"Bukankah lebih bagus kalau Mingyu tetap disana?"

Lelaki mungil itu angkat bicara duluan selesai sang leader Performance mengutarakan idenya dengan lumayan semangat.

"Dia akan menyanyikan bagiannya, jadi dia memang harus nya berpindah ke tengah."

"Tidak! Minghao lebih cocok di tengah dengan Wonwoo, Mingyu tetap disana, maka akan menambahakan kesan gold."

Soonyoung mendecih kecil sebelum memasang wajah mengejeknya pada Jihoon yang kini sedang menatapnya dengan tatapan jengkelnya.

"Gold apanya.." Soonyoung bergumam sambil menatap wajah Jihoon.

Meskipun membuatnya berdetak lebih kencang, tetap saja Soonyoung merasa kesal saat melihat wajahnya.

Jihoon itu sangat pengatur.

Title

SMILE FLOWER

Cast

Kwon Soonyoung

Lee Jihoon

And SVT's members

Summary

Jihoon baru menyadari tatapan Soonyoung padanya saat mereka menampilkan "SMILE FLOWER" di Music Bank tadi sore../SOONHOON/DLDR/ONESHOOT/

"Bagian mu adalah music, lirik dan studio mu. Yang ini milik ku!"

"Tapi jika koreo mu tidak sinkron dengan music ku, kita tidak akan menampilkan sesuatu yang bagus!"

"Jika dimatamu ini tidak sinkron, dimata orang beda lagi! Ingat Jihoon, Kita mempunyai perbedaan prespektif!"

"Persetan dengan comeback yang di depan mata! Aku tidak peduli! Pokoknya aku tidak mau latihan!"

BAMM..

Suara debuman keras dari pintu ruang llatihan itu membuat suasana semakin hening dan mencekam. Semua member, tak terkecuali Soonyoung, terdiam menatap kepergian Jihoon yang terkesan sangat aneh.

Padahal saat mereka dulu latihan untuk pertama kalinya, Jihoon senang-senang saja dan mengatakan choreonya sudah sangat bagus. Jihoon bahkan berjanji kalau dia harus bekerja dengan keras.

Ini pertama kalinya Jihoon meninggalkan ruang latihan dengan teriakan dan umpatan sebelum dia pergi dari ruangan kaca itu.

Soonyoung menutup matanya lelah sambil mengusak kepalanya geram.

"Sebenarnya Lee Jihoon ini kenapa?" gumamnya pada dirinya sendiri.

Bahkan leader yang seharusnya menjadi penengah itu hanya bisa diam saja. Dia juga bingung dengan sikap Jihoon barusan.

Kenapa Jihoon harus memprotesnya sekarang? Kenapa tidak dari dulu saat choreo nya masih dalam bentuk gambaran di buku sketsa Soonyoung?

Ada apa dengan Jihoon?

"Mungkin Jihoon sedang dalam masalah.."

Pemuda berwajah kemayu itu mengeluarkan pendapatnya sambil mengusap pelan punggung Soonyoung. Soonyoung mendecih pelan sambil kembali menatap pintu yang tadi dibanting Jihoon.

Bukan sekali atau dua kali dia bertengkar dengan teman se-grupnya itu. Tapi baru kali ini lah JIhoon menampakkan segala ekspresi nya saat berdebat dengannya. Apalagi sampai meneriakinya begitu. Ini sudah 1 minggu Jihoon bertingkah aneh.

"Sebenarnya kau ini kenapa, Jihoon?" ucap Soonyoung di dalam hati.

.

.

.

.

Bukannya kembali ke kamarnya, atau dormnya, Jihoon malah kembali ke gedung Pledis dan berdiam diri di studionya.

Memainkan ponselnya sambil mengotak-atik apapun yang ada disana.

Dia kesal. DIa marah. Tapi dia tidak tau, kepada siapa marah ini ditujukannya. Hanya saja, Soonyoung lah yang menjadi tumbal.

Jihoon tak suka melihat Soonyoung. Apalagi 1 minggu ini semenjak Pledis boss mengatakan kalau SEVENTEEN harus berkolaborasi dengan girlband sebelah. Dengan Soonyoung yang harus menjadi main characternya. Berdansa sedikit romantic dengan Choi Yuna, sang diva dari grup rookies itu. Mengingatnya saja membuatnya semakin ingin mencakar wajah Soonyoung.

Tapi, kenapa?

Kenapa dia harus kesal?

.

.

.

.

"Tadi itu lumayan menyenangkan! Kita mendapat penghargaan World Performer! Wah! Aku tak menyangka kita pulang membawa piala!" Seungkwan berujar gembira sambil masuk ke dalam mobil. Dia lalu mendudukkan bokongnya di bangku tepat dibelakang si pengemudi.

"Aku bahkan hampir terpeleset saat menarikan epilognya Rough tadi, untung saja aku bisa menjaga keseimbangan tubuhku.." giliran Seungcheol yang berbicara. Dia sudah duduk di bangku samping pengemudi.

Semuanya sudah masuk ke dalam mobil, terkecuali Jihoon yang masih diam di depan pintu mobil.

"Yang paling keren itu Soonyoung-hyung! Tadi dia menari dengan Yuna noona dengan penuh emosi dan perasaan! Mereka terlihat sangat cocok tadi! Apalagi saat Yuna noona memegang pipi Soonyoung-hyung! Wah~ Soonyoung hyung sangat professional!" Chan membuka suara dengan wajah kagum dan gembira nya. Dia memberikan dua-dua jempolnya pada Soonyoung yang ada di sampingnya. Sebenarnya sih, tidak bersebelahan mereka duduk nya. Soonyoung dan Chan duduk dengan ruang kosong di tengahnya. Dimana seharusnya Jihoon yang menempatinya.

Tapi Jihoon malah masih berdiri di depan pintu mobil dengan wajah datar sedater-datarnya.

"Hyung! Ayo masuk! Diluar sangat dingin!" Mingyu berbicara pada Jihoon. Jihoon hanya diam menatap tajam Mingyu.

"Tidak ada tempat lagi bagiku untuk duduk."

"Tapi masih ada satu, kok! Ini! Disamping Soonyoung—"

"—Aku tidak mau duduk disampingnya!"

Kata-kata Seungcheol dipotong dengan pekikan oleh Jihoon. Seungcheol menahan nafas terkejut. Bahkan satu mobil merasa terkejut. Jihoon memang sering marah, tapi baru kali ini mereka melihat Jihoon marah dan berteriak dengan mata yang berlinang.

"Jihoonie? Kau baik-baik saja? Kenapa menang—"

"POKOKNYA AKU TIDAK MAU DUDUK DISAMPINGNYA!"

Jihoon kembali berteriak dengan membiarkan setetes liquid jatuh mengenai pipi nya. Semua orang menatapnya khawatir. Jihoon semakin aneh saja semakin bertambahnya hari.

"Baiklah, Baiklah, Hyung tidak mau duduk di dekat Soonyoung-hyung kan?Kalau begitu hyung duduk di samping ku saja.."

Chan, si maknae bijak memindahkan bokongnya ke samping Soonyoung. Memberikan ruang untuk Jihoon duduk bersebelahan dengan jendela mobil.

Jihoon yang melihatnya tetap memasang wajah datar, membiarkan air matanya yang terus menetes keluar. Dia menapakkan kakinya ke dalam mobil dan duduk disamping si maknae.

"Baiklah.. Ayo berangkat." Seungkwan mencicit di tengah suasana heningnya. Mobil yang dikendarai oleh manager itu kemudian berjalan dengan kecepatan sedang.

Jihoon melihat ke luar jendela dengan mata nya yang berkabut itu, tanpa mengetahui seseorang dengan mata 10:10 itu sedang melihatnya dengan penuh dengan tatapan sakit juga kecewa nya. Bahkan hatinya seakan remuk saat Jihoon bilang dia tak mau duduk bersebelahan dengannya.

"Apa salahku, Jihoon.."

Soonyoung melirih dengan volume yang sangat kecil. Tanpa mengetahui Chan yang mendengarnya menghela nafasnya.

.

.

.

"Tidak, Jihoon!"

"Iya! Pokoknya lagu mu harus di blacklist dari tracklist kita! Lagu mu sama sekali tidak bagus! Aku sangat tidak menyukainya!"

Alis Soonyoung berkedut. Wajahnya semakin memerah. Hari ini bahkan mereka sudah melaksanakan comeback stage pertama mereka, dan Jihoon masih mengatakan hal-hal yang aneh juga tidak jelas.

Soonyoung memijat pangkal hidungnya sebelum mendesah lelah. Dia baru saja terkena amukan dari Pledis boss untuk menurunkan timbangannya, tapi Jihoon malah memperumitnya dengan mengatakan bahwa lagunya tidak layak dengar.

"Terserahmu."

Soonyoung melirih dengan lelah. Dia lelah dengan sikap Jihoon belakangan ini. Ada apa dengan Jihoon? Kenapa menjadi semakin kejam dan kasar?

Bukannya merasa senang, Jihoon malah melihatnya dengan tatapan jengkelnya. Dia malah memukul meja makan keras-keras, membuat seluruh penghuni rumah menatapnya dengan tatapan aneh.

"Persetan dengan mu, Soonyoung!"

Jihoon mengatakan hal itu dengan sangat keras hingga Chan, maknae mereka terdiam terkejut mendengar lisan yang keluar dari mulut mungil Jihoon.

Jihoon memang kasar, tapi dia tak pernah menyumpah-serapahi orang lain.

Soonyoung menatap kepergian Jihoon yang masuk ke dalam kamarnya dengan Seungcheol dan Jeonghan. Soonyoung tertawa kecil sebelum menggelengkan kepalanya.

"Apa yang terjadi dengannya?" Jisoo kini angkat bicara. Biasanya Jisoo tidak akan mau mencampuri segala masalah di dorm. DIa akan menjadi pihak netral dengan kata-kata yang memotivasi. Tapi kali ini Jisoo memasang raut tak sukanya melihat kepergian Jihoon.

Soonyoung tertawa lirih sambil terus menatap pintu kamar yang di lalui Jihoon tadi.

"Aku akan coba berbicara padanya."

.

.

.

.

Jihoon tak tau mengapa kini disudut matanya ada setetes air mata yang menanti untuk giliran jatuhnya. Dia merasa kesal. Marah. Jengkel. Dan bersalah disaat yang bersamaan.

Matanya malah menatap ke layar ponselnya yang terpampang jelas gambar seorang pemuda dengan rabut hitam nya hendak mencium punggung tangan wanita dengan coat putihnya.

Jihoon bahkan menyimpan foto yang menjadikannya uring-uringan beberapa minggu ini.

Foto Kwon Soonyoung dan Choi Yuna saat acara MAMA Awards tempo lalu.

DIa tidak bisa marah pada Soonyoung atas kejadian ini. DIa bukan siapa-siapanya Soonyoung. Dia hanya seseorang yang mungkin akan dibenci Soonyoung.

Merasa semakin sedih, maka dia berlalu dari aplikasi "Galeri" nya dan pergi ke aplikasi "Twitter" nya. Dia tidak sign in dengan account SEVENTEEN asli. DIa login dengan akunnya sendiri yang tidak diketahui oleh fansnya.

Dia menatap jajaran foto-foto yang terpampang di depannya. Foto dari Fanbase nya dan beberapa Fansitenya. Saat mereka heading ke KBS juga saat mereka tampil di stagenya.

Mungkin yang di stage itu screenshot-an.

Jihoon tidak tertarik sama sekali dan menscroll semakin kebawah dengan asal. Tapi, sesuatu menarik atensinya.

WHEN SVT IS SINGING SMILE FLOWER, HOSH KEEP STARING AT WOOZI! SOONHOON IS REAL, GUYS! AAAH~ MY SHIP IS SAILING!

Merasa penasaran, dia membuka gambar yang ada di bawah caption tadi.

DEG.. DEG.. DEG..

Sesak menjalar di dadanya. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat saat foto seorang pemuda yang setengah duduk di sandaran sofa melirik ke pemuda mungil dibawahnya.

Tanpa menunggu lagi, dia beralih ke aplikasi persegi panjang merah dengan tumpul di setiap sudutnya dengan ikon "play" di tengahnya.

Mengetikkan beberapa kata kunci dan detik berikutnya, list searchnya muncul dengan rapi. Dengan jantung yang semakin berdetak sangat cepat, dia memilih yang paling atas.

.

.

.

Jika hanya sekali dua kali Soonyoung melirik ke Jihoon, mungkin Jihoon akan menganggapnya tidak serius, Tapi, tidak dengan apa yang ditontonnya sekarang.

Soonyoung terus sesekali meliriknya. Bahkan saat menyanyikan partnya, dia juga sesekali melirik ke arah JIhoon.

Jihoon terdiam dengan jantung berdetak sangat cepat. Jihoon mungkin kolot, tapi dia sangat tahu apa arti pandangan Soonyoung itu padanya. Pandangan yang sering dia berikan pada Soonyoung saat Soonyoung sedang berusaha menuangkan ide-idenya ke buku sketsanya atau saat Soonyoung tidur terlelap di mobil.

Jihoon menghangat melihat tatapan Soonyoung di video itu. Berulang kali dia me-replaynya hanya untuk memastikan. Dan berulangkali juga dia merasakan jantungnya serasa hendak keluar dari tempatnya.

Apa semua yang di pikirannya benar? Apa Soonyoung membalas perasaannya?

Bahkan Jihoon ikut terbawa ke dalam lagu indah ciptaannya saat menontonnya. Hatinya menghangat saat Soonyoung memulai partnya. Lebih hangat saat Soonyoung tersenyum tipis menatap kamera.

Seakan-akan Soonyoung benar-benar menatapnya.

GREPP..

Jihoon merasakan lehernya dilingkari oleh sepasang tangan. Jihoon bisa merasakan seseorang dibelakangya jauh lebih tinggi darinya karena dalam posisi duduk saja Jihoon bisa merasakannya.

Aroma Parfum maskulin kuat mengaduk penciumannya. Jihoon hapal bau ini. Jihoon hapal dengan aroma ini.

Pipi kananya terasa hangat. Seseorang dibelakangnya seperti nya menundukkan kepalanya dan membiarkan pipi kirinya menempel di pipi kanan Jihoon. Deru nafasnya bahkan menerpa pipi kanannya.

"Sudah mengerti?"

Jihoon terdiam dengan rasa lemasnya saat mendengar suara seseorang itu. Jantungnya berdetak bahkan semakin kencang. Soonyoung, laki-laki yang diam-diam sangat dicintainya itu berdiri di belakangnya sambil memeluk lehernya.

"Apa kita perlu mengulang video itu lagi dari awal agar kau mengerti?"

Jihoon menggeleng. Tangan kanannya yang bebas terangkat dan menggenggam punggung tangan Soonyoung yang ada di lehernya. Meremasnya pelan sebelum mengggoreskan senyum di wajahnya. Meskipun sangat tipis.

Soonyoung merasakan Jihoon tersenyum. Dia ikut tersenyum dan mendekatkan bibirnya pada telinga Jihoon.

"Terimakasih.." bisik Soonyoung. Jihoon mengulas senyum lebih lebar lagi dengan pipi yang semakin merah dan panas.

Di detik selanjutnya, Soonyoung mendaratkan kecupan kecil di pipi kanan Jihoon yang panas itu. Dia menurunkan ikatan tangannya itu ke bahu Jihoon dan mengecup kembali pipi kanan Jihoon.

"Kau tinggal mengatakan kalau kau cemburu, aku pasti akan memberikan tarian itu pada Jun."

"Tapi aku tidak tahu kalau kau juga belok.."

"Ya Tuhan Ji, kita bahkan bersama selama kurang lebih 5 tahun! Masa kau tak merasa kalau aku menaruh perasaan pada mu?"

Jihoon terkekeh sebelum membalikkan wajahnya agar berhadapan dengan pipi Soonyoung. Dan setelahnya..

CUP..

Jihoon mengecup pipi Soonyoung dengan kilat. Mengabaikan pipinya yang semakin panas dan rona merah yang menjalar di pipi nya.

Soonyoung tertawa bahagia sebelum menatap mata Jihoon di sampingnya yang juga menatap kedalam matanya.

Jihoon dan Soonyoung sama-sama tersenyum lembut sebelum semakin mendekatkan wajah mereka. Bibir mereka menyatu. Soonyoung juga memberikan sedikit lumatan kecil di sekitar bibir Jihoon dengan lembut. Mata mereka berdua sepenuhnya terpejam. Hanya bibir mereka yang bergerak. Soonyoung perlahan memutar posisi tempat duduk Jihoon, tanpa melepaskan tautan mereka, jadi mereka berdua berhadapan. Posisi Soonyoung memudahkan dirinya sendiri untuk melumat bibir Jihoon.

Beberapa saat setelah mereka menyecap satu sama lain, Soonyoung dan JIhoon melepas ciuman mereka dan tersenyum satu sama lain dengan ujung hidung yang saling bersentuhan.

Akhir dari perseteruan mereka. Akhir dari tangisan Jihoon dan akhir dari rasa sakit hatinya Soonyoung. Ditutup dengan tawa kecil yang manis oleh Jihoon. Soonyoung bahkan harus menahan diri untuk tidak menyerangnya disaat itu juga.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

OMAKE

"Tambah lagi dua orang yang belok.." Jisoo mengumam lirih sambil terduduk di sofa sambil memijat pangkal hidungnya. Dia baru saja mengintip apa yang terjadi di kamar Jihoon bersama beberapa membernya.

Kini dia tinggal dikerumunan orang belok.

Jeonghan dengan Seungcheol, Minghao dan Jun yang sudah menjalin hubungan bahkan sebelum Seventeen debut. Mingyu yang mengejar cintanya Wonwoo dan Vernon dengan Seungkwan yang saling mencintai tapi tidak menaikkan tingkat hubungan mereka.

Tinggal dirinya, Seokmin dan Chan.

"Apa salahnya sih jadi belok.." Seseorang menyeletuk sambil mengambil tempat di samping Jisoo.

Jisoo tidak melihat kewajahnya, tapi Jisoo tau siapa yang sedang duduk disampingnya kini.

"Kau juga, Seokmin?"

Jisoo bertanya sambil menatap Seokmin. Seokmin tersenyum.

Tunggu.. Ini bukan senyum yang sering Seokmin tunjukkan! Ini terkesan lebih dewasa dan lembut. Bahkan bisa membuat Jisoo berdebar dengan keras dan hangat di hatinya.

Tapi…

Seokmin malah menautkan jari-jarinya pada jari-jari Jisoo dan menggenggamnya erat. Senyumnya bahkan semakin lembut tiap detiknya.

"Aku melenceng karena mu, hyung.."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

FIN

.

.

.

.

.

.

.

.

.

A/N

Tercipta krn saya cemburu dengan yuju haha.. boomboom jangan lupa ripiu ya muach