Disclaimer: Death Note dan karakternya © Tsugumi Ohba and Takesho Obata. Death Note: Another Note dan karakternya © NISIOISIN.

Warning: OOC, Typo, trauma…


Ia duduk bersandar dengan normal, dengan kaki menapak lantai ubin cokelat polos dibawah kakinya. Diam sambil sesekali menatap borgol dipergelangan tangannya dan menggerakkannya membuat bunyi gemerincing.

Tekanan kayu dibelakangnya-yang merupakan sandaran kursi-menekan tidak nyaman pada punggungnya.

Matanya bergerak kesana kemari, melihat sekeliling ruang pengadilan, mengamati setiap rentang hidup orang-orang disekitarnya. Ya. Dia dapat melihatnya, angka merah yang melayang diatas kepala-kepala itu.

Mereka cukup dekat dengan kematian mereka. Tapi belum, sejauh ini.

Ia tertawa dalam hati. Kemanapun ia akan pergi setelah ini, tidak ada jalan bagi mereka untuk peduli.

Dengan kejahatan yang dilakukannya, salah satu kemungkinannya adalah kurungan seumur hidup atau hukuman mati. Tidak ada jalan untuk lolos dari itu.

Erangan keluar dari tenggorokannya. Fakta bahwa ia telah mengorbankan segalanya untuk mecegah L menyelesaikan kasus itu. Dia seharusnya tahu bahwa ia telah benar-benar melakukannya.

Pukulan palu mengalihkan perhatiannya dari pikirannya ke pengadilan yang tengah berjalan disekitarnya.

"Kita telah sampai pada sebuah keputusan. Terdakwa dianggap tidak cakap untuk melanjutkan persidangan," para juri mengalihkan pandangan pada sosok itu, yang matanya terbelalak lebar.

"Terdakwa akan dikirim ke rumah sakit jiwa di London, Inggris. Kasus dibubarkan."

Ia berdiri membeku. 'Rumah sakit… jiwa? Tidak cakap untuk melanjutkan? What the hell? Aku tidak gila!' Dia berpikir dengan gelisah.

Seorang wanita muda disebelahnya menyentak lengan kausnya pelan, memaksakan seulas senyum dengan menggumamkan beribu maaf.

"Berapa lama?" Ia berbisik pada wanita disebelahnya yang merupakan pengacaranya.

"…" pengacaranya terdiam.

"Berapa lama?" suaranya terdengar lebih keras dengan erangan tertahan.

"…-hidup," suara itu terdengar jauh.

Harapannya yang tersisa hilang.

Dua orang polisi membawanya keluar dari ruang persidangan. Melewati sebuah koridor besar dengan banyak sekali orang televisi dan reporter yang ingin mewawancarai tersangka LA murder case atau hanya sekedar mengambil gambarnya.

Ia mengangkat wajahnya menatap para wartawan dengan seringai di wajahnya. Suara pertanyaan-pertanyaan itu semakin riuh di sekitarnya, ia hanya tersenyum. Lagipula tidak ada keinginan untuk menjawabnya.

Polisi berusaha melindunginya. Pertanyaan-pertanyaan itu berlalu dengan cepat sementara ia segera dimasukan ke dalam mobil polisi dengan pengawalan cukup ketat. Ia hanya menatap jendela mobil yang dipasangi jeruji.

Sementara mobil mulai melaju dengan cepat.