Unperfectly Perfect—1st grain : How To Get Sehun's Attention


BRAK.

Pintu kamar Sehun dibuka dengan kasar. Jongin—si tersangka tindakan sewenang-wenang pada pintu—muncul dengan raut wajah cerah, beda sekali dengan kulitnya yang suram (ehm, tidak begitu putih, maksudnya...).

"Sehun-ah!" panggilnya dengan cengiran lebar. Yang dipanggil hanya melirik sekilas sebelum kembali asyik pada manga yang dibacanya.

"Coba tebak!" Sama sekali tidak merasa kalau dirinya diacuhkan, Jongin melompat ke ranjang yang tengah diduduki Sehun. "Aku akan ditraktir pizza oleh Baekhyun-hyung karena aku mengalahkan rekornya di game Cooking Academy!"

Sehun mengacungkan jempolnya ke depan muka Jongin, tanpa mengalihkan pandangan dari manga di tangannya. "Hebat." Ujarnya datar.

Jongin (akhirnya sadar kalau dia diacuhkan) cemberut. "Ya! Jangan cuekin aku, dong!" serunya sambil menarik-narik kaos Sehun.

"Ssst. Sedang seru ini." Sehun kembali berucap datar, merujuk pada cerita yang sedang dibacanya.

"Astaga, setidaknya beri aku ucapan selamat!" Jongin kembali merajuk, mungkin ia terlihat seperti gadis yang marah-marah karena kekasihnya datang terlambat.

"Selamat." Sehun menoleh sekilas, mengucapkan selamat dengan ekspresi datar (bisa juga kau sebut tanpa ekspresi), dan kembali menekuni benda di tangannya.

"Aish! Seharusnya tadi aku pamer kepada Chanyeol-hyung saja!" Jongin menghentakkan kakinya ke lantai dengan keras ketika ia berdiri dari ranjang Sehun.

Di saat itu juga Kyungsoo memasuki kamar dan terlihat terkejut karena hentakan kaki Jongin.

"Kau kenapa?" tanyanya pada anak laki-laki yang sedang memasang raut tidak enak dilihat dan sedikit menoleh ke anak laki-laki yang satunya, yang tidak berekspresi namun masih enak dilihat.

"Si rambut es krim ini mengacuhkanku! Padahal aku jauh lebih seksi ketimbang cewek-cewek yang ada di komiknya itu." Adu Jongin pada Kyungsoo.

"Oh."

Jongin memegangi dadanya dengan ekspresi sakit yang sangat berlebihan ketika mendengar jawaban Kyungsoo.

"Jawabanmu membuatku tambah sakit hati, hyung...,"

Kyungsoo melirik Sehun yang tampak sama sekali tidak terganggu akan drama kacangan Jongin.

"Kau harus jadi Miranda Kerr dulu jika ingin mendapat perhatian Sehun." Celetuk Kyungsoo sambil meletakkan tangannya di bahu Jongin, berusaha menghibur dongsaeng-nya itu.

Jongin mengangguk membenarkan sebelum menoleh ke arah Kyungsoo dengan cengiran lebar. "Tapi yang penting 'kan aku dapat perhatianmu, hyung...,"

Telapak tangan Kyungsoo hampir mendarat mulus di kepala Jongin jika saja pintu kamar tidak terbuka dan memuntahkan kepala Luhan dari baliknya.

"Sehuna~ aku baru saja beli bubble tea. Kau mau?" tawarnya pada 'si rambut es krim' yang masih duduk tenang di ranjang—seolah-olah tidak ada Jongin maupun Kyungsoo dari tadi. Yang dipanggil menoleh sedikit ke arah pintu, benar-benar mengabaikan eksistensi dua makhluk lain yang sedang duduk di pinggir ranjangnya.

Mata rusa Luhan beralih ke Jongin dan Kyungsoo yang duduk bersebelahan di pinggir ranjang. "Kalian juga mau?" tawarnya lagi (Luhan memang cocok jadi salesman bagi perusahaan bubble tea).

Belum sempat Jongin dan Kyungsoo membuka mulut untuk menjawab, Sehun sudah lebih dulu bangkit dan melompat turun dari ranjangnya dengan kelewat bersemangat.

"Aku mau!" serunya sambil menggandeng tangan Luhan menjauh dari kamar tersebut.

Jongin memandangi Kyungsoo lekat-lekat dan begitu pula sebaliknya.

"Lupakan Miranda Kerr. Sepertinya aku hanya butuh jadi Luhan-hyung...," Jongin menggumam pelan pada Kyungsoo sambil melirik manga yang dibiarkan tergeletak begitu saja di ranjang Sehun.


End of the drabble


.

.

a/n : saya masih gak percaya saya akhirnya nulis HunHan! cerita ini mungkin akan berisi drabble berbeda di chapter yang juga berbeda (tentunya dengan setting yang berbeda pula.


mind to review? kritik dan saran sangat dibutuhkan~