Hai Strawberry B bawa FF baru,

Aku ingat kan kalau ini FF YAOI, jadi kalau ga suka baca YAOI mending jangan baca.


Tittle : You're Different

Cast : Oh Sehun, Xi Luhan, Kim jongin,other

Rate : M

Genre : Drama, Romance (maybe)

Summary : Sehun adalah pria normal sebelumnya, menyukai dada besar dan lubang surgawi wanita. Namun ketika bertemu dan mengenal Luhan,entahlah sepertinya kenormalannya patut dipertanyakan. /Yaoi /BoysLOVE /For HunHan Indonesia GiveAway/

Disclamer : Cerita ini adalah murni hasil pemikiran saya. Apabila ada kesamaan tempat,tema dsb itu murni karena ketidak sengajaan.

.

.

.

.

WARNING! BOYXBOY,DIRTY TALK, MATURE CONTENT DETECTED

.

.

.

.

Chapter 1

Happy reading guys..

.

.

.

.

.

Disebuah ruangan mewah bergaya Eropa, terlihat dua orang lelaki tampan namun berbeda warna kulit tersebut, tengah asik mengobrol disela sela waktu jam istirahat kantor mereka.

"Wow semalam kau sungguh luar biasa kawan. Tak kusangka kau sanggup melakukannya pada tiga wanita sekaligus" lelaki berkulit tan ini berdecak kagum pada sepupu albinonya. Ia benar benar tak menyangka jika sepupunya ini sanggup meniduri tiga wanita dalam satu malam.

"Tentu, jangan panggil aku Oh Sehun jika tak bisa melakukan tantangan bodohmu itu. Ah dan berkat tantanganmu semalam, sungguh membuat nafsu kelelakianku terpuaskan Kai" Sehun -lelaki albino- tersenyum sambil mengekspresikan rasa puasnya pada Kai.

"Ya dan tentunya membuat koleksi mobil sprotku berkurang" Kai meletakkan kunci mobilnya dimeja kerja Sehun sambil mengengus pelan.

Sungguh ia meruntuki kebodohannya yang bertaruh mobil sport kesayangannya pada Sehun, seharusnya ia bertaruh hal yang lain seperti membayar wanita penghibur di Club langganan mereka selama satu bulan penuh untuk Sehun mungkin. Tapi, bukankah memberikan salah satu mobil sportnya itu tidak akan membuat Kai jatuh miskin? Ia bahkan mengoleksi sekitar dua puluh mobil sport yang berjajar rapi di garasi luasnya.

Bukan, bukan itu masalahnya melainkan mobil bahan taruhannyalah yang menjadi masalah. Sejak awal memang ia bertaruh salah satu mobil sport koleksinya, tetapi Sehunlah yang memilih sendiri mobil tersebut dan sialnya Sehun memilih mobil audi hitam kesayangan Kai.

"Oh ayolah, Direktur muda kaya raya sepertimu tak akan jatuh miskin hanya karena bertaruh satu mobil sport" Sehun terkekeh melihat ekspresi wajah Kai yang terlihat seperti orang yang kehilangan sosok belahan jiwanya.

"Masalahnya kau mengambil mobil sport pertamaku" Kai mendengus pelan

"Itu salahmu sendiri yang menantangku dan bertaruh mobil koleksimu itu"

...

Kota Busan sore ini nampak diguyur hujan lebat membuat suhu udara menjadi sangat dingin. Sebagian orang lebih memilih bermalas malasan ditempat tidur masing masing.

Seperti sosok lelaki manis nan cantik bersurai dark coklat yang satu ini, ia nampak asik bergelut dengan selimut tebal sambil menonton acara TV favoritnya ditemani coklat panas berada digengngamannya, melepas lelah setelah seharian bekerja di Cafe. Ketika ia sedang asik menonton acara TV tiba tiba terdengar sebuah suara memekik dari arah belakangnya.

"Luhan, cepat kemasi barang barangmu. Mulai besok kau harus tinggal bersama Tuan Ahn, kali ini jangan mencoba untuk melarikan diri"

"Apa? Eomma bercanda kan?" lelaki manis bernama Luhan itu pun tersentak dengan apa yang dikatakan ibunya. Hell, mimpi apa dia semalam sampai membuatnya mendengar kata kata itu lagi setelah hampir setengah tahun tak mendengarnya.

'Tinggal bersama tuan' Luhan benci itu, karena itu berarti Ibunya telah menjualnya pada ajusshi tua tak normal yang haus akan seks. Tak hanya sekali ini Ibunya melakuan itu. Sejak Luhan duduk dibangku SMA Ibunya sudah beberapa kali menjualnya pada Ajusshi tua yang mempunyai penyimpangan seksual, tapi beruntungnya Luhan berhasil melarikan diri sebelum Ajusshi ajusshi tua itu berhasil menyentuhnya, dan berakhir dengan ia harus mengganti uang pada lelaki lelaki tua itu dua kali lipat dari jumlah yang mereka bayarkan saat membeli dirinya. Sedangkan Ibunya, entahlah ia sungguh tak perduli dengan semua itu asalkan uang sudah ditangan ia tak akan perduli dengan lelaki manis yang menyandang status sebagai anak kandungnya ini.

"Jangan banyak bicara, cepat kemasi barangmu. Jangan mencoba kabur karena Tuan Ahn sudah membayar mahal untukmu, kau tak akan sanggup mengembalikan uangnya jika kau kabur lagi"

Luhan menghela nafas, kemudian pergi menuju kamarnya. Sungguh ia lelah dengan hidup yang ia jalani, ia ingin hidup normal seperti lainnya. Namun mengingat Ibunya yang hobi menjualnya demi mendapatkan banyak uang untuk kesenangannya sendiri, sepertinya luhan harus mengubur keinginannya untuk hidup normal tanpa harus 'melarikan diri' dan 'mengganti uang pembeli'.

"Argh! Aku harus bagaimana?" jerit Luhan dalam hati.

...

Tok! Tok! Tok!

Cklek!

Seorang Sekretaris bername tag Jung Hyuri memasuki ruang Oh Sehun.

"Sajangnim, ada undangan makan siang untuk pemegang saham besok di Busan" ucap Sekretaris Jung sambil menyerahkan sebuah undangan pada Direkturnya tersebut.

"Ah, baiklah. Kalau begitu kau boleh kembali ke ruanganmu"

"Ne, Sajangnim. Kalau begitu saya permisi dulu" Sekretaris Jung membungkuk kemudian pergi meninggalkan ruangan atasannya tersebut.

Namun, tak lama setelah Sekretaris Jung pergi pintu ruangannya pun kembali terbuka, menampilkan sosok lelaki berkulit tan yang tak lain adalah Kai sepupunya sendiri. Sehun yang mengetahui kedatangan Kai pun hanya meliriknya sekilas dan kembali berutat dengan pekerjaannya.

"Hei, apa kau tak punya pekerjaan selain keluar masuk kantor orang lain seenaknya" sindir Sehun tanpa beralih dari tumpukan berkas ditangannya, mengingat Sepupunya ini sering datang ke Kantornya saat jam kerja hanya untuk sekedar mengobrol hal yang tidak penting.

"Santai kawan, apa gunanya Wakil Direktur dan Asisten pribadi jika tak membantu pekerjaan Direktur" Kai kemudian duduk tepat berhadapan langsung dengan sehun.

"Sudahlah lupakan, ada apa kau datang kemari lagi? Apa kau ingin memberiku sebuah mobil lagi?"

"Jangan harap Oh Sehun"

"Lalu?"

"Ikutlah denganku ke Club malam ini,"

"Apa kau aku ingin ingin bertaruh denganku lagi hmm?" ucap Sehun menyeringai pada Kai.

"Tidak, hanya mengajak minum saja. melepas penat dan bersenang senang disana hanya itu"

"Besok kita akan melakukan perjalanan jauh, lebih baik lain kali saja Kai"

"Ayolah Hun, hanya sedikit minum tak akan berefek hingga besok" ucap Kai sedikit memohon

.

Dan disinilah mereka bedara, setelah menimbang cukup lama ajakan Kai sore tadi akhirnya Sehun menyetujuinya.

Namun, kedua lelaki ini nampaknya sudah mabuk berat, jika melihat banyaknya botol alkohol yang sudah kosong dimeja mereka, serta gumaman gumaman tak jelas dari mulut mereka. Hingga pagi menyambut, mereka masih saja tak beranjak dari tempat mereka semalam. Mereka sering seperti ini jika terlalu banyak minum, membuat kepala mereka pusing dan tidak bisa menyetir jadi mereka memutuskan untuk menginap ditempat ini. Toh tak ada yang melarang.

Sehun terbangun, kepalanya masih pusing efek meminum terlalu banyak alkohol semalam dan badannya terasa kaku karena tidur dengan posisi terduduk. Sehun pun kemudian merenggangkan otot ototnya yang lumayan kaku tersebut. Merasa kesadarannya sudah terkumpul ia pun merogoh saku celananya mengambil smartphonenya dan berapa terkejutnya ia ketika melirik jam yang tertera dismartphonenya menunjukkan pukul delapan pagi.

"Kai bangun, kita akan terlambat jika kita tak segera pulang" pekik Sehun, membuat mata Kai yang masih setengah terpejam -belum sadar sepenuhnya- membulat sempurna "Apa? Ya! Kita harus bagaimana ini?"

"Ck! Bodoh, ayo ikut aku. Kita ke Apartementku saja" Sehunpun menarik lengan Kai dan berjalan menuju parkiran.

Brmmmm..

Sehun pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju Apartemennya, disusul mobil Kai dibelakangnya. Beruntung jalanan kota Seoul pagi ini tak terlalu padat hingga Sehun sampai di Apartemennya dalam waktu kurang dari sepuluh menit.

Mereka pun bergegas mandi secara bergantian dan kemudian bersiap siap karena waktu telah menunjukkan pukul setengah sembilan.

"Kai pukul berapa undangan makan siangnya?" tanya Sehun sambil merapikan letak jas yang ia pakai.

"Disini tertulis pukul dua siang" Kai menunjuk undangannya.

"Oke aku mengerti, kajja"

Mereka pun bergegas berangkat menuju Busan, mengingat perjalanan Seoul ke Busan memakan waktu kurang lebih empat setengah jam.

...

Matahari Busan sudah nampak terik karena waktu telah menunjukkan pukul satu siang, namun Luhan masih nampak bergelut dengan selimut tebalnya. Hari ini adalah hari dimana Luhan akan bertemu Ajusshi tua tak normal yang gila seks kembali, membuat ia enggan beranjak dari tempat tidurnya yang mungkin ia akan tempati untuk terakhir kalinya.

Sepertinya Ibunya kali ini benar benar ingin menjualnya, karena kemarin sore setelah menyuruh Luhan berkemas, diam diam Ibunya pergi menemui pemilik cafe tempat Luhan bekerja untuk menyerahkan surat pengunduran diri atas nama dirinya. Luhan mengetahui semua itu setelah pagi tadi ia menerima pesan singkat dari Chanyeol, rekan kerjanya. Membuat mood Luhan semakin buruk dan memutuskan untuk kembali meringkuk dibalik selimutnya.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamar Luhan diketuk cukup keras membuat lelaki manis ini bangun dari tidurnya. Dengan langkah gontai Luhan pun membuka pintu kamarnya.

Cklek!

"Ya! Bocah ini aish, cepat mandi dan bersiap. Tuan Ahn akan menjemputmu sore nanti, ingat! Berpakailah serapi mungkin. Jangan kecewakan Tuan Ahn, dia sudah membayar malah untuk bocah sepertimu"

"Umm aku mengerti Eomma" Luhan segera beranjak dari depan pintu menuju kamar mandi.

Ia menyalakan shower, kemudian bersandar pada tepian bathtub membiarkan air shower yang dingin mengguyur tubuhnya. Satu jam lebih Luhan seperti ini, hanya memandang lurus dengan tatapan kosong tanpa beranjak dari dalam bathtub yang sudah merendamnya itu. Kulit putihnya kini menjadi memucat karena efek terlalu lama berndam, ia tak perduli jika setelah ini ia akan sakit, ia hanya berharap dapat melarikan diri dengan selamat kali ini.

Tak lama berselang Luhan pun mengakhiri aktifitas berendamnya, merasa tubuhnya sudah mulai kedinginan. Ia berjalan menuju lemari pakaiannya dengan handuk yang melekat hanya menutupi bagian bawah tubuhnya.

...

Sehun dan Kai akhirnya sampai di Busan setelah perjalanan panjang dari Seoul menuju Busan yang cukup melelahkan.

Merekapun menuruni mobil mereka masing masing dan langsung menuju Hotel dimana acara tersebut diselenggarakan. Suasana cukup ramai ketika mereka sampai di Ballroom Hotel, disana sudah banyak para tamu undangan dari berbagai perusahaan berkumpul.

Sehun yang masih merasa pusing akibat mabuk itupun memutuskan untuk mengambil duduk diujung ruangan yang kebetulan masih kosong kemudian menenggelamkan wajahnya diantara lipatan kedua tangannya.

Tak berselang lama tiba tiba Sehun merasakan ada sebuah tangan menepuk bahunya membuat Sehun menoleh.

"Apa kau baik baik saja?" ucap sang penepuk itu sedikit dengan nada kekhawatiran.

"Tidak, jika kau tak mengajakku ke club semalam, aku tak akan seperti ini Kai" ucap Sehun dengan wajah andalannya.

"Kau sendir yang minum terlalu banyak" bela Kai pada dirinya sendiri, ia merasa tak sepenuhnya salah karena Sehun minum banyak alkohol atas kemauannya sendiri.

Setelah perdebatan kecil antara Sehun dan Kai usai, tak lama berselang acara makan siang itu pun dimulai. Acara diawali dengan beberapa perencanaan tentang proyek baru dan berbagai peluang mendapat keuntungan besar yang akan diperoleh antara Perusahaan dengan para pemegang saham, kemudian ditutup dengan acara makan siang.

Acara itupun selesai tepat pukul empat sore.

"Sehun, aku harus menemui client ku, kau bisa pulang dulu" ucap Kai saat mereka keluar dari Hotel

"Untung saja aku menolak tawaranmu untuk satu mobil denganmu tadi. Baiklah,Aku pulang"

Brakk!

Brmmm

Sehunpun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Walaupun jalanan Kota Busan tak begitu padat, namun karena ia masih merasa pusing dan rasa lelah yang mulai datang membuat Sehun tak mau ambil resiko lagipula setelah ini tak ada pekerjaan apapun di Kantor membuat Sehun bisa bersantai.

Sekitar dua pulah menit perjalanan, Sehun melihat sebuah tempat Rest Area. Tanpa berpikir panjang ia langsung menepikan mobilnya untuk berisitahat sejenak. 'Mungkin tidur sebentar didalam mobil akan masalah' batin Sehun yang kemudian mengambil posisi ternyaman untuk tidur

Namun tak lama iya terlelap tiba tiba...

Brakkk!

Sebuah bantingan pintu, terdengar dari bangku belakang, membuatnya terpaksa membuka matanya dan menoleh ke arah bangku belakang yang ternyata sudah diduduki oleh orang asing yang tak ia kenal.

"Cantik" gumamnya saat pertama kali melihat orang asing itu.

Namun beberapa saat kemudian "Noona bisakah kau tak membanting pintu mobilku dan masuk tanpa permisi"

...

Dengan langkah pelan Luhan menyeret kopernya menuruni anak tangga. Ia tengah berfikir bagaimana ia bisa kabur tanpa ketahuan sang Ibu dan tentunya ajusshi tua bangka yang elah membelinya.

"Luhan! Lama sekali kau, jangan membuat Tuan Ahn menunggu" peik sang Ibu dari pintu depan.

'Ah mungkin aku bisa kabur saat diperjalanan menuju rumah Pak tua itu'

Luhan segera menuju teras rumahnya menghampiri Ibu dan seorang ajusshi tua yang sudah menunggunya sedari tadi.

"Annyeonghaseyo" Luhan membungkuk memberi salam pada Tuan Ahn, walau sebenarnya ia tak sudi melakuannya.

"Benarkah kau Luhan? Kau terlihat lebih cantik daripada difoto" ucap ajusshi tua itu menghampiri Luhan.

"Maaf Tuan tapi aku laki laki" ucap Luhan tak terima. Ia paling benci saat orang lain mengatakan jika dirinya cantik, Luhan tidak cantik hanya saja tidak setampan yang lainnya -pikir Luhan-.

"Aku tau itu. Baiklah, sebaiknya kita segera pulang kerumahku, aku yakin kau akan menyukainya"

'Dalam mimpimu Tuan'

"Ah kau benar Tuan, Lu sebaiknya kau bersikap baik dengan Tuan Ahn dan jangan membantah perintahnya" sang Ibu berucap sambil memegang kedua bahu Luhan.

"Umm arraseo Eomma" ucap Luhan tersenyum manis pada sang Ibu. Namun, diakhiri dengan sebuah seringaian kecil yang tentu saja tak diketahui sang Ibu.

Luhanpun pergi bersama ajusshi tua itu menuju mobilnya.

"Tak seperti biasanya bocah itu menurut, ah apa perduliku. Yang penting aku mendapat banyak uang" gumam Ibu Luhan yang kemudian masuk kedalam rumahnya

.

"Lu, biar aku yang membawa kopermu" tawar Tuan Ahn ketika mereka mereka sampai didepan mobil mereka.

"Tak perlu Tuan, aku bisa sendiri"

Tak lama kemudian seorang supir membukakan bagasi mobil yang digunakan untuk meletakkan koper Luhan. Namun saat supir itu meminta koper Luhan, ia menolaknya lagi.

"Tak perlu, aku bisa meletakkannya sendiri. Kau bisa kembali kedalam mobil" ucap Luhan yang kemudian meletakan kopernya didalam bagasi kemudian ia segera masuki mobil Tuan Ahn.

Mobilpun melaju dengan kecepatan sedang. Luhan cukup beruntung sepertinya, karena ia dapat leluasa melihat kiri dan kanan jalan mencari tempat yang pas untuk mempermudah rencana melarikan dirinya.

Saat Luhan tengah sibuk memperhatikan jalan, tiba tiba ia merasakan sebuah hembusan nafas hangat ditengkuknya, membuat ia bergidik ngeri dan menoleh. Luhan terkeut bukan main saat mendapati wajah Tuan Ahn sangat dekat dengannya, membuat Luhan reflek memundurkan dirinya.

"A-apa yang kau lakukan tuan?"

"Kau sangat menggiurkan Lu, melihat leher putihmu membuatku ingin menerjangmu saat ini juga" ucap Tuan Ahn dengan nafsu yng menggebu gebu

"K-kau bisa melakuannya nanti Tuan" ucap Luhan sedikit ngeri dengan Ajusshi tua ini. Ini juga kali pertama Luhan diperlakukan sejauh ini, sebelumnya ia hanya duduk dalam mobil dengan tenang bersama orang yang membelinya.

"Aku tak bisa menahan ini lebih lama Luhan" ucap Tuan Ahn dengan pandangan yang kini mengarah pada bibir cherry Luhan.

Luhan yang tau kemana arah pandang pria didepannya ini, kemudian berkata "Jika kau mau menunggu, malam ini aku akan memuaskanmu Tuan"

"Baiklah, kuharap kau benar benar memuaskan ku" ucap Tuan Ahn yang kemudian membeahi posisi duduknya.

Luhan menghela nafas, ia merasa lega karena Ajusshi Tua ini cukup mudah dibujuk.

Luhan kembali pada aktifitasnya memperhatikan jalan, Luhan menyeringai ketika melihat sebuah Rest Area dari kejauhan.

"Tuan bisakah kita berhenti sebentar di Rest Area itu? aku ingin buang air kecil" bohong Luhan

"Baiklah, hanya sebentar ingat"

Luhan mengangguk dengan senyuman terpatri diwajahnya.

"Kita berhenti di Rest Area sebentar" perintahnya pada sang supir

"Baik Tuan" ucap supir itu.

Tak berapa lama mereka sampai di tempat tersebut, kemudian mencari tempat yang pas untuk memarkirkan mobilnya.

"Kau, temani Luhan ke toilet" perintah Tun Ahn pada sang supir.

"Apa?" Luhan terkejut ketika Tuan Ahn menyuruh supirnya untuk menemani Luhan. 'Apa dia tau aku akan kabur?' batin Luhan was was, ia takut rencananya kabur akan gagal.

"Kau tak perlu setegang itu Lu, aku hanya menyuruh supirku untuk menemanimu. Jadi jika kau terlalu lama berjalan dia akan menggendongmu sampai disini, sungguh aku tak sabar untuk menikmatimu"

Luhan menghela nafas lega untuk ini.

Luhan dan supir Tuan Ahnpun kemudian berjalan menuju toilet yang tersedia di Rest Area tersebut.

"Ajusshi, kau bisa tunggu disini. Aku tak akan lama, jangan mencoba menghadap toilet" ucapnya ketika mereka sudah sampai didekat toilet. Supir itu pun menurut dengan apa yang diperintahkan Luhan, ia berdiri membelakangi pintu toilet. Luhan kemudian tersenyum puas, ia tak menyangka jika supir Ajusshi tua itu mau menurut padanya.

Tanpa membuang waktu lama, Luhanpun pergi dari toilet dengan cara mengendap endap. Setelah dirasa cukup jauh dari pandangan supir Ajusshi tua itu, Luhan pun memutuskan untuk lari menuju jalan raya yang tentunya jauh dari tempat mobil Tuan Ahn terparkir. Namun belum sampai ia ditempat tujuannya, tiba tiba sebuah suara meneriaki namanya.

"Sial" gumam Luhan kesal karena Tuan Ahn dan supirnya tengah mengejarnya.

Luhan yang panikpun kemudian bersembunyi diantara mobil mobil yang terparkir rapi disana, berharap membuat mereka kehilangan jejaknya. Namun perkiraan Luhan salah, karena mereka kini tengah berjalan kearahnya. Luhan yang masih tetap bersembunyi itupun kemudian mengedarkan pandangannya keseluruh arah, berharap ada tempat yang lebih aman untuk persembunyiannya.

Pandangan Luhanpun berhenti pada sebuah mobil mercedes benz hitam yang terparkir didekat pintu masuk. 'Semoga ini berhasil'

Luhanpun langsung berlari sekuat tenaga ketika merasa waktunya tepat. Tanpa berpikir panjang iapun membuka pintu belakang mobil mercedes benz hitam tersebut, Luhan bersyukur karena mobil tersebut tak terkunci.

Kemudian...

Brakk!

Luhan menutup pintu mobil tersebut dengan cukup kencang karena terlalu panik. Iapun mengambil posisi duduk dibelakang kemudi sambil mengatur deru nafasnya yang tak teratur.

Namun tiba tiba...

"Noona bisakah kau tak membanting pintu mobilku dan masuk tanpa permisi"

Suara seseorang dari arah bangku kemudi, membuat Luhan terperanjat kaget sontak ia mendongakan kepalanya menghadap langsung sang pemilik mobil dan apa tadi? Noona? Kenapa banyak sekali yang mengira dirinya wanita? Setidaknya begitulah pemikiran Luhan.

Sebenarnya Luhan kesal arena sosok lelaki didepannya mengira dirinya wanita. Namun mengingat dirinyalah yang bersalah disini jadi, ia hanya bisa mengela nafas.

"Sebelumnya aku meminta maaf atas kelancanganku masuk mobilmu tanpa izin, aku punya alasan tentang ini. Tapi maaf kau salah, aku laki laki tak seharusnya kau memanggilku noona"

Sehun terdiam, kemudian memperhatikan secara seksama, sosok yang ada didepannya ini.

Melihat lawan bicaranya yang tak kunjung membuka suaranya akhirnya Luhan angkat bicara. "Kau tak percaya? Apa perlu aku buktikan? Aku bahkan tak mempunyai dada besar seperti wanita" ucapnya dengan datar.

"Tapi kau terlalu cantik untuk dikatakan lelaki" ucap Sehun tak kalah datar

"Aku tidak cantik" bela Luhan yang tak terima.

Mereka terus saling beradu mulut hingga tak terasa hari sudah mulai gelap.

"Oh ayolah, sampai kapan kita akan seperti ini. Kau tak lihat hari sudah mulai gelap huh? sebaiknya kau keluar dari mobilku dan segeralah pulang. Aku juga ingin segera pulang ke Seoul dan tidur dengan nyenyak di Apartemenku" ucap Sehun ketika menyadari bahwa ia dan orang asing ini terlalu larut dalam perdebatan tak penting mereka.

"Bisakah aku ikut denganmu" ucap Luhan memohon

"Tidak"

"Aku janji tak akan merepotkanmu"

"Sebenarnya apa tujuanmu disini?" ucap Sehun yang bigung dengan sosok lelaki cantik ini. Dari mulai masuk ke dalam mobil Sehun secara tiba tiba, dan sekarang ingin ikut dengannya, Sehun tak mengerti apa maksud dan tujuan lelaki ini.

"Apa setelah aku mengatakannya, aku boleh ikut denganmu?"

.

.

.

.

.

.

TBC


kira kira Sehun jawab gimana?

Next?

mungkin summarynya kurang greget ya kkk

Belajar dari FF sebelumnya sih, takut ga segreget summarynya /ga nanya

Oh iya aku mau nerangin sedikit kalo kalian bingung, di Chapter ini Sehun sama Luhan belum tau nama satu sama lain yah,

Last, review juseyo #aegyo *gagal /ignore