Tetsuya's Twin Sister

"Tetsuya! Bangun! Sudah siang!" Pemuda bersurai baby blue itu perlahan membuka matanya. Kalau boleh jujur, ia masih malas jika di bangunkan sepagi ini. Menurutnya, ranjang dan kasur miliknya masih terlalu nyaman untuk ia tinggalkan. Namun kedua irisnya melebar ketika sadar siapa yang membangunkannya. Pemuda itu—Kuroko Tetsuya—terkejut bukan main melihat sesosok bidadari yang serupa dengannya duduk di samping ranjang.

"Tetsuna?" tanyanya ragu ia lalu mengusap kedua matanya untuk memastikan. "Kapan kau sampai disini?"

Gadis itu bangun lalu melemparkan handuk kecil ke Tetsuya. Tetsuya paham kalau saudara kembarnya ini menyuruhnya untuk mandi. "Tadi malam ketika kau sudah tidur" jawabnya singkat.

"Tumben sekali. Mau apa kau ke Tokyo?" Tetsuya bangun lalu duduk di tepi ranjangnya. Sedangkan Tetsuna berjalan menuju pintu berniat untuk keluar.

"Sekarangkan golden week. Memangnya aku tidak boleh mengunjungi saudara kembarku?" punggung Tetsuna hilang ketika ia berbelok menuju ruang makan. Tetsuya yang belum sadar sepenuhnya sadar mencubit pipinya sendiri. "Ini bukan mimpikan?" gumamnya.


Kurobas milik Fujimaki Tadotoshi-Sensei. Ha-Chan cuman minjem Charanya doang kok .

Rated : T

Genre : Family, Friendship, Romance, and a bit of comedy *maap kalu garing . Ha-Chan masih pemula*

Pairing : AkaxFem!Kuro

WARN! ALL CHARA OOC, TYPO EVERYWHERE ALUR GAJE~ FEM!KURO

*Maaf apa bila ada kesamaan ide/alur*


Kuroko Tetsuya dan Kuroko Tetsuna adalah saudara kembar yang hampir tidak memiliki perbedaan—kecuali gender dan gaya rambut mereka—keduanya tinggal terpisah karena perceraian orang tua. Kuroko Tetsuya tinggal di Tokyo bersama ibunya, Sedangkan Tetsuna tinggal bersama ayah dan kakaknya—Mayuzumi Chihiro—di Kyoto.

Tetsuna mengganti marganya karena ia tak mau memiliki marga yang berbeda dengan saudara kembarnya itu. Sejak kecil, keduanya sangat akrab dan tak bisa dipisahkan. Namun, karena hiruk-pikuk Tokyo membuatnya jenuh, ia lebih memilih tinggal di Kyoto.

"Tetsuna, kau datang sendiri kesini? Tidak bersama nii-san?" Tetsuya berjalan menuju sofa tempat Tetsuna berada.

"Tidak. Nii-san harus belajar untuk tes masuk perguruan tinggi musim dingin nanti. Aku datang bersama Akashi-kun"

Tetsuya Terbatuk mendengar jawaban dari saudaranya itu. "Kau datang, bersama setan merah itu?" Matanya menatap Tetsuna serius. Aura hitam kelam mewarnai latar belakang Tetsuya. Yang ditanya malah santai sambil memencet tombol remote TV mencari channel yang cocok.

"Memangnya kenapa? Bukankah dulu kalian satu smp?" Wajah Tetsuna polos seolah tak berdosa.

"BAGAIMANA KAU MENGENALNYA? APA SAJA YANG SUDAH IA LAKUKAN PADAMU?" Teriak Tetsuya khawatir

Tetsuna hanya menutup telinga dengan kedua tangannya. Ia tak habis pikir kenapa kedua saudaranya akan bereaksi berlebihan ketika ia menyebut nama Akashi Seijurou. Padahal Akashi sangat baik dan sopan kepadanya.

"Dia hanya teman sekelasku di Rakuzan. Waktu pertama bertemu, ia sempat terkejut karena mengira aku adalah kau," jawabnya santai.

Aura hitam kelam Tetsuya perlahan memudar 'Oh, hanya teman' batinnya lega.

"Tetsuya. Kata Akashi-kun hari ini ada pertemuan reuni di café dekat smpmu dulu. Oh iya dia bilang ini perintah absolut. Kalau kau tak datang latihanmu akan di gandakan,"

Mata Tetsuya terbelalak kaget. 'apa maksudnya? Seenak jidatnya saja mengacaukan jadwalku'

"Kau akan datang, kan?"

Tetsuya membuang wajahnya, jujur, ia malas bertemu setan merah itu. Apalagi ketika terakhir kali mereka bertemu adalah upacara perpisahan sekolah yang sama sekali tak ada kata indah nya. Tapi, kalau ia tak datang latihannya akan di gandakan. 'Cih, sekarang kan aku di Seirin. Bukan di Teikou lagi' batin Tetsuya kesal.

"Iya" jawabnya singkat. Padat. Dan jelas.

"Aku juga di minta datang olehnya" Tangan Tetsuna kini sibuk mengotak-atik ponselnya. Mengabaikan raut wajah Tetsuya yang berubah kebingungan.

. . . . .

Latihan basket di Seirin memanglah berat. Tapi menurut Tetsuya tak seberat ketika ia di Teikou dulu. Sepuluh putaran memang bukan hal yang mudah. Tapi jauh lebih baik dari pada sepuluh putaran plus di kejar setan merah yang selalu memarkan gunting seksinya.

PRIIITTT

Suara peluit dari Aida Riko, sang pelatih menandakan istirahat sejenak. Kagami meraih handuknya dan duduk di sebelah Tetsuya.

"Oi Kuroko, nanti setelah latihan ke Maji Burger yuk" ajak Kagami.

Kuroko menggeleng lemah lalu meminum air dari botolnya. "Tidak Kagami-kun. Akashi menyuruhku dan para Kisedai untuk berkumpul" jawabnya dengan nada pelan.

"APAA?" Anggota Seirin lainnya langsung mengkerubungi Tetsuya. Sekarang ia yang tak habis pikir, kenapa setiap orang akan peka dengan nama Akashi—Khususnya Akashi Seijurou—dan bereaksi berlebihan.

"Maksudmu Akashi yang itu? Kapten Anggota Kisedai?" tanya Hyuga Semangat

Tetsuya mengangguk meng-iya-kan nya.

Kagami satu-satunya orang yang tak peduli dengan kabar itu malah menatap heran Tetsuya. Tatapannya seolah bertanya 'Apa-Akashi-sepopuler-itu?'

Tetsuya yang memang dasarnya adalah orang yang peka langsung menatap Kagami dengan tatapan 'Ya-lihat-saja-sendiri'

Kagami tak mengerti dengan situasi itu mengubah topik obrolannya. "Ya sudah kalau kau ada acara. Bagaimana kalau besok kita ke Maji Burgernya?"

Sekali lagi, yang di ajak malah menggeleng. "Maaf Kagami-kun. Aku ada acara sepanjang golden week ini" jawab Tetsuya dengan nada datar namun penuh tekanan pada satu kata.

. . . . .

"Tetsu-kuuuunnn" Momoi yang datang entah dari mana langsung memeluk pemuda bersurai baby blue itu. "S-sesak, M-momoi-san" ucapnya datar. Momoi-pun langsung melepaskan pelukannya dan fangirling-an di pojokkan.

"Yo, Tetsu" Aomine berjalan menuju ke arahnya.

"Doumo Aomine-kun" Tetsuya membungkuk sopan.

Tak lama setelahnya datang pemuda lainnya yang bersurai kuning cerah. "KUROKOCCHIIII" teriaknya dari kejauhan. Kise Ryota—pemuda tersebut—berlari kencang menuju Tetsuya. Kedua tangannya yang sudah membentang menandakan kalau ia ingin memeluk Tetsuya. Beruntung, pemuda sasarannya itu menghindar dengan misdirection sesaat sebelum ia memeluknya.

"Doumo Kise-kun"

Kise yang masih syok karena sasarannya hilang tiba-tiba hanya diam mematung. "Hidoi-ssu" ucapnya sedih.

Midorima dan Murasakibara datang bersamaan. Tangan keduanya penuh dengan benda yang berbeda. Murasakibara dengan snack-snacknya. Sedangkan Midorima dengan benda 'keberuntungan'-nya.

"Doumo Midorima-kun, Murasakibara-kun"

Keenamnya kini sudah berkumpul di depan café tempat yang di tunjuk sang mantan kapten. "Kita tidak masuk-ssu?" tanya Kise santai.

Midorima, Aomine, dan Murasakibara seolah menulikan pendengaran mereka. Ketiganya berharap ada seseorang yang mau mengepalai mereka untuk masuk lebih dahulu. Momoi sibuk merangkul tangan Tetsuya. Keduanya terlalu sibuk untuk mendengar ucapan kise tadi.

Kesal merasa terabaikan, Kise melangkah maju. Tangannya membuka pintu café itu. Ia adalah orang pertama yang masuk. Matanya mengitari seisi dalam café. Mencari setan—pemuda bersurai merah itu. Sisanya hanya mengekori kise.

Langkah Kise terhenti ketika melihat sesosok yang tak asing. Bukan mantan kaptennya dulu, tapi gadis bersurai baby blue yang menurutnya sangat mirip dengan seseorang. Reflek, kise membalikan tubuhnya. Pandangannya beralih ke Tetsuya. Lalu kembali lagi memandang gadis itu.

"HUAAA! KALIAN MIRIP SEKALI-SSU" Teriaknya heboh.

"Teme apa yang mau kau ka—" Aomine mengusap kedua matanya. Tak percaya dengan apa yang di lihatnya."WAAHH! DIA MIRIP SEKALI DENGANMU, TETSU"

Midorima, Murasakibara, dan momoi masih terpaku kagum melihat sosok gadis itu. Sedangkan Tetsuya kebingungan. Melihat saudara kembarnya duduk dan berbincang dengan akrab dengan mantan kaptenya itu.

Ia berjalan mendahului teman-temannya yang masih mematung. "Tetsuna?" tanya Tetsuya ketika ia sudah berada dihadapan gadis itu. "Apa yang kau—ah,aku lupa"

"Kau kenal dengannya?" tanya Midorima penasaran.

"Tentu saja. Ia saudara kembarku" jawabnya datar

"APAAA?" Aomine, Momoi, dan Kise kaget setengah mati. Midorima pun cukup terkejut membuat kacamatanya miring sebelah. Sedangkan Murasakibara hanya mematung berhenti mengunyah snack sesaat setelah mendengar jawaban Tetsuya.

Tetsuna yang belum terlalu paham atas situasi yang dialaminya itu mengambil inisiatif. Ia berdiri lalu memberi hormat dengan menundukkan kepalanya kepada kelima orang bersurai pelangi itu. "Hajimemashite(perkenalkan), Kuroko Tetsuna desu. Aku saudara kembar Tetsuya. Ah, selama ini aku tinggal di Kyoto. Maaf kalau Tetsuya suka menyusahkan kalian" ucapnya sopan.

Hening.

Sedetik.

Lima detik.

"KA-KAU PUNYA KEMBARAN TETSU/TETSU-KUN/KUROKOCHI/KUROKO/KUROKOCHIN?" Teriak kelimanya berbarengan. Tetsuya hanya mengangguk lemah menyikapi teman-temannya yang bertingkah berlebihan.

"AAAAA! KAU MANIS SEKALI" Momoi langsung memeluk Tetsuna erat. Yang di peluk bereaksi sama seperti saudara kembarnya. "Su-Sumimasen. Se-sak" ucapnya lembut. Wajah Aomine, Midorima, Kise, dan Murasakibara memerah

Kise juga berniat untuk memeluk Tetsuna. Tapi entah kenapa ia merasa sedang di hujani tatapan intimidasi yang membuatnya mengurungkan niat tersebut.

"Ehem,"

Semuanya menghentikan aktivitasnya dan menatap seseorang yang dari tadi –sengajaehem-terabaikan."Lama tidak berjumpa, Tetsuya, Ryota, Daiki, Shintaro, Atsushi, Satsuki" Keenamnya hanya membalas dengan cengiran biasa. Mereka terlalu malas untuk cari masalah dengan pemuda bersurai merah itu.

"Jadi untuk apa kita berkumpul disini, Akashi-kun?" tanya Tetsuya memecah kecanggungan yang menyelimuti tempat itu

'Nice job Kurokochi' batin Kise senang.

Akashi menatap Tetsuya dan Tetsuna bergantian. Keduanya kini duduk bersebelahan di hadapannya. Momoi yang dari tadi menahan diri untuk memeluk mereka berdua sekaligus hanya bisa gigit kain mengingat keduanya sedang berada di wilayah sang singa buas.

"Aku juga cukup terkejut mengetahui kau memiliki kembaran, Tetsuya. Apalagi kalau kembaranmu seorang wanita" Akashi tersenyum setelah mengamati kedua saudara kembar itu. Keduanya tampak sama persis. Berwajah datar, dan sama-sama menyukai Vanilla Milkshake. Perbedaan yang paling tampak hanyalah rambut mereka. Tetsuya berambut pendek rapih seperti pria pada umumnya. Sedangkan Tetsuna berambut panjang sebahu.

"Kau tidak pernah bilang punya Saudara kembar, Tetsu" Aomine kini angkat bicara. Ia juga penasaran dengan seluk-beluk kehidupan pribadi temannya yang misterius ini.

"Kalian tidak pernah tanya" jawab Tetsuya datar. Membuat semua tatapan teman-temannya berkata 'Iya-juga-ya'

"Lalu apa kau punya saudara selain Tetsu-Chan?" Tanya Momoi penuh semangat.

"Iya. Seorang kakak laki-laki"

Aomine, Kise, Momoi, Midorima, dan Murasakibara kembali terkejut. Mereka sama sekali tak menyangka hal tersebut. Tatapan penasaran kelimanya membuat Tetsuya terpaksa menjelaskannya.

"Umurnya berbeda dua tahun dari kami. Sama seperti Tetsuna, dia tinggal di Kyoto bersama Ayah dan nenek kami" Tetsuya menatap Tetsuna sesaat lalu kembali menyeruput Vanilla Milkshake-nya itu.

Mulut Momoi dan Kise membulat seolah ber-O ria tanpa mengeluarkan suara. Kini Akashi yang menatap Tetsuya serius. Yang ditatap juga berbalik menatap karena merasa pertanyaannya yang tadi belum di jawab.

"Hmm, aku mengerti," Akashi menyeringai.

Kelima orang berambut pelangi itu bergidik ngeri.

"Kalau begitu Tetsuya. Bolehkah Tetsuna ku jadikan pacar?" tanyanya dengan nada yang Akashi banget—mengintimidasi—Tetsuya menjatuhkan Vanilla Milkshake-nya. Sedangkan Tetsuna menatap Akashi tak percaya. "Apa Maksudmu, Akashi-kun?" tanya keduanya bersamaan. Akashi hanya tersenyum geli melihat keduanya sangat kompak.

~TBC~


KYAAAA ini fic kedua Ha-Chan .

Semoga Kalian sukaa yaaa.

Mind to RnR?

Arigatou Gozaimasu~