Author : Me The Evil Prince
Main Cast : Kim Himchan B.A.P
Bang Yongguk B.A.P
Other Cast : Zelo, Jongup ( B.A.P ), Kangin, Leeteuk ( Super Junior ).
Pairing : BangHim, KangTeuk, JongLo, Slight BangLo, HimUp.
Rated : T
Genre : Romance, Family.
Disc : All cast not mine. But the story is mine
Warning : Boys Love, typhos, extra OOC, aneh kaya authornya, Bahasa tidak baku, dan keanehan tak terduga lainnya,hehhehehe/plakk. Cerita ini terinspirasi dari salah satu FTV yang Ibu saya tonton, tapi Me ubah lagi beberapa plotnya hingga tidak akan sama persis. Maaf bila ada kesamaan tema maupun setting. But this story is just my imagination.
.
.
.
DON'T LIKE ? JUST LEAVE
DON'T READ OKAY ?
.
.
.
Me Present
.
.
.
HAPPY READING :D
Chapter 1
.
"Tidak bisa kah kau tetap tinggal disini nak ?" ucap seorang pria dewasa.
"Appa, aku kan sudah besar." Ucap seorang pemuda tampan.
"Tapi kan kota besar itu berbahaya nak,"
"Ayolah appa, aku kan laki - laki."
"Iya pa, biarkan Himchan pergi, tidak apa - apa," bela seorang wanita yang masih nampak begitu cantik diusianya yang tidak bisa dibilang muda lagi.
"Hah, baiklah terserah padamu Kim Himchan." Putus appa Himchan.
"Gomawo Leeteuk eomma, Kangin appa." Himchan memeluk kedua orang tuanya sayang.
"Kalau begitu aku pergi, aku akan merindukan kalian." pamit Himchan pada kedua orang tuanya.
"Nde, hati - hati sayang," ujar Leeteuk eomma sambil memeluk anak semata wayangnya.
Sudah dua tahun Himchan tinggal di Seoul, kini dia mengelola sebuah cafe besar di kota metropolitan itu.
Pagi itu Himchan hendak berangkat ke cafe, jika sebuah dering ponsel tidak menginterupsinya.
' Kangin appa is callling '
"Yeoboseyo." Sapa Himchan
"..."
"Ke Gwangju sekarang ?"
"..."
"Untuk apa ?"
"..."
"Tapi, bagaimana dengan cafe ku di sini ?"
"..."
"Huft, baiklah. Aku kesana sekarang."
Setelah telpon ditutup, Himchan segera menghubungi bawahannya di cafe.
"Manager Tiff, tolong urus cafe, aku akan pergi ke rumah orang tua ku sebentar."
"..."
"Ne,"
Sekarang Himchan sedang diperjalanan menuju Gwangju, tinggal beberapa menit lagi dia akan sampai.
Himchan memarkirkan mobilnya di halaman rumah orang tuanya, dia membuka pintu mobil perlahan kemudian turun dari mobil itu.
Dia menatap heran pada sebuah mobil Ferrari merah yang terparkir rapi di samping mobilnya. Setahunya di keluarganya tidak ada yang memiliki mobil tersebut.
"Aku pulang,"
"Kau sudah sampai sayang ?"
Keluarlah seorang wanita cantik, lalu wanita itu segera memeluk Himchan.
"Ayo masuk nak," ajak Leeteuk eomma.
Begitu Himchan sampai di ruang tamu, dia terkejut mendapati ada orang lain di ruangan itu.
"Ah, annyeong." Sapa Himchan sambil tersenyum manis.
"Ne, nado annyeong." Jawab seorang wanita dewasa yang begitu anggun dan cantik.
"Ah iya, Mr dan Mrs. Moon, perkenalkan ini anak kami satu - satu nya namanya Kim Himchan." Ujar Kangin appa.
"Kim Himchan imnida, bangapseumnida." Ujar Himchan sambil membungkuk sopan.
"Ne, wah kau sangat tampan dan manis sayang." Ujar Mrs. Moon , Himchan hanya tersenyum canggung.
"Benar begitu kan Jongup ?" lanjut Mrs. Moon pada seorang pemuda tampan yang duduk di sampingnya.
"Em nde eomma." Jawab pemuda bernama Jongup itu sambil tersenyum dengan wajah memerah.
"Ah iya Jongup-ah, Himchan-ah kalian pergilah jalan - jalan keluar. Sekalian mengakrabkan diri." Ujar Leeteuk eomma.
"Untuk apa eomma ?" tanya Himchan.
"Sudah sana Hime-ah~" usir Leeteuk eomma halus sambil mendorong pelan tubuh Himchan.
.
Kini Himchan dan Jongup sedang berada di sebuah kebun teh yang tampak sejuk,
' Jika boleh jujur, laki - laki yang ada di sampingku ini sangat tampan dan manis. Tapi entah kenapa dia terlihat seperti masih bocah -_- ' pikir Himchan, tanpa sadar bahwa dia menatap intens pemuda di sampingnya.
"Emh, maaf˙˙" Jongup melambaikan tangannya di depan wajah Himchan yang kini tengah menatapnya intens.
"Ah eh n-ne hehe,," Himchan tampak bingung.
"Emm, nde gwaenchana." Jawab Jongup pelan sambil menundukkan wajahnya.
' Dia pemalu rupanya,, hihihi lucu sekali anak ini. '
"Em, Jongup-sshi. Kalau boleh tahu sebenarnya ada apa ini ?" tanya Himchan to the point.
"Yang saya dengar dari eomma dan appa, ini seperti perjodohan begitu." Jelas Jongup dengan suara pelan sama seperti tadi.
"MWOYA ?! PERJODOHAN ?!" teriak Himchan kaget dengan mata yang membulat sempurna.
Jongup nampak shock mendengar teriakan Himchan yang menggeleggar itu. Lama Himchan terdiam hingga-
"Anda baik - baik saja Himchan-shi ?"
"Ah eh heheh, nde hhehe." Himchan tertawa aneh menjawab pertanyaan Jongup.
Jongup pun hanya tersenyum kecil kemudian dia pun menyandarkan tubuhnya pada sebuah batu yang lumayan besar di belakangnya.
"Emh, apa kau setuju dengan perjodohan ini Jongup-ah, boleh ya ku panggil begitu ?" tanya sekaligus paksa Himchan.
"Kalau saya terserah eomma dan appa saja Himchan-shi." Jawab Jongup seadanya.
"Mwo ?! meskipun kau tidak mau kau akan tetap melakukannya ?!" tanya Himchan tidak sopan dengan nada yang sedikit membentak.
Jongup hanya mengangguk sebagai jawaban, dia memandang Himchan takut apalagi kini Himchan memenjarakan dirinya antara pemuda itu dan batu di belakangnya.
"Apa kau tidak memikirkan kebahagiaan mu ?! Kenapa kau menurut sekali pada kedua orang tua mu ?!" Himchan memandang Jongup intens sambil menundukkan kepalanya, secara Jongup kan lebih pendek dari pada dirinya.
"Hi- Himchan-shi,,"
"Haah,, kalau boleh tahu berapa usiamu ?" tanya Himchan dengan nada melembut karena dia tidak tega melihat pemuda di depannya terlihat begitu shock.
"Dua puluh tahun." Jawab Jongup.
' Haahh, apa yang dipikirkan eomma dan appa. Bahkan anak ini usianya jauh di bawahku.' Batin Himchan.
"Memangnya usia anda berapa Himchan-shi ?" tanya Jongup sopan.
"Aku sudah tua, usia ku saja sudah dua puluh lima tahun." Jawab Himchan jujur
"Oh kalau begitu, maafkan saya jika tadi ada kata - kata yang kurang sopan kepada anda." Lanjut Jongup sopan sambil membungkukkan badannya.
' Ya Tuhan, bagaimana cara anak ini dibesarkan. Dia benar - benar sopan -_- ' batin Himchan.
"Emm, harusnya aku yang meminta maaf Jongup-ah." Himchan mengusap tengkuknya canggung.
"Gwaenchana." Jongup tersenyum manis kearah Himchan.
"Jongup-ah,"
"Ne, Himchan-shi ?"
"Aish, jangan terlalu formal. Panggil saja Himchan hyung arra ?"
"Tapi-"
"Sstt, tidak ada tapi - tapian." Potong Himchan sambil meletakkan jari telunjuknya pada bibir Jongup. Entah kenapa pipi Jongup tampak memerah manis.
"Jika boleh jujur, sebenarnya aku tidak mau menikah dulu. Aku masih ingin merasakan jiwa yang bebas tanpa terikat dengan orang lain. Tapi kenapa eomma dan appa tega melakukan ini padaku ya ?" tanya Himchan retoris.
"Jadi sebenarnya Himchan hyung tidak setuju ?" Jongup balik bertanya.
"Em nde begitu, mian ne,," sebenarnya Himchan tidak tega melakukan ini, apalagi entah kenapa dia menyukai senyuman manis pemuda di hadapannya ini.
"Gwaenchana,"
Entah kenapa hanya dalam sedetik kini Jongup sudah berada dalam dekapan Himchan. Jongup tampak kaget, dia membulatkan matanya dengan pipi yang merona.
"Apa kau tidak merasa tertekan dengan sikap orang tua mu Jongie-ah ?" Himchan berbisik ditelinga pemuda yang lebih pendek darinya itu tanpa melepaskan pelukannya.
"Jujur saja," lanjut Himchan
"Em, sebenarnya kadang saya merasa seperti terikat dengan kuat oleh sesuatu yang bahkan tidak terlihat. Saya sering merasa tertekan, bahkan jika saya melakukan kesalahan sedikit saja meski eomma dan appa tidak tahu, saya akan merasa sangat bersalah."
Ungkap Jongup dengan suara yang sangat pelan lebih seperti sebuah bisikkan. Tangan Himchan mulai mengelus rambut Jongup pelan, kemudian turun mengelus punggungnya. Terus seperti itu.
"Ne, lanjutkan Jongie-ah." Pinta Himchan lembut, ia merasa sangat kasihan dengan pemuda yang ada didekapannya ini.
"Saya seperti berbuat dosa yang sangat besar. Hal itu sering membuat saya stress, hingga kadang saya berpikir untuk bisa lepas dari semua ini. Saya ingin hidup bebas seperti orang lain. Memang di dalam hidup ini kita membutuhkan norma dan peraturan, tapi jika terlalu mengikat itu membuat saya tidak seperti makhluk hidup."
Tubuh Jongup mulai bergetar pelan. Himchan mengeratkan pelukannya.
"Saya kadang iri melihat orang lain bersama kekasih mereka, mereka terlihat bahagia. Hanya untuk dapat melakukan hal seperti itu saja bagi saya sangat sulit. Hidup ini hanya untuk bekerja dan bekerja itu yang di ajarkan appa kepada saya semenjak saya kecil. Padahal saya-"
Belum sempat Jongup menyelesaikan ucapannya Himchan terlebih dahulu memotongnya.
"Sstt, sudah. Kau makhluk hidup Jongie-ah, kau bukan boneka. Mukai sekarang pikirkan kebahagiaanmu. Aku yakin kau akan menemukan seseorang yang menyayangi dan mencintaimu arra ?"
"Nde, gomawo hyung," Jongup pun membalas pelukan Himchan.
"Ayo kita kembali," ajak Himchan
Mereka pun kembali ke dalam rumah, dan Himchan berkata jujur bahwa dia tidak setuju dengan perjodohan ini. Meskipun sempat berdebat cukup panjang tapi akhirnya perjodohan ini batal.
% TO BE CONTINUED % or % END %
FF Banghim as main cast pertama Me, gimana lanjut apa udah aja ? niatnya sih lanjut cz chap 2 nya juga udah ada. Heheheh tapi terserah readers semuu...aaaaa...
Yasudahlah dont forget
Review Please ~ Bbuing-Bbuing bareng The Rainbow Hair (?) alias Thehunnie
