Hetalia - Axis Powers (c) Himaruya Hidekazu

.

Rated: T. ||Genre: Family, Friendship. ||Language: Indonesian.

Warning: OC, OOC, AU

.

Side story from :

Masa Lalu, Perjuangan, dan Harapan

~oOo~oOo~oOo~

.

.


WE ARE IND(ONE)SIA :

"Aku Ingin, Kamu Bisa, Untuk Menghadapi Segala Rintangan..."


Hei, sadarkah kalian semua kalau kalian telah dilahirkan di negeri yang nyaris sempurna, bagaikan hidup di dalam surga dunia?

Negeri yang terberkati oleh sumber daya alam yang indah, panorama yang mempesona tiada banding...


Kenapa kamu terus-menerus memaki negeri ini...?


"Miskin!"

"Lemah!"

"Kacau!"

"Buruk!"

"Tak bermutu!"


Kenapa kalian sering sekali mengolok-olok negeri ini, dan membanggakan negara lain?


"Indonesia itu tidak ada apa-apanya, dibandingkan dengan negara sebelah!"


Tidak cinta negara, hm?


"Buat apa cinta sama Indonesia? Kalau negara ini saja tidak pernah bisa memberikan apa yang aku inginkan!"

Seperti ilustrasi yang benar-benar dialami oleh sang penulis di bawah ini...

"Aku tidak suka dan tidak ingin dilahirkan di Indonesia... Di Indonesia itu hidupnya susah!"

"Sekolah mahal! Banjir melulu! Pejabat korup! Hhhh..!"

"Intinya kalau hidup di Indonesia itu kayak hidup di neraka! Kagak ada untungnya sama sekali!"

"Setuju! Ai lebih suka tinggal di negara laen... Yang lebih maju daripada Indonesia!"

"Apalah Indonesia cuma jadi negara gagal doang di dunia... Lebih baik negara lain... Percuma juga kalau sejarah mengatakan Indonesia merdeka... Lebih baik dimerdekain tapi jaya, daripada merdeka sendiri tapi lemah dan menjurus ke julukan negara gagal..."

"Kenapa..."


-111-

Tidakkah kamu semua berfikir kalau perkataan seperti itu akan menyakiti Indonesia, jika Indonesia direpresentasikan (dipersonalisasikan) sebagai seorang personifikasi negara?

Apakah kalian pernah berfikir seperti itu?

Atau malah tidak pernah?

.

.

.

.

.

Renungkanlah di dalam batin kalian masing-masing...


-Indonesia's POV-


Kenapa...

Kenapa...

Kenapa kalian semua menyesali diriku...?

Kalian semua mengolok dan memaki-maki diriku...?

Apakah salahku kepada kalian semua...

Hingga kalian semua menatap benci kepadaku...?

Apakah...

.

.

.

.

.

.

.

Oh, aku memang tidak berguna...

Aku tidak diinginkan... Bukankah begitu, yang ada di dalam pikiran kalian?

Aku bukanlah negara maju... Yang memiliki keunggulan di setiap bidang...

Aku bukanlah negara makmur dan sejahtera... Yang memiliki kekayaan tiada banding di dunia...

.

.

.

.

Aku hanyalah negara yang lemah... Tak memiliki apapun...

Hanya patut untuk dicerca dan dimaki-maki...

Aku bukanlah negara yang diinginkan dan diharapkan...

.

.

.

.

.

.

.

Maka dari itu...

Aku, Negara Kesatuan Republik Indonesia...

Di depan rakyatku semua...

Aku ingin mengatakan...

.

.

.

.

.

Kalian semua boleh meninggalkan Indonesia...

Kalian boleh pergi dari negara ini...

Meninggalkanku sendirian, bersama sejarah dan semua yang aku miliki...

Sesuka hati kalian, kalian bisa tinggal dimanapun kalian inginkan...

.

.

.

.

.

Maaf...

Karena telah membuat kalian menyesal terlahir di Indonesia...

Negara yang tidak kalian harapkan keberadaannya...

Maaf karena telah membuat kalian malu...

.

.

.

Dan terima kasih...

Karena sudah mau jujur kepadaku, mengenai kondisi dan kesalahanku yang fatal dan memalukan kalian semua...

Maafkan aku...

.

.

.

.

.


-Normal POV-


Satu-persatu dari kalian...

Pergi, meninggalkan sang personalisasi NKRI yang terduduk, menunduk dalam-dalam, sembari menahan semua rasa sakit dan laranya seorang diri...

Tanpa ada niatan untuk menolong dan menghiburnya...

Hanya melewatinya...

.

.

.

.

.

.

Tangis dan isakan itu semakin keras...

Seiring dengan lara yang mendera Indonesia semakin menjadi-jadi...

Mengubah air matanya yang bening, yang sebening kristal putih terbaik di dunia...

Menjadi air mata darah yang berwarna merah pekat...

Yang membasahi kain putih yang terbentang di bawahnya...

Mengubahnya menjadi dua warna yang selalu menjadi simbol identitas negaranya; Merah, dan Putih...

.

.

.

Namun, darah yang mengalir tidak berbau amis- melainkan harum...

Harum bunga melati segar, bagai sehabis terkena embun pagi yang menyejukan...

Hanya berkebalikan dengan Ibu Pertiwi, sang personifikasi negaranya...

Yang sedang bersusah hati, dengan air mata (darah) yang berlinang...

Emas, intan, uranium, dan berlian...

Tak mampu membayar kesedihannya yang menjadi-jadi...

Karena rakyatnya yang telah meninggalkannya seorang diri...

Menangisi... Dan menyesali dirinya yang telah 'terjatuh', tak mampu lagi bangkit...

.

.

.

.

.

.

.

Hingga sebuah tangan mengusap kepalanya pelan, namun lembut dan penuh kehangatan. Seakan mencoba untuk menenangkannya.

Yah, sentuhan lembut itu memang menenangkannya...

"Hei... Janganlah menangis, Indonesia..." Suara lembut seorang perempuan terdengar di telinga Indonesia.

"Seharusnya kami semualah yang meminta maaf kepadamu... Karena kami yang telah membuatmu malu di hadapan dunia..."

"Ti-tidak... Ini semua... Hiks... A-ada-lah salahku... Hiks..."

Salah satu pemudi disitu mengeluarkan saputangan miliknya, lalu menggunakannya untuk menyeka air mata darah yang membasahi mata, wajah, dan tangan Indonesia.

"Terima kasih..." Pemudi yang menyekakan air matanya tersenyum dan mengangguk kepada Indonesia.

Namun isakan kecil masih terdengar dari mulut Indonesia. Kesedihannya masih berlapis-lapis...

"Indonesia... Kau tidak perlu bersedih... Kamilah yang bersalah... Kamilah yang sudah membuatmu malu di hadapan banyak negara..."

"Eh?" Indonesia agak terkejut, meskipun matanya masih sembab.

"Kamilah yang telah membuatmu miskin... Mengorupsi dana pemerintah untuk kepentingan pribadi dan golongan..."

"Kami semua juga lalai dalam menjaga kedaulatan negara dimana kami tinggal. Membiarkan negara lain mencuri wilayahmu, mengeruk sumber daya alammu, dan membuat namamu dikenal buruk..."

"Dan mengingkari sumpah janji kami sendiri..."

"Sebagai warga negaramu, kami sangat jarang... Sangat sangat sangat jarang untuk bersyukur untuk Indonesia... Kami juga sering mementingkan dan memikirkan apa yang negeri ini berikan kepada kami... Bukan apa yang telah kami semua berikan untuk Indonesia tercinta..."

.

.

.

.

.

.

"Kak Indonesia, sekarang kami menyadari... Betapa berharganya negeri ini di dunia... Semua yang Maha Kuasa berikan untuk negeri ini begitu baik... Hingga membuat negara lainnya -bahkan negara maju sekalipun, iri kepada Indonesia..."

"Indonesia... Untaian nama yang begitu berarti bagi kami..."

"Kami bangga dan bahagia... Dilahirkan menjadi manusia berketurunan Indonesia..."

"Hiks..."

Isakan kembali terdengar dari Indonesia, namun kali ini bukan lagi darah, melainkan air biasa...

Keempat pemuda-pemudi di depannya tersentak. Kaget karena Indonesia yang kembali menangis.

"Aku- Aku tidak apa-apa... Terima kasih... Hiks.. Terima kasih karena telah mau... Hiks.. Mengakuiku... Sebagai negara kalian..." isak Indonesia.

Salah satu pemudi menyandarkan kepala Indonesia ke pundaknya, lalu mengelus rambut prrsonifikasi kepulauan terbesar di dunia itu lembut.

Sang personifikasi terlelap di pundak puterinya... Membiarkan ingatannya melupakan segala lara, luka, dan kesakitannya yang pernah dirasakannya, dan yang mendera tubuhnya. Melukainya, semakin lama semakin dalam dan menyakitkan...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Maafkan kami semua, Indonesia... Kau terluka karena semua kesalahan dan kelalaian kami, rakyatmu..."

"Maka dari itu Indonesia, biarkan kami semua lah yang mengobati luka-lukamu... Biarkan kami semua membanggakanmu, mengharumkan namamu di kancah panggung dunia, dengan apapun yang kami miliki..."

.

.

.

.

"Aku ingin..."

"Kamu bisa..."

"Menghadapi..."

"Segalanya..."

.

.

.

.

.

.

"Memang berat dan tak mudah..."

.

.

.

.


-Fin-

A/N : Author tahu ini gaje, bahkan jelek... Tapi... Ini berdasarkan kejadian nyata author. Ada sekumpulan orang yang nyalah-nyalahin Indonesialah, ngebanding-bandingin lah... Itu yang author benci...

Tapi para reader sekalian masih cinta Indonesia kan? Kalau begitu ayo, kita semua majukan Indonesia! Mari bersama kita goncang dunia, dan harumkan nama INDONESIA di dunia!

Because,

.

.

.

WE

ARE

IND(ONE)SIA!

Ya! KITA SEMUA ADALAH SATU INDONESIA!

.

.

.

.

.

.

Btw, final AFF 'kan tanggal 14 sama 17 Desember 2016, dukung Timnas kita yah! Kita jadi pemain ke-12 lho! Ayo, INDONESIA BISA!

Oke, author pamit undur diri... Tinggalkan review jika berkenan!

Kali ini kalian bebas mau flame, biar author lihat, mana yang cinta Indonesia mana yang tidak... :v

.

.

.

.

P.s : Ada yang bisa tebak, siapa Indonesia? Chatrayu, Risalastri, atau Nesiakaharani?

.

.

Salam,

Nesiakaharani

(LIA ANNISSA AVINA/LARNETTA BALIES)

-Indonesia; 12/12/2016-