Malaikat. Iblis.

Dua makhluk yang saling bertolak belakang.

Saat malaikat dan iblis saling jatuh cinta, maka hidup mereka takkan bertahan lama, bahkan tak lebih lama dari batas hidup para makhluk-makhluk fana seperti manusia.

Itu adalah peraturan pasti tentang cinta di 'dunia sana'. Malaikat dan iblis tak seharusnya saling jatuh cinta, tidak seharusnya berteman, bahkan membuat kontak dengan satu sama lain. Jika hal itu sampai terjadi, maka kehancuranlah yang menanti mereka.

Malaikat tercipta dengan hati pada setiap diri mereka. Mereka bisa merasakannya, merasakan perasaan yang disebut cinta. Namun cara hati mereka bekerja berbeda dengan makhluk lainnya. Mereka tidak memiliki-bahkan tidak merasakan keinginan untuk saling berpasang-pasangan, mereka jarang sekali merasakan keinginan untuk memiliki malaikat lain di samping diri mereka.

Pada sisi lain, iblis, tidak diciptakan memiliki hati. Hati mereka barulah akan berkembang pada suatu titik. Akan tetapi, tak semua iblis dapat mengembangkan hati mereka. Hanya mereka yang berani dan sulit diatur yang dapat mengembangkan hati mereka sepenuhnya sehingga mereka dapat merasakan cinta. Ini adalah proses yang begitu menyakitkan, untuk mendapati sayap iblis mereka dikoyak dari punggung mereka untuk memiliki hati sempurna terbentuk setelah sebuah lubang terbuat diatas luka-luka dari sayap mereka yang terkoyak. Setelah itu mereka dapat memilih sesuai keinginan mereka, untuk berpasangan dengan sesama iblis, atau untuk menjadi malaikat.

Ini adalah hal yang tak terduga, ini adalah, cinta. Bahkan kasus dimana satu malaikat mencintai malaikat yang lain sangatlah langka. Namun Kiyoshi merasakan ada yang aneh, ada hal yang sungguh aneh pada dirinya, saat ia berada di alam yang fana, dunia para manusia.


Angel, Devil, and The Forbidden Love Story

.

A Kuroko no Basuke fanfiction

Special for KiyoHana Day 2015

.

Disclaimer

Story ©kiyoha + ShanataS

Characters ©Fujimaki Tadatoshi

.

Presented by Kiyoha


Dirinya sendiri tak dapat mempercayai hal ini, fakta bahwa ia tengah memiliki perasaan spesial pada seorang anak Adam.

Hyuuga Junpei, seorang manusia yang diberkahi 'kekuatan spesial' yaitu kemampuan untuk melihat malaikat-malaikat di sekitarnya. Tapi tidak, ia tidak dapat melihat para iblis, hanya dapat merasakan keberadaan mereka di sekitarnya. Pada lelaki inilah Kiyoshi tergila-gila. Memang, malaikat tak memiliki nafsu seperti iblis, tapi tetap saja, perasaan Kiyoshi padanya entah kenapa sangat sulit untuk dibendung.

Kiyoshi sendiri pun heran, mengapa dirinya bisa jatuh cinta begini dalamnya pada Hyuuga, yang seorang manusia. Mulanya hanyalah karena sang pujaan hati, Hyuuga, dapat melihat dan bercakap-cakap dengan Kiyoshi, melakukan kontak dengannya. Setelah itulah Kiyoshi mulai menjaga dan melindunginya dari segala hal, termasuk dari godaan-godaan para iblis.

Sungguh, cinta bisa membuat seseorang-bahkan suatu malaikat, menjadi buta. Hampir saja ia melupakan batas antara Hyuuga dan dirinya, bahwa dirinya adalah malaikat dan Hyuuga adalah manusia. Menyakitkan, memang. Tapi mau apa lagi? Takdirlah yang membuat mereka begini, dan Tuhan memegang kekuasaan untuk menentukan takdir makhluk-makhluknya. Jika ia dapat, maka ia ingin sekali dilahirkan sebagai anak manusia.

Apa boleh buat. Ia tak dapat melakukan apa-apa untuk mengubahnya.

.

.

.

"Nee, Hyuuga…"panggil Kiyoshi dengan nada agak manja.

"Apa?" Hyuuga mengalihkan pandangannya dari novel di tangannya, lalu menatap Kiyoshi jengkel.

"Aku bosan…"

"Kalau begitu jagain orang lain saja sana, yang lebih seru," jawab Hyuuga dengan malas.

"Hidooiii…"

Ya, hari ini pun Kiyoshi berada di samping Hyuuga, terus mengikutinya kemanapun untuk menjamin keselamatannya. Hal yang terus ia lakukan berulang kali setiap harinya, tanpa absen sekalipun.

Pernah sekali ia mendapat pertanyaan hasil rasa penasaran sang pujaan hati, "Kau kok nggak bosan-bosan sih menjagaku setiap hari? Padahal orang lain kan banyak,"

Kiyoshi hanya membalas dengan senyuman hangat khasnya, disusul dengan Hyuuga yang bersungut-sungut kesal karena tak mendapat jawaban pasti.

Karena kau spesial, begitulah jawaban di hati malaikat satu itu, yang untuk beberapa alasan tak dapat ia keluarkan lewat suara.


Seluruh manusia di dunia ini pastilah dijaga oleh suatu malaikat. Akan tetapi, tak hanya malaikat yang ada di samping mereka, makhluk bernama iblis juga akan senantiasa berada di samping manusia untuk menggoda mereka ke arah keburukan.

Iblis benar-benar makhluk yang berbeda 180 derajat dari malaikat. Mereka memiliki nafsu. Mereka memang bisa merasakan 'ingin memiliki' iblis lain untuk dirinya sendiri, namun hal itu tak didasari dengan cinta, bahkan tak didasari dengan hati.

Mereka mengajak manusia melakukan keburukan, menjerumuskan mereka ke dalam kegelapan. Kiyoshi-sebagai malaikat, tidak menyukai makhluk yang disebut 'iblis' ini. Tentu saja, ini wajar.

Kiyoshi mengenal iblis yang selalu berada di samping Hyuuga sejak pertama ia menjaga pujaan hatinya. Hanamiya namanya. Iblis dengan surai eboni, pipi kemerahan bagai darah dan kulit seputih ricotta. Benar-benar menawan, setidaknya begitu pikir Kiyoshi. Mungkin jika Hanamiya adalah manusia, bisa saja Kiyoshi jatuh hati kepadanya. Sayangnya, di lain sisi, sifatnya benar-benar kebalikan dari penampilan mempesonanya itu.

Namun yang namanya iblis tetaplah iblis. Seberapapun menawannya, tetap saja ia tak suka dengan aura kegelapan di sekitar makhluk itu. Seperti hari ini, misalnya…

.

.

.

"Hai, Kiyoshi. Kita bertemu lagi~" sapa Hanamiya dengan senyum liciknya. "Menjaga megane-kun seperti biasa?" tanyanya dengan nada mengejek.

Kiyoshi mengernyitkan alisnya kesal. "Hanamiya. Kau sendiri mau apa di sini?"

"Fuha. Kau lupa kalau aku yang bertugas menggoda megane-kunmu?"

"Kenapa kau tidak mencari target lain saja? Melihatmu mengganggunya membuatku kesal, kau tahu."

Hanamiya memicingkan matanya dan tersenyum sinis. "Oi, oi, kalian para malaikat tidak berhak untuk melarang kami, para iblis, untuk mengganggu manusia. Tuhan lah yang mengijinkan kami untuk menggoda kaum manusia. Jangan bilang kalau kau lupa," Hanamiya melirik Hyuuga sekilas, lalu melanjutkan. "Kenapa tidak kau saja yang pindah dari sini? Kenapa kau bersikeras sekali untuk menjaganya? Toh dia bukan siapa-siapa,"

Kiyoshi membuang muka. "Itu bukan urusanmu,"

"Bukan urusanku, hee…" Hanamiya menempelkan telunjuknya di dagu, berlagak seperti tengah berpikir. "Jangan bilang kalau kau memiliki perasaan spesial kepadanya?"

Skak mat. Pernyataan Hanamiya membuatnya tersentak.

"Eh? Benar?" Hanamiya memandang Kiyoshi dengan tatapan tak percaya.

Senyum sang iblis bertambah lebar. "Ternyata benar, hm? Kiyoshi, Kiyoshi. Kasihan sekali kau, mencintai makhluk yang akan musnah nantinya. Sebenarnya itu terlarang, kan? Tapi aku suka melanggar suatu larangan, sih~"

"Kau—"

"Cukup, Kiyoshi. Biarkan saja dia," Hyuuga memotong perkataan malaikatnya. Memang, Hyuuga tak dapat melihat maupun mendengar Hanamiya, tapi ia bisa mengerti apa yang terjadi lewat raut wajah Kiyoshi sekarang.

"Maaf,"

"Hei, untuk apa kau meminta maaf? Berhenti bertengkar dengannya saja sudah cukup. Soalnya aku bisa mendengar suaramu," ucap Hyuuga, ia pun kembali fokus dengan novel yang sedang ia baca.

Kiyoshi menghela nafas, lalu tersenyum lembut melihat manusia di sebelahnya ini. Ya, seperti ini yang ia inginkan. Hanya berada di sisinya dengan damai, hanya itu yang ia inginkan. Karena berharap lebih sepertinya mustahil. Ia masih ingat batas antara dirinya dan Hyuuga. Lagipula rasa sayangnya bukanlah sebuah perasaan 'ingin memiliki'.

Sementara itu, Hanamiya hanya bisa mendecakkan lidahnya, sembari menatap mereka dengan kesal.


"Hyuuga, boleh aku bertanya sesuatu?"

"Kau sudah bertanya, tuh. Ya sudah. Mau tanya apa?" Hyuuga bertanya balik sambil terus membereskan koleksi figur Sengokunya yang berjajar di dalam lemari kaca.

Memang, Kiyoshi baru mengenal Hyuuga beberapa bulan ini. Masih banyak hal yang belum ia ketahui tentangnya. Boleh saja kan ia bertanya?

"Sebenarnya sudah berapa lama kau bisa melihat para malaikat?"

Hyuuga terdiam. Sepertinya ia sedang mengingat-ingat sesuatu.

"Hmm…Kurasa 3 tahun yang lalu. Saat aku masih kelas 2 SMA," Hyuuga menjawab seingatnya. "Walau aku juga tidak yakin, sih."

"Begitu…"

Keadaan pun kembali hening. Kiyoshi tidak bertanya apa-apa lagi, sementara Hyuuga kembali sibuk membereskan figur-figur Sengokunya.


"AAGH, KUSO!" Hanamiya memukulkan tangannya ke dinding batu dengan penuh amarah. Matanya memerah dan ia menggertakkan taring-taringnya.

"Oya, oya, Hanamiya, ada apa? Nanti rumah ini hancur, lho~" seseorang menegurnya dengan logat yang khas. Tapi walau orang itu menyebutnya rumah, tempat ini lebih mirip istana di mana para iblis tinggal. Tentu saja, terletak di dunia mereka.

Hanamiya menoleh untuk melihat siapa yang berani menegurnya saat moodnya sedang buruk.

"Imayoshi,"

Ternyata yang menegurnya adalah atasannya di dunia iblis-tidak, mungkin lebih cocok disebut seniornya. Salah satu iblis dengan kedudukan yang tinggi, Imayoshi.

"Ada apa, sih? Kok baru pulang langsung marah-marah?" Imayoshi menutup pintu, lalu berjalan mendekati Hanamiya.

Hanamiya mendecak sebal. "Si Kiyoshi itu, hari ini juga masih saja… Bahkan ia lebih menyebalkan dari biasa. Tadi aku sempat bertengkar dengannya. Aku jadi mengetahui alasan malaikat bodoh itu melindungi si bocah empat mata sialan,"

"Hm? Apa alasannya?"

Hanamiya terdiam sejenak, tak yakin apakah masalah ini bisa ia ceritakan atau tidak. Namun melihat tatapan Imayoshi padanya, ia pun memutuskan untuk menceritakan hal ini ke senpainya itu.

"Hah, ia jatuh cinta padanya. Dasar, harusnya kan malaikat dilarang—"

"Ah, kalau itu aku tahu~ Dulu aku pernah mengawasi si 'Hyuuga' itu." Imayoshi tertawa, disusul dengan wajah manyun kouhainya.

"Kalau tahu bilang-bilang dong! Aku sudah repot-repot menggali informasi darinya… Sial, merepotkan saja…"

Hanamiya masih membuang muka dengan sebal, hingga Imayoshi mendekati dan menyentuh wajahnya.

"Marah-marah begitu tak baik untuk wajah cantikmu, lho~ nanti cepat tua." ujarnya sambil mengusap pelan pipi kouhai tersayangnya itu. "Cuma hal sepele, kok. Cuma sedikit bertengkar dengan Kiyoshi kok marah-marah, memangnya dia pacarmu?" ia pun tertawa geli melihat kelakuan manis kouhainya itu.

Imayoshi menyibakkan rambut Hanamiya perlahan, lalu mengecup pipi mulusnya. "Sudah, lupakan saja dia. Lebih baik malam ini kau perhatikan diriku saja," ucapnya sambil menatap intens manik emerald Hanamiya.

"Imayoshi…san…"

Hanamiya menghela nafas, lalu mengalungkan kedua lengannya ke leher senpainya. Tatapan intens Imayoshi terasa menyerap tubuh dan pikirannya. Ia pun mencoba melupakan segala urusan di dunia, baik tentang Kiyoshi, maupun tentang Hyuuga. Membiarkan nafsu mengambil alih dirinya, dan melarutkannya dalam kenikmatan.

TBC

A/N: Ahahaha apa ini :''D /nangisgulingguling /nabraksemut

Mau bikin AU demon angel malah gaje begini, maafkan saya saudara-saudara... *sembahsujud* mana Kiyoshi kesannya gampang banget jatuh cinta wkwkwk jatuh cinta sama saya dong~ /APA

Pada dasarnya sih kiyoha memang nggak terlalu ngerti soal demon angel, jadinya ya cerita random absurd gini, apalagi titlenya- Sumimasen gaje begini...Dan baru awal jadi harus ngutamain deksripsi ini itu anu (?)

Kemana KiyoHananya? Baru akan muncul chappie-chappie depan fufufu~ tunggu, ya!

Kurang panjang nggak, sih? Kalau kurang nanti kiyoha panjangin di chap depan :3

Ini niatnya memang buat KiyoHana Day, ditargetin selesai pas hari itu. Kerjainnya dari sekarang karena...Kecepatan nulis kiyoha yang selelet siput belum makan, dijepit project-project ff lain, dan tugas-tugas sekolah tahuuu~~ /plok /itumahDL

Akhirnya bisa publish setelah akun lama hilang terbawa angin masa lalu (?), dan gaptek ffn. Fic pertama setelah sekian tahun!

Saran sangat dibutuhkan, RnR? :')

Btw vote dong, bad end or good end? Atau keduanya? hehe~

kiyoha