Kim Kyuna, present

FF/KYUMIN/YAOI/ONESHOOT

LOVING YOU

.

.

Cast:

Lee Sungmin

Cho Kyuhyun

.

.

Happy reading~

.

.

.

"Cho Kyuhyun, jadilah kekasihku"

Kyuhyun menatap namja yang ada di depannya dengan ekspresi datar, namja cantik yang ada di depannya terlihat gemetar sekaligus lega karena kata-kata yang sangat membuat harinya sesak sudah dapat diungkapkannya langsung.

Kyuhyun tampak berfikir sebentar "Baiklah" katanya.

Sungmin yang menunduk malu perlahan menatap Kyuhyun. Tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Kyuhyun menerima cintanya tapi apakah Kyuhyun juga mencintainya?

.

.

Loving you..

.

.

*Lee Sungmin pov*

Sudah lebih dari dua bulan aku menjalani hubunganku dengan Cho Kyuhyun. Dia adalah seorang murid yang terkenal di sekolahku. Dia anak yang jenius untuk seukuran kami, tampan dan menjadi pujaan banyak wanita. Sudah banyak wanita yang menyatakan cinta padanya namun dia selalu menolak dan akulah orang pertama yang dia terima. Aku berharap akan terus begini meskipun rasanya Kyuhyun tidak mencintaiku. Dan sampai sekarang aku tidak tahu apa yang membuatnya jatuh cinta padaku

"Kyunie, ini minumanmu"

Dia mengambil lalu meminumnya dan kembali berlatih basket. Aku tersenyum lebar ke arahnya dan sudah terbiasa bagiku kalau dia tidak membalasnya atau kuanggap tatapannya yang dalam ke arahku adalah balasan senyuman dari senyumanku.

Aku menyukai Kyuhyun sejak pertama aku melihatnya dan sejak itu juga dia selalu menjadi alasan aku untuk datang ke sekolah. sejak itu juga aku selalu mengikutinya kemanapun dia pergi. Melihat dia tersenyum dan tertawa bersama teman-temannya membuatku semakin menyukainya. Dia tampak sangat sempurna di mataku. Semua yang dia lakukan tidak pernah sekalipun mengurangi rasa cintaku padanya. Entah apa yang telah dibuatnya padaku hingga aku mencintainya sampai sebesar ini.

Kyunie punya banyak teman karena dia anak yang jenius jadi dia selalu dimintai tolong oleh beberapa orang seperti menjadi ketua klub matematika dan sains. Dia sangat hebat. Jauh sekali denganku. Aku hanya murid biasa yang jauh dari kata terkenal. Aku hanya mempunyai beberapa teman dan ratusan anti di sekolah ini. yeah, anti. Mereka membenciku karena beberapa alasan. Yang pertama karena aku adalah kekasih Kyuhyun yang kedua karena aku seorang namja. Buatku tidak masalah selama Kyuhyun masih di sisiku. Tapi terkadang sempat terpikir olehku mengapa Khyuhyun memilihku? Apa yang membuatnya lebih memilihku dibanding gadis-gadis itu?

"Kau masih ingin di sini?"

Suara bass Kyuhyun menyadarkan aku. kulihat dia sudah rapi dengan tasnya dan beranjak pulang. Aku menggeleng pelan "Kau sudah selesai? Kalau begitu kajja kita pulang" kataku riang. Dia hanya terus berjalan di depanku.

Aku senang berjalan di belakangnya meskipun seharusnya sepasang kekasih bukan seperti ini kan? Aku suka berjalan sambil menangkap bayangan Kyunie dan seperti biasa orang-orang akan berbisik-bisik saat kami lewat di depan mereka.

"Lee Sungmin lebih mirip pelayan dibanding kekasih. Lihat saja, mana mungkin Kyuhyun Oppa mencintainya? dia hanya namja bodoh yang sering mendapat nilai D"

Aku kuat. Itu belum seberapa dibanding semua yang telah aku dapat. Aku hanya menutup telingaku rapat-rapat agar tidak bisa mendengar mereka. "Kyuhyun mana mungkin mencintai namja, dia straight, dia hanya kasihan pada Sungmin jelek itu yang terus mengejarnya"

"Aku bertaruh beberapa hari lagi Kyuhyun akan meninggalkannya"

Aku tak berharap Kyuhyun membalas semua hinaan mereka padaku karena memang faktanya dia tidak pernah marah atau senang mereka memperlakukannya seperti itu. dia selalu diam saja tapi aku yakin dia mendengarnya. Aku kuat. Aku tahu semuanya butuh perjuangan. Aku bisa. Aku tahu aku bisa menghadapi ini. aku anggap semuanya sebagai konsekuensi yang harus aku tanggung.

"Aku duluan"

Kyuhyun menoleh sekilas lalu masuk ke dalam bisnya. "Hati-hati Kyunie, sampai jumpa besok" jawabku riang. Terlambat. Dia sudah masuk ke dalam.

Aku menarik nafas berat lalu tersenyum lagi. lagi-lagi aku pulang sendirian. Selama ini dia selalu pulang lebih dulu dan meninggalkan aku di halte. Terlalu bodoh bagiku jika aku terlalu mempermasalahkan itu. tentu saja Kyuhyun lelah sekali karena seharian di sekolah. belum lagi berlatih basket dan menjadi ketua klub matematika. Jika aku menjadi dirinya aku pasti sudah tidak sanggup. Aku sangat bangga padanya. Sampai kapanpun.

.

.

Loving you..

.

.

"Kyunie, kau sedang apa? sudah makan?" sapaku di telpon. Ada suara bass di ujung sana yang sangat merdu menjawab.

"Sudah, aku harus membantu Seongsangnim membuat soal olimpiade"

"Ah, benarkah? Kalau begitu selamat berjuang. Kau pasti bisa Kyunie"

"Ne"

KLIK. Aku menutup sambungan telpon. Pasti sangat sibuk sekali. yang paling penting dia tidak lupa untuk menjaga kesehatannya. Aku selalu berdoa agar dia selalu diberikan kemudahan dimanapun dia berada dan apapun masalah yang sedang dia alami. Dia tidak pernah bercerita apapun padaku. aku khawatir kalau sebenarnya dia ada masalah tapi hanya memendamnya sendirian.

Aku merebahkan tubuhku di kasur. Rasanya pegal seharian di sekolah menemani Kyunie kemana-mana, tapi aku senang karena aku mencintainya.

Doaku sebelum tidur selalu sama tiap malam. Aku berharap Tuhan selalu melindungi Kyunie dimanapun dia berada, aku ingin Tuhan selau memberikannya kesehatan. Aku ingin Tuhan selalu mengabulkan semua yang Kyunie mau. Aku yakin Tuhan mendengar doaku, ah kalau dipikir-pikir semua doaku untuk Kyunie. Aku tidak butuh apapun selama Kyunie baik-baik saja. Itu saja sudah cukup. bisa mempunyai status sebagai kekasihnya saja aku sudah senang. Aku tahu Tuhan mendengarkan semua doaku. Dia akan mengabulkannya untuk Kyunie.

.

.

Loving you..

.

.

"Lee Sungmin, lagi-lagi kau mendapat nilai D. Aisshh, mengapa kau tidak pernah berubah?"

Aku menunduk dalam-dalam. Kali ini Seongsangnim pasti marah dan langsung memanggil Eomma dan Appa ke sekolah. aku sudah pasrah akan hal ini.

"Kau kan dekat dengan Kyuhyun, mengapa tidak memintanya mengajarimu?"

Aku tidak berani menatap Kyuhyun yang duduk dengan tenang di kursinya sambil membaca sebuah buku filsafat. Itu kesukaannya. Buku filsafat. Membaca judulnya saja aku sudah mengantuk apalagi membaca isinya. Kyunie betah sekali.

Semua orang yang ada di kelas tertawa "Lee Sungmin hanya pelayan Cho Kyuhyun, mana mungkin Kyuhyun mau mengajarinya"

DEG

Aku payah jika aku menangis. Maka aku coba untuk tertawa saja, menertawai diriku sendiri mungkin. Aku tahu Kyunie tidak mungkin mendengarkan mereka. Dia hanya akan diam seperti biasa. Aku lagi-lagi hanya bisa menunduk.

"Kembali ke tempatmu, nanti akan kupanggil orang tuamu kesini"

"Keundaeyeo Seongsangnim.."

"Lee Sungmin, kau harus belajar dari sekarang jika mau lulus"

"Baik Seongsangnim, Kamsahamnida"

Aku berjalan kembali ke tempat dudukku. Kulihat Kyuhyun tetap tidak bergeming. Dia masih tekun membaca bukunya tanpa memperhatikan Seongsangnim atau yang lainnya

"Cho Kyuhyun selamat, lagi-lagi nilai sempurna. Kau memang hebat dan selalu bisa menjadi kebanggaan kami"

Aku tersenyum lebar begitu melihat Kyunie bangun dari tempat duduknya lalu mengambil hasil ujiannya. Dia langsung kembali ke tempat duduknya tanpa bicara dengan Seongsangnim dan dengan cepat memasukkan kertas hasil ujiannya ke dalam tas. Aku bangga padanya. Cintaku makin bertambah.

.

.

Loving you..

.

.

"Kyunie, ini makan siangmu" kataku sambil menyodorkan sekotak bekal di dekatnya. Dia menatapku sambil menutup bukunya

"Kau memasak lagi? sudah kubilang.."

"Kau tidak suka masakanku? Apa tidak enak?" aku meotong kata-kata Kyunie dengan panik. Di lidahku masakan yang kubuat tidak begitu buruk.

"Sudahlah, lupakan saja" katanya pelan sambil mengambil bekal yang kubuat dan menaruhnya ke dalam tas.

"Hari ini kau berlatih basket lagi?" tanyaku sambil duduk di sebelahnya. Dia menggeleng pelan.

"Tidak, tapi aku akan pergi bertemu teman lamaku" jawabnya lagi sambil kembali membuka buku. Aku suka melihatnya saat dia membaca buku dan menyelami artinya. Dia terlihat sangat sempurna apapun yang sedang dia lakukan.

"Jjinja? Apa aku boleh ikut?" tanyaku takut-takut. Dia kembali menutup bukunya

"Kau yakin?"

Aku mengangguk girang "Tentu saja, aku ingin bersamamu Kyunie"

"Terserah kau saja"

Dia tidak bicara lagi, aku mengangguk senang. pasti sangat menyenangkan pergi bersama Kyunie. Dia tampak sedang serius sekali membaca, aku tidak ingin mengganggunya lebih baik aku pergi ke tempatku saja.

"Minnie-ya, apa kau tidak sakit diperlakukan seperti itu terus oleh Kyuhyun?" tanya Wookie kepadaku. Dia adalah satu-satunya temanku yang baik, dia menyayangiku.

"Maksudmu?" tanyaku pura-pura tidak mengerti. Aku paham maksudnya. Sangat mengerti. Bagaimana rasanya saat orang yang kau cintai hampir tak pernah bicara padamu. Bagaimana rasanya saat orang yang kau cintai tidak pernah mennggenggam tanganmu, membalas senyumanmu, menjagamu, membelamu di depan orang lain.

"Kau yakin Kyuhyun mencintaimu? maksudku, aku tak ingin kau terluka. Bukalah matamu dan berpikir jutaan hal yang telah kau lakukan untuk Kyuhyun tapi dia tidak pernah sekalipun melirik semua yang kau lakukan. dia hanya diam."

DEG. seribu persen kau benar Wookie. Namun seiring aku membuka mataku lebar-lebar tetap yang bisa aku lihat hanya dia. hanya Kyuhyun. Bodohnya aku.

"Aku yakin. Aku percaya padanya" jawabku sambil tersenyum. Wookie membalasnya kali ini dia mengelus kepalaku dengan lembut

"Kau memang hebat Lee Sungmin. aku bangga padamu. Kau harus kuat! Hwaiting!"

Aku mengangguk pelan. Kalau boleh memilih aku ingin sekali menghindari percakapan ini. hatiku yang selalu mengelak, hatiku yang selalu menolak kenyataan yang sebenarnya sudah aku rasakan sejak dulu.

.

.

Loving you..

.

.

Aku sedang berjalan di lorong kelas sewaktu aku melihat Kyunie sedang bermain basket di ruang olahraga indoor bersama temannya, dia bilang hari ini tidak akan main basket. Kyunie suka membolos saat mata pelajaran berlangsung. Biasanya dia akan tidur di perpustakaan. Itu menyiksaku karena aku tidak bisa ikut bersamanya. Seongsangnim tidak mungkin mengizinkan aku untuk ikut ke sana karena aku bukan Kyunie yang mendapat banyak privillage sebagai murid terbaik di sekolah ini. dan hari ini dia main basket. Sedikit aku memperhatikannya, dia tampak sangat sempurna saat memasukkan bola ke dalam ring. Aku suka saat itu. dia tampak senang dan bangga pada dirinya.

Mataku terhenti saat menangkap seorang teman Kyunie yang sedang makan, itu bekalku. Aku yang membuatnya. Kyunie memberikannya pada orang lain. mungkin kyunie sedang tidak nafsu makan. Dia memang tidak terbiasa makan siang kalau aku tidak memaksanya. Hatiku berkecamuk segala pikiran positif dan negatif, aku berusaha tidak memikirkan itu. aku berusaha berpikiran lurus meskipun sebelah hatiku sudah berdenyut sakit melihatnya.

Lebih baik aku menunggu Kyunie selesai bermain di taman sekolah. aku suka duduk di sini. Dulu sebelum kami sekelas aku suka memperhatikan Kyunie yang sedang membaca buku dari sini. Pikiranku terus berpusat pada bekal yang kubuat jam empat pagi tadi. Tidak lama kemudian aku melihat Kyunie keluar dari ruangan olahraga dan berjalan ke arah taman. Aku sudah siap tersenyum menyambutnya.

"Kyunie.." panggilku riang. Dia menoleh dengan sedikit kaget. "Apa kita jadi pergi?"

"Kukira kau sudah pulang"

"Aku menunggumu"

Dia tidak menjawab lagi dan langsung berjalan mendahuluiku seperti biasa. Kami berjalan sampai di halte lalu naik sebuah bus. Aku tidak pernah naik bus ini sebelumnya. Bus ini biasa dinaiki Kyunie sewaktu dia pulang dari sekolah. Kami duduk bersebelahan tanpa bicara.

"Kyunie, apa tempatnya jauh?" tanyaku. Kyunie menatapku.

"Tidak juga"

Beberapa menit kemudian kami turun di sebuah halte dan Kyuhyun terus berjalan hingga masuk ke sebuah kafe yang aku sendiri tidak tahu dimana dan apa namanya. Aku terlalu sibuk memperhatikan Kyuhyun berjalan di depanku.

"Kyuhyun-ah"

Aku terkejut bukan main saat melihat seorang yeoja yang menyambut Kyuhyun dan memeluknya dengan erat dan Kyuhyun membalasnya. Dia juga tersenyum kepadaku.

"Ah, kau membawa teman Oppa? Kenalkan aku SeoHyun, aku adalah kekasih Kyuhyun Oppa"

DEG

Benarkah?

"SeoHyun-ah kau ini berlebihan" jawab Kyuhyun tanpa menatapku. Dia lalu mengajak Kyunie duduk. Aku mengikuti dan ternyata bukan hanya ada SeoHyun saja tapi ada beberapa orang lain yang ada di sana. Aku tidak pernah mengenal mereka. Ah, sepertinya aku salah meminta diajak Kyunie kesini. perasaanku mulai tidak enak.

"Kyuhyun-ah, kau sudah datang?"

Mereka berempat, hanya SeoHyun saja yeoja diantara mereka. Aku duduk di depan Kyunie dan di sebelah SeoHyun. Kyunie tersenyum ke arah teman-temannya. Sepertinya mereka teman dekat

"Ah, siapa namja manis ini? namjachingu?" tanya salah satu diantara mereka dengan nada meledek. Kyunie hanya tersenyum tipis tanpa menjawab.

"Annyeong, Lee Sungmin-imnida. Aku.."

"Bagaimana dengan rencana kalian?" Potong Kyunie. Aku menatapnya sekilas namun dia tidak membalas menatapku. Aku menunduk.

Selama satu jam mereka membahas tentang perlombaan Klub antar sekolah. Kyunie banyak tertawa dan bercanda dengan mereka. Mengapa Kyunie tidak eprnah bicara atau tertawa selepas itu jika bersamaku? Mengapa dia hanya diam saja?

Aku tidak mengerti semua itu ditambah pikiranku penuh dengan prasangka aneh. Entah mengapa hari ini aku sedih sekali, dimulai dari nilaiku yang terus saja mendapat D lalu Wookie yang memperingatiku tentang perasaan yang lebih mirip cinta sendiri, Kyunie yang tidak makan bekalku dan bermain basket, yang terakhir dia tidak memperkenalkanku pada teman-temannya bahkan dia membiarkan saja SeoHyun yang sejak tadi menatapnya. Hatiku seperti dipukul oleh apa entah. Rasanya sakit tapi bodoh aku menikmatinya. Apa mencintai Kyunie harus seberat ini?

.

.

Loving you..

.

.

Pertemuan singkat itu selesai. Sebenarnya sangat lama bagiku. Aku ingin segera sampai di rumah, moodku hancur sekali tapi sayangnya tidak bisa melampiaskan pada siapapun dan apapun. Aku terus berjalan dengan pikiran-pikiran yang terus berputar di otakku hingga aku tidak sadar kalau aku tertinggal jauh dari Kyunie. Aku berenti untuk duduk, air mataku menetes satu persatu. Terlalu cengeng sekali untuk seukuran namja. Biarlah, sekali-sekali aku ingin menuruti hatiku yang sudah ingin menangis sejak dulu namun aku bertahan dengan harapan yang bahkan aku sendiri tidak tahu akan menjadi nyata atau tidak. hatiku sesak sekali. ini lebih menyakitkan daripada aku di hina sekeji apapun oleh para anti di sekolah karena ini Kyunie sendiri yang melakukannya kepadaku.

"Kau sedang apa di sini?"

Aku mendongak. Suara bass itu, Kyunie datang. Dia tampak sangat terengah-engah mungkin karena berputar-putar mencariku yang hilang. Aku segera menghapus air mataku. Aku tidak ingin dia melihatku menangis. "sepertinya aku tertinggal jauh, mianhae kakiku lambat sekali"

Aku berdiri lalu berjalan mendahului Kyunie yang lalu menarik tanganku "Kau menangis karena aku?" tanyanya pelan. Aku tersenyum menggeleng

"Aku kelilipan Kyunie, kau tahu kan aku sangat ceroboh" ucapku sambil tersenyum.

"Kau marah karena sikap mereka?"

Aku menatapnya kali ini aku beranikan diriku untuk menatapnya "Untuk apa Kyunie? Sekalipun iya kau juga tidak akan melakukan apapun."

"Lee Sungmin.."

"Aku tahu Kyunie, aku Lee Sungmin, aku bodoh dan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan semua orang yang mencintaimu dan tergila-gila padamu. Tapi aku yakin pada cintaku untukmu dan entah kau merasakannya atau tidak. aku tahu sangat berat untukmu menghadapi aku tapi kau selalu sabar menghadapiku. Itu saja sudah membuatku bahagia. Aku tidak marah, untuk apa? aku merasa tidak punya hak untuk marah pada siapapun yang mendekatimu karena kau sendiri tidak menolak mereka. Aku tidak ingin mempermalukanmu Kyunie, karena berjalan denganmu saja sering kuanggap aku telah mempermalukanmu."

Kyunie memejamkan matanya "Sudah malam, kau harus pulang"

"Kyunie, apa kau mencintaiku? Apa kau menerima perasaanku karena kau juga merasakannya?"

"Kau terlalu lelah hari ini"

"Katakan saja jika memang tidak. aku memang lelah Kyunie. Aku lelah dengan perasaanku"

Akhirnya kata-kata itu keluar juga dari mulutku seiring air mataku menetes lagi. Kyunie terdiam tidak menjawab.

"Aku lelah Kyunie, bisakah kita berhenti saja? Maksudku, aku yang ingin berhenti karena selama ini aku merasa hanya aku yang berlari sendirian. Aku tidak ingin memaksamu menyukaiku. Aku sudah berkali-kali mengatakan cinta padamu tapi sepertinya kau tidak mendengar atau kau yang tidak ingin mendengarnya. Aku tidak bisa menjadi kekasih yang kau jadikan status untuk menjadi batasan antara kau dan fans mu. Aku benar-benar mencintaimu, aku takut nantinya aku tidak bisa melepasmu"

Kyunie menarik nafas pelan "Sudah bicaranya Lee Sungmin? kalau begitu kita pulang sekarang"

Kyunie menarik tanganku dan menggenggamnya dengan erat bahkan dia tidak melepaskannya sampai kami berada di halte.

"Kyunie.." panggilku pelan

Kyunie menoleh menatapku "Sudah Ming, jangan bicara lagi."

"Aku benar-benar serius, aku ingin berhenti"

*Lee Sungmin pov end*

Loving you is hurt sometimes

Im standing here you just don't buy

Im always here you just don't feel or you just don't wanna feel

Don't wanna be heard that way, it dosen't mean i giving up

I wanna give you more and more

.

.

Loving you..

.

.

*Cho Kyuhyun pov*

"Cho Kyuhyun, jadilah kekasihku"

Lee Sungmin? bagaimana bisa? Bahkan kadang aku sangat frustasi dengan semua yeoja yang menyatakan perasaannya padaku tapi kali ini Lee Sungmin. seorang namja manis yang bahkan kau bisa mengira dia adalah yeoja karena kecantikannya.

Aku harus apa? apa harus kukatakan saja kalau sebenarnya sejak awal aku juga mempunyai perasaan yang sama dengannya?

"Baiklah" jawabku pelan. Sial. Mengapa suaraku tercekat. Mengapa hanya itu yang bisa kukatakan dari banyak hal yang menumpuk di hatiku.

.

.

Loving you..

.

.

Hubungan kami sudah berjalan dua bulan ini. dia tampak bahagia dari luar meskipun dari dalam tidak. Aku bukan tipe orang yang bisa mengungkapkan perasaan secara langsung dan juga sangat buruk dalam hal memberi perhatian. Aku tersiksa dengan kelemahanku ini dan semoga saja Sungmin bisa mengertiku. Lee Sungmin memang bukan anak yang terkenal di sekolah dan dia menjadi terkenal karena menjadi kekasihku. Aku kasihan padanya, semakin hari semakin banyak orang yang sering menghujatnya. Aku yang memilihnya, bukan dia. mengapa mereka begitu dan kalau aku membalas perilaku mereka yang ada mereka akan semakin membenci Sungmin bahkan melakukan hal yang lebih buruk lagi dari ini.

Sungmin selalu datang saat aku bermain basket, dia selalu tersenyum memperhatikan aku main basket apalagi saat aku berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Aku bahagia melihat senyumnya. Itu yang selalu membuatku semangat setiap hari. dia sangat mencintaiku. Begitupun aku yang sangat mencintainya.

Ingin rasanya aku menampar semua orang yang menghina Sungmin-ku, ingin rasanya aku berteriak di depan mereka kalau aku memilihnya karena memang aku mencintainya, aku mencintai Sungmin bahkan melebihi yang dia tahu hanya saja aku tidak pernah bisa mengatakannya. Lidahku selalu saja kelu. Aku tahu dia menangis di dalam hati. Kau selalu begitu Ming, kau selalu membuatku malu dengan diriku sendiri bahkan kau masih bisa tersenyum kuat di depanku. Aku tahu kau tersiksa sekali, maafkan aku Ming. Maafkan aku, kumohon tunggu aku sebentar lagi.

Bis menuju ke rumah sangat jarang lewat di dekat sekolahku mungkin karena rutenya jauh dan kalaupun lewat itulah bagian yang paling menyebalkan, aku harus lebih dulu naik dan meninggalkan Sungmin sendirian di halte. Sangat menyedihkan bukan aku ini? bahkan aku tidak bisa mengantarnya pulang ke rumah karena jadwalku padat. Semoga Sungmin mau mengertiku. Lagi-lagi. aku bodoh sekali.

.

.

Loving you..

.

.

"Kyunie, kau sedang apa? sudah makan?"

Lelahku menghadapi tugas-tugas hilang begitu saja saat suaranya yang lembut di telingaku. Dia selalu begitu akan selalu begitu bukan?

"Sudah, aku harus membantu Seongsangnim membuat soal olimpiade" jawabku pelan. Hanya itu yang bisa kukatakan dari semua kegilaanku mendengar suaranya.

"Ah, benarkah? Kalau begitu selamat berjuang. Kau pasti bisa Kyunie"

"Ne"

Dia menutup sambungan. Mengapa Lee Sungmin? aku masih ingin mendengar suaramu. Aku masih ingin mendengar kau bercerita tentang apapun dan memanggil namaku. Aku ingin mendengarnya. Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu

"Saranghae Ming" kataku pelan sebelum menaruh ponselku.

Aku menatap ke lembaran soal-soal seandainya aku namja yang bisa mencintai Sungmin sepuasku tanpa berfikir orang lain akan menyakitinya. Aku ingin seperti murid normal lain, aku tidak ingin terkenal atau apa bahkan aku ingin tidak dikenal siapapun kalau itu bisa membuatku bersama Sungmin selama dan sepuas apapun yang aku mau.

.

.

Loving you..

.

.

"Lee Sungmin, lagi-lagi kau mendapat nilai D. Aisshh, mengapa kau tidak pernah berubah?"

"Kau kan dekat dengan Kyuhyun, mengapa tidak memintanya mengajarimu?"

Aku hanya bisa menyimpan amarahku dalam hati, kurang ajar sekali guru itu, senaknya saja menghina Sungmin di depan semua orang. Kulihat Sungmin hanya mampu menunduk dan malu. Aku sangat kasihan padanya. Apalagi semua orang di kelas mulai menertawainya.

"Lee Sungmin hanya pelayan Cho Kyuhyun, mana mungkin Kyuhyun mau mengajarinya"

Aku memejamkan mataku. Rasanya sangat sakit sekali. kumohon Lee Sungmin bersabarlah. Kumohon demi aku bersabarlah.

"Kembali ke tempatmu, nanti akan kupanggil orang tuamu kesini"

"Keundaeyeo Seongsangnim.."

"Lee Sungmin, kau harus belajar dari sekarang jika mau lulus"

"Baik Seongsangnim, Kamsahamnida"

Aku tahu dia memperhatikan aku. semoga dia tidak melihat perubahan wajahku yang sedang marah ini. dia akan berfikir yang tidak-tidak nantinya.

"Cho Kyuhyun selamat, lagi-lagi nilai sempurna. Kau memang hebat dan selalu bisa menjadi kebanggaan kami"

Sampai kapanpun aku akan membenci guruku yang satu ini. lalu memangnya kenapa kalau aku pintar dan Lee Sungmin tidak? apa itu merugikan sekolah ini? Sungmin dan aku sama-sama membayar dan seharusnya juga mendapat perlakuan yang sama. Aku menatap guru itu dengan tajam dan seketika senyumnya hilang. Mungkin aku tampak terlalu mengerikan. Aku tidak perduli.

.

.

Loving you..

.

.

Saatnya makan siang. Aku bukan tipe namja yang cepat lapar atau sejenisnya. Dengan membaca buku saja sudah cukup bagiku dan benar saja, Sungmin-ku datang membawakan masakan lagi. dia menatapku dengan tatapan yang berbinar-binar. Aku bahagia melihat dia yang sangat kuat dengan segala cobaannya. Aku bangga padanya, sangat bangga.

"Kyunie, ini makan siangmu" katanya sambil menyodorkan sebuah kotak bekal ke arahku. Kasihan sekali dia harus bangun jam empat pagi setiap hari hanya untuk membuatkan bekalku. Dia sangat tahu apa yang aku suka dan apa yang aku tidak suka. Sangat tahu.

"Kau memasak lagi? sudah kubilang.."

"Kau tidak suka masakanku? Apa tidak enak?"

Bukan Ming, bukan itu. tentu saja masakanmu yang terbaik untukku, aku sangat menyukai apapun yang kau bawakan untukku, hanya saja aku tidak ingin kau sakit karena terlalu memikirkan aku, hanya saja tolong perhatikan dirimu sedikit. Aku baik-baik saja Ming, justru aku yang terlalu takut kehilanganmu jika kau seperti ini terus.

"Sudahlah, lupakan.."

Aku memasukkan bekal buatannya yang berharga ke dalam tas dan akan kumakan nanti di saat kau bolos pelajaran untuk tidur siang. Aku tidak suka terlalu lama berada di dalam kelas dan menjadi perhatian semua orang saat aku mulai mengerjakan soal atau semacamnya. Sepertinya semua guru digaji bukan untuk menyuruhku mengerjakan tugas mereka bukan? Mereka sangat konyol sekali menurutku.

"Hari ini kau berlatih basket lagi?"

"Tidak, aku akan pergi bertemu teman lamaku"

"Jjinja? Apa aku boleh ikut?"

Pikiranku mendadak tidak enak. Bagaimana ini? bukannya aku tidak ingin mengajaknya tapi..

"Kau yakin?"

"Tentu, aku ingin bersama Kyunie"

Percayalah Ming, aku juga ingin selalu bersamamu sepanjang waktu, hanya saja aku tidak bisa melakukannya. Hanya saja ada begitu banyak rintangan, terlebih aku tidak bisa mengatakan cintaku padamu. Hanya berharap kau akan setia menungguku sampai saatnya tiba.

.

.

Loving you..

.

.

Aku berlatih basket untuk menghilangkan pikiran-pikiran aneh yang masuk ke otakku, aku tidak ingin membahasnya, aku ingin melupakannya. Aku sudah bilang tidak akan bermain basket hari ini tapi aku melakukannya, pasti Sungmin sangat sedih. Ya Tuhan mengapa hubunganku dengannya tidak bisa semulus orang lain. mengapa aku seperti ini? aku hanya menyiksa Sungmin setiap hari.

"Kau kenapa Donghae-ah?" tanyaku pada salah satu anggota tim basketku

"Kepalaku sangat pusing sekali"

"Kau sakit?"

Aku berhenti memainkan bola basketku lalu menghampirinya. Dia tampak pucat sekali. "Kau sudah makan Donghae-ah?"

Dia menggeleng pelan. Aku menghela nafas panjang. "Pantas saja kau sakit"

"Kau tahu kan, aku harus mengantar koran di pagi hari dan belum sempat sarapan"

Dengan berat hati aku mengeluarkan bekal makananku. Maafkan aku Min, aku tidak tega melihat temanku seperti ini. Donghae tampak sangat senang dan makan dengan lahap. Aku kembali melanjutkan permainanku. Mungkin aku akan terus bermain saja sampai pelajaran usai.

.

.

Loving you..

.

.

Aku melihat Sungmin sedang duduk sendirian di taman. Sejak dulu dia senang sekali duduk di sana sambil memperhatikan aku yang sedang bersama teman Klubku. Sayang sekali dia selalu gagal untuk masuk ke dalam Klub Matematika dan Sains, padahal aku ingin sekali dia ada di sana, pasti sangat menyenangkan bukan? Aku bahagia saat melihatnya tersenyum, itu saja sudah membuatku kenyang dan tidak perlu makan. Aku merasa orang yang menghina Sungmin sepanjang hari hanyalah orang-orang bodoh, apa mereka tidak bisa melihat? Sungmin adalah orang yang bisa memberikan kebahagiaan pada orang lain meskipun dia sendiri tidak bahagia, semua terpancar di wajahnya.

Sebenarnya aku berharap dia sudah pulang dan tidak menungguku untuk ikut pergi bersama. Aku tidak begitu suka dengan teman-temanku yang ini. mereka sering sekali berperilaku yang tida sopan pada orang lain, sejak dulu. Aku tidak ingin Sungmin ikut lalu mereka terus mengolok-olok Sungmin.

Di bis aku mulai merasa tidak nyaman meskipun aku senang bisa duduk bersebelahan dengannya. Sungmin selalu berjalan di belakangku, aku benci hal itu karena aku tidak bisa melihat wajahnya. Rasanya aku ingin menarik lengannya yang pendek dan berjalan beriringan bersamaku.

"Kyuhyun-ah"

SeoHyun datang menyambutku dengan pelukannya. demi Tuhan Lee Sungmin jangan berpikiran apapun, dia hanya temanku yang konyol.

"Ah, kau membawa teman Oppa? Kenalkan aku SeoHyun, aku kekasih Kyuhyun Oppa"

Bunuh saja aku SeoHyun. Kau bukan kekasihku dan aku datang ke sini bersama Sungmin, dia kekasihku. Kau membuat semuanya menjadi rumit. Aku tahu sungmin pasti kaget namun lagi-lagi dia selalu mencoba untuk tersenyum. Ming, betapa banyak sakit yang kau pikul sendiri karena aku

"SeoHyun-ah, kau ini berlebihan" ucapku datar dan semoga itu emnajwab pertanyaan dibenakmu Min.

"Kyuhyun-ah, kau sudah datang"

Mereka, SeoHyun, Zhoumi, Changmin dan Nickhun adalah teman dari Klub sekolah lain yang ingin mengadalkan acara perlombaan antar Klub. Mereka memintaku untuk mengkoordinasi bagian di sekolahku.

"Siapa namja manis ini? namjachingu?" tanya Zhoumi setengah meledek.

Aku malas menanggapi mereka. Lalu apa kalau Sungmin memang kekasihku? Lalu kenapa?

"Annyeong, Lee Sungmin-imnida. Aku.."

"Bagaimana dengan rencana kalian?" potongku. Aku tidak ingin mereka lebih lanjut bicara dengan Sungmin. Sungmin tidak mengenal mereka, mereka sangat suka mengolok-olok orang lain apalagi dengan tipikal seperti Sungmin, aku tidak akan membiarkannya terjadi.

Selama aku membahas tentang rencana perlombaan Sungmin hanya diam dan sesekali bermain dengan ponselnya. Aku sangat kasihan padanya, inilah yang aku takutkan saat dia minta untuk ikut, aku sendiri tidak bisa menjaganya dengan baik. Dia pasti sangat sedih. Maafkan aku Ming.

.

.

Loving you..

.

.

Sepanjang perjalanan pulang aku iingin meminta maaf pada Sungmin karena telah mengajaknya ikut dan itu hanya menyakiti hatinya. Aku tahu dia pasti sangat sedih sekarang. Aku harus bagaimana memulainya? Aku sendiri tidak tahu harus apa. aku bodoh sekali.

Ketika aku sadar, kulihat Sungmin sudah tidak ada di belakangku. Ya Tuhan dia menghilang, bagaimana ini? dia tidak tahu tempat ini dan tidak tahu jalan pulang. Aku berlari mencari Sungmin. aku sangat khawatir, sampai beberapa menit kemudian aku melihatnya sedang berdiri sendirian sambil menangis. Saat itu juga aku merasa aku adalah namja yang paling bodoh sedunia.

"Kau sedang apa di sini?"tanyaku sambil terengah-engah, untunglah diabisa kutemukan, meskipun rasanya sangat sakit melihat dia menangis

"sepertinya aku tertinggal jauh, mianhae kakiku lambat sekali"

Tidak Min, bukan itu. aku tidak pernah mengeluhkan kakimu, aku yang terlalu memikirkan diriku sendiri. Dia lalu berdiri mencoba berjalan mendahuluiku. Sudah cukup sudah, aku akan mengatakannya.

"Kau menangis karena aku?" tanyaku pelan. Dan kau masih berbohong dengan senyuman itu.

"Aku kelilipan Kyunie, kau tahu kan aku sangat ceroboh" ucapnya sambil terus berpura-pura tersenyum.

"Kau marah karena sikap mereka?"

Dia menatapku, aku tahu air mata itu karena aku kan?

"Untuk apa Kyunie? Sekalipun iya kau juga tidak akan melakukan apapun."

DEG. Benar Lee Sungmin, kau benar. Aku hanyalah namja bodoh, maafkan aku. caci maki saja aku Min, sepuasmu.

"Lee Sungmin.." aku mencintaimu, aku mencintaimu. kumohon percayalah itu.

"Aku tahu Kyunie, aku Lee Sungmin, aku bodoh dan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan semua orang yang mencintaimu dan tergila-gila padamu. Tapi aku yakin pada cintaku untukmu dan entah kau merasakannya atau tidak. aku tahu sangat berat untukmu menghadapi aku tapi kau selalu sabar menghadapiku. Itu saja sudah membuatku bahagia. Aku tidak marah, untuk apa? aku merasa tidak punya hak untuk marah pada siapapun yang mendekatimu karena kau sendiri tidak menolak mereka. Aku tidak ingin mempermalukanmu Kyunie, karena berjalan denganmu saja sering kuanggap aku telah mempermalukanmu."

"Sudah malam, kau harus pulang" kataku. Aku tidak ingin menangis di depanmu. Aku ingin berteriak bahwa semua yang kau katakan itu konyol. Bagaimana mungkin aku malu berjalan denganmu Lee Sungmin? Aku tentu tahu kau mencintaiku, aku mendengarnya, aku merasakannya, aku mencintaimu. aku bukannya tidak menolak mereka Min, aku hanya tidak ingin kau terluka karena mereka. Aku tidak ingin mereka melakukan yang lebih dari ini, terlebih lagi aku memang tidak bisa mengatakan kalau aku mencintaimu. lidahku kelu.

"Kyunie, apa kau mencintaiku? Apa kau menerima perasaanku karena kau juga merasakannya?"

"Kau terlalu lelah hari ini"

Bodoh, tentu saja aku mencintaimu. aku bertahan selama ini karena aku mencintaimu. aku memilihmu karena aku mencintaimu Lee Sungmin.

"Katakan saja jika memang tidak. aku memang lelah Kyunie. Aku lelah dengan perasaanku"

Akhirnya kata-kata yang paling aku takutkan keluar dari bibirmu. Sangat sakit sekali Ming mendengarnya. Kau tidak percaya padaku Ming? Kau tidak bisa merasakannya kalau aku juga mencintaimu? benarkah aku sejahat itu hingga membuatmu selelah itu menungguku?

"Aku lelah Kyunie, bisakah kita berhenti saja? Maksudku, aku yang ingin berhenti karena selama ini aku merasa hanya aku yang berlari sendirian. Aku tidak ingin memaksamu menyukaiku. Aku sudah berkali-kali mengatakan cinta padamu tapi sepertinya kau tidak mendengar atau kau yang tidak ingin mendengarnya. Aku tidak bisa menjadi kekasih yang kau jadikan status untuk menjadi batasan antara kau dan fans mu. Aku benar-benar mencintaimu, aku takut nantinya aku tidak bisa melepasmu"

"Sudah bicaranya Lee Sungmin? kalau begitu kita pulang sekarang"

Cukup Lee Sungmin, Cukup. Aku menggenggam erat tangannya yang mungil dan semoga ini akan membuang semua pemikiran anehnya. Aku sangat mencintaimu Lee Sungmin. berhentilah menghukumku seperti ini

"Kyunie.." kumohon Ming, berhentilah bicara. Kumohon.

"Sudah Ming, jangan bicara lagi."

"Aku benar-benar serius, aku ingin berhenti"

Kalau kau berhenti mencintaiku, bagaimana aku bisa hidup Lee Sungmin? jelaskan padaku.

.

.

Continued to the second part

.

.

Well, ini adalah repost entah dari jaman kapan, sepertinya sekitar oktober 2012. Lebih dari setahun yang lalu ya? kkk

Ada yang udah pernah baca?

Ini saya post di blog, karna sekarang udah bisa buka ffn dengan bebas ada beberapa yang saya benahi salah satunya ini. selamat membaca.

Kim Kyuna,

sign