Title : When I Feel Lonely

Genre : Romance/Hurt

Rating : Fiction T

Cast : Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Kin Ryeowook, Lee Sungjin, and the other members of Super Junior

Disclaimer : All of them belong to themselves and GOD. I just borrow their name.

Warning : GS, OOC, Typo, Gajelas, Aneh

Summary : Ini pertama kalinya buat bikin FF GS, jadi kalo bener2 OOC maafkanlah._. Fanfic ini sempet di publish beberapa waktu yang lalu, Cuma karena saya ga gitu pede, jadi nih fanfic di delete sama saya. Saya ngepost ulang berharap bisa ngelanjutin nih fanfic sampe selesai. Jangan lupa Review nya yaaaa c: kalo review nya dikit ntar saya beneran delete lagi kkkk~

Chapter 1

"It's start from here"-Lee Sungmin

"Aku tahu hari ini akan datang." Batin Sungmin dalam hati kemudian menghela nafas panjang. Matahari sudah menyapanya hingga ia merasa sedikit silau dengan cahayanya, namun ia dapat melihat ketika bus yang ingin ditumpanginya itu datang. Sebuah tangan kecil menggenggamnya erat dan melempar senyum manis kepadanya. Ia menoleh dan membalas senyuman adik kecil nya itu, Lee Sungjin.

"Noona, bus sudah datang. Ayo masuk, aku tidak ingin terlambat di hari pertamaku masuk sekolah!" Sungjin menarik tangan noona-nya memaksanya masuk ke dalam bus yang masih sedikit penumpang. Sungmin mengikuti Sungjin cepat dan duduk di dalam bangku bus tersebut. Bus mulai berjalan.

Sungmin melemparkan pandangannya ke luar jendela, kemudian melirik seragam sekolahnya yang baru. "Mulai hari ini aku adalah murid SMA." Sungmin melenguh kecil, namun perkataan noona-nya masih dapat diterima jelas oleh telinga Sungjin.

"Wae noona? Noona tidak bahagia? Aku sangat bahagia hari ini! Aku akan bertemu dengan teman-teman baru! Tidak akan bertemu lagi dengan teman-teman super menyebalkan itu!" ujar Sungjin semangat. Ia tidak tahu dilema apa yang melanda noona-nya. Sungjin masih terlalu kecil untuk mengetahuinya. Yang ia tahu hanyalah bermain bersama teman-teman sebayanya, hanya bermain dan bermain.

"Noona bahagia Sungjin-ah." Balas Sungmin tersenyum kecil kemudian kembali mengedarkan pandangannya ke luar jendela. "It's start from here"kata Sungmin dalam hati.

...

Setelah Sungmin mengantarkan Sungjin ke sekolahnya dan memastikan adik kecilnya masuk ke dalam kelasnya, Sungmin segera bergegas ke sekolahnya yang jaraknya berkisar satu kilometer dari sini dengan berjalan kaki. Di peraturan sekolahnya, bel masuk berbunyi pukul 08.00 sehingga jika ia sampai di sekolah adiknya pukul 07.00 ia masih bisa sampai disekolah tepat waktu.

Dari gerbang sekolah Sungmin sudah dapat melihat ratusan murid berbaris di lapangan. Hari ini adalah upacara penerimaan murid baru, upacara pertamanya menggunakan seragam SMA. Suasana terdengar ricuh karena barisan masih belum rapih. Sebagian murid asyik bercanda dan tidak mendengar titah guru yang berteriak di depan melalui pengeras suara. Sungmin hanya diam dan mengambil bagian paling belakang.

Upacara akhirnya dimulai setelah barisan sudah rapih meskipun terkadang suara cekikikan dari teman disebelahnya masih bisa terdengar guru yang berdiri di depan. Sungmin menunduk dalam dan menghindari tatapan tajam guru yang berdiri di depan. Guru itu mengira bahwa Sungmin-lah yang cekikikan di barisan belakang.

Kini semua murid berhimpitan di papan pengumuman. Berusaha mencari dimana kelasnya berada. Namun Sungmin tidak tertarik dan lebih memilih untuk mengeluarkan ponsel dari sakunya, berjalan untuk mencari tempat duduk yang tidak banyak orang. Melihat wallpaper ponsel layar sentuh nya dengan tatapan miris, kemudian menekan sejumlah angka dan meletakkan ponsel tersebut di telinganya.

"Yeoboseyo?" Orang di seberang mengangkat telepon dari Sungmin.

"Wookie-ah. Bagaimana sekolah barumu hm?" Sungmin mengawali kalimatnya dengan sebuah senyuman lebar meskipun orang yang diseberang —Kim Ryeowook, sahabat Sungmin— tidak akan menyadarinya.

"Sangat menyenangkan! Sekolahku baru saja menyelesaikan masa orientasi siswa! Aaaah, akhirnya bisa juga terlepas dari siksaan para senior! Bagaimana denganmu, minnie-ya? Menyenangkan juga bukan?" Ryeowook menjelaskannya dengan semangat.

"Disini juga sangat menyenangkan, tidak kalah dengan sekolahmu." Balas Sungmin berbohong.

"Aku sudah mendapatkan banyak teman baru disini! Mereka sangat menyenangkan sampai-sampai aku tidak mendengar bel masuk karena terlalu asyik bercerita!"

"Dan kemudian kau akan meninggalkanku, Wookie-ah" Sungmin menunduk dalam sekali lagi dan hanya duduk diam di lantai keramik yang dingin, di depan ruang musik. Sungmin dan Ryeowook terlarut dalam diam, hingga Ryeowook kembali angkat bicara.

"Ya! Pabo! Aku tidak akan meninggalkanmu. Selalu saja berfikir seperti itu!" bentak Ryeowook seperti mengerti maksud Sungmin. Sungmin tersenyum kecil.

"Gomawo Wokkie-ah. Aku menyayangimu." Balas Sungmin pelan, namun tetap terdengar oleh Ryeowook.

"Nado. Aku akan ke rumahmu nanti." Sungmin menutup telepon. Beranjak dari tempatnya menuju papan pengumuman. Tidak banyak orang disana, hanya tinggal beberapa, dan Sungmin datang ketika sudah tidak ada orang disana.

Sungmin meletakkan jari telunjuknya di kertas dan menelusuri namanya dengan bantuan jari telunjuknya. 1-A, 1-B, 1-C, 1-D,1-E, jari Sungmin berhenti di 1-E. Ia melihat namanya disana, kemudian meninggalkan papan pengumuman dan mencari letak kelasnya. Tak lama setelah itu, lima orang murid laki-laki menghampiri papan tersebut setelah Sungmin meninggalkannya.

"Aku telah meminta Kepala Sekolah untuk menjadikan kita satu kelas."sahut seorang laki-laki tersenyum senang.

"Benarkah? Ah kau memang bisa diandalkan!" sahut temannya yang lain.

"Di kelas mana?" tanya seorang murid lelaki yang lain. Terlihat tidak terlalu antusias.

"Kelas 1-E. Paling dekat dengan pintu darurat, kita bisa mudah keluar lewat sana, Kyuhyun-ah. Itu maumu kan?"

Seorang laki-laki yang dipanggil Kyuhyun tidak mengucapkan sepatah katapun. Kyuhyun meninggalkan mereka berempat yang mengekor dibelakang Kyuhyun. Tampaklah bahwa Kyuhyun merupakan orang yang paling berkuasa diantara teman-teman yang lainnya.

...

Sungmin membuka pintu kelasnya pelan. Sepelan apapun pintu dibuka, pasti akan menimbulkan suara, meskipun itu terdengar sangat pelan. Sebagian murid menoleh ke arah pintu kelasnya, membuat Sungmin merasa terpojok dengan tatapan teman-teman barunya yang datar. Hanya beberapa detik, hingga kini teman-teman baru nya itu kembali kepada aktivitas masing-masing.

Sungmin berjalan menunduk dan duduk di bangku pojok belakang. Orang aneh. Pasti semua temannya menyebutnya seperti itu. Wajah yang manis, namun dengan postur tubuh yang tidak mendukung dan dengan perilaku yang aneh. Nilai plus yang ada dalam Sungmin hanyalah wajah manis nya, selain itu? Eopseo.

Parasnya cantik, rambutnya bergelombang panjang. Wajahnya tidak berbintik, tidak berjerawat, kulitnya kuning pucat. Namun dengan postur tubuh yang montok dan sedikit berisi membuatnya tidak terlihat secantik wajahnya.

Pintu Kelas kembali terbuka, Sungmin mengira yang masuk adalah seorang guru ataupun wali kelasnya. Namun dugaannya salah, yang masuk adalah segerombolan anak laki-laki yang emm...terlihat tampan? Dengan sikapnya yang cuek membuat mereka terlihat lebih menawan bagi siswi-siswi yang melihatnya.

Para siswi berteriak tertahan. Mereka tidak menyangka bahwa para "Prince"—Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Lee Donghae, Kim Heechul, Lee Hyuk Jae yang terkenal tampan serta kaya raya— akan satu ruangan bersama mereka. Berbisik-bisik membicarakan ketampanan yang diatas rata-rata remaja pria. Sungmin hanya diam. Jujur, Sungmin menyukai salah seorang diantaranya. Terlihat menonjol dari pada yang lain, terlihat berbeda dari yang lain, pemimpin kelompok laki-laki tersebut.

Kyuhyun menatap Sungmin tajam. Sungmin terkejut dan menundukkan kembali kepalanya. Hatinya berdebar tak karuan. Bisakah ini disebut sebagai "Love At The First Sight" ? Tidak. Sungmin hanya menyukai paras tampan dari laki-laki itu.

"Pergi." Ujar Kyuhyun singkat. Sungmin merasa bahwa Kyuhyun sedang berbicara dengannya kemudian mengangkat kepalanya perlahan. Ia dapat melihat bahwa Kyuhyun menatapnya sinis dan menyuruh Sungmin pergi dari bangkunya.

Melihat Sungmin tidak bereaksi apapun, Kyuhyun bertindak. Ia mengambil tas Sungmin yang ia letakkan disamping mejanya, dan melemparkannya ke meja didepannya. Meja itu kosong tidak berpenghuni. Sungmin terkejut melihat tas nya dilempar begitu saja, ada ponsel di dalamnya dan ia takut benda itu akan rusak. Sungmin tidak berani berkutik, ia bangkit berdiri dan memindahkan tubuhnya duduk di meja depan. Setelah Sungmin pindah, Kyuhyun segera duduk di kursi tersebut. Orang kaya memang bisa berbuat apa saja seenaknya! Keluh Sungmin.

Hari ini kelas dimulai dengan pembagian jadwal pelajaran dan pembentukan pengurus kelas, kemudian perkenalan satu per satu murid yang ditunjuk oleh Songsaengnim, dimulai dari Kyuhyun yang terlihat sangat malas saat diminta untuk maju ke depan kelas.

"Cho Kyuhyun imnida." Katanya singkat namun cukup untuk membuat Sungmin kembali berdebar tak karuan. Oh, namanya Kyuhyun!

"Annyeonghaseo. Lee Sungmin imnida." Ujar Sungmin pelan, sekaligus berusaha menyembunyikan wajahnya. Kemudian ia kembali duduk dibangku nya dan terus-terusan menyembunyikan wajahnya seharian itu.

...

Bel pulang berbunyi nyaring. Sungmin segera mengambil tas sekolahnya dan keluar kelas dengan terburu-buru. Sungmin masih harus menjemput Sungjin di sekolahnya dengan berjalan kaki. Sangat melelahkan. Sungmin berjalan cepat ke arah sekolah Sungjin, tak ingin membuat Sungjin menunggu lama. Namun...

BYURR! Air kotor menyiprat ke seragam sekolah Sungmin. Sungmin menoleh, melihat sepeda motor hitam dan pengemudinya yang memakai seragam yang sama dengan sekolahnya dengan tatapan marah. Tapi ia kembali ciut ketika yang dilihatnya adalah Cho Kyuhyun. Kyuhyun memberhentikan motornya sejenak, hanya untuk melihat ke kembali melaju cepat meninggalkan Sungmin tanpa bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.

Sungmin pasrah terhadap keadaan bajunya. Sambil berjalan, Sungmin mengelus-elus bagian bajunya yang kotor, berharap dapat cepat hilang agar tidak sulit untuk mencucinya.

"Noona!" suara Sungjin tertangkap di telinga Sungmin. Sungmin menoleh dan melihat Sungjin berteriak kencang di depan gerbang sekolahnya. Sungmin tersenyum dan berlari ke arah Sungjin.

"Kajja. Kita pulang." Kata Sungmin menggandeng tangan Sungjin.

"Noona. Mengapa baju noona kotor?" tanya Sungjin polos begitu melihat baju noona-nya yang kotor.

"Aniya. Hanya terciprat air kotor. Bagaimana sekolah barumu hm?"

"Sangat asyik! Aku mendapatkan teman baru yang..." Sungjin sangat semangat menceritakan sekolah barunya dan Sungmin mendengarkannya sambil tersenyum senang.

...

"Ryeowookie? Kau sudah menunggu lama?" tanya Sungmin melihat Ryeowook duduk di depan rumahnya sambil bermain game di ponselnya. Melihat Sungmin, Ryeowook meletakkan ponselnya di dalam tas.

"Baru saja." Jawab Ryeowook tersenyum.

"Annyeong Ryeowook noona." Sapa Sungjin.

"Annyeong Sungjin-ah. Aigoo, kau manis sekali memakai seragam ini." Ryeowook berjongkok dan mencubit kedua pipi Sungjin sementara Sungmin menekan kode password pintu rumahnya. Tak lama kemudian, pintu terbuka. Sungjin segera menggandeng tangan Ryeowook dan mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah.

"Ya! Wookie! Kau kan tahu password rumahku, kenapa kau tidak masuk saja kedalam? Kenapa harus menunggu ku pulang?"

"Sungguh tidak sopan kalau aku masuk ke dalam rumah orang begitu saja, meskipun kau adalah sahabatku minnie." Ryeowook menyeruput jus strawberry yang disediakan Sungmin. Sungmin hanya mengangguk-angguk. "Bajumu kotor. Apa yang terjadi?"

"Ah. Ini perbuatan Cho Kyuhyun."

"Siapa Cho Kyuhyun?" tanya Ryeowook bingung. "Aku mengenalnya?"

"Ani. Dia teman sekelasku. Wookie-ah, dia tampan." Sungmin tersipu malu-malu terhadap Ryeowook. Ryeowook tersenyum lebar.

"Aigoo. Minnie jatuh cinta." Goda Ryeowook. Mata Sungmin melebar.

"Aniya! Aku tidak jatuh cinta, aku hanya mengagumi wajah tampannya." Sungmin menunduk.

"Minnie-ya. Kau cantik, kau manis. Percaya dirilah, dia pasti akan menyukaimu." Puji Ryeowook dan wajah Sungmin kembali memerah.

"Tetap saja aku ingin bersama denganmu Wookie! Aku ingin kembali satu sekolah denganmu! Aku tidak mau berpisah denganmu! Apa jadinya aku kalau tidak ada kau Wookie!"

"Kau adalah Sungmin, ada atau tidak adanya aku, kau tetap Lee Sungmin."

...

"Kau adalah Sungmin, ada atau tidak adanya aku, kau tetap Lee Sungmin." Kata-kata Ryeowook masih terus bergema ditelinga Sungmin. Ini sudah hampir menginjak 2 minggu Sungmin bersekolah di sekolah barunya. Dan masih seperti di awal pertama kali ia disini, Sungmin tetap tidak punya teman.

Setiap bel istirahat, Sungmin memanfaatkan waktunya untuk tidur. Padahal jika Sungmin bersama Wookie, Sungmin sudah ditarik Wookie ke kantin dan berhimpitan dengan murid lainnya untuk mengantre. Saat bel istirahat, kantin memang menjadi tempat incaran nomor satu yang dikunjungi hampir seluruh penghuni sekolah. Namun Wookie tidak sini.

Hampir semua murid berada diluar kelas. Hanya tersisa beberapa murid disana. Sungmin, Kibum—yang Sungmin tahu sebagai murid yang sangat rajin—dan para "Prince" itu. Sungmin hendak tidur tetapi sebuah percakapan membuatnya menjadi tidak bisa tertidur, melainkan membuat Sungmin semakin penasaran.

"Sehabis ini akan ada ulangan sejarah bukan?" tanya Eunhyuk—Hyuk Jae— dan terus meminum habis susu strawberry kesukaannya.

"Bagaimana kalau kita bertaruh?" ajak Heechul bersemangat. Semua pasang mata melirik ke arah Heechul tersenyum, diikuti dengan anggukkan setuju dari temannya yang lain. Sungmin sedikit tertarik namun berusaha untuk tetap tidur, tugas yang menumpuk membuat Sungmin sulit untuk tidur dan memilih untuk mengerjakan tugas-tugasnya."Kita semua memiliki nilai yang buruk dalam pelajaran Sejarah. So, yang memiliki nilai paling rendah harus..." Heechul menggantungkan kalimatnya, sedangkan yang lain semakin penasaran dan mendekatkan telinganya ke arah Heechul. "Menjadikan Lee Sungmin sebagai pacarnya!"

Sungmin tersedak liur sendiri saat Heechul mengatakannya. Apa? Menjadikanku pacar? Apakah rasa cinta itu memang dapat dipermainkan dengan mudahnya?

"Ya! Dia disini! Bagaimana bisa kau mengatakan itu di depannya pabo!" Donghae meninju pelan lengan Heechul sambil melirikkan matanya ke arah Sungmin. Sungmin berusaha mati-matian untuk menahan rasa gatal yang menggelitik tenggorokkannya.

"Dia sedang tidur, dia tidak akan mendengarnya Hae-ya. Lihatlah, dia tidur pulas sekali sampai dia pun tidak terbangun meskipun kita berisik dari tadi."

"Kenapa harus dia? Seorang Lee Sungmin?" Choi Siwon yang sedari tadi hanya diam mulai mengeluarkan suaranya.

"Mengapa? Karena dia aneh, seorang yeoja yang pemalu dan tidak pandai bergaul. Kau lihat bukan, ia tidak punya teman. Daripada dia terus seperti itu, bukankah lebih baik dia menjadi mainan kita? Itu akan lebih membuat hari-harinya menjadi lebih berwarna." Heechul menjelaskannya dengan semangat.

Kyuhyun tidak menanggapi usulan teman-temannya. Kyuhyun diam dan terus berkutat dengan majalah otomotif yang sedang ia pegang.

"Bagaimana menurutmu Kyu?" tanya Eunhyuk. Kyuhyun mendongak.

"Aku..."

-To Be Continued-

Apa yang akan Kyuhyun katakan?

Akankah ia meyetujui pertaruhan ini atau malah menolaknya mentah-mentah?

Please RnR ^^

Saya tunggu review dari kalian semua yang membaca FF saya.

Kamsahamnida