520 HunHan's Fanfiction Event
.
SeulEF Present New Fic Story
.
Imperfect Angel
1/3
M
HunHan
Warning:
YAOI, DLDR, Boys Love, BoyXBoy, etc.
Summary:
Aku, Xi Luhan, adalah seorang Malaikat. Aku bertugas untuk memantau kehidupan di bumi. Termasuk melindungi orang lain. Mungkin kalian berpikir aku adalah Malaikat Pelindung, sebenarnya –tidak. Aku hanya ditugaskan untuk melindungi bahayanya hidup manusia di bumi. Dan malaikat-malaikat juga memiliki peraturan dan tak boleh satupun orang melanggarnya. Tetapi, aku melanggarnya. Aku –mencintai pria yang tak bermoral dan tak punya etika. Bukan hanya itu, aku bahkan –melakukan hal yang tidak seharusnya kulakukan.
.
.
.
.
.
"Luhan"
Pria cantik yang memiliki mata yang sangat indah seperti rusa itu menoleh. Dan tersenyum melihat siapa yang mendekatinya. Pria yang lebih pendek darinya dan pipinya seperti bakpao itu menghampiri Luhan. Luhan kemudian menghadap lurus ke depan –memantau malaikat-malaikat baru.
"Kau terlalu banyak melamun, Lu. Apa yang mengganggu pikiranmu?"
Luhan hanya tersenyum menanggapi pria sebelahnya ini. "Aku hanya berpikir masa dimana aku baru sampai disini, Xiumin. Saat itu, kau mengajariku melakukan berbagai macam hal disini."
Luhan masih ingat jelas dimana saat itu ia baru sampai disini dan semua yang ia lihat hanyalah putih. Putih tanpa noda membuatnya merasa di alam mimpi. Tenang walaupun rasa gelisah melingkupinya. Tetapi saat itu juga datanglah seseorang menolongnya. Membantu ia keluar dari jalan tanpa arah dan batas. Luhan juga sangat ingat saat dia diberi instruksi dan ia merasa –benar-benar merasa di Surga. Kenyataannya, ia di Surga.
Ia juga masih hafal persis, ia saat itu meninggal karna kanker yang ia lawan selama bertahun-tahun. Dan ia meninggal dengan perjuangannya untuk sembuh hanya dengan sia-sia. Ia bahkan masih hafal persis bagaimana raut sedih ayah serta ibunya. Ah mengingat itu saja membuatnya kangen dengan keluarga kecilnya. Ia dimanjakan, diberi perhatian yang berlebihan di saat ayahnya yang sibuk dengan perusahaannya, ibunya yang sangat sibuk dengan butiknya. Paman Lee yang merupakan Ketua Pelayan –serta asisten pribadi ayah juga menangis dibalik punggung ayah dan ibunya. Luhan sangat rindu dengan mereka.
Tetapi –Luhan bisa memantau mereka disini. Ia juga meminta Malaikat Pelindung untuk melindungi mereka. Malaikat Pelindung bisa kapan saja di bumi ataupun di Surga. Sedangkan Luhan hanya bisa melihat dari atas awan yang empuk ini.
Luhan menghela napas sejenak, ia merasa sangat berat sekarang. "Ada apa kemari, Xiumin?"
Xiumin –pria berpipi bakpao– tersenyum samar dan berkata dengan lirih, "Aku tidak yakin dengan keputusan Yixing, tetapi ia memintamu untuk langsung turun ke bumi memantau kegiatan mereka."
Luhan seketika menegang. Tidak –jangan sekarang. Ia benar-benar belum siap secara mental untuk turun ke bumi mengingat banyak malaikat yang terjebab di bumi dan tidak bisa kembali lagi karna –mereka jatuh ke dalam dosa. Mereka kehilangan tugas mereka. Malaikat yang melanggar peraturan atau jatuh ke dalam dosa maka mereka mendapatkan hukuman atau sanksi. Sanksi yang diberikan tergantung dengan pelanggaran yang dilakukan oleh malaikat itu sendiri.
Jika malaikat itu melakukan hal yang tabu untuk para malaikat lainnya, ia harus mengorbankan sebelah sayapnya dengan kata lain, Malaikat itu kehilangan sebelah sayapnya. Biasanya mereka disebut Imperfect Angel. Imperfect Angel memiliki kesempatan kembali ke kehidupannya yang sebenarnya jika mereka mendapat seseorang yang membuatnya mencintai orang itu dan membuatnya merasa belahan jiwanya hanya ada pada seseorang itu, maka mereka –malaikat serta manusia bumi kembali ke Surga.
Tetapi –jika ia berada di bumi dan tidak berhasil, maka ia harus hilang. Dari bumi maupun Surga. Ia benar-benar hilang. Tidak bisa ditemukan dimanapun. Mau seusaha mungkin, tidak akan bisa. Karna mereka telah hilang.
"Luhan?"
Luhan tersentak segera membuyarkan lamunan yang sangat tidak masuk akal dari pikirannya. "Y-Ya?"
"Kau tidak mendengar apa yang aku katakan sedari tadi, Lu?" Xiumin menatapnya sedih dan sedikit amarah di dalam bola mata yang terpancar di bola matanya yang bulat. "Astaga, Lu. Kuharap kau tidak melamun lagi saat kau bertugas dan mendengarkan orang lain saat berbicara, Lu."
Luhan menggarukkan leher belakangnya dengan kikuk. Dia dengan Xiumin sudah sangat dekat walaupun Luhan baru disini sekitar 5 tahun sedangkan Xiumin pastinya lebih lama dari dirinya. Dan yang pastinya Luhan bukanlah orang yang memiliki rasa penasaran yang sangat tinggi –dan itulah mengapa Luhan tidak tahu berapa lama Xiumin disini. "Maafkan aku, Xiumin. Aku hanya lelah."
Xiumin menghela nafas. "Baiklah, aku memaafkanmu. Kau bisa beristirahat dulu baru setelah itu aku menjelaskan semuanya ulang." Xiumin tersenyum dengan hangat. "Pergilah istirahat, aku yang akan menjaga mereka. Selamat istirahat, Lu."
Luhan hanya tersenyum dan mengangguk. Benar. Ia lelah. Luhan tidak berbohong soal itu. Ia juga mengantuk. Luhan berbaring disamping Xiumin dan mulai memejamkan mata. Yang benar saja –baru saja ia memejam, rasa kantuknya lebih mendominasi daripada rasa lelahnya atau mungkin ia yang terlalu lelah?
Perlahan-lahan kesadaran Luhan mulai menipis dan ia tertidur.
.
Langit yang tadinya berwarna biru, berubah menjadi orange tua. Membuat jalanan di kota yang penuh kerlap-kerlip, Seoul, menjadi lebih padat. Lampu-lampu yang menyala pun membuat kota Seoul menjadi lebih indah.
Kebanyakan orang menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan, atau tidak dinner bersama kekasihnya atau keluarganya. Dan tidak sedikit juga yang pergi ke jalan-jalan sempit –seperti gang kecil. Gang-gang kecil itu –sangat– sepi. Membuat siapa saja yang melewatinya akan merinding, membuat bulu kudukmu naik.
Well, hal itu tidak berlaku untuk pemuda tampan yang memiliki alis dan mata yang sangat tajam, rahang yang tegas, hidung yang mancung, bibir tipis tetapi menggoda, serta kulitnya yang seputih susu itu. Pemuda itu menggunakan baju serba hitam yang membuatnya berkali-kali lipat lebih tampan dan hot. Membuat siapa saja –bahkan wanita tua serta laki-laki yang berstatus bottom– akan bertekuk lutut kepadanya. Pemuda ini sangat sempurna. Siapa yang bisa menolak sejuta pesona yang ditebarkan oleh pemuda ini? Jawabannya, tidak ada. Pemuda ini sangat tampan, melebihi kata tampan. Ekspresi andalannya –pokerface– membuatnya sangat sangat sangat tampan.
Pemuda ini melewati gang sempit ini menggunakan motor ninjanya yang mahal dan terlihat sangat berkelas. Dan tibalah ia di bangunan yang tua dan tak terurus. Pemuda ini turun dari motornya setelah melepaskan helmnya dan berjalan memasuki gedung yang tak terurus itu.
Mungkin beberapa dari kalian akan berpikir bangunan ini sangat horor dan seram mengingat berbagai macam mitos atau rumor mengatakan ada penghuni yang sangat kejam di dalam. Daerah ini sangat sepi. Tidak ada yang berani memasuki daerah ini mengingat jalan-jalan sempit itu sangatlah gelap dan menyeramkan. Semua orang yang semula memiliki jiwa dan nyali yang sangat kuat dan besar itu, mungkin akan menciut seiring dengan dirinya yang semakin memasuki kawasan yang mencekam itu.
Tetapi siapa sangka jika bangunan tua itu di dalamnya sangatlah mewah dan sangat luas? Tidak hanya itu, ruangan yang ada dibangunan tua itu sangat lah kosong. Pemuda itu berjalan dan membuka saklar lampu. Bukan lampunya yang menyala, tetapi sesuatu yang terbuka di karpet itu dan memunculkan tangga menuju ke bawah. Pemuda itu berjalan dan menuruni tangga itu. Seiring dirinya berjalan menuruni tangga, pintu yang semula terbuka kembali menutup.
Pemuda berjalan menyusuri lorong bawah tanah. Gelap dan penerangan seadanya, tetapi tampak sekali jika pemuda ini berjalan dengan santainya. Tidak ada rasa takut dan pikiran yang kalut melingkupi dirinya. Di ujung lorong, terdapat pintu yang besar –tidak sangat besar. Di samping pintu itu terdapat alat canggih yang digunakan untuk mendeteksi si pengunjung. Pemuda itu berjalan dan menempelkan jari jempolnya ke alat pendeteksi dan terdengar lah suara Access Accepted.
Pintu terbuka dan menampilkan sebuah tempat yang sangat luas dan ramai. Banyak orang di dalam sini. Orang-orang ini menggunakan baju formal seperti kemeja putih maupun hitam yang dibalut dengan jas hitam serta celana panjang dan sepatu yang mengkilat. Jangan lupakan dasi yang digunakan oleh mereka itu sendiri dengan warna yang sama. Biru tua dan putih.
Tak banyak juga alat-alat canggih berterbangan disana-sini, yang disebut BW Box –mengingat warna mereka yang hitam dan putih– membuat wilayah ini terlihat jelas, sangat sibuk. Ada juga alat-alat yang tersedia di beberapa ruangan dengan berbagai macam jenis dan model. Alat-alat itu diberi dengan berbagai macam nama tergantung dengan pemiliknya.
Mereka yang semula sibuk dengan aktivitas mereka, seketika berhenti dan menatap ke pintu utama yang menampilkan sosok yang sangat ditakuti mereka. Dan mereka segera menunduk dalam –menghormati pemuda itu–. Pemuda itu hanya berjalan secara angkuh. BW Box miliknya juga segera menghampirinya dan mengikutinya sampai ke ruangannya yang terletak di ujung. Pemuda ini segera memasuki wilayahnya yang semula terbuka, kemudian tertutup oleh pembatas yang berwarna biru muda.
"Hey, Sehun. Kau terlihat sangat tua." Seseorang baru saja menyapanya saat ia memasuki ruang kerjanya ini. Pemuda ini –Sehun– melirik tajam kearah pemuda yang baru saja mengejeknya –yang dengan santainya duduk di sofa mewah sambil mengangkat kaki kirinya ke atas kaki kanannya.
"Diamlah jika kau masih ingin hidup."
Pemuda yang bertelinga lebar serta matanya yang sangat besar –yang membuat siapa saja akan mengira ia sangatlah friendly– dan juga cengiran khasnya, Chanyeol, hanya terkekeh. "Tenanglah, bung" kekehnya lagi membuat Sehun meliriknya –sekali lagi– lebih tajam. "Dan kau perlu tahu, aku masih sayang dengan nyawaku. Dan aku juga rela mati jika saja Baekhyun lah yang membunuhku. Apapun untuknya, bukan untukmu"
Chanyeol tertawa. Sehun hanya menatapnya tajam sambil menduduki kursi kantornya yang sangat mewah itu. "Katakan, apa maumu?"
Sehun bukanlah orang yang menyukai basa-basi. Sehun orangnya sangat keras dan kejam. Sehun juga straight forward atau biasanya disebut frontal. Dibalik ketampanannya, ia sangat kejam dan sadis. Mulutnya yang bisa melontarkan kata-kata pedas dan tajam kapanpun –yang bisa membunuhmu hanya melalui mulutnya–.
"Aku yakin kau sangat tertarik dengan ini." Chanyeol tersenyum lebar –tepatnya menyeringai jahat. "Kau masih ingat siapa yang memisahkanmu dengan adikmu?" Sehun terdiam, "Tidak."
Chanyeol menyeringai semakin lebar. "Aku mengetahui siapa pelakunya." Tepat saat Chanyeol mengatakan demikian, Sehun menatap langsung kearahnya. Bertanya dalam diam melalui sorot matanya. Chanyeol memanggil BW Boxnya dan mengarahkannya ke depan Sehun. Dan tertampil beberapa foto pria yang memiliki rambut pirang dengan wajahnya yang bercampur Cina-Canada itu.
"Dia adalah Kris. Orang yang telah dengan beraninya memasuki ruang lingkup keluargamu dan memiliki rencana untuk membunuh adikmu. Bukan dia yang memasuki kehidupan keluargamu, Sehun. Tetapi ia menyuruh bawahannya untuk melakukan itu. Sebenarnya bawahannya tahu siapa itu keluarga Oh. Awalnya, dia takut. Tetapi dengan semua rayuan godaan dari Kris membuatnya mau tak mau membunuh adikmu, Sehun."
Sehun mengangguk sambil menatap foto-foto Kris serta bawahannya. "Bawa suruhannya itu dalam waktu 3 hari. Lebih dari itu, kau akan mati di tanganku sendiri, Chanyeol."
Chanyeol tersenyum dan berdiri membawa kembali BW Boxnya. "Mungkin dia tiba nanti malam. Jangan meragukanku, Sehun"
Setelah itu, Chanyeol berjalan melewati pembatas itu dan menghilang dari ruangan Sehun. Sehun menerawang ke langit-langit ruang kerjanya dan menyeringai jahat. Showtime.
.
Luhan terbangun karna seseorang mengguncang kecil bahunya. Luhan mengerjab imut dan menoleh ke kirinya dan melihat anak kecil yang imut sedang menatapnya lucu.
"Lulu hyung"
Luhan segera bangun dan duduk dengan posisi kakinya yang menyilang dan mengelus rambut anak kecil itu dengan lembut. "Ya, ada apa, Ziyu?"
Anak kecil itu, Ziyu, hanya menatap Luhan dengan tatapan memelas. "Ziyu ingin ke bumi untuk bertemu dengan hyung Ziyu, Lulu hyung" Luhan terkekeh dan membawa Ziyu ke pangkunya. Luhan mencubit pipinya gemas dan tersenyum bagai bak malaikat yang sempurna.
"Kau tidak bisa ke bumi, Ziyu. Tempatmu sudah disini, tempat yang sangat nyaman. Jika kau turun ke bumi, kau akan sangat susah hidup disana dan yang namanya bahagia tidaklah seperti disini. Yang namanya nyaman juga tidak akan ditemukan di bumi. Kau akan menemukan semua kebahagiaan disini, Ziyu. Jiwa lebih tenang disini dibandingkan di bumi." Luhan mencubit gemas pipi Ziyu. Yang dicubit hanya menatap sebal –sekaligus imut– ke Luhan.
"Lulu hyung, behenti mencubit Ziyu!"
Luhan tertawa keras dan memeluk Ziyu. Sedangkan Ziyu hanya menggerutu kecil membuat Luhan kembali tertawa lebih keras.
"Luhan" suara yang mengintrupsi kegiatan Luhan membuat Luhan mau tak mau mendongak dan langsung bertatap dengan seseorang yang memiliki lesung pipi dan wajahnya yang sangat angelic itu. "Ikut aku."
Luhan melepas pelukannya dan menurunkan Ziyu. "Ziyu, hyung ada urusan dengan Yixing hyung. Kembali ke barisanmu lagi, Ziyu. Jangan nakal." Luhan mengelus kepala Ziyu yang dibalas anggukkan kecil dengan patuh dan meninggalkan Luhan.
Yixing –pria berlesung pipi– bejalan mendahului Luhan yang diekori Luhan di belakangnya. Mereka tiba di taman. Taman yang segar, hijau, sejuk. Tidak seperti di perkotaan yang sangat kotor dan tidak se-segar ini.
Yixing duduk di perumputan hijau itu yang disusul Luhan. Ingat, Surga yang ditinggal mereka bukan hanya di bagian awan, tetapi ada juga taman yang indah serta tempat tinggal para malaikat.
"Lu, kau harus turun ke bumi untuk menjadi Malaikat Pelindung."
Luhan segera menoleh kearah Yixing. "A-Apa? K-Kenapa tiba-tiba, Yixing?"
Yixing terdiam selama beberapa saat, kemudian menatap balik ke Luhan. "Kau tau, Lu. Sekarang sudah banyak iblis pencabut nyawa yang berkeliaran di bumi menggantikan para malaikat pencabut nyawa."
Luhan menahan napasnya sejenak. Bagaimana bisa? Luhan tidak pernah mendengar kabar yang seperti ini. Dan ini adalah pertama kali untuknya. "Jadi, apa aku harus turun ke bumi sendirian untuk melindungi mereka? Menjelma sebagai Malaikat Pelindung?"
Yixing tersenyum dan menatap ke hamparan rumput yang hijau dan luas. "Ya, kau akan menjadi Malaikat Pelindung, Luhan. Dan kau tidak sendirian. Aku akan menyuruh Joonmyeon hyung untuk menemanimu. Kau akan di bumi bersama dengannya."
Luhan menatap Yixing dengan tidak percaya. Yang benar saja, ia hanya malaikat biasa yang ditugaskan untuk mengawasi kehidupan di bumi. Dan sekarang? Ia bahkan ditugaskan untuk menjadi Malaikat Pelindung di bumi. Ini benar-benar diluar dugaannya.
"Luhan, aku yakin kau tidak percaya dengan tugas ini. Mungkin ini akan menjadi tugas terberat selama kau menjadi malaikat. Tetapi satu hal yang perlu kau ketahui, satu hal yang menjadi inti dari tugasmu, musnahkan mereka."
Luhan menegang, ia menatap Yixing dengan tatapan tidak percaya dan bingung. Memusnahkan iblis-iblis itu? Hell! Dia hanyalah malaikat biasa. Darimana ia bisa dapat kekuatan super untuk memusnahkan mereka dari muka bumi? Astaga, hanya memikirkan bagaimana cara memusnahkan mereka saja sudah pusing, bagaimana jika ia sekarang langsung dihadapi iblis-iblis kejam itu?
Yixing yang menyadari raut kebingungan Luhan, segera mengoreksi kalimatnya. "Maksudku, kau ke bumi dan melindungi mereka. Tetapi, jika kau menemukan seseorang yang patut kau lindungi, tolong lindungi dia karna itu yang akan menjadi tugas tetapmu." Luhan terdiam. "Misalnya, kau sekarang adalah manusia dan kau bertemu dengan seorang wanita yang akan dihisap jiwanya oleh iblis pencabut nyawa dan secara tidak sengaja juga kau melindugi wanita itu dengan mengusir iblis itu, maka itu adalah tugas tetapmu. Kau diwajibkan untuk melindungi wanita itu dan menjadikannya sebagai prioritas utama."
Luhan bingung, ia mencerna sedikit demi sedikit kalimat Yixing. Tetapi –tetap saja ia bingung, kalimat-kalimat seperti melindungi wanita itu, mengusir iblis, menjadikannya prioritas utama. Luhan tidak bodoh, tetapi untuk satu ini dia bingung. Luhan tidak mengerti maksudnya.
"Aku rasa kau sangat lamban hari ini. Aku akan menjelaskan lebih detail nanti saat pikiranmu lebih segar. Aku masih harus berdiskusi tentang hal ini dengan Joonmyeon. Sampai jumpa nanti, Luhan." Yixing berdiri dan meninggalkan Luhan dengan seribu pertanyaan di benaknya.
Yixing memang disini teman dekat Luhan sekaligus sunbaenya. Yixing disini bertugas memberi tugas kepada malikat-malaikat. Menyuruh mereka untuk menjalani tugas apa dan apa. Bukan hanya itu, Yixing juga bertugas untuk memantau kedatangan malaikat baru.
Tugas Yixing dibantu oleh Joonmyeon. Bedanya –Joonmyeon memantau seluruh aktifitas malaikat-malaikat, di bumi maupun surga. Dan Joonmyeon bisa turun langsung ke bumi kapan saja. Sedangkan Yixing tidak. Yixing hanya bertugas di Surga, sedangkan Joonmyeon bisa berada di 2 wilayah. Bumi maupun Surga.
Luhan berjalan kembali ke tumpukan awan-awan yang empuk dan membaringkan tubuhnya di atas awan dalam posisi menyamping. Melihat aktifitas-aktifitas dibawah sana terkadang membuatnya terpikir apa mereka tidak lelah dengan terus-menerus berjalan? Apa mereka tidak tahu bahwa berbuat kejahatan sama saja membawa mereka ke tempat yang sangat panas dan tersiksa? Menemukan orang yang benar-benar suci dan tidak ada dosa memang sangat sulit mengingat banyak iblis yang langsung turun ke muka bumi dan menggoda manusia. Itulah mengapa dan menjadi penyebab utama, Neraka sangatlah padat dan ramai sedangkan Surga tenang dan tidak terlalu banyak. Karna manusia-manusia di bumi sudah jatuh dan terjerat ke Neraka yang dibawa oleh mereka sendiri.
Memusnahkan iblis pencabut nyawa? Bukankah sama saja ia sudah jatuh ke dalam dosa?
.
"Hey, mate. Aku berhasil mendapatkannya. Apa aku harus membawanya ke markasmu atau kau mau ku antar ke gudang?" suara berat serta wajah bodoh yang tertampak dari BW Box Sehun membuat Sehun menyeringai. "Dimana?" Bukan dimana letak gudangnya yang ia tanyakan, tetapi pria yang ingin ia korek informasinya itu.
Chanyeol segera membawa BW Boxnya untuk mengarah ke pria yang sedang jatuh pingsan di sebelah kirinya. "Dia tertidur karna aku membekapnya menggunakan sapu tanganku yang kuberi aroma lavender."
Sehun menyeringai jahat. "Bawa dia ke gudang secepatnya. Aku menunggumu dalam 10 menit."
Setelah itu sambungan terputus karna Sehun langsung menutupi video call nya dengan Chanyeol dan membawa BW Boxnya. Sehun berjalan keluar dari kantornya dengan tergesa-gesa serta seringai yang belum lentur dari wajahnya itu membuat karyawan-karyawan yang melihatnya hanya akan menunduk 90 derajat menutup rasa ketakutan mereka.
Disini, tidak ada yang tidak kenal dengan sifat Sehun. Sehun bisa membunuh seseorang dengan cepat jika saja orang itu mengusik hidupnya. Tetapi, kehidupan Sehun sangatlah tertutup dan dijadikannya privasi. Semua orang hanya tahu bahwa Sehun kejam. Tidak lebih.
Sehun segera keluar dari gedung tua itu dan menaiki motor sportnya dan dengan lincahnya, Sehun berhasil keluar dari kemacetan yang luar biasa di Seoul. Dan sampailah Sehun di sebuah rumah yang tak terurus dan segera turun dari motornya. Ia melirik arloji yang bertengger indah di tangan kirinya. Sisa 5 menit untuk menunggu kedatangan bonekanya.
Sehun mengeluarkan handphonenya yang terlihat berkelas dan mahal. Sehun mengetik pesan kepada seseorang dan tersenyum jahat. Sehun membaca kembali teksnya dan segera memencet tombol Send. Sehun mengunci layar handphonenya dan memasukinya ke dalam celana sambil melirik jam tangannya.
Dan tak lama cahaya mobil yang menyilaukan mata terlihat. Tampak lah Chanyeol keluar yang sambil menyeret seseorang yang tertidur puas. Sehun mengangkat sebelah bibirnya keatas. "Bawa dia masuk." Dan tanpa babibu, Chanyeol menyeret pria itu dan memasuki gudang Sehun.
Disana hanya terlihat satu buah kursi yang berada di tengah ruangan rumah tua nan kecil itu dan disisi kiri kanannya terdapat balok-balok kayu dan tidak banyak juga seng –besi– dan tali yang terdapat dimana-mana. Sebuah meja dan kuris berkelas terletak tak jauh dari kursi kayu yang berada di tengah ruangan. Serta terdapat satu buah tempat yang ada rantai tergantung di tiang.
Chanyeol menyeret pria itu dan merantainya. Posisi pria malang ini –yang tertidur pulas– berdiri. Sehun hanya berjalan santai ke depan pria ini dan Chanyeol menyingkirkan badannya agar bosnya dapat melihat pria ini dengan lebih puas. Terlihat jelas sekali jika Sehun sangat bahagia –untuk membunuh. Bukan dalam artian yang seperti kalian pikirkan. Tentu saja Sehun bukanlah orang yang murah senyum hanya karna hal ini. Dia hanya bahagia jika dendamnya tertuntaskan. Dan ia akan lebih bahagia jika ia bisa membunuh seseorang yang juga membunuh salah satu orang yang ia sayangi. Adiknya.
"Dia adalah Taemin, bawahan Kris yang ditugaskan untuk membunuh adikmu. Sebenarnya yang ia lakukan hanya menaruh beberapa pil ke dalam makanan adikmu tetapi pil itu yang sialnya mempunyai dosis yang sangat tinggi membuat adikmu dalam sekejap sudah kejang-kejang dan meninggal." Sehun mengangguk. "Dia bukan hanya sebagai bawahan Kris, dia juga pemuas nafsu untuk Kris."
Sehun mengernyit. Jadi Kris benar-benar iblis dalam wujud manusia? Sadarlah, Sehun. Kau juga iblis jika kau lupa. "Pemuas nafsu? Jadi setan itu menyimpang?"
Chanyeol terkekeh. "Ya, dia menyimpang, Sehun. Untuk pemuas nafsunya sangatlah banyak. Mereka yang memuaskan nafsu Kris, akan mendapat gaji berkali-kali lipat lebih banyak." Sehun mengangguk. "Jadi, kau ingin menuntaskannya sekarang juga atau nanti dan membiarkannya tertidur dulu?"
Sehun terlihat berpikir sejenak dan bersedekap. "Biarkan dia. Aku ingin merawatnya terdahulu dan setelah itu aku akan mengorek informasi tentang setan itu. Dengan begitu membuatku lebih mudah untuk memusnahkan setan yang juga memusnahkan adik kesayanganku." Sehun melirik sekilas ke Chanyeol. Dan mengambil jaketnya yang ia letakkan di mejanya. "Jaga dia. Aku akan kembali dalam 1 jam. Ada urusan yang harus aku tuntaskan."
Setelah itu Sehun berlalu meninggalkan Chanyeol dan pria malang –Taemin–. Chanyeol menatap BW Boxnya yang terlihat melayang-layang di sekitar Taemin. Chanyeol membawa BW Boxnya dan membukanya. Menampilkan sosok yang sangat cantik di foto itu membuatnya dalam sekejap lebih tenang. Setidaknya ini caraku membalaskan budi Sehun, gumamnya.
.
"Lulu hyung, itu. Itu adalah hyung Ziyu." Ziyu menarik pelan kaus putih dan panjang itu yang terbalut menutupi tubuh Luhan. Luhan melihat pria yang ditunjuk Ziyu. Luhan mengakui jika pria yang ditunjuk Ziyu itu sangatlah tampan. Tetapi berbanding terbalik dengan Ziyu, Ziyu lucu, imut, dan polos. Sedangkan pria tampan itu tidak berekspresi. Ziyu sangatlah ceria, tetapi kenapa kakaknya tidak? Ah –mungkin karna kehilangan Ziyu membuatnya murung. Hanya kesimpulan itu yang bisa ia dapatkan. Luhan yang malang.
"Hyung harus ingat, jika suatu saat nanti hyung turun ke bumi dan bertemu dengannya, sampaikan salam Ziyu kepada hyung Ziyu, ya? Katakan padanya, jangan memaksakan dirinya dan mengkhawatirkan Ziyu. Ziyu sudah tenang disini dan sangat nyaman disini." Ziyu tersenyum menatap Luhan membuat Luhan terdiam. Ziyu masih kecil tetapi ia tau perasaan hyung kesayangannya.
Luhan juga mengakui jika hyung Ziyu sangatlah tampan. Tunggu –Ziyu mengatakan jika Luhan bertemu dengan hyungnya... Bukankah itu berarti ia memang akan bertemu dengan hyungnya?
Ziyu bukan malaikat biasa, tetapi ia adalah malaikat spesial. Ziyu memang orangnya blak-blakan, tetapi blak-blakannyalah yang mengatakan suatu fakta. Kata lain –Ziyu adalah peramal untuk para malaikat. Dan tentang keiistimewaan Ziyu, hanya Yixing, Luhan, Joonmyeon dan Xiumin yang mengetahuinya. Sedangkan para malaikat lain tidak. Mereka hanya menganggap Ziyu malaikat yang lucky yang selalu membuat tebakan benar.
Luhan tersenyum dalam diam, "Ya, Ziyu. Hyung akan memberitahu kalau Ziyu baik-baik saja disini." Dan setelah itu hanya terdengar helaan nafas halus dari Ziyu. Luhan tersenyum kecut, Luhan bukan takut atau apa, Luhan hanya khawatir. Bagaimana jika Luhan mengecewakan Ziyu? Atau Luhan mendarat dengan tidak elit di bumi?
"Ehem–" Luhan menoleh dan bertemu pandang dengan Xiumin. "Lu, Yixing dan Joonmyeon telah menunggumu." Ziyu langsung menoleh ke Xiumin saat nama 'Joonmyeon' disebutkan.
"Joonmyeon hyung sudah kembali? Ziyu ikut!" teriakan antusias dari Ziyu membuat Luhan dan Xiumin tertawa karnanya. "Ayo, Ziyu, Luhan."
.
"Joonmyeon hyung!"
Ziyu berlari kecil ke Joonmyeon, pria yang berwajah sangat angelic dan sangat tampan. Joonmyeon menoleh dan mendapati Ziyu berlari kencang ke arahnya membuatnya tersenyum lebar sambil menggendong Ziyu. "Aigoo, Ziyu, kau sangat berat, kau tahu."
Ziyu mengerucut kecil membuat kekehan Joonmyeon terdengar. Yixing yang melihat itu hanya tersenyum sambil melirik ke Luhan dan Xiumin yang sedang tertawa bersama. Xiumin yang menyadari tatapan orang lain, segera menolehkan kepalanya ke Yixing dan melihat signal dari Yixing agar Ziyu dibawa pergi olehnya. Xiumin tersenyum dan membujuk Ziyu agar mau pergi dengannya meninggalkan tiga pria yang akan membahas sesuatu yang sangat penting. Awalnya, Ziyu menolak akan tetapi ancaman tidak akan menemaninya membuat Ziyu kesal dan beralih ke Xiumin. Dan Xiumin membawa Ziyu meninggalkan mereka.
"Luhan, kita akan berangkat besok. Persiapkan dirimu."
Luhan tercekat. Tentu saja ia tercekat. Luhan belum siap. "Ya, Lu. Kalian akan berangkat besok mengingat para iblis sudah memulai aksi mereka."
Joonmyeon merangkul pundak Luhan dan mengelusnya agar membuat pria cantik ini lebih tenang dan rileks. Yixing sempat tersenyum kecil tetapi kembali membuat wajah serius kepada pria rusa cantik ini. "Para iblis –hal pertama dan paling utama yang mereka lakukan ialah menghancurkan para malaikat pelindung yang ada di bumi. Dengan kata lain–" Yixing memberi jeda sebentar, "–tugasmu berubah."
Luhan mengangguk. Usapan tangan di pundaknya ini membuatnya lebih rilek daripada sebelumnya. "Apa itu?"
"Kau dan Joonmyeon tidak akan mendarat di posisi yang sama. Joonmyeon akan berada di tempat lain sedangkan kau yang pastinya tidak akan sama dengan Joonmyeon. Kau akan tinggal di bumi selama 5 tahun lamanya. Dan saat kau mendarat disana kau berumur 23 tahun sedangkan Joonmyeon berumur 24 tahun. Tugasmu akan diubah, kau hanya cukup memberikan seseorang kebahagiaan. Ingat Luhan, kebahagiaan. Tidak lebih."
Luhan bisa melihat dengan jelas raut wajah Yixing yang sangat tertekan dan terkesan –murung. "Hanya kebahagiaan orang itu, bukan? Dan setelah 5 tahun aku akan kembai ke sini, kan?" Yixing terdiam dan bergumam, "Ya." Suara yang menunjukkan keyakinan yang belum tercapai.
"Luhan, jangan memberitahu kepada orang lain jika kau adalah Malaikat Pelindung. Jika ada yang bertanya cukup senyum saja. Tidak perlu mengatakan 'Ya' atau 'Tidak' mengingat iblis juga berwujud manusia." Terlihat Joonmyeon melepas rangkulannya dan terlihat menunduk untuk menatapi kegiatan manusia-manusia di bumi. Yixing memeluk Luhan yang juga membalas pelukannya. "Tetapi, kau diperbolehkan untuk mengatakannya kepada orang yang kau bikin mereka bahagia."
Luhan tersenyum simpul dan mengelus punggung Yixing yang semakin lama terlihat rapuh itu. "Aku tahu. Aku akan segera kembali membawa kabar bahagia untuk kalian."
Joonmyeon menatap keduanya dengan tatapan sendu. Pilihan Yixing memang tepat. Tetapi ia juga menyadari, Luhan akan mengalami masalah nantinya. Dan tidak ada yang bisa menebaknya.
.
Sinar yang sangat terang membuat malaikat-malaikat yang bertugas mengawasi manusia-manusia di pagi hari terbangun. Luhan juga terbangun mengingat jika hari ini adalah waktunya untuk turun ke bumi. Luhan bangun dari posisi tidurnya dan segera berjalan ke arah Joonmyeon yang terlihat sangat serius menatap kebawah.
Joonmyeon yang menyadari seseorang mendekatinya segera menolehkannya wajahnya ke arah sumber. "Selamat Pagi, Lu. Tidurmu nyenyak sekali."
Luhan tertawa. "Selamat Pagi, Joonmyeon. Tampaknya kau sangat serius." Luhan terkekeh geli dengan ekspresi bodoh yang ditunjukkan oleh Joonmyeon. Joonmyeon tertawa, "Kau sangat suka membolak-balikkan kata, Luhan."
Luhan tersenyum. "Ada apa?"
Joonmyeon kembali menatapnya serius kemudian menatap ke bawah. "Lu, kita benar-benar akan mendarat di tempat yang berbeda dan jauh. Kau akan mendarat di Korea Selatan, –tepatnya di Seoul. Dan aku akan di Amerika, London."
Luhan terpengarah, seingatnya London adalah kota besar yang indah. Seoul juga. Tetapi tetapi saja dari awal ia menjadi malaikat, ia merasa Londoh sangat indah. "Astaga, Joonmyeon! Kau mendarat di London?" pekik Luhan tak percaya.
Joonmyeon menautkan alisnya, terlihat jelas jika dirinya heran. Bukankah seharusnya Luhan sedih dan kenapa sekarang dirinya sangat heboh? "Lu, kau sehat?"
Luhan menganga. Ah–dia lupa jika dirinya sangat out of character. Luhan berdehem, "Jadi, katamu aku akan mendarat di Seoul dan kau akan di London. Maafkan aku sebelumnya, barusan aku hanya iri denganmu karna kau harus di London sedangkan aku tidak."
Joonmyeon mengangguk kecil dan terkekeh. Luhan sangatlah polos dan lucu. "Tidak apa, Seoul membuat tugasmu lebih ringan daripada di London. Di London, banyak manusia yang kurang ajar. Sedangkan Seoul, mereka menjaga kesopanan mereka. Bahkan –kesucian mereka. Bukankah itu adalah hal yang bagus, Luhan? Kau tak perlu khawatir tentang peraturan yang akan membuatmu menyesal dan sanksi-sanksi itu."
Luhan mengangguk dan tersenyum ke Joonmyeon. Ia benar-benar tidak merasakan beban dan kekhawatiran dalam dirinya. Joonmyeon tahu bagaimana membuatnya lebih rileks. "Kau benar. Aku tidak perlu khawatir akan hal itu."
Joonmyeon membalas senyuman Luhan. "Kita akan berangkat sekarang. Ah –Yixing dimana?"
.
"Sampai jumpa di 5 tahun ke depan, Lu. Kau harus makan dengan baik. Disana kau sudah diberikan fasilitas cukup dari malaikat yang lain yang hidup di bumi. Kau harus bekerja juga, Lu. Kau tahu kehidupan di bumi sangatlah kejam. Kau harus menjaga kesehatanmu dengan baik mengingat kau sangatlah keras kepala. Kau juga harus ingat dengan tugasmu. Aku akan menunggumu."
Isakan terdengar jelas dari mulut tipis Yixing yang memeluk erat Luhan membuat yang dipeluk mengelus lembut punggung Yixing. "Jangan terlalu mengkhawatirkanku, Yixing. Ada Ziyu, Xiumin, serta lainnya yang akan menghiburmu."
Luhan melepas pelukannya dan beralih ke Xiumin. Xiumin tersenyum dan memeluk Luhan. "Jaga baik-baik dirimu, Lu."
Luhan tersenyum dan menepuk punggungnya perlahan. Dan setelah itu Luhan melepas pelukannya dengan Xiumin dan beralih ke anak kecil di sebelah Xiumin yang terlihat puppy eyes yang menggemaskan serta berlinang air mata di pelupuknya. Luhan tersenyum dan berjongkok merentangkan tangannya agar Ziyu masuk ke pelukannya. Tanpa babibu, Ziyu langsung menghambur ke pelukan Luhan dan menangis. Luhan mengusap pelan punggung Ziyu. "Hyung, jangan lupa –hiks, pesanku yang tadi malam."
"Siap, tuan kecil." Luhan terkekeh membuat Ziyu menggulumkan senyuman manisnya serta air mata yang masih membanjiri pipinya. "Hyung harus berjanji dengan Ziyu. Kalau tidak, Ziyu akan ngambek dengan Lulu hyung."
Luhan tertawa dan melepaskan pelukannya dan beralih mengusap air mata yang masih membanjiri wajah Ziyu yang putih dan imut itu. "Jangan menangis. Hyung akan kembali membawa kabar gembira kepada Ziyu dan yang lain."
Luhan berdiri dan menatap Joonmyeon yang sedang menunggunya. Xiumin menghampir Luhan dan memberikannya sebuah kalung dengan liontin kecil berbentuk air serta huruf L transparan dalam liontin itu. Luhan melihatnya takjub. Bagaimana bisa Xiumin mendapatkannya sedangkan Xiumin sendiri tidak bisa turun ke bumi?
"Aku memberimu kalung ini, Lu. Bukan hanya aku, tetapi aku dan Yixing serta Ziyu memberikanmu liontin ini sebagai tanda keberuntungan untukmu dan sebagai simbol jika kau berhasil melakukan tugasmu. Liontin ini akan terisi air dengan warna biru jernih seperti air jika kau berhasil membuat orang itu bahagia."
Luhan tersenyum, "Terima kasih, Yixing, Xiumin, dan tuan Ziyu kecil."
Yixing memberinya sebuah amplop putih dan terlihat transparan itu. "Itu adalah list orang yang harus kau buat bahagia agar mereka tidak dihisap jiwanya oleh iblis. Semangat, Lu."
Yixing menyeka air matanya yang baru jatuh dan tersenyum kepada Luhan. Luhan membalas tersenyum dan sekali lagi memeluk mereka secara bergantian. Joonmyeon menghampiri mereka dan terlihat jika wajah angelic ini tengah serius. Pasalnya, tugasnya sangatlah berat. Bukan hanya memberikan mereka kebahagiaan, tetapi melindungi mereka serta memusnahkan iblis-iblis itu.
"Sudahkah acara perpisahannya? Aku dan Luhan akan turun ke bumi."
Joonmyeon memegang tangan Luhan dengan lembut dan menatap Luhan, meyakinkan Luhan agar tetap percaya diri walaupun suatu saat hal yang tidak diinginkan terjadi. Membuat Luhan agar tetap kuat. "Ayo, Joonmyeon."
Dan setelah itu mereka pergi meninggalkan ketiga orang yang menatap kepergian mereka dengan tatapan sendu.
.
Sehun sibuk memutar-mutar jarinya membentuk sebuah lingkaran yang sesuai dengan gelas winenya yang terlihat berkelas –juga. Sehun melirik ke arah pemuda yang sudah berdiri tak berdaya dengan tangannya yang tergantung diikatan tali tersebut. Pemuda itu terlihat bergerak tak nyaman dan melihat ke sekitarnya. Gelap.
"Selamat malam, Putri Tidur." Suara berat dan sangat dalam itu terdengar memenuhi ruangan yang gelap. "Aku harap kau tidur dengan nyenyak dan nyaman." Faktanya, tidak nyaman.
Taemin mengerang karna pergelangan tangannya sangatlah sakit karna –ia yakin– ikatan tali itu sangat kuat membuatnya kesakitan. "Siapa dirimu?" teriaknya keras membuat suara gelak tawa yang menyeramkan memenuhi ruangan gelap itu.
"Aku adalah kakak dari orang yang kau bunuh, sayang." Suara intimidasi dan sangat rendah itu menambah suasana mencekam dalam ruangan itu membuat siapa saja yang mendengarnya bergidik ngeri. Sehun segera bangun dari tempatnya dan membuka lampu yang minim cahaya itu. Membuat sedikit penerangan dan Taemin dapat melihat jelas jika orang yang sedang berhadapan dengannya sekarang ini bukanlah orang yang suka bermain-main.
Sehun. Ia kenal. Dia adalah Sehun. Anak sulung dari keluarga Oh yang baru saja kehilangan adik kesayangannya, Oh Ziyu. Taemin ingat, ia memberi pil kepada Ziyu saat anak itu sakit. Pil itu ia masukin racun dan memberikannya kepada Ziyu. Dan tak lama setelah itu hanyalah erangan serta teriakan yang menyakitkan dan terdengar sangat pilu keluar dari mulut Ziyu dan tak lama setelah itu senyap. Ziyu kejang-kejang. Itu kesimpulan yang ia dapatkan.
Tetapi jika dirinya ditangkap, itu luar biasa membuatnya terkejut. Ia tidak pernah berpikir jika dirinya yang ditangkap. Bukan bosnya.
"Tidak perlu takut. Aku tidak membunuhmu." Sehun meneguk winenya dan berjalan dengan santai ke Taemin dan menarik dagu Taemin agar mendekat ke dirinya. "Setidaknya tidak sekarang aku membunuhmu. Aku mau agar kau memberitahu semua informasi tentang bos setanmu itu." Setelah itu Sehun menyeringai sangat jahat ke Taemin dan menjauhi Taemin. Sehun mengambil kain lap yang terdapat di mejanya dan ia mengelap tangannya. "Kau sangat rendah dan kotor, kau tahu?"
Dan setelah itu hanyalah suara tawa yang menyeramkan dari luar membuat Taemin mau tidak mau menangis dalam diam. Ia menyesal? Tentu saja. Ia melakukannya untuk mendapatkan uang. Dan sekarang, rasa menyesalnya benar-benar menguar membuatnya gemetar ketakutan.
.
TING TONG
Luhan menggeram kesal. Ia baru saja mendarat ke bumi dan ia baru saja tertidur. Oh –yang benar saja. Luhan segera meninggalkan kasur empuknya dan berjalan keluar. Saat ia membuka pintu, ia melihat seseorang dengan wajah yang cantik dan putih itu sedang tersenyum sangat lebar sambil membawa kantong yang ia yakini isinya adalah makanan.
"Annyeonghaseyo! Aku adalah Byun Baekhyun, tetangga barumu dan kau adalah tetangga baruku. Sangat senang berkenalan denganmu!"
Luhan melihat jelas jika pria ini –Baekhyun– membungkukkan kepalanya sembilan puluh derajat ke Luhan. Luhan mengernyit dengan sikap Baekhyun dan ia segera mengingat apa yang Joonmyeon katakan padanya.
Manusia-manusia di Seoul sangatlah sopan, tidak seperti di London.
Ah –Luhan mengerti dan ia juga segera membungkukkan badannya juga. "Aku adalah Xi Luhan. Senang berkenalan denganmu."
Baekhyun tersenyum senang sambil menyodorkan kantong yang ia pegang ke Luhan dan sibalas dengan lembut oleh Luhan sendiri. Luhan mempersilahkan Baekhyun untuk masuk ke dalam apartemennya. Dan Luhan menemukan fakta bahwa–
Baekhyun adalah tipe periang dan sangat berisik. Baekhyun sangat hyper-active yang membuat sisi cantiknya semakin menguar dan menunjukkan bahwa Baekhyun mirip sekali dengan perempuan. Walaupun mulutnya terlihat bahagia, tetapi hati dan pikirannya tidak. Luhan mengetahuinya. Dan selanjutnya yang harus Luhan lakukan hanyalah, membahagiakan Baekhyun.
.
List of People you should make them Happy:
Sehun and Baekhyun
Make sure they're happy before you leave them. Time left: 8753:17:01
If you fail, you'll get the consequension basic on what you've done. Good luck on your first time of being Guardian Angel.
The Lead of your Mission,
Yixing.
[TRANS]
Daftar orang yang harus kau buat Bahagia:
Sehun dan Baekhyun
Usahakan membuat mereka bahagia sebelum kau meninggalkan mereka. Waktu yang tersisia: 8753:17:01
Jika kau gagal, kau akan mendapatkan konsekuensi-konsekuensi tergantung dengan apa yang sudah kau lakukan. Selamat berjuang dengan pertama kalinya untuk dirimu menjadi Malaikat Pelindung.
Ketua dari misimu,
Yixing.
TBC
*make sure to check my note first to get all further informations about this fic.
Seul's Note:
Haiii~! Mungkin kalian berpikir, "wahh~ ini author baru tapi ficnya baru 1 chapter udah sepanjang gini. Aplagi lebih lama, ckckck" so, aku akan jelaskan disini. Aku emang kelihatan baru muncul tapi nope. Aku Author lama setelah sekian lamanya hiatus. Mungkin 1-2 tahun? Hehe. Aku sibuk dengan urusan sekolah serta game baru kkk~ Dulu, aku bikin 1 fanfic tapi aku post lewat fb. Jadi mungkin ngga banyak yang tau siapa sih SeulEF itu XD
Jadi gini, ya aku cuman author biasa yang suka cuap-cuap di awal chapter dan di notenya sendiri:( Pasti pada bosan ya bacanya? Ya bukannya fanfic kalau awal chapter itu panjang banget sama basa-basi nya itu juga panjang? Disini memang HunHan nya belum muncul. Tapi nanti deh aku buat muncul. Dan bikin kalian melayang, so harus siapin mental untuk masa depan *eh
Oke abaikan. Jadi aku akan jelaskan perbedaan dari Iblis Pencabut Nyawa dengan Malikat Pencabut Nyawa. Jadi gini, Malaikat Pencabut Nyawa itu cenderung membawa jiwa orang yang terlah meninggal itu ke tempat yang aman. Jadi mereka dipindahkan dulu ke tempat yang putih, bersih, tanpa noda atau kata lainnya unknown place. Masih ingat gak yang pas aku bahas kalau yang Luhan lihat hanya putih tanpa noda? Itulah tempatnya. Jadi nanti bagi mereka yang memang benar-benar suci akan langsung dibawa oleh Malaikat. Tetapi tergantung dengan porsi dosa orang itu seberapa besar kkkk *ngaco. Emang sih aku ngaco banget sama ini*
Sedangkan Iblis Pencabut Nyawa itu langsung menyesatkan mereka ke neraka. Orang baik pun disesatkan ke neraka. Iblis itu kan suka yang kejam, kan? Jadi itula mengapa mereka membawa orang yang tak berdosa maupun berdosa ke neraka. Tetapi tidak banyak dari mereka yang disesatkan berhasil keluar dari tempat menyeramkan dan tersiksa.
Terus tentang karakter Sehun disini itu kejam, jadi spoiler dulu deh, Sehun sama Luhan sifatnya berbanding terbalik. Sehun itu kejam, jahat, intinya dia kayak Manusia bertanduk setan. Belum nyampe ekor kok. Tapi kalau Luhan kan malaikat asli jadi sifatnya lemah lembut tetapi mudah ditipu juga. Bukan hanya itu sih, Luhan juga orangnya tertutup karna ia masih ingat pesan Yixing dan Joonmyeon.
Terus tentang momen-momen kayak BaekYeol atau yang lain, itu ngga dimasukin ya~ Mungkin sedikit aja. Soalnya menghemat energi sih. Oh ya satu lagi, Fic ini murni 90% dari otak ku dan sedikit ide sekitar 10% dari teman aku.
Nah sebelum ke penutupan, aku cuman mau bilang; tolong bagi kalian yang kurang ngerti, bisa PM aku langsung. Aku bisa jelasin semuanya secara detail dan sangat rinci kepada kalian.
Last words,
Mind to Review? Let me know what do you think about this looooong chapter.
Don't be silent reader, cuz it hurts so much and please understand how does it feel.
You've to know that my english is so bad, isn't it? #RIP ENGLISH.
So please, let me tell you again,
Mind to REVIEW? 1 Reviev = 1billion supports you give to me.
*5.9 k for total words*
SeulEF*