"Destiny"

•Chapter 1•

Pair: Victor x Yuri

Warning: Typos! Bad story! Mature content! Omegaverse!AU, Soulmate!AU, High School!AU

.

.

.

.

.

.

.

.

Enjoy~


Omega adalah yang terendah dalam golongan tetapi mereka adalah yang paling langka dan berharga, beta cenderung ingin mereka. Mereka bisa hamil dengan Alpha. Sedangkan Alpha adalah puncak dari golongan, mereka bisa mendapatkan omega sebagai pasangan mereka, setelah mereka telah membentuk ikatan dan menandai omega sebagai miliknya, mereka bisa posesif dan cemburu pada pasangan mereka.


"Yuri! Ayo cepat, kalau tidak kau akan terlambat datang ke sekolah loh."

Dengan tergesa-gesa Yuri memasang sepatunya lalu berlari menghampiri ibu nya. "Ya kaa-san, aku tau."

"Ini hari pertama mu jadi berhati-hatilah. Dan jangan lupa memakai choker jika sudah dalam situasi genting, kau harus bisa menjaga diri, Yuri." Ucap ibu Yuri— Hiroko Katsuki memperingatkan.

Yuri tersenyum kecil lalu mengangguk, "ya kaa-san, aku akan baik-baik saja kok. Aku ini sudah siswa menengah atas jadi kaa-san tidak usah khawatir."

"Tapi tetap saja kau harus menjaga diri. Diluar sana tidak aman, apalagi kau belum menemukan soulmate mu, belum ada yang bisa menjaga dan melindungimu saat ini, tentu saja kaa-san khawatir."

"Tenang saja kaa-san, aku bisa menjaga diri. Bagaimanapun juga aku ini laki-laki tau," Yuri terkekeh geli melihat ibunya yang terlalu khawatir, padahal selama ini dia baik-baik saja walau tanpa soulmatenya, "dan tentang soulmate, ya, semoga saja aku menemukannya di sekolah baruku."

Hiroko hanya tersenyum lalu tertawa kecil. Ditataplah anaknya yang kini memang sudah beranjak dewasa. Waktu berjalan cepat sekali ya.

"Kalau begitu, aku pergi dulu kaa-san! Ittekimasu!" Yuri berlari pergi sambil melambaikan tangan pada ibunya. Senyuman terukir diwajahnya.

"Itterasai Yuri!"

Ya dialah Yuri Katsuki. Seorang siswa yang baru saja pindah sekolah dan hari ini adalah hari pertama di sekolahnya. Kini dirinya sudah berada di kelas dua menengah atas dan berusia tujuh belas tahun. Memiliki tinggi badan berukuran 173 cm dan bergolongan darah A. Yuri pun sangat menyukai olahraga ice skating sejak kecil. Dan ia adalah seorang Omega.


Ohr Avner Chabad Day School (Volgograd)

'Wah... besar sekali sekolahnya.' batin Yuri tercengang melihat gedung sekolah barunya yang berukuran tidak wajar. Ya, mau bagaimanapun ini adalah pengalaman pertamanya di kota dan negara ini.

Jika ingin tau, saat ini Yuri tengah berada di negara Russia tepat di kota Moskow. Keluarganya pindah dari Kyushu, Jepang ke tempat ini karena suatu pekerjaan dan urusan yang bersifat sementara. Berpindah negara dan sekolah demi sebuah pekerjaan keluarga memang terdengar merepotkan bagi banyak orang namun tidak untuk Yuri yang memang senang dan menikmati hal ini. Mendapatkan pengalaman dan hal baru merupakan sesuatu yang memang menyenangkan, pikirnya.

Yuri melangkahkan kakinya memasuki area sekolah. Terlihat banyak sekali siswa dan siswi yang asing dan bahkan bukan berasal dari negara ini. Kini Yuri berharap bisa mendapatkan teman yang setara dengan dirinya, ia mulai sedikit takut akibat banyak pasang mata yang memperhatikannya.

Menjadi Omega itu tidak mudah, apalagi sulit untuk menyembunyikan aroma khasnya yang menguar dari tubuhnya. Dan sejujurnya Yuri sangat benci jika masa heat nya telah tiba, hal itu terlalu menyiksa dirinya yang memang belum menemukan soulmate.

"Hei." seru seseorang menepuk bahu kanan Yuri.

Yuri terlonjak kaget dan melihat kebelakang dengan hati-hati. Bisa dilihat seorang pemuda yang sepertinya seumuran dengan dirinya. Kulitnya coklat khas negara lain, rambutnya hitam legam dan tampak berkilau. "Ya?" ucap Yuri menanggapi.

"Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Murid baru?" tanyanya. Yuri hanya mengangguk kaku.

"Ohh! Kalau begitu, perkenalkan namaku Phichit Chulanont. Panggil saja Phichit. Aku berasal dari Thailand jika kau ingin tau dan aku seorang Beta." ujarnya memperkenalkan diri sambil tersenyum lebar.

"A-Ah, halo.. namaku Yuri. Yuri Katsuki. Salam kenal Phichit-kun." Yuri memperkenalkan dirinya dengan gugup dan sedikit takut. Masalahnya dihadapannya kini adalah seorang Beta. Entah itu Alpha ataupun Beta, Yuri tetap takut dengan orang yang mempunyai golongan tersebut karena dia sadar bahwa dirinya bisa diserang kapan saja oleh mereka.

"Kau dari Jepang?!" tanya Phichit tiba-tiba yang membuat Yuri terkejut.

"Ya."

"Keren! Ayo kita berfoto bersama!" ucap Phichit dengan semangat dan dengan cepat ia merangkul Yuri agar lebih dekat dengannya.

"E-Eh?! Phichit-kun.."

Saat akan mengambil foto dengan handphone nya, tiba-tiba Phichit berhenti bereaksi lalu melihat kearah Yuri sambil mengendus sekitar bahu Yuri. "Phichit-kun?"

"Kau... seorang Omega?"

Pertanyaan itu membuat tubuh Yuri terdiam kaku. Dia sudah ketahuan, sekarang bagaimana? Apakah dirinya akan diserang? Dibully? Yuri tidak mau lagi memikirkan hal-hal aneh itu lebih jauh.

Yuri menundukkan kepalanya. Bisa dilihat rona merah yang tercetak diwajahnya karena malu, "y-ya."

Phichit terdiam sejenak lalu tersenyum lebar. Ditepuk dengan keras punggung Yuri lalu mulai merangkulnya lagi. "Jangan takut padaku, Yuri. Tenang saja, aku tidak akan melakukan hal-hal aneh padamu. Kau boleh jamin bahwa aku akan menjagamu, ok?"

"Kau.. tidak masalah jika aku seorang Omega?"

"Tidak. Tidak sama sekali," Yuri menghela nafas lega. Setidaknya dia memiliki seseorang di pihaknya, "tapi jarang sekali ada Male Omega disini. Kau harus berhati-hati, kebanyakan dalam sekolah ini lebih dominan Alpha dan Beta. Male Omega disini tidak seberapa bahkan bisa dihitung dengan jari, ya kecuali untuk Female Omega, mereka cukup banyak."

Yuri pun mengangguk paham. Ia sangat tau hal ini akan terjadi. Ya semoga saja sebuah keberuntungan berpihak pada dirinya. Yuri tidak ingin ditandai oleh Alpha atau Beta lain selain soulmatenya. Itu akan sangat mengerikan dan mungkin menjadi trauma baginya.

"Ngomong-ngomong, apa kau sudah menemukan soulmate mu?" tanya Phichit.

"Belum. Aku belum menemukannya. Bagaimana denganmu Phichit-kun?"

"Kita sama Yuri! Aku juga belum menemukannya. Kita senasib."

Yuri tidak mengerti mengapa Phichit sangat senang saat tau dirinya belum menemukan soulmate, tetapi ia senang karena ada yang mau menjaga dan menemaninya sekarang.

"Oh ya, apakah kau mempunyai choker?" tanya Phichit. Yuri hanya bisa menganggukkan kepalanya bingung. Untuk apa Phichit bertanya tentang benda itu?

"Kalau begitu, aku akan membantumu memasangkannya."

"E-Eh?! Kenapa?"

Phichit melipat kedua lengannya didepan dada sembari menatap Yuri tajam, "berbahaya jika kau tidak memakainya, apalagi dilingkungan sekolah seperti ini. Kau harus memakainya supaya kau tidak ditandai oleh seseorang yang bukan soulmatemu, itu berbahaya kan?"

Yuri menatap Phichit dengan tatapan kagum dan terharu. Phichit sangat baik padanya dan ia sangat bersyukur akan hal itu.

Dengan sebuah anggukan, Yuri menyerahkan chokernya kepada Phichit dan berbalik badan agar lebih mudah memasangnya.

"Jenjang lehermu cukup menggoda, Yuri. Sangat berbahaya jika tidak dilindungi." Phichit perlahan memasangkan choker itu sambil terus memperingati, "aroma tubuhmu juga sangat wangi dan memabukkan, kau bisa memancing perhatian seluruh Alpha disini, itu kan tidak baik untukmu."

Klik!

Choker itu telah terpasang. Bisa dirasakan tubuh Yuri yang sedikit menengang akibat ucapan Phichit yang membuatnya takut. Ia pun membalikkan badannya kembali sambil menundukkan kepala.

"Maaf, aku tidak pernah waspada tentang itu. Kukira mungkin aku bisa membela diri." Yuri terkekeh pelan lalu menatap Phichit sambil tersenyum lebar, "terimakasih ya Phichit-kun, kau sangat baik. Aku bersyukur kau mau menjadi temanku dan menjagaku walau kita baru pertama kali bertemu."

"Yuri..."

Karena gemas Phichit memeluk Yuri dengan erat, "wuahhh! Kau lucu sekali Yuri! Sangat menggemaskan! Ayo berfoto denganku!"

Phichit meraih handphone dalam sakunya lalu mengarahkannya di hadapan wajah. Sambil merangkul Yuri, Phichit tersenyum lebar dan menginstruksi Yuri untuk berekspresi sama seperti dirinya. Akhirnya ia pasrah saja dan mengikuti instruksi Phichit.

Ckrek!

Foto telah didapat. Dengan segera Phichit menguploadnya ke instagram miliknya dengan sebuah hastag yang membuat Yuri berteriak malu.

#With My Cute Little Omega As My New Bestfriend—Yuri Katsuki!

"Wuaaa! Kenapa kata-katanya seperti itu?! Ayo ganti Phichit-kun!" seru Yuri dengan wajah yang sudah sangat merah karena malu. Kenapa jadi begini?!

"Opss! Terlambat, aku sudah menguploadnya hehehe.." ucapnya sambil terkekeh. "Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Anggap saja sebagai tanda awal pertemanan kita."

"U-Um.. baiklah."

"Ah, ngomong-ngomong kelasmu dimana Yuri? Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi loh." tanya Phichit.

"Kelas 2-B."

"Kita sekelas! Yeay! Ayo akan kutunjukkan kelasnya!"

Phichit menarik pergelangan tangan kanan Yuri lalu membawanya berlari menuju kelas. Sekali lagi Yuri hanya bisa pasrah walau jujur saja tarikan Phichit sangat kuat dan pergelangan tangannya sedikit sakit. Kekuatan seorang Alpha dan Beta memang luar biasa. Tidak seperti dirinya yang lemah.

"Disinilah kita! Selamat datang di kelas 2-B Yuri!"

Kelas yang ia lihat bukanlah kelas biasa. Ukurannya terlalu besar jika disebut dengan kelas. Dan lihatlah perlengkapan kelas ini yang begitu banyak juga lengkap dan rapi. Yuri ingin menangis sekarang, ia terlalu bahagia, ini adalah kelas yang diinginkannya sejak lama.

"Woah! Kelas ini keren sekali. Sangat bersih dan rapi." seru Yuri dengan mata yang berbinar-binar.

"Hohoho, tentu saja, kelas siapa dulu dong!" ucap Phichit dengan bangga.

Merekapun memasuki kelas. Oke, kelas ini memang menjadi yang diinginkannya, tetapi ada satu masalah yang membuat Yuri agak takut dan gugup.

'KENAPA HANYA ADA BETA DAN ALPHA DISINI?! TIDAK ADAKAH OMEGA LAIN SELAIN AKU?!' batin Yuri frustrasi.

"Kau duduk disamping ku. Akan berbahaya jika duduk bersama yang lain." ucap Phichit merangkul Yuri yang hanya bisa mengangguk kaku.

Yuri duduk di sudut belakang kanan dekat jendela. Phichit bisa melihat wajah Yuri yang terlihat pucat. Bisa ditebak olehnya bahwa Yuri akan sulit beradaptasi disini.

"Kau takut, Yuri? Maaf aku tidak memberitaumu bahwa kau akan menjadi Omega satu-satunya di kelas ini." ucap Phichit dengan wajah yang terlihat bersalah. Dengan cepat Yuri menggelengkan kepalanya, ia tidak suka dengan wajah Phichit yang seperti itu.

"T-Tidak, aku tidak apa-apa Phichit-kun. Kau tidak usah khawatir dan hentikan wajah menyedihkanmu itu. Jelek tau." ucap Yuri dengan sebuah candaan. Setidaknya ia ingin mencairkan suasana yang awkward ini.

Phichit mengacak-acak rambut Yuri dengan gemas sambil tersenyum lebar, "apa-apaan candaanmu itu? Tidak lucu tau. Aku ini tampan bukan jelek."

"Ya, ya, terserah kau saja." Yuri tersenyum. Dia merasa lebih baik sekarang. Dia harus tenang, Phichit bersamanya, semuanya akan baik-baik saja, "terimakasih ya Phichit-kun karena sudah mau menjagaku.

"Tidak masalah. Kau bisa mengandalkanku, Yuri." Dan Yuri pun mengangguk pertanda mengerti. Dia yakin dirinya akan baik-baik saja.

Bel pertanda masuk telah berbunyi. Semuanya sudah duduk rapi di bangkunya masing-masing, namun Yuri bisa merasakan beberapa orang yang masih memperhatikannya sejak tadi. Ini akan menjadi sulit.

Datanglah seorang guru memasuki kelas. Bisa ditebak bahwa guru itu adalah wali kelasnya. Dia merupakan seorang wanita muda yang diperkirakan berusia dua puluh tiga hingga dua puluh empat tahun. Kini Yuri berharap wali kelasnya tidak jahat kepadanya karena ia seorang Omega.

"Selamat pagi semuanya. Untuk pelajaran kali ini kita akan belajar tentang rotasi algoritmik. Namun, sebelum itu ibu akan memperkenalkan seorang murid baru di kelas kita." Seketika itu tubuh Yuri sedikit menegang, jantungnya berdetak tidak karuan. Phichit menepuk bahu Yuri, memberi semangat. "Yuri, saya persilahkan untuk maju ke depan dan memperkenalkan dirimu." ucap guru itu sambil tersenyum ramah.

Dengan gugup, Yuri berdiri dan beranjak dari bangku nya lalu berjalan menuju ke depan kelas. Ia menghela nafas sejenak lalu memandang teman-teman sekelasnya dengan pandangan gelisah, namun Yuri mencoba untuk berani, ia sudah bertekad, "halo semuanya. Perkenalkan nama saya Yuri Katsuki, berasal dari Jepang dan pindah ke sini karena sebuah urusan keluarga. Dimohon kerjasamanya!"

Seluruh kelas memandang dirinya dengan pandangan tertarik. Aroma cokelat bercampur vanilla yang menguar dari tubuh Yuri membuat semuanya terpana—kecuali Phichit yang mulai biasa dengan aroma itu.

"Terimakasih Yuri, sekarang kembalilah ketempat mu." perintah guru itu. Yuri pun mengangguk lalu kembali ketempat nya dengan tergesa-gesa.

Pelajaran pun dimulai. Semua berjalan dengan lancar walau banyak pasang mata yang memperhatikan Yuri yang membuatnya risih, namun ia mencoba untuk tetap tenang.


Bel istirahat telah berbunyi. Phichit dan Yuri berencana menuju kantin, namun hal itu dihalangi oleh sekumpulan Alpha dan Beta dalam kelas yang mengelilingi meja mereka.

"Hei! Kau seorang Omega?"

"Mengapa aromamu begitu menggoda?"

"Wow! Jarang sekali ada Male Omega disini."

"Maukah kau menjadi pasanganku?"

"Tidak! Jadi pasanganku saja."

"Aku lebih baik darinya jadi pilih aku saja."

"Tidak, aku saja."

"Aku!"

"Sudah cukup, hentikan tingkah kekanakkan kalian. Jangan menggangu dia oke? Kalian membuatnya tidak nyaman. Ayo Yuri, kita pergi dari sini." ucap Phichit sambil menarik pergelangan tangan kanan Yuri keluar dari kelas menuju kantin.

"Phichit-kun."

"Hm?"

"Terimakasih. Jujur saja aku memang kurang nyaman tadi."

"Tidak apa, aku akan menjadi penjagamu mulai sekarang."

Beberapa saat, mereka telah sampai di kantin sekolah. Phichit dan Yuri dengan segera memesan makanan mereka dan setelah itu duduk di meja yang berada di pojok kanan kantin.

"Sepertinya hari pertamamu sungguh berat ya, Yuri." gurau Phichit saat melihat wajah Yuri yang terlihat pucat.

"Haha, sepertinya."

Saat sedang menikmati makanan mereka tiba-tiba terjadi sebuah kegaduhan di sisi lain kantin. Karena penasaran, mereka pun menghampiri kegaduhan tersebut yang ternyata ada seseorang yang kini sedang dikerumbungi oleh sekumpulan Female Omega dan juga Female Alpha.

"Siapa yang mereka kerumbungi?" gumam Yuri penasaran.

"Yap! Dia selalu saja seperti itu." dengus Phichit tersenyum maklum. Yuri menatapnya bingung.

"Kau mengenalnya?" tanyanya.

"Ya tentu saja. Tidak ada yang tidak mengenalnya, seluruh sekolah tau tentangnya, kecuali kau yang memang murid baru disini."

"Siswa terkenal ya? Siapa namanya?"

"Victor. Victor Nikiforov, asli Russia dan seorang Alpha yang disegani." jelas Phichit. Yuri mengangguk paham.

Tiba-tiba sebuah tanda di pergelangan tangan kiri Yuri bersinar. Ia terpekik terkejut melihatnya, ini pertama kalinya hal tersebut terjadi. Yuri pun panik. "Woah! Ada apa ini?!"

Phichit yang melihat hal tersebut terkejut. Ia memegang kedua bahu Yuri erat dan menatapnya serius, "soulmatemu Victor?!" bisiknya.

"H-Hah? Apa?"

"Tandamu bersinar saat memikirkan Victor! Itu berarti dia adalah soulmatemu, Yuri!"

"Tidak mungkin." gumam Yuri tidak percaya.

"Wah! Tanda di pergelangan tanganmu bersinar, Victor." seru salah satu Female Omega pada Victor.

"Bukankah itu berarti soulmatemu ada didekat sini?!" sahut lainnya.

"Tapi siapa?!"

Yuri yang mendengar seruan itu pun langsung panik dan segera menutup tandanya agar tidak ketahuan.

Namun, dengan tidak sengaja pandangan Yuri bertemu dengan pandangn Victor yang memperhatikannya dirinya. Karena takut, Yuri menarik Phichit pergi keluar kantin bersamanya dengan tergesa-gesa hingga ia berada disebuah lorong menuju kelasnya.

"Jadi dia benar soulmatemu?!" tanya Phichit dengan wajah yang berbinar senang. Yuri tidak menjawab, ia hanya memalingkan wajahnya yang kini sudah memerah.

Phichit menepuk bahu kanan Yuri dan mengangkat jempolnya di hadapannya, "kalian cocok! Tenang saja, aku mendukung kalian tingkat aliran keras." ucapnya dengan mantap yang membuat Yuri sweetdrop.

"Ahaha, sepertinya aku akan ke toilet dulu untuk mendinginkan kepala." ucap Yuri.

"Mau kutemani?" tawar Phichit yang dibalas dengan penolakan Yuri.

"Tidak, aku pergi sendiri saja. Kau ke kelas saja duluan, nanti aku akan menyusul. Lagipula sebentar lagi bel akan berbunyi." tolak Yuri dengan halus.

"Kau yakin?" tanya Phichit yang terlihat khawatir. Yuri pun mengangguk dengan mantap.

"Baiklah. Jaga dirimu baik-baik. Dan jika kau belum tau, kau berjalan saja lurus dari sini lalu belok kiri, disitu toiletnya berada." jelas Phichit memperingati.

"Baiklah. Terimakasih Phichit-kun."

Yuri mulai melangkah menuju toilet sambil memikirkan babyak hal terutama tentang Victor yang menjadi soulmatenya.

Apakah benar Victor merupakan soulmatenya? Orang terkenal seperti dia yang menjadi soulmatenya yang bisa dibilang dirinya ini biasa-biasa saja? Tidak mungkin.

Setelah sampai ditoilet, Yuri membasuh wajahnya yang kini terasa panas. Jantungnya pun berdetak tidak karuan. Apa yang harus ia lakukan sekarang?!

"Kau sepertinya tidak dalam keadaan yang baik ya, Yuri."

Deg!

Pergerakan Yuri berhenti secara tiba-tiba saat mendengar suara itu. Ia membalikkan badannya dengan perlahan dan terkejutlah dirinya saat mengetahui siapa yang berbicara padanya.

"V-Victor?!"

"Kenapa kau tadi lari dariku, Yuri? Kau takut padaku?" Victor melangkahkan kakinya mendekati Yuri yang kini terdiam kaku karena takut.

Tubuh Yuri dan Victor kini sudah sangat dekat bahkan sudah tidak ada celah diantara mereka satu centi pun.

"Kau takut padaku, Yuri? Aku ini soulmatemu, kan? Lalu kenapa kau harus takut?" Yuri tidak bereaksi sama sekali, ia hanya memandang Victor dengan gelisah dan takut. Tiba-tiba sekali lagi tanda di pergelangan tangan mereka bersinar secara bersamaan.

"Kau lihat? Inilah buktinya bahwa aku adalah soulmatemu. Kau tidak bisa lari lagi, Yuri."

Entah sejak kapan choker yang terpasang di leher Yuri sebelumnya telah terlepas dan kini sudah terlempar ke sembarang arah. Sekarang Yuri sudah sangat panik apalagi saat Victor mengangkat dagunya dan mendekatan wajahnya pada dirinya.

"A-Apa yang akan kau lakukan?" tanya Yuri dengan gugup.

"Kau sudah tau kan apa yang dilakukan seorang Alpha terhadap mate nya, hm?"

'Tunggu! Jangan bilang bahwa ia akan...'

Bisa dirasakan oleh Yuri sebuah gigitan pada jenjang lehernya. Perih. Itulah yang ia rasakan. Rasa perih itu berubah menjadi rasa sakit saat gigitannya semakin mendalam, menusuk kedalam dirinya.

"Akh! C-Cukup!" Yuri mengerang kesakitan, air mata telah mengalir dari kedua matanya. Bukannya berhenti, Victor malah memperdalam gigitanya sambil menyeringai dalam diam.

"I got you, Yuri."

To Be Continue•

A/n: Hai semua! Kembali lagi dengan saya yang membawakan cerita ber-rated M (lagi). Kali ini bertemakan Omegaverse!AU. Jujur saja saya suka dengan AU ini jadi ya inilah hasilnya. Maaf jika ceritanya tidak begitu bagus hehehe... Oh! Dan untuk cerita 'Schast'ye'' kemungkinan akan di update tanggal 25 Desember bertepatan dengan ulang tahun Victor. Jadi tunggulah oke? ;;

Baiklah sekian dulu dari saya, see you in next chapter guys!

-Mind to review?

¶Lexy Zequinny.