IF I CAN'T HAVE YOU
MAIN CAST: KIM JONGWOON AND KIM RYEOWOOK
OTHER CAST: BANYAK
GENDERSWITCH
RATED: T
PART: 1/?
DISCLAIMER: SEMUA CHARA PUNYA TUHAN, ALUR CERITA PUNYA AUTHOR
SUMMARY: WOOKIE MENCINTAI YESUNG, TAPI YESUNG TIDAK BISA MENCINTAINYA KARENA SUATU HAL.
YAOI, ROMANCE, HURT, VIOLENCE
Happy reading ^.^
RYEOWOOK POV
"Kim Ryeowook! Sampai kapan kau mau tidur? Sudah jam 7 lewat. Ini kan hari pertama semester barumu." Sayup-sayup ku dengar suara eomma. Aish kenapa sih liburan musim panas harus berlalu dengan cepat.
"Ne, aku bangun."
Cepat-cepat kubuka selimut hello kitty-ku dan segera masuk ke kamar mandi. Lebih baik mengikuti perkataan eomma daripada harus mendengar omelannya yang super duper panjang.
Perkenalkan, namaku Kim Ryeowook tapi panggil saja Wookie. Aku anak tunggal dari pasangan Kim Hangeng dan Kim Heechul. Walaupun anak tunggal, aku tidak manja loh. Dari kecil aku sudah dididik untuk menjadi mandiri oleh appa dan eomma seperti memasak sendiri, membereskan kamar, yah walaupun kadang-kadang males juga hehehe. Sekarang aku kuliah di SJ University fakultas kedokteran semester 3 (baru masuk semester 3 sih).
"Eomaaaa!" Seruku lalu memeluk eomma-ku tersayang dari belakang.
"Apa sih chagi, cepatan sarapan sana." Kata eomma yang lagi sibuk dengan urusan kantornya.
"Appa gak dipeluk juga nih?" Tanya appa dengan nada melas. Aku nyengir lalu langsung memeluk appa-ku yang keturuan cina itu.
"Appaaaa!"
"Ayo sarapan dulu, nanti kau terlambat ke kampus, chagiya." Kata eomma lalu duduk di sebelah Appa. "Yeay bulgogi. Gomawo eomma." Kataku melihat makanan kesukaanku terhidang di atas meja. "Cheonmaneyo chagiya." Jawab eomma sambil tersenyum manis.
0000000000000
"Kim Ryeowook!" Seru seseorang membuatku menoleh ke asal suaranya.
Aku tersenyum melihat salah satu sahabatku yang super enerjik, Lee Hyukjae, berlari ke arahku.
"Annyeong, Hyukkie." Sapaku saat Hyukkie, panggilan akrab Hyukjae, sampai di sebelahku denga nafas ngos-ngosan. "Annyeong. Aish kau ini tuli atau apaan sih? Daritadi aku panggil gak denger ya?" Tanya Hyukkie dengan tampang kesalnya.
"Eh masa? Aku gak denger loh."
"Aigooo Wookie, kau kena virus tuli-nya si Siwon ya?" Seketika aku langsung muram mendengar Hyukkie mengucapkan nama namja itu. Ya, namja yang memutuskanku saat liburan kemaren.
Namja yang bernama lengkap Choi Siwon yang sudah kupacari selama 17 bulan itu memutuskanku secara sepihak. Sepihak dan alasannya pun tidak jelas. Beberapa hari setelah kami putus, aku mendengar kalau ia pacaran dengan salah satu yeoja centil yang bisa dibilang primadonanya kampus, Im Yoona. Banyak orang yang menyayangkan hubungan kami.
Beberapa orang berkomentar seperti "Kok Siwon mau ya sama yeoja murahan kayak Yoona? Kasihan ya Wookie, padahal kan dia lebih baik daripada si Yoona itu."
Aku tidak terlalu memusingkan urusan itu, walaupun masih ada rasa sakit di hatiku. Bagaimana tidak sakit kalau kau diputuskan secara sepihak oleh pacarmu? Aku juga masih sedikit sensitif kalau seseorang mengucapkan namanya kepadaku.
"Ya, Wookie-ah jangan melamun." Tegur Hyukkie membuatku sadar. Ternyata kami sudah sampai di aula kampus untuk acara pembukaan semester baru.
Setela acara pembukaan semester berakhir, kami segera masuk ke kelas masing-masing. Aku dan Hyukjae beda fakultas, aku berada di fakultas kedokteran sedangkan Hyukjae berada di fakultas ekonomi. "Ne Wookie, kita bertemu lagi pas istirahat ya." Kata Hyukkie lalu berlari menuju kelasnya. Aku pun tersenyum lalu masuk ke kelasku.
Yesung POV
"Annyeong Kim Yesung imnida. Saya mahasiswa baru di sini, mohon bantuannya." Ucapku seraya membungkuk. "Ne, Yesung-sshi, silahkan duduk di sebelah sana." Kata songsaengnim sambil menunjuk sebuah kursi kosong di barisan belakang. Aku duduk di sebelah namja berkacamata berwajah tampan dengan rambut ikal cokelatnya serta kulit putih yang pucat.
"Annyeong, Cho Kyuhyun imnida." Katanya sambil menjulurkan lengannya, mengajakku salaman.
"Annyeong Kyuhyun-sshi, Kim Yesung imnida." Jawabku sambil menjabat tangannya.
"Panggil Kyuhyun saja. Lagian, mungkin aku lebih muda darimu."
"Maksudmu?"
Kyuhyun tersenyum. "Ne, aku seharusnya masih semester 2. Tapi aku loncat kelas dan sekarang ada di semester 4." Kata Kyuhyun santai tanpa bermaksud menyombongkan diri. "Oh ne, jadi umurmu baru 19 tahun?" Tanyaku yang dibalas anggukan oleh Kyuhyun. "Pinter juga kau bisa loncat kelas." Kataku sambil tersenyum. "Ah gomawo. Hyung pindahan dari mana?" Tanya Kyuhyun.
"Taiwan."
Jujur, aku malas membicarakan masa laluku. Ya masa lalu yang hanya diketahui oleh keluargaku dan... keluarganya. Masa lalu yang cukup kelam. Obrolan kami terhenti karena Jonghyun songsaengnim sudah memulai pelajaran hari itu.
000000000000000000
"Hyung, mau ke cafetaria?" Tanya Kyuhyun setelah Jonghyun songsaengnim keluar dari kelas.
"Ne, aku belum tahu cafetaria-nya di mana, Kyu."
Di sepanjang perjalanan menuju cafetaria, Kyuhyun menjelaskan tentang kelas-kelas yang ada di SJ University. Fakultas arsitektur satu gedung dengan fakultas kedokteran dan ekonomi yang terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama diisi oleh anak-anak semester 1 dan 2, lalu lantai kedua diisi oleh anak-anak semester 3 dan 4, dan lantai tiga diisi oleh anak-anak semster 5 dan 6. Tiba-tiba Kyuhyun berhenti di salah satu kelas.
"Sebentar ya Hyung."
Sementara Kyuhyun masuk, aku membaca papan yang tertera di depan kelas tersebut. Kelas Ekonomi 3-A.
"Ne, gomawo. Yuk hyung kita ke cafetaria, aku sudah lapar." Kata Kyuhyun sambil menuruni tangga. "Kau cari siapa, Kyu?" Tanyaku penasaran. "Oh itu, cari Sungmin. Dia pacarku, hyung." Jawab Kyuhyun tersenyum. Aku hanya mengangguk.
Ngomongin pacar, aku jadi ingat dia. Aish sudahlah Yesung, kau pindah ke sini untuk melupakannya kan?
"Hyung sudah punya pacar?" Perkataan Kyuhyun membuat lamunanku buyar. "A-aniyo, aku belum punya pacar." Belum, tapi baru saja kehilangan...
"Annyeong. Ya hyung, Perkenalkan ini Lee Sungmin, kekasihku."
Perkataan Kyuhyun kembali membuat lamunanku buyar. Ternyata kami sudah sampai di cafetaria. Seorang gadis manis tersenyum kepadaku.
"Annyeong, Lee Sungmin imnida." Gadis itu menjulurkan tangannya mengajakku salaman. "Ne, Kim Yesung imnida." Jawabku sambil menjabat tangannya. Oh jadi ini kekasihnya Kyuhyun, manis juga.
"Hyung, ini teman-teman Sungmin. Lee Hyukjae dan Kim Ryeowook."
Deg! Seketika jantungku berhenti berdetak melihat salah satu teman Sungmin. Wajahnya... wajahnya mirip sekali dengan Sunyoung.
"Yo Hyung! Jangan bengong." Terdengar suara Kyuhyun yang kembali membuyarkan lamunanku.
"Ahahaha, mian. Kyu, a-aku ke toilet dulu ya sebentar."
Ku langkahkan kakiku menuju toilet. Kukunci salah satu bilik paling ujung. Ya tuhan, wajahnya mirip sekali dengan Sunyoung. Matanya, bibir merahnya, kulitnya yang putih bersih. Gak mungkin itu Sunyoung. Sunyoung sudah meninggal. Lagian nama gadis itu juga bukan Park Sunyoung. Kim...Kim siapa sih tadi namanya.
"Yesung hyung, kau di mana?" Kudengar Kyuhyun memanggilku. "Ne aku diujung sini. Sebentar Kyu." Aku pun menekan tombol flush sehingga terdengar bunyi air seolah-olah aku baru saja memakai kloset. Ku buka pintu bilik. "Gwaenchana hyung?" Tanya Kyuhyun dengan raut wajah cemas. "Gwaenchanayo Kyu, tadi perutku tiba-tiba sakit." Jawabku berbohong. "Oh, ya sudah ayo kita balik lagi ke cafetaria." Tiba-tiba terdengar suara dari pengeras yang dipasang di setiap sudut gedung.
"Panggilan kepada Kim Yesung, kelas arsitektur 4-B dipanggil ke ruang dosen sekarang juga. Sekali lagi..."
"Yah Kyu, aku dipanggil dosen. Mian, besok kita makan bareng lagi deh."
"Ok deh hyung. Mau aku anterin gak?"
"Gak usah, aku sudah tahu kok ruang dosennya. Sekali lagi mianhae ya Kyu." Kataku lagi. "Ne, gak apa-apa hyung. Sampai ketemu di kelas nanti." Jawab Kyuhyun.
RYEOWOOK POV
"Annyeong, huh, hari pertama masuk sudah ada tugas." Kudengar suara cempreng Hyukkie yang mengeluh. "Jung songsaengnim kejam!" Kembali kudengar suara khasnya. "Memangnya apa sih tugasnya? Oh annyeong Sungmin. Aku baru melihatmu." Kataku saat melihat Lee Sungmin, salah satu anak fakultas ekonomi yang datang bersama Hyukkie. Walaupun berbeda fakultas, aku, Hyukkie, dan Sungmin sangat dekat karena kami berasal dari SMA yang sama. "Hehehe, tadi aku telat, Wookie." Jawabnya sambil tersenyum memamerkan gigi kelincinya. "Aish kau ini, hari pertama masuk sudah telat." Kataku yang hanya disambut tawa oleh Sungmin. "Kau tidak tahu kebiasaan susah bangunku."
"Annyeong. Ya hyung, perkenalkan ini Lee Sungmin."
Pandangan kami bertiga tertuju kepada Cho Kyuhyun, kekasih dari Sungmin, bersama seorang namja, sepertinya mahasiswa baru. Satu hal saat aku memandang namja itu. Tampan. Rambut cokelatnya yang berantakan, bibir merah tipis, kulit putih serta mata sipitnya.
"Annyeong Lee Sungmin imnida." Namja itu membalas uluran tangan Sungmin. "Ne, Kim Yesung imnida." Jawab namja itu. Kim Yesung, nama yang bagus untuk namja setampan dia.
"Hyung, ini teman-teman Sungmin, Lee Hyukjae dan Kim Ryeowook." Aku tersenyum kepadanya. Namun Yesung membulatkan matanya saat melihatku. Persis seperti orang terkejut. Beberapa saat aku memandanginya bingung.
"Yo hyung! Jangan bengong." Yesung terkejut dan seperti tersadar dari lamunannya.
"Ahahaha mian, a-aku ke toilet dulu Kyu." Ia pun langsung kabur menuju toilet.
"Kenapa dia? Aneh sekali saat melihat Wookie?" Tanya Hyukkie bingung. "Teman barumu, Kyu?" Tanya Sungmin saat Kyuhyun duduk di sebelahnya. "Ne, pindahan dari Taiwan." Jawab Kyuhyun lalu mencium pipi Sungmin sekilas membuat si bunny itu blushing. "Oh please deh kalo mau pacaran jangan di sini." Kata Hyukkie protes melihat tingkah pasangan Kyumin di depannya. "Ih Hyukkie noona protes mulu kerjaannya. Entar nambah tua loh." Jawab Kyuhyun asal sambil menyenderkan kepalanya di pundak Sungmin.
"Eh Kyu, coba kau susul temanmu itu. Siapa tau dia sakit mendadak. Kulihat mukanya pucat tadi."
"Males ah Wookie noona. Yesung hyung kan bukan anak kecil lagi."
"Wookie benar Kyu. Dia kan baru masuk di sini. Siapa tahu dia butuh bantuan." Kini Sungmin angkat bicara.
"Arraseo. Nanti aku balik lagi ya, Minnie chagi." Ia pun mencium bibir Sungmin sekilas lalu pergi ke toilet pria, meninggalkan bunny-nya yang blushing. "Aish Minnie-ah lebay." Gumam Hyukkie. "Ya Lee Hyukjae, memangnya kau gak blushing kalau Donghae menciummu, hah?" Hyukkie hanya menjulurkan lidahnya kepada Sungmin. "Sudah kalian ini masih saja sering berantem." Kataku melerai kedua sahabatku ini.
00000000000000000000
Tok tok tok
"Ya silahkan masuk."
Aku pun segera masuk ke dalam ruang kesehatan. "Sunbae memanggil saya?" Tanyaku kepada seorang sunbae-ku yang sekarang ada di semester 4. "Ne, Ryeowook-ah. Kau sudah tahu kan kalau kau jadi ketua Unit Kesehatan?" Tanya sunbae yang bernama Tiffany Hwang itu kepadaku. "Ne, sunbae." Jawabku.
"Ini semua berkas-berkas Unit Kesehatan. Semua yang terkait dengan Unit Kesehatan ada di sini. Dan ini kunci ruang kesehatan. Semua tanggung jawab sekarang ada padamu."
"Ne, sunbae. Kamshamnida." Jawabku sambil menerima kunci tersebut. "Untuk pembentukan jadwal piket, kau bicarakan dengan anggota inti yang lain. Kalau bisa besok sudah ada jadwalnya ya." Aku mengangguk tanda mengerti. "Ne, kau boleh balik ke kelasmu sekarang. Gomawo Ryeowook-ah." Aku pun segera keluar dari ruang kesehatan. Aku mulai melihat-lihat berkas yang diberikan Tiffany tadi.
"AAAA!" Karena sibuk memperhatikan berkas-berkas, aku tak sadar jika ada genangan air di depanku. Hampir saja aku terjatuh jika seseorang tidak menahanku. Aku mendongak memandang wajah penyelamatku. "Hati-hati." Wajah Kim Yesung hanya berjarak beberapa senti dari wajahku. Jantungku langsung berdetak lebih cepat dari biasanya. Apa karena efek melihat wajah Yesung yang tampan dari jarak sedekat ini? Ia pun langsung membantuku untuk berdiri. "Go-gomawo Yesung-Oppa." Jawabku malu. "Ne, lain kali hati-hati kalau jalan." Jawabnya sambil tersenyum samar. "Ne, Oppa. Sekali lagi go-gomawo." Jawabku terbata-bata. "Kau mau balik ke kelas kan?" Tanyanya. Aku mengangguk. "Ayo sekalian ke atas." Kami pun berjalan bersama menuju lantai 2.
"Oppa, kelasku di sini." Kataku berdiri di depan kelas kedokteran 3-C. "Oh, kalau begitu aku ke kelas ya. Sampai jumpa lagi, Ryeowook-ah." Katanya lalu meninggalkanku. Aku memandangi sosoknya yang menjauh. "Yesung Oppa tampan." Gumamku lalu masuk kelas. Sepertinya, aku sedang jatuh cinta.
NORMAL POV
Yesung melangkahkan kakinya keluar dari ruang administrasi. Ia baru saja menyelesaikan urusan surat kepindahannya. Gedung kampus sudah mulai sepi karena kegiatan belajar mengajar sudah selesai dari satu setengah jam yang lalu. Merasa haus, ia pun melangkahkan kakinya menuju cafetaria. Gambaran kejadian tadi siang kembali teringat. Ia kabur saat melihat wajah Kim Ryeowook yang sangat mirip dengan mantan pacarnya di Taiwan dulu, Park Sunyoung. Benar-benar mirip. Jika mengingat Sunyoung, ia menjadi sedih. Kembali ia harus mengingat penyebab kematian Sunyoung. Ya, Sunyoung sudah tiada dan penyebabnya adalah dirinya. Dirinya yang waktu itu sangat dikuasai amarah dan ego membuat sang kekasih kehilangan nyawanya. Penyebab yang lebih detailnya hanya ia, keluarganya, dan keluarga Sunyoung yang tahu.
"Cola-nya satu, ahjusshi." Katanya kepada penjual soft drink yang ada di cafetaria tersebut. "Ne, silahkan." Yesung pun mengambil sekaleng cola itu setelah membayarnya. Ia meneguk cola tersebut sambil melangkah menuju gerbang kampus.
"Yesung-Oppa."
YESUNG POV
"Yesung Oppa."
Sebuah seruan membuatku menoleh. Rasanya seperti melihat Sunyoung berlari. Tapi itu bukan Sunyoung, itu Kim Ryeowook. "Kau belum pulang, Ryeowook-ah?" Tanyaku berusaha untuk tidak memandangnya.
"Panggil saja aku Wookie."
"Ne, wookie."
"Belum, aku habis ada rapat. Oppa sendiri?" Tanyanya balik. "Aku habis mengurus surat kepindahan." Jawabku sebelum meneguk cola.
"Oh ya, kapten basket di sini siapa?" Tanyaku tiba-tiba teringat dengan lembar ekskul yag tadi diberikan dosen. Aku berniat mau ikut klub basket.
"Kapten basket ya? Choi Siwon, anak fakultas kedokteran semester 3."
Apa Cuma perasaanku saja atau gadis itu menjadi muram saat aku bertanya tentang kapten basket. Aku menoleh sekilas dan melihatnya diam dengan bibir maju beberapa senti. Aish, persis saat Sunyoung lagi ngambek. Aku menghela nafas berusaha untuk menghilangkan bayangan wajah Sunyoung. Aku harus bisa melupakannya. Kami sampai di gerbang depan.
"Kau di jemput?"
"Ne, Oppa."
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil berhenti di depan kami. "Oppa mau bareng?" Tanyanya sopan. "Enggak usah. Aku naik bis saja." Dia tersenyum. "Baiklah kalau begitu, aku duluan ya Oppa." Sebelum ia masuk mobil, -entah apa yang kupikirkan- aku membelai rambutnya pelan membuatnya memandangku. Beberapa saat kami berpandangan. "Ne, pulanglah." Kataku akhirnya. Dengan gugup ia masuk ke mobil sambil memberikan senyum terakhirnya kepadaku. Wookie memang manis. Tapi, apakah aku bisa mencintainya?
RYEOWOOK POV
Bel tanda istirahat sudah berbunyi. Aku segera melangkahkan kaki menuju lokerku yang berada di sebuah koridor khusus loker. Aku menyimpan beberapa buku lalu mengambil buku-buku lain untuk pelajaran berikutnya. Saat aku menutup pintu, seorang yeoja yang sangat aku benci sudah berdiri di sampingku. Ia bersandar ke loker dengan gaya angkuhnya.
"Oh hai Miss Tukang Ngerebut Pacar Orang." Sapaku sinis.
"Well, Wookie, gimana rasanya musim panas tanpa ciuman dari Siwon? Apa kau merasa 'dingin'?" Ok, yeoja ini berusaha untuk memanas-manasiku.
"Oh itu sangat menyenangkan mengingat dia lebih memilih yeoja murahan sepertiMU!" Jawabku pedas.
"Yah, berarti aku lebih beruntung darimu. Summer romance with Choi Siwon."
Detik berikutnya aku langsung menampar Yoona dan mendorongnya ke loker. Anak-anak sudah mulai berkumpul untuk melihat kami... berkelahi mungkin.
"Dengar ya, aku gak peduli bagaimana musim panasmu, cowo barumu, dan apa yang kau lakukan. Siapa juga yang mau mendengar cerita yeoja murahan sepertimu. Kerjanya Cuma bisa merebut pacar orang saja! Gak penting tau gak!"
PLAK! Kini Yoona yang menamparku.
"Jaga omonganmu, Kim Ryeowook! Dasar yeoja lemah. Cuma bisa marah dan nangis doang. Dasar lemah!" Balas Yoona tak kalah pedasnya. Aku berteriak marah lalu menjambak rambutnya.
"Kim Ryeowook, kelas detensi sekarang juga!"
Aku menatap Yoona yang terlihat senang mendengarku masuk kelas detensi. Seringai terlihat jelas di wajahnya. Aku langsung menyambar kertas detensi dari Park songsaengnim dan berjalan menuju kelas detensi di lantai 3. Aku bukan yeoja lemah. Aku berusaha untuk selalu sabar. Aku tak mau menangis hanya karena cinta. Aku gak boleh nangis, aku kuat, aku tidak lemah. Ku buka pintu kelas detensi perlahan. Betapa terkejutnya aku melihat dua namja yang sudah ada di sana. Choi Siwon dan Kim Yesung.
"Ya Kim Ryeowook, ada apa?" Tanya Sunny songsaengnim.
Aku mengacungkan kertas detensi. Sunny songsaengnim mendesah pelan. "Baiklah, silahkan masuk, Ryeowook-ah." Aku pun masuk ruang detensi dan duduk di sebelah Siwon. Sebenarnya aku enggan duduk di sebelahnya. Tapi, hanya kursi di sebelahnya yang kosong. Beberapa saat hening saat Sunny songsaengnim membaca kertas detensiku.
"Kim Ryeowook, kau tertangkap sedang menyiksa Im Yoona. Apa yang sebenarnya kau lakukan kepadanya?" Tanya Sunny songsaengnim. Aku merasa Siwon bergerak di kursinya.
"Menamparnya, mendorongnya, menarik rambutnya dan berteriak kepadanya."
"Kau tahu kalau berkelahi antar pelajar sangat dilarang di SJ University?" tanya Sunny songsaengnim tegas. Aku mengangguk pelan.
"Kalian bertiga sama saja. Mengapa di awal-awal semester baru harus ada perkelahian? Ryeowook-ah, jelaskan mengapa kau melakukan itu kepada Im Yoona?"
"Emosi." Beberapa saat Sunny songsaengnim hanya diam.
"Ya sudah, karena ini hari pertama masuk semester baru, kalian enggak akan songsaengnim hukum. Tapi kalian janji, ini semua gak akan terulang lagi." Kami bertiga mengangguk.
"Ok kalau begitu. Ryeowook-ah, kau kan pengurus ruang kesehatan, bisa tolong obati Yesung? Ku rasa memarnya cukup parah."
Beberapa saat aku terdiam. Berdua sama Yesung di ruang kesehatan?
"Tak usah songsaengnim. Saya baik-baik saja." Kata Yesung cepat.
"Tidak Yesung, kau mau belajar dengan kondisi mata dan pipi yang lebam? Dan aku baru saja melihat ada darah yang menetes dari bibirmu." Jawab Sunny songsaengnim. Aku melirik Siwon. Dia terlihat, iri mungkin?
"Bagaimana Yesung oppa? Kalau kau tidak mau, aku harus segera ke kelas." Kataku lembut. Yesung memandangku.
"Baiklah."
"Siwon, kau bisa kembali ke kelasmu. Memarmu tidak separah Yesung." Kata Sunny songsaengnim. Dengan kesal Siwon keluar kelas detensi.
00000000000
Sesampainya di ruang kesehatan, aku langsung mengompres mata kiri Yesung yang lebam.
"Apa pengelihatan mata kirimu bermasalah?" Dia menggeleng.
"Tapi rasaya perih sekali." Aku hanya tersenyum.
"Ada yang terjadi dengan Oppa dan Siwon?" Tanyaku. Dia mengangkat bahu. "Saat aku menghampirinya di gym, dia langsung menonjokku. Trus dia bilang kalau aku tak boleh mendekatimu." Katanya.
"Lalu Oppa membalasnya?" Dia mengangguk.
Lalu aku mengambil tissu dan membasahinya dengan air. Lalu dengan pelan aku menyentuh bibirnya dan mulai membasahi bibir yang berdarah itu. Sesaat kami berpandangan, seperti saat ia menolongku saat hampir terjatuh itu. Matanya berwarna hitam, indah sekali. Tapi... mata itu seperti menyiratkan kerinduan dan... kesedihan? Aku baru menyadari kalau Yesung selalu memperhatikanku dengan sorot seperti ini. Ada apa denganku sehingga ia selalu melihatku dengan sorot mata yang sama?
"Mianhae." Kataku lalu membuang tissu itu ke tempat sampah. Aku terdiam. Yesung sangat tampan. Dengan matanya yang hitam seperti malam dan rambutnya yang cokelat, begitu mempesona.
"Wookie, aku kembali ke kelas dulu ya. Gomawo sudah mengobatiku. Sampai jumpa." Katanya langsung keluar ruang kesehatan. Yesung, sebenarnya apa yang terjadi denganmu?
YESUNG POV
BRAKK! Aku membanting tas lalu ikut membanting tubuhku di kasur. Pusing, mataku sakit. Sakit karena ditonjok namja babbo itu.
Flashback
Saat istirahat, aku pergi ke gym kampus. Menurut Kyuhyun, anggota basket suka ngumpul di sana saat istirahat. Gym terlihat sepi saat aku sampai di sana. Namun ada seorang namja berbadan kekar sedang bermain basket, sendirian.
"Permisi." Sapaku berusaha untuk menarik perhatian si namja.
Mendengar sapaanku, si namja itu menghentikan permainannya. "Kau Choi Siwon?" Tanyaku kepada namja tersebut. Ia hanya diam sambil memandangiku. Ia pun mendekat dan
BUGH! Tonjokannya mengenai pipiku.
"Hei, aku datang dengan baik-baik kenapa malah kau tonjok?" Tanyaku marah. "Bukan urusanmu!"
BUGH! Satu tonjokan kembali mendarat di wajahku. Kini mengenai mata sebelah kiriku."Apa masalahmu? Kita belum saling kenal!" Kataku protes. "Aku gak peduli. Ingat, jangan dekati Kim Ryeowook lagi, atau kau mati ditanganku."
BUGH! Kini sebuah tonjokan mendarat di wajahnya. Beberapa saat kami melempar pandangan benci satu sama lain. Apa apaan namja ini? Aku baru datang langsung ia tonjok. "Apa urusanmu dengan Kim Ryeowook? Apa hakmu melarangku untuk mendekatinya?" Tanyaku. Amarah mulai menguasaiku.
Siwon kembali menonjokku tepat di bibir. Kurasakan darah segar mengalir dari bibirku. Aku kesal, aku marah. Baku hantam pun tak dapat dihindarkan. Walaupun badanku lebih kecil darinya, aku masih bisa melawan namja ini. "Kalian berdua berhenti!"
Seorang guru, sepertinya pelatih klub basket datang menghampiri kami berdua. Beliau langsung menyeret kami menuju ruang detensi.
Aku menutup mata lalu menghela nafas. Apa sebenarnya salahku sampai namja itu melarangku untuk dekat dengan Wookie? Tapi tunggu, sepertinya aku pernah melihat namja itu. Tapi kapan? Aku lupa. Rasanya pernah, wajahnya tak asing. Choi Siwon, Choi Siwon, Choi Siwon, di mana aku pernah bertemu dengan namja itu?
"Arrgghh"
Pikiran yang menumpuk membuatku makin pusing. "Aish mengenalnya pun tidak, tapi dia malah menonjokku. Dasar gak punya otak." Umpatku.
000000000000000
"Yesung, yesungie bangun." Ku buka mataku perlahan, terlihat Kibum ahjumma sudah duduk di tepi tempat tidurku. "Sudah jam 7 malam, kau gak mau makan malam?" Tanya Kibum ahjumma lembut.
"Ya ampun Yesungie, kau habis berantem sama siapa?" Kibum ahjumma terkejut melihat mukaku yang lebam.
"Tadi, itu di kampus, ahjumma. Tapi udah diobatin sama temen Yesung kok. Udah gak sakit." Jawabku takut membuat Kibum ahjumma makin khawatir. "Ya sudah kamu mandi sana lalu makan malam, arra?" Aku mengangguk.
"Arraseo ahjumma."
00000000000000000
"Kau berantem sama siapa, Yesungie?" Tanya Changmin ahjusshi saat kami makan malam. "Sama temen, ahjusshi." Jawabku singkat. "Kenapa?" Aku hanya diam.
"Kalau kau diam, ahjusshi akan beri tahu eomma dan appa-mu."
"Ku mohon jangan beri tahu eomma dan appa. Aku bisa diseret pulang ke Taiwan."
"Ya sudah, ceritakan masalahmu. Di sini ahjusshi sama ahjumma adalah orangtuamu."
Memang benar. Sejak aku pindah ke Seoul, aku tinggal bersama Kibum ahjumma dan Changmin ahjusshi. Kibum ahjumma adalah adik-nya appa. Beliau menikah dengan Changmin ahjusshi yang bekerja di salah satu perusahaan di Seoul. Saat mendengar rencana appa untuk memindahkanku ke Seoul karena masalah Sunyoung itu, Kibum ahjumma dengan senang hati mengajakku untuk tinggal di rumahnya. Ya, selama menikah 3 tahun, Kibum ahjumma dan Changmin ahjusshi belum punya anak. Sekarang, orangtuaku adalah Kibum ahjumma dan Changmin ahjusshi. Jadi, setiap masalah yang aku perbuat, mereka yang akan turun tangan. Tapi tidak untuk masalah perasaanku kepada Wookie.
NORMAL POV
Ruangan itu gelap. Hanya diterangi oleh sinar bulan yang memancar melalui celah-celah jendela yang tidak ditutupi tirai. Seorang namja berada di atas kasur berukuran king size itu. Namun ia tidak tertidur, melainkan hanya terlentang sambil memandangi langit-langit kamarnya. Sebuah laptop berada di sebelahnya, dibiarkan menyala. Layarnya menampilkan gambar seorang yeoja.
Yeoja manis berambut pirang panjang yang terlihat sangat bahagia.
Namja itu memandang layar laptopnya. Ia kembali teringat kenangan indah yang ia lalui bersama yeoja tersebut. Tapi itu hanya sebuah kenangan. Kenangan... karena yeoja tersebut sudah tiada, meninggal.
Namja itu mengambil ponselnya. Di layarnya tertera gambar yang sangat mirip dengan yeoja di layar laptopnya. Bedanya, yeoja di layar ponselnya memiliki rambut cokelat pendek sebahu, tapi tak memberikan kesan berbeda dengan yeoja di layar laptopnya. Namja itu pun membanting laya laptopnya agar tertutup. Ia memejamkan mata.
"Tak akan kubiarkan kau mendekatinya, Kim Yesung."
- TBC -
Annyeong para readers.
Author Liu di sini dan saya author baru di di sini dan ini FF pertama saya *bahasa belibet. Jadi, mohon maaf ya kalo ff-nya mash ngebingungin karena author juga masih belajar ngebuat ff hehehe :p maaf juga kalo jalan ceritanya masih amburadul hehehe
kali ini ff-nya tentang yewook dulu yaaaa, soalnya ya gitu, author maunya buat ff yewook dulu *digetok readers
Sip deh, author minta review yaaaa. kalo review-nya banyak author lanjutin ke chapter selanjutnya. ok ok?
gomawo yang sudah baca :)
