Disclaimer: Mekakucity Actors/Kagerou Project/Kagerou Days bukan milik saya, tapi milik Jin, Shidu, dan yang bersangkutan(memalukan, saya gak tahu nama pembuatnya... orz)
Warning: Alur kecepatan, mungkin? Soalnya ini pendek. Jaga-jaga akan OOC juga, takutnya ada yang ngerasa ini OOC...
Selamat menikmati~
Setelah betapa lamanya mereka tidak bertemu, kini dipersatukan kembali oleh waktu seharusnya membuat ia bahagia.
Ya, ia memang bahagia—karena ia bisa kembali bertemu seseorang yang ia sayangi dulu.
Tapi ia tidak bahagia—karena bukan pertemuan macam ini yang ia idamkan.
.
Kuroha, Shintaro, dan Ene
[Fanfiction by Wiwitaku]
.
"Hai,"
Suara itu menyapa, mengusir keheningan yang menyelimuti mereka bertiga. Pemilik suara itu—Kuroha—menatap Shintaro dan Ene yang masih terbisu.
Ini terlalu mendadak…
"Lama tak berjumpa, Ene. Kau tak berubah… ahaha," Kuroha tertawa pelan, sembari memfokuskan pandangan kedua matanya kepada Ene—yang berada di dalam telepon genggam sang lelaki berjaket merah.
Kuroha mengenal Ene. Kuroha mengingat Ene. Itu adalah satu hal yang baru Ene tahu sekarang.
Kupikir, orang itu sudah tidak mengenang hal tentangku lagi…
"Dan kau, Shintaro…" pandangannya ia alihkan, "Mungkin ini pertama kalinya kau melihatku, benar?"
Tak ada jawaban dari Shintaro.
Ujung bibir Kuroha tertarik, dan ia berjalan beberapa langkah mendekati master dari Ene. Kedua mata Kuroha bertemu dengan kedua mata Shintaro, membuat Shintaro berjalan mundur beberapa langkah.
Aku tak tahu, Kuroha bisa memandang seperti itu. Setahuku, hanya keganasan sajalah hal yang bisa terpampang di wajahnya. Tapi kali ini, sesuatu berbeda…
"…Siapa kau?"
Akhirnya, Shintaro berani membuka mulut untuk bertanya.
"Aku?" Jari telunjuk lelaki berbaju hitam itu menunjuk ke dirinya sendiri, "Kuroha." Ia menambahkan.
Shintaro menatap Ene untuk beberapa detik. "K-Kau m—" "Ssst."
Kuroha menyela.
"Sebelum kau bertanya, ada baiknya aku memberimu sesuatu sebagai tanda perkenalan," Ujarnya, kemudian kembali mendekatkan diri ke arah Shintaro. Ia tersenyum—untuk pertama kalinya—dan melakukan sesuatu, kemudian—
—Seketika, wajah Shintaro memerah. Merah padam. Sangat merah, seperti warna darah.
…Atau dalam kenyataannya, memang itu adalah darah…
Senyum Kuroha kembali menjadi-jadi ketika ia melihat tubuh Shintaro ambruk ke tanah. Tangannya—yang daritadi ia sembunyikan di belakang badan—masih berada di udara, memegang sebuah pistol yang ia gunakan untuk menembak lelaki di hadapannya beberapa detik yang lalu.
"Nah, sekarang… Apa yang harus kulakukan padamu, hm?"
Kuroha tersenyum melihat Ene.
Shintaro wajahnya memerah karena aliran darah—yang perlahan mulai mengenai jaketnya juga, membuat merah semakin menjadi merah.
Ene menangis.
Seharusnya tadi kita melarikan diri ke jalan lain, Master…
-Fin.
A/N: AAAAHHHHH HAHAHAHAHAHAHA #disepak
Fanfik pertama di fandom ini. Demi apa! DEMI APAAA!
Rasanya lega, euy, habis ngepost ini... Soalnya fanfik ini udah dipendem dari beberapa minggu yang lalu orz
Terima kasih untuk anda yang sudah membaca~ dan maaf untuk anda yang ternyata nggak suka :')
Sekali lagi, terima kasih!
-Wiwitaku.
