A/N: Bukannya update fic yang pertama, malah buat yang baru =.= Naka payah! Tapi, daripada idenya hangus sia-sia, mending Naka coba publish. Fic ini Naka persembahkan untuk temen-temen yang merasa hidupnya ga ada artinya lagi, alias putus asa. Terinspirasi dari cerita 'MY SISTER'S KEEPER' yang Naka nonton sama Hikaru Fujinawa. Kami berdua malah nangis sesengukan *pundung* Fic ini Naka buat SPESIAL BULAN RAMADHAN, insyallah tamat sebelum lebaran *kayak sinetron*
Maaf bagi yang gak suka, karena cerita ini agak mirip sama originalnya, tapi BANYAK yang Naka ubah. Happy reading…
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Inspiration by: My Sister's Keeper
Pairing: SasuFemNaru *lagi*
SasuSaku
MinaKushi
Story by: Shiho Nakahara
Warning: Death chara, FemNaru, cerita gaje, lebay,dan seperti biasa TYPO BERTEBARAN, bahasa rancuh dan agak kasar, bagi yang GAK mau liat KEMATIAN Naru dan Saku, serta Kyuubi di akhir cerita, silahkan exit sekarang *abaikan*
Summary: Aku terlahir karena alasan khusus, dimanfaatkan. Untuk menyelamatkan kakakku.
Demi Nee-chan
Kalian tahu, beruntung sekali rasanya dilahirkan di dunia ini dengan orangtua yang lengkap dan amat menyayangi kita. Kita bisa tercipta karena bertemunya sperma dan ovum hingga menghasilkan zygot yang trus berkembang di janin Kaa-san kita. Banyak anak yang lahir di luar rencana orangtua mereka. Ya, karena mabuk dan melupakan alat kontrasepsi.
Tapi aku berbeda. Kelahiranku SANGAT direncanakan oleh Kaa-san dan Tou-san. Mereka bilang, aku dilahirkan karena mereka menyayangiku. Namun, lama-kelamaan aku mengerti, aku terlahir di dunia ini dengan alasan khusus. Ya, mereka memanfaatkanku untuk menyelamatkan Nee-chan.
Awalnya aku tidak terima, namun aku akhirnya sadar bahwa hanya aku yang bisa menyelamatkan Nee-chan. Aku tahu, Kaa-san dan Tou-san sangat menyayangi Nee-chan. Pertama kali aku merasa tak dianggap, namun karena Kyuu-nii, semua prasangka itu lenyap. Terimakasih Kyuu-nii.
xoxoxo
Hari pertama liburan musim panas…
'Brak' suara jendela kamar Naruto terbuka.
"Saku-nee! Saku-nee rajin sekali menyiram bunga matahari itu!" aku memanggil Nee-chan dengan cengiran khasku. Ya, aku melihatnya, di halaman belakang sedang menyiram bunga kesayanganku.
"Naru, ini hari pertama musim panas, tidak baik bermalas-malasan," Nee-chan memandangku sekilas lalu kembali menyiram bunga matahari kesayanganku itu.
Entah mengapa, aku tenggelam dalam pikiranku sendiri sambil memandang Nee-chan. Aku ingat, saat aku baru lahir, tali pusarku aku sumbangkan kepada Nee-chan. Kaa-san yang memaksa dokter untuk mengambil tali pusarku sehingga aku harus di masukkan ke dalam tabung. Padahal usiaku baru memasuki bulan ke-6 di rahim Kaa-san. Entah untuk apa Kaa-san mengambilnya. Yang jelas, Nee-chan membutuhkannya.
Sejenak aku memandangi rambut pink milik Nee-chan yang mulai menipis itu. Penyakit itu, merontokkan rambut Nee-chan. Leukemia. Kadang, aku berpikir… Untuk apa tuhan menciptakanku di dunia ini. Lama-lama aku sadar, aku harus menyelamatkan nyawa Nee-chan.
"Hey, Naru! Kau sedang memikirkan apa, hah?" suara yang khas ini…
"Aniki! Kau mengejutkanku!" aku merengut karena Kyuu-nii membuatku hampir terjungkal keluar jendela.
"Memikirkan nasib lagi, heh? Sudahlah Naru, aku yakin Tou-san dan Kaa-san juga menyayangimu!" kata Kyuu-nii dengan senyum lembutnya.
"Tidak, aku hanya memikirkan Nee-chan! Rambutnya semakin menipis." ucapku lirih sambil mengalihkan shappireku ke arah Nee-chan berada.
"Aku yakin ia akan sembuh. Sekarang, bantu aku mengerjakan PR liburanku yuk! Kepalaku mau pecah rasanya!" Kyuu-nii menarik tanganku menuju kamarnya.
Ah iya, aku lupa bercerita mengenai Kyuu-nii pada kalian. Kyuu-nii menderita depresi. Setiap ia tidak bisa mengerjakan sesuatu dengan sempurna, ia pasti ketakutan dan stress. Makanya aku dan keluargaku selalu mendorongnya agar ia tidak terlalu phobia. Keluargaku memang kacau…
.
.
.
Sore ini, aku pergi ke Konoha Mall untuk membeli alat menggambar yang baru. Yang lama sudah habis karena aku terlalu banyak memakainya. Semua karyaku aku persembahkan untuk Nee-chan.
'Bruk' Astaga, aku menabrak seseorang! Aku memang payah.
"Ma-maaf, aku tidak sengaja," Aku meminta maaf dengan gugup dan menundukan wajah.
"Hn. Tidak masalah," mendengar jawabannya aku langsung mengalihkan wajahku ke arahnya.
Onyx miliknya menatap datar shappire milikku. Aku terpaku sejenak melihatnya.
"Uchiha Sasuke," ucapnya dengan datar. Kurasa, ia menyebutkan namanya.
"N-Namikaze Naruto," balasku gugup dan kembali menundukan wajah. Tunggu… Aku merasa aneh sekarang.
"Namikaze? Kau bersaudara dengan Sakura?" aku melihat raut wajah terkejut Sasuke sekilas.
"He-eh, kau siapanya?" aku membalas pertanyaannya dengan balik bertanya.
"aku… bisa dibilang, pacarnya," jawab Sasuke dengan nada yang err- sedikit tidak peduli.
Huwaa, Saku-nee punya pacar! Pantas Saku-nee akhir-akhir ini menjadi lebih semangat. Setelah pertemuan singkat itu, aku kembali melangkahkan kaki menuju toko buku.
Tanpa kusadari, mata onyx Sasuke masih terus menatap kepergianku dan tercipta seulas senyum di bibirnya.
.
.
.
Aku setengah berlari ke kamar Nee-chan karena ada sesuatu yang harus kutunjukan padanya.
"Nee-chan! Lihat, aku membuat ini untuk Nee-chan!" kataku sambil menunjukan sebuah lukisan seorang wanita berambut pink tersenyum lembut di kanvas itu.
"Terimakasih, Naru," Nee-chan menerimanya dengan bahagia. Sungguh! Akhir-akhir ini Nee-chan terlihat lebih bersemangat.
"Nee-chan, tadi aku bertemu pacar Nee-chan lho di Mall! Namanya Sasuke, kan? Uchiha Sasuke?" Aku berkata sambil menyeringai jahil ke arah Nee-chan. Sontak, Nee-chan langsung memanas dan menutup wajahnya
"K-kau bertemu dengannya, Naru?" Nee-chan bertanya padaku setelah ia bisa mengendalikan wajahnya yang memerah.
"Hm, dia bilang kalau dia pacar Nee-chan," Aku tersenyum memandang jendela kamar Nee-chan yang menghadap ke taman.
"…" tak kudengar jawaban dari Nee-chan. Karena aku merasa heran, aku pun menolehkan kepalaku ke arah Nee-chan.
Kecemasanku terbukti karena sekarang Nee-chan sedang memegangi pinggangnya sambil meringis kesakitan.
"Nee-chan kenapa? Kaa-saaaan! Nee-chan sakit perut!" Tak perlu waktu lama, Kaa-san, Tou-san dan Kyuu-nii untuk datang melihat keadaan Nee-chan. Terbersit rasa iri di benakku. Kami segera membawa Nee-chan ke rumah sakit, ke dokter langganan kami.
Demi Nee-chan
"Apa yang terjadi dengan putriku dok?" Kaa-san menatap Dokter Tsunade dengan tak sabar.
"Dia… Mengalami gagal ginjal," Dokter Tsunade menjawab dengan ragu-ragu. Kami semua yang mendengarnya terkejut, terutama Kaa-san.
Kalian tahu, Kaa-san sangat menyayangi Nee-chan. Kaa-san rela berhenti bekerja demi Nee-chan. Kaa-san menghabiskan sisa hidupnya untuk Nee-chan seorang. Bagi Kaa-san, Nee-chan adalah hidupnya.
Tou-san segera merangkul Kaa-san dengan lembut. Mencoba mengurangi kesedihan di raut Kaa-san. Kenapa? Kenapa Nee-chan begitu banyak menderita penyakit? Kyuu-nii hanya diam dan meninggalkan ruangan itu, Kyuu-nii menuju kamar di mana Nee-chan dirawat. Aku pun segera menyusulnya.
.
.
.
"Halo, Suke, bisakah kau datang ke sini sekarang?... RS Konoha, ya… aku tunggu," terdengar suara sendu Nee-chan di dalam ruangan. Dengan perlahan aku membuka kenop pintu ruangan itu, menampilkan sosok gadis cantik berambut pink tipis dan seorang lelaki berambut merah terang di dalamnya.
Aku masuk ke kamar itu. Hanya keheningan yang melanda di kamar itu. 10 menit kami tenggelam di pikiran masing-masing, hingga seseorang membuka pintu ruangan ini.
Uchiha Sasuke. Pacar Nee-chan. Ia segera menghampiri Nee-chan sambil tersenyum ke arahku. Aku hanya diam tak mengerti arti dari senyumannya. Kyuu-nii pun meninggalkan kami bertiga.
"Kau sakit apalagi?" Sasuke bertanya dengan nada datar, sama seperti awal pertemuan kami.
"Entahlah, yang jelas aku merasa nyeri di pinggang dan badanku semakin lemas," Sakura berkata dengan nada manjanya.
Aku yang tidak diacuhkan pun berinisiatif meninggalkan mereka berdua di dalam. Tepat saat aku keluar dari ruangan itu, Kaa-san dan Tou-san datang.
"Naru… Mungkin ini berat untukmu, tapi tolonglah Sakura," Kaa-san berkata dengan nada memelas.
Aku sudah bisa menebak maksud ucapan Kaa-san. Inilah hal yang sangat kutakutkan. Ingin rasanya aku berlari memeluk Kyuu-nii meminta perlindungan darinya. Kaa-san tidak peduli padaku, benarkan itu? Ia hanya memikirkan Saku-nee saja! Aku juga sakit, Kaa-san.
"Kau harus menyumbangkan salah satu ginjalmu, Naru. Demi Nee-chan mu itu," Kaa-san berkata datar seolah tak peduli dengan sakitnya hatiku mendengar pernyataan itu.
Bagaikan petir yang menyambar. Aku hanya bergeming dan siap menjatuhkan Kristal bening dari mata shappire milikku.
Cukup sudah aku menyumbangkan tali pusarku saat aku masih berada dalam kandungan, sekarang ginjalku harus kuberikan juga? Aku menyayangimu Nee-chan, dari dulu.
Kau ingat saat kau tahu hidupmu tidak akan lama lagi? Kau melukai dirimu mencoba bunuh diri. Aku menahanmu dan malah terkena pisau tajam itu. Ingat saat kau hampir mati tenggelam, karena ngotot berenang? Aku yang menyelamatkanmu. Aku dilahirkan untuk menyelamatkanmu. Menjadi guardian angelmu.Tapi, kau malah membentakku saat itu. Mengatakan bahwa aku tak mengerti bagaimana rasanya sakit. Kau juga bilang kau membenciku. Aku tidak pernah marah padamu, Nee-chan.
"Aku… Tidak bisa" maafkan aku kaa-san.
TBC OR END?
A/N: Akhirnya selesai juga. Naka sibuk banget sekarang. Jam 06. 45 harus sekolah dan balik jam 12.00 (belum ada pelajaran tambahan karena bulan puasa) siang, harus ke tempat HIKARU FUJINAWA karena ada misi yang harus dikerjakan *sarap*, malem sampe jam 9 harus belajar. Jadi, Naka sempetin buatnya jam 10 malem x_x.
Naka mau nanya tentang arti dari:
-. Fudansi *betul gak ya tulisannya*
-. Drabble
Ok, dimohon bantu Naka jawabnya, senpai + Sensei...
Untuk prolog dikit aja dulu, soalnya ntar di chap 2 kedepan bakal banyak konflik. Okeh, Naka tunggu reviewnya, senpai :) kalo reviewnya banyak, Naka bakalan lanjutin deh!
Selamat menjalankan ibadah puasa :)
Gomawo, Shiho Nakahara.
