Private IDOL

Gintama dan semua chara di sini milik

Sorachi-sensei, saya hanya pinjam

cerita asli milik saya

main chara: Okita Sougo Kagura

Rate: T

Romance/comedy

Warning (!): OOC, gajelas, bahasa acak-acakan, drama

author's note:

-cerita ff ini agak gila dan ga masuk akal, jadi jangan bandingkan sama dunia nyata ya hehe

-cerita ini memang gila, temanya jg mungkin terdengar dewasa, tapi author ga akan nulis yang aneh-aneh (rate tetep T) :3

-kelanjutannya ga jelas, jd klo mau lanjut review aja ya wkwk

Selamat membaca~

.

.

.

.

.

Kagura duduk termenung, menatap langit malam dari balkon rumah kontrakannya. Entah sudah berapa lama ia berdiri di situ. Terpaan angin malam yang dingin pun ia abaikan.

Sorot mata gadis itu memperlihatkan beban pikiran yang akhir-akhir ini ia pikul. Terlihat jelas ia sedang memikirkan sesuatu. Bahkan panggilan dari Shimura Megane-- Shinpachi, tidak dapat mengembalikan Kagura dari alam bawah sadarnya.

"Huft, kira-kira apa yang Kagura chan pikirkan ya, Gin san?" Tanya Mega- Shinpachi pada pria ubanan di sampingnya.

Gintoki memperhatikan sekilas anak angkatnya dari baik jendela rumah kontrakan tersebut. "Dia pasti sedang memikirkan hal yang biasanya." Sahut pria itu sambil mengorek telinganya, cuek, kemudian berlalu meninggalkan Shinpachi yang masih menatap khawatir Kagura.

"Tapi, Gin san-"

Gintoki menghentikan langkahnya, ia kemudian menatap Shinpachi lagi. Kali ini dengan senyuman dewasa bak seorang ayah yang sangat jarang diperlihatkan pada setiap episode Gintama. "Shinpachi, Kagura sudah bukan anak kecil lagi, Dia sudah berumur 20 tahun. Kita tidak bisa mengatur hidupnya lagi."

Ucapan Gintoki barusan berhasil membuat Shinpachi terkejut. Ia tidak menyangka akan mendengar perkataan bak mutiara dari bos pemalasnya. Tidak sia-sia ia bertahun tahun mengabdi sebagai karakter tsukkomi- maksudnya sebagai bagian dari Yorozuya jika ia bisa melihat sisi perhatian dari mantan pejuang Tokyo, Sakata Gintoki.

Tunggu dulu- Gintoki adalah pejuang Tokyo? Abaikan, itu hanya kata yang tiba-tiba muncul di benak Shinpachi saja. Yang benar Gintoki itu pejuang kemalasan.

"Kau benar Gin san, kita bisa membiarkan Kagura chan saja-"

BRAAAKK

Belum selesai berbicara, Shinpachi harus rela tubuhnya terpental akibat dari tendangan Kagura.

"Siapa yang mau kalian biarkan saja huh, Gin chan, Shinpachi? Jadi kalian mau meninggalkanku sendiri dengan semua masalah ini aru ka?"

"Tunggu dulu, Kagura! Kenapa kau merusak scene keren kami barusan?!" Bentak Gintoki. "Ayolah, ini fanfict Okikagu! Bisakah kau membiarkan Gin san terlihat keren dahulu sebelum semua peran keren ini diambil oleh si brengsek Souichiro kun?"

"Na-namanya Sougo, Gin san." Shinpachi yang babak belur harus rela menahan rasa sakit untuk mengoreksi nama Sougo berkali-kali yang salah diucapkan oleh bos-nya.

"Aku tak peduli Gin chan. Mau sebagus apapun Author menulis fanfict ini kau tidak akan terlihat keren, dasar pengangguran gaguna. Kau memang pantas dapat julukan MADAO aru!" Balas Kagura tak mau kalah.

"Lagipula, Apa yang kau lakukan?! Bisakah kau masuk rumah seperti orang normal saja?" Gintoki menunjuk-nunjuk emosi pintu balkon yang kini hancur karena tendangan monster milik Kagura. "Ini gawat, uang sewa pasti akan naik! Kita tidak akan punya uang untuk membayarnya!" Lanjut Gintoki, kini ia sedang berpanik ria.

"Kalau begitu cari kerja sana, Kuso tenpa." Balas Kagura cuek.

"Tidak kah kau sadar kalau semua uangku habis karna ulahmu yang selalu menghancurkan barang di rumah ini?!"

"Kau ini bilang apa Gin chan? Itu semua uang kami aru, Kau kan tidak pernah bekerja dasar sialan"

Shinpachi menatap dua rekannya yang mulai bertengkar satu sama lain. Ia kemudian menarik napas dalam, lalu berteriak "Oiiii!! Hentikan kalian berdua!!"

oooooooooooooooooooooooooooo

Setelah berdebat panjang dengan Sakata Gintoki, Kagura segera masuk ke kamarnya. Ia lalu merebahkan tubuhnya di kasur empuk yang dibelikan /tentu saja bukan oleh gintoki/ oleh papinya.

Kening Kagura mengernyit. Masalah yang ia hadapi memang bukanlah masalah sepele. Dan semua masalah ini terjadi karena salah seorang iblis... Okita Sougo.

-flashback-

Karena sibuk akan pekerjaannya, Umibozu, papi Kagura, menitipkan anak gadisnya yang saat itu masih berusia 4 tahun pada pemuda kenalannya, Sakata Gintoki.

Meski sempat menolak, karna berbagai bujukan akhirnya Gintoki menerima tugas tersebut. Ia akan bertanggung jawab mengasuh Kagura mulai hari itu.

Sejak hari itu pula, Kagura kecil mengenal sosok Okita Sougo, bocah 10 tahun yang menjadi tetangganya. Bocah itu hanya tinggal berdua bersama kakak perempuannya, Okita Mitsuba. Kedua orang tua Sougo sudah meninggal beberapa tahun lalu.

Agar tidak kesepian, Gintoki mengenalkan Kagura pada Shinpachi. Karna selisih umur mereka yang tidak terpaut jauh, Kagura dan Shinpachi jadi sering menghabiskan waktu bersama.

Tapi tak dapat Kagura sangkal, ia tertarik pada bocah tetangganya yang bernama Okita Sougo. Mungkin karena aura kelamnya membuat Kagura penasaran ingin mengenal bocah itu.

Kagura dan Sougo memang tidak langsung akrab. Entah kenapa ada saja hal yang bertentangan dari mereka. Seakan-akan mereka sudah terikat benang merah tanda rival di jari kelingking mereka

/ga ada benang gituan thor

Meskipun begitu, mereka senang menghabiskan waktu bersama. Kagura akan bermain dengan Sougo jika ia sedang tidak bersama Shinpachi.

Gintoki tidak terlalu memusingkan hal itu, toh bagus jika Kagura punya teman banyak. Paling tidak itu yang ada pada pikirannya, sampai tiba suatu kejadian yang mengubah hidup mereka.

Pagi itu Okita bersaudara akan pindah rumah. Okita Mitsuba, kakak Sougo memanglah orang yang baik, karna itu para tetangga menyukainya. Mereka berbondong bondong datang, ingin mengantarkan kedua bersaudara itu pergi. Tak terkecuali Gintoki yang datang bersama dengan Kagura dan Shinpachi.

Memang ngenes, dia yang masih remaja itu harus menggandeng tangan bocah-bocah ingusan, bukan tangan seorang gadis cantik.

Oops, Kagura kan juga gadis cantik. Tapi setelah beberapa tahun ke depan sih.

Mobil yang akan membawa Okita bersaudara pergi sudah siap. Mitsuba dan Sougo mulai menaiki mobil. Akan tetapi, ketika mobil hendak berangkat, Sougo kecil memaksa untuk turun. Hal ini tentu saja memicu kebingungan dari Mitsuba dan yang lainnya.

Sougo berlari kecil menghampiri Kagura. Ia lalu menyerahkan sebuah buku dari dalam ranselnya. "Kau lupa mengambil bukumu, China." Kata Sougo datar.

Kagura mengambil buku tersebut sambil tersenyum manis. Setelah menyerahkan buku hitam kecil itu, Sougo kembali berlari masuk ke dalam mobil.

Tetangga yang lain mulai bergantian mengucapkan selamat tinggal pada keluarga Okita tersebut.

Mata Gintoki melihat Sougo melambaikan tangan kepadanya. Ekspresi bocah itu lalu mendadak berubah menjadi sadis.

'Ada apa dengan seringaian sadis bocah itu?' Batin Gintoki

Gintoki melihat Kagura yang terus-terusan tersenyum, "Buku apa yang kau dapatkan, Kagura?" Tanya Gintoki ikut tersenyum.

Kagura tersenyum dengan polosnya. "Ini buku nikah aru, Gin chan! Hehe"

"Oh.. buku nikah! Baguslah-"

Eh tunggu-apa?

Otak Gintoki mendadak konslet. Mungkin ia terlalu banyak minum susu basi sampai mendengar kata 'buku nikah'

"Bu-buku apa itu Kagura chan?" Tanya Gintoki lagi

"Ini buku nikah aru" balas Kagura lagi.

"Tidak tidak!! Itu bukan buku nikah, itu pasti buku mewarnai kan, Kagura chan???" Ucap Gintoki dengan intonasi nada yang ditekan. Seolah memaksa Kagura untuk mengatakan bahwa itu buku mewarnai.

"Bukan aru. Ini buku nikah Gin chan." Balas Kagura. Gadis kecil itu nampak kebingungan menyaksikan wajah horor Gintoki.

'Tenanglah diriku! Itu mungkin memang buku nikah, tapi itu tidak mungkin milik dua bocah ingusan tadi bukan? Benar sekali.. tidak mungkin pemerintah mau menikahkan 2 bocah yang berumur 6 dan 10 tahun? Benar sekali!! Itu pasti buku nikah punya Mitsuba- tunggu dulu, dia kan belum menikah.. Ah! Jangan2 itu buku nikah punyaku! E tunggu- aku kan juga belum menikah.. Pasti milik orang tua Kagura! Tentu saja!! Pasti begitu!! Tapi.. kenapa bisa buku itu dibawa Okita kun?'

Pikiran-pikiran tidak penting itu terus memenuhi kepala Gintoki.

"Kagura chan, itu buku nikah milik siapa?" Tanya Gintoki yang tanpa sadar sudah banyak berkeringat dingin.

"Ini punyaku dan Sougo aru!"

"Ehh-?" Gintoki benar-benar shock, tubuhnya berasa mati rasa mendengar ucapan Kagura barusan.

"Kagura chan?! Maaf saja tapi kau tidak akan bisa membohongi Gin san!" Dengan gerakan secepat kilat, Gintoki merebut buku nikah itu dari tangan Kagura. Ia lalu membuka buku itu untuk mencari nama pemilik sesungguhnya dari buku tersebut. "Ahaha lihatlah Kagura, aku berhasil menemukan nama pemilik asli buku ini! Dan mempelai wanitanya bukanlah kau, tapi Kagura!"

E? Gintoki menyipitkan matanya untuk memfokuskan membaca tulisan di buku nikah yang ia bawa. "Mempelai wanitanya Kagura? Ahaha aku sudah agak lupa cara membaca sepertinya." Kata Gintoki sambil tertawa bak orang kesetanan.

"K-A-G-U-R-A, are?!?! Aneh sekali kenapa kubaca berulang ulang tetap saja terbaca Kagura ya?! Ahh mungkin aku harus mengecek mempelai pria haha!" Gumam pemuda itu sambil menggaruk garuk kepalanya kasar.

"Jadi mempelai pria nya adalah Oki..ta S..Sougo?!"

"Tidak tidak tidak tidak tidak. Ini tidak mungkin kenyataan kan?! Ini pasti hanya permainan rumah-rumahan saja! Tapi tetap saja, membuat buku nikah yang sangat mirip dengan buku aslinya itu terlalu realistis!! Astaga, berapa uang yang kalian habiskan untuk mencetak buku sebagus ini nee, Kagura chan?!"

"Aku tidak tahu aru, seseorang dari kantor agama memberikan ini padaku dan Sougo setelah kami menikah aru!" Curhat Kagura dengan imutnya. Sementara Gintoki mulai muntah darah.

"Kata orang itu sekarang namaku menjadi Okita Kagura, Gin chan! Akhirnya aku mendapat nama marga juga aru ne"

Gintoki sudah pingsan tak berdaya. Membuat Kagura kebingungan, ia lalu berteriak memanggil ambulan. Ya, cuma berteriak saja. Sementara Shinpachi menangis menjadi-jadi karna berpikir Gintoki mati mendadak.

-flashback end-

Aaaarrrrrrggggghhh

Gintoki mengacak acak rambutnya. Kedua tangannya lalu bergerak memukul-mukul meja di depannya.

"Bagaimana mungkin dulu aku gegabah sekali sampai membiarkan 2 bocah ingusan menikah?! Mereka bahkan lebih muda daripada bocah-bocah yang dibully di internet karena menikah muda!!"

"Mau bagaimana lagi Gin san, hal itu sudah terjadi."

"Kau bisa bicara begitu karna kau masih muda waktu itu Patsuan! Kau tidak merasakan siksaan yang si botak itu lakukan padaku!" Seru Gintoki mulai menangis tersedu-sedu.

"Gin san, kau hanya meminum susu stroberi, jangan bertingkah seakan kau sedang mabuk." Shinpachi lalu nemasukkan susu stroberi milik Gintoki ke dalam kulkas, takut pria itu khilaf dan langsung menghabiskan susu tersebut. Bukannya pelit, Shinpachi hanya tak mau bosnya terkena diabetes.

"Kenapa waktu itu tidak meminta mereka berdua bercerai saja?"

"Bercerai harus disetujui oleh kedua pihak. Kita kan tidak tahu okita kun sekarang berada di mana."

"Kau benar, Gin san. Selain itu, mungkin tidak akan menyenangkan jika diusia semuda itu Kagura chan sudah mendapat julukan janda."

"Dengan body seperti itu, meski menjadi janda aku yakin banyak lelaki yang mau menikahinya. Bahkan Zura bisa-bisa ikut mengantri setelah mendengar kata janda." Gintoki menghela napasnya.

Di usia 20 tahun ini, Kagura memanglah sudah tumbuh dewasa, tapi hanya body dan penampilannya saja. Ia sekarang lebih senang membiarkan rambut panjangnya terurai daripada mencepolnya seperti waktu ia kecil. Selain penampilan, tingkah Kagura masih mirip seperti anak-anak. Apalagi aksen aru yang masih setia menempel di lidahnya sedari ia kecil.

"Gin san, itu adalah kata-kata yang tak pantas diucapkan oleh seorang ayah angkat." Shinpachi hanya dapat menatap datar bosnya. "Pernikahan ini hanyalah kecelakaan, Okita san dan Kagura chan masih sangatlah polos waktu itu. Petugas yang menikahkan mereka saja yang gila."

"Aku tidak yakin, bocah yang menatapku dengan seringaian sadis setelah memberikan buku nikah pada Kagura, pantas di sebut polos." Seru Gintoki lagi.

"Ck.. siapa sih pegawai bodoh yang membiarkan 2 bocah itu menikah?! Aku benar-benar ingin memukulnya sekarang!!"

"Hmm.. soal itu, Kagura chan pernah bercerita bahwa orang itu adalah seorang pria berambut coklat bergelombang, ia memakai kacamata hitam, bulat. Dan setiap berbicara dia selalu tertawa 'ahahahaha ahahaha' semacam itu." Jelas Shinpachi. Matanya melihat ke atas seakan mengingat ingat perkataan Kagura. "Apakah seseorang seperti itu benar-benar ada nee Gin san?"

Gintoki diam seribu bahasa. Ciri-ciri orang yang disebutkan Shinpachi barusan terasa tidak asing. Tidak, Gintoki yakin ia mengenal orang tersebut!

'Bodo amat. Mending pura-pura ga denger.' Batin Gintoki.

ooooooooooooooooooooooooooooooo

Ketika orang-orang berpikir menikah adalah sebuah anugrah, bagi Kagura menikah adalah sebuah bencana.

Bagaimana tidak? Ia sudah menikah di usia yang sangatlah muda, tapi pernikahan itu bukan berdasarkan cinta, tapi berdasarkan kepolosannya saja! Bahkan ia tidak pernah berhubungan dengan suaminya, ia juga tidak pernah bertemu dengan lelaki itu selama 14 tahun.

Terkutuklah siapapun petugas yang membantunya menikah dengan Sougo saat itu. Ia pastilah orang gila. Pikir Kagura.

Karna pernikahan itupula, Kagura mengalami saat-saat yang sulit, yaitu mencari kerja.

Dia mungkin memang masih muda. Tenaganya juga lebih besar daripada gadis seumurannya. Ia juga memiliki paras cantik dan tubuh bak foto model, tetapi tetap saja, status sangat berpengaruh dalam dunia kerja.

Tidak ada yang mau memperkerjakan Kagura setelah tahu statusnya telah menikah. Sialnya setiap melamar pekerjaan ia harus menunjukkan kartu identitasnya, sehingga calon bos-nya pasti tahu ia telah menikah. Hari ini pun begitu. Ia kembali ditolak saat melamar pekerjaan.

Kagura memang masih bekerja sebagai yorozuya, tapi penghasilan yorozuya pada zaman ini sangat kecil. Peminat yorozuya semakin sedikit, mungkin karna saat ini adalah masa kejayaan G*jek yang serba bisa. /ga nyambung thor/

Intinya, Kagura butuh uang tambahan untuk membeli sukonbu, karena itu ia mencari kerja.

Tapi apa yang ia dapat? Penolakan. Karna ia telah menikah dengan seorang lelaki yang sudah lebih dari 10 tahun tak ia jumpai! Gadis itu menjerit frustasi. Tidak peduli akan tatapan aneh dari orang-orang di sekitarnya.

"Sadist sialaannn!!! Karna kau aku tak bisa mendapatkan kerja aru!" Ah, meski telah terpisah cukup lama, Sougo kini mendapat panggilan sayang dari istrinya, 'sadist'.

"Awas saja kalau kita bertemu, aku akan benar-benar membunuhmu konoyaro!! Temee aku sangat membencimu, kembalilah sekarang juga agar aku bisa mencabik-cabik-"

Gintoki dan Shinpachi yang sedari tadi menemani Kagura mencari kerja berusaha menutup mulut gadis itu sebelum ia mulai menggila.

Saat itu, tiba-tiba ada seorang wanita yang menghampiri mereka. "Bisakah saya minta waktu kalian sebentar?" Kata wanita itu, seraya tersenyum.

"Maaf nyonya, jika kau mau menawarkan barang lebih baik ke orang lain saja. Kami tidak punya uang untuk membeli semua barang mu." Balas Gintoki. Ia dan Shinpachi masih berusaha membungkam mulut Kagura yang masih setia merapalkan kata-kata kasar untuk suaminya.

"Saya bukan sales!" Seru wanita itu karna tak terima akan perkataan Gintoki. Ia lalu berdehem pelan. "Saya hanya ingin menawari gadis bersurai vermillion itu untuk bergabung dengan kami." Ia memberikan sesuatu kepada Gintoki, sebuah kertas kecil, kartu nama.

Kagura dan Shinpachi turut mengamati kertas tersebut. Mereka mengerutkan dahi, tidak paham akan maksud dari wanita tersebut.

Wanita itu kembali angkat bicara "Siapa namamu ojou san?"

"Kagura.." balas Kagura singkat. Tentu saja dia tak mau mengenalkan diri sebagai Okita Kagura.

"Ano.. maaf, apa maksud semua ini ya?" Tanya Shinpachi.

Wanita misterius itu kembali tersenyum, "Saya adalah manager Otsu. Kagura san, maukah kau menjadi idol bersama dengan Otsu?"

"I-IDOL?!" Kaget trio yorozuya itu bersamaan.

-bersambung-

Gimana ceritanya? Gila kan? Mereka nikah semuda itu emang gila. Author sendiri kepikiran bikin ff ginian gara2 baca berita tentang anak yg nikah muda di line tudei :'v

Btw mau Lanjut?