Warning :
Typo, Canon, GaJe, OOC
Rate : K
Naruto milik Masashi Kishimoto
Ini mah cuman Fanfic karya author yang Unleash Imajination mereun
...
...
Happy reading
Don't like Don't read
...
...
Setelah hampir mati saat melawan Naruto, aku baru bisa tersenyum lagi dan mengatakan kebenaran, jujur saja aku rindu saat bersama dengannya merasa punya teman dan keluarga karena dia sehabat terbaiku.
...
...
...
Kehilangan lengan karena chidoriku dan rasenggannya si kuning sempat membuatku frustasi, jujur saja aku binggung harus melakukan apa, begitupula Naruto yang sama-sama kehilangan lengannya.
Sebuah riset yang dikembangkan oleh Nona Tsunade dan Shizune-san mengenai sel hashirama hokage ke-1 masih dalam project tapi itu sedikit memberiku harapan.
...
...
...
" Sasuke-kun."
" eh...?"
" apakah kita bisa bicara sebentar.?!"
...
...
...
Rumah Sakit Konoha
" ya sepertinya dalam waktu dekat, kau akan mejalani transplantasi itu, juga Naruto, saat ini kemungkinan berhasil meningkat jadi 90% , mengingat Kabuto si ahli obat dan Orochimaru telah berpihak kepada Konoha.!"
" ah, terima kasih Nona Tsunade!."
" Anak muda ku harap kau bisa mempersiapkan kesehatanmu untuk operasi ini beberapa hari kedepan."
...
...
...
Dengan perasaan sedikit cemas aku berusaha bersikap setenang mungkin memasuki rumah sakit, tak ada lagi tatapan sinis seperti dulu saat pertamakali meninggalakan desa, sekarang semua orang sudah mulai terbiasa padaku ya meski cuma membantu Naruto saja dalam perang.
Aroma steril begitu kentara dalam ruangan serba putih ini, disana juga ada Naruto dengan senyum lebarnya melambaikan sebelah tangannya yang utuh, aku hanya tersenyum sekenanya, selang beberapa saat semua tim medis yang hendak menangani operasi kami sudah masuk mengenakan pakaian serba putih, peralatan bedah dan macam lainya. Ah gadis itu, dia tampak masuk paling belakangan, warna rambunya tak pernah bisa kulupakan, meski dulu aku sempat mencoba menghilangkan perasaan aneh yang hangat dengan mengabaikan keberadaannya ia memiliki aura magis, membuatku merindukannya.
...
...
...
Perlahan tapi pasti efek bius telah meruntuhkan kesadaranku, aku melihat cahaya memudar dan saat itu aku terbangun dalam hamparan padang rumput yang luas.
" Sasuke-kun!."
" Sakura..?"
" oi Teme..!"
" ah Naruto."
" ayo kemari Sasuke-kun ..!"
Aku bangkit mengapai tanganya yang mungil, suaranya masih sama namun ia terlihat lebih dewasa, tapi sebenarnya aku lebih merindukan rambutnya yang panjang tertiup angin seperti ibuku
Bercanda bersama teman-teman adalah hal yang palingku impikan dan untuk pertama kalinya aku bisa berbincang banyak hal bersama Naruto yang sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri, begipula dengan Sakura akhirnya aku bisa berbicara mengenai perasaanku.
Senja tiba dan aku pulang menuju distrik Uchiha, tempat yang kurindukan, penuh kehangat dan kasih sayang.
" aku pulang."
" selamat datang ototou!"
" kakak!"
Aku tersentak bukan main melihat Itachi sudah menungguku bersama ayah dan ibu, senyum mereka nampak tulus menyambut kedatanganku, terlebih saat memeluk ibu tanpa sadar cairan bening berhasil lolos dari mataku dengan sempurna.
" aku menyayangi kalian
...
...
...
Semalam pasti aku bermimpi lagi
Aroma steril berhasil mengusik tidurku lengkap dengan sorotan cahaya pagi yang menyilaukan, saat aku lirik tangan kiriku sudah utuh hanya saja dibalut perban, syukurlah operasinya berjalan lancar. Tapi saat selesai mengumpulkan semua kesadaran aku dibuat kaget dengan keberadaan seorang gadis merah muda, terakhir kali kulihat dia memakai baju serba putih bersama para tim medis, tapi kini dia telah berganti pakaian dengan kaos berwana pich, aku melihat keteduhan di air mukanya yang tenang, mana berani aku membangunkannya. Baru saja dibicarakan sepertinya ia menyadari kalau aku sudah bangun.
Blush...
" Sasuke-kun, kau sudah bangun?".
Lagi-lagi ia memanggilku dengan cara seperti itu, aku hanya mengalihkan pandangan untuk menyembunyikan rasa panas di pipiku.
Tiba-tiba hal tak terduga terjadi, ia meletakan tanganya di urat leher ku, aku jadi salah presepsi.
" tekanan nafasmu baik, kau bisa pulang satu atau dua hari kedepan, sisanya hanya rawat jalan."
" terimakasih Sakura."
" ahaha tidak usah dipikirkan ini kewajiban seorang medic-nin."
Lagi, hal tak terduga terjadi sepertinya ia merasakan hawa tubuhku yang memanas, dengan sigap ia meletakan telapak tangannya di dahiku .
" kau demam...?"
Sial...
" ah tidak, aku baik, hawa disini sedikit panas."
" kalau begitu maaf aku tinggal dulu, aku harus memeriksa keadaan Naruto diruang sebelah, siapa tau Ino belum berencana ke rumah sakit."
" tentu, terimakasih Sakura..!"
Sejak kapan aku sering bilang terimakasih padanya, sejauh ini hanya itu yang aku katakan seperti saat meninggalakan desa aku tetap tak banyak bicara, tapi aku rindu melindunginya.
...
...
...
Sejak pulang dari rumah sakit dua hari lalu sedikit rasa ngilu masih menjalari tangan kiriku yang dibalut perban bekas operasi. Hari ini aku berencana menemui Sakura untuk rawat jalan bersama Tsunade.
...
...
...
" Sakura, aku percaya kau bisa mengatasi bocah ini, lakukan hal terbaik yang pernah aku ajarkan!."
" baik kak Tsunade.!"
" kau dengar anak muda, Sakura akan merawatmu jadi tenang saja.!"
Aku hanya tersenyum simpul dan menganguk pelan menyetujui titah hokage kelima itu.
...
...
...
Sepertinya aku datang terlalu pagi, rumah sakit belum terlalu ramai, da vala aku yang pertama diobati Sakura hebat bukan.
Saat aliran chakra menyentuh lengan kiriku yang terbuka rasanya ngilu, tapi sebisa mungkin aku menyembunyikannya dengan wajah tenang.
" Sasuke-kun, aku senang akhirnya Naruto memenuhi janjinya untuk membawamu pulang, dan kau kembali bersamaku disini."
Perasaanku menghangat dan aku tersenyum lembut menegadahkan wajahku.
" ku pikir kau tak mungkin pulang, tapi ini bukan mimpi, dulu aku sangat menyukaimu, hal konyol untuk seoramg bocah tengik mengartikan itu sebagai perasaan yang dalam, aku hanya takut kehilanganmu, seorang pemuda tampan, kuat, berbakat, dan sehabat yang selalu melindungiku. sebagai seorang gadis lemah bersama Naruto dan guru Hatake, aku bahkan sampai menjadikan Ino, sehabat wanitaku menjadi rival hanya untuk merebutkan perhatian Uchiha Sasuke."
Aku hanya terkekeh pelan mendengar pengakuannya, sejak di akademi aku tahu kalau Sakura memperhatikanku diantara gadis lainnya, bukannya menampik tapi aku juga merasa senang, terlebih aku sampai repot-repot menanyakan Sakura pada Naruto hanya karena dia bebisik-bisik dengan si blonde saat latihan pengendalian chakra di kirigakure bersama guru Hatake, aku pikir ia berhenti menyukaiku dan berpaling pada si Naruto tapi ternyata hanya hal sepele, pun saat aku meninggalkan Konoha ekspresinya terlihat tak rela melepasku pergi, atau saat aku mencoba membunuhnya untuk menghilangkan perasaan ini, aku tetap tak bisa, menjebaknya dalam genjutsu saat perang berakhir aku hanya ingin dia tidak menyesal mencintai bajingan sepertiku.
Cukup lama aku terdiam hingga akhirnya aku tersenyum sendiri melihat Sakura yang begitu serius meletakan chakranya dengan hati-hati di kulitku, aku tak henti memandang wajahnya yang teduh, dia cantik, dia manis seperti tomat chery. Hingga akhirnya dia menyadari keganjilan di raut wajahku.
" apa ada yang lucu?"
" ah.. tidak."
" Sasuke-kun, bohong lihat kau masih senyum-senyum sendiri.!"
" baiklah aku menyererah, kau benar." Aku kembali tersenyum simpul etah kenapa aku ingin sekali lebih dekat melihat wajah sakura.
Aku rasa dia sedikit kaget dan kurang nyaman saat tiba-tiba saja aku mendekatkan wajahku, terlihat jelas ia gugup dan semburat merah mendominasi pipinya.
" kau Cantik.!" Dengan mulus aku mengatakan yang sebenarnya, dan setelahnya aku memposisikan wajahku dengan jarak semula.
Lanjut jangan...?
Mind to review ?
