menuju meja Ryeowook.
"Non, ini pesenannya. Yang ini bonus." katanya sambil nyengir lebar. Meletakkan pancake strawberry, afogato, dan segelas besar es coklat. "Kayaknya Non butuh yang manis-manis buat nyembuhin patah hati, ups. Buat naikin mood maksudnya" Yoochun kembali menunjukkan senyum lima jarinya.
Wookie cengo, 'ah, cafe ini yang terbaik!' batinya. "Makasih Kak! Aku doain jualanya laris!" kata Wookie tulus dan tersenyum tak kalah tulusnya.
"Non, air putih itu apa bahasa inggrisnya? Itu bule..." katanya sambil nunjuk bule-bule yang memenuhi meja bar nya. Mengingat ruangannya cukup sempit, ditambah badan bule yang tidak bisa di bilang kecil.
"Fresh water." Ryeowook menyahuti sambil menikmati ice cream vanilla yang mengapung diatas espressonya, afogato.
.
Pukul 18.25 WIB
.
Seseorang memasuki Asem Manis dengan terburu. Kakinya menyandung meja di depan. Ia oleng, dan berusaha meraih apapun yang bisa ia raih sebagai penopang. Kaki meja. Akhirnya ia tidak jadi jatuh, namun tubuhnya menyondong melewati meja, menyentuh kepala gelas yang masih penuh, menyiram seseorang yang duduk di depannya.
Dalam sepuluh detik mereka dalam posisi itu. Wajah mereka hanya terpaut 10senti. Ia bengong, yang kesiram juga bengong. Detak jantung mereka berdua berdegup lebih kencang dari biasanya. Ini bagian dari rangkaian acaranya dalam rangka move on? Bukan.
Wajahnya basah terkena es coklat, begitu membuka mata didepanya ada wajah seorang lelaki. Matanya sipit, surai hitamnya tertutup kerpus hitam berlogo tengkorak, kulitnya putih, bibirnya mungil walaupun melongo. Manis.
"Joong won, hyung!" seorang lelaki dibelakangnya terpekik, tangannya mengambang di udara, berusaha meraih seseorang yang hampir jatuh didepannya...
.
.
.
To be continue ...
.
.
.
Note:
1) Sesuatu yang bisa menghilangkan mual. Aku rasa aku sakit perut seusai makan siang
.
Anyeaongg, ini ff baru Azalea^^
Alurnya belum jelas yah? Di chapter berikutnya akan sedikit keliatan kug, sabar yaaa...
Mohon di review untuk perbaikan chap yang berikutnyaa
Gomawoooo
regrad,
_AzaleA_
