FALLING OVER ME
Karneval (c) Touya Mikanagi.
AU. OOC.
Enjoy!
5 P.M., 20 Mei
"Oi, cepat masuk ke dalam bis..." ujar Tsukitachi malas. Sementara seluruh anggota First dan Second Ship masuk ke dalam sebuah bis berwarna pink norak. Gareki sedang duduk dengan enaknya di kursi bis paling depan ketika seorang pemuda berambut kuning muncul, "Gareki-kun? Aku duduk di sini, ya?"
Gareki hanya mengiyakan dan memutar MP3nya, sementara bis mulai berjalan meninggalkan Pantai Pasir Panjang, tempat wisata mereka di liburan kali itu.
Perjalanan kembali ke Pontianak dari Singkawang begitu jauh, kurang lebih 3 jam. Satu per satu penumpang bis tentunya tewas. Nai merasa sangat kecapekan, hingga ia tertidur di pangkuan Karoku. Tsukumo dan Kiichi sudah bersender pada kursi depan mereka. Sisanya ngadem menahan kantuk.
Gareki merupakan orang-orang yang masih bertahan. Lagu Falling Over Me terputar di MP3nya, bertepatan dengan jatuhnya kepala Yogi ke bahu Gareki.
"Yogi?" Gareki menyahut agak kaget. Pemuda berusia 21 tahun itu ternyata tertidur, dan Gareki hanya bjsa mendengus lalu memperbaiki posisi headsetnya yang tertarik ke bawah ketika Yogi mendarat. Namun ia tidak konsentrasi mendengar lagu, karena dengkuran Yogi terdengar begitu berisik di telinganya.
"Aa, Gareki-kun. Kau manis sekali, ya..." suara Iva terdengar dari belakang kursi. BLUSH. Kontan muka Gareki memerah.
"Hoi, bangun." desisnya di telinga Yogi. Bukannya menurut, si rambut kuning malah memeluk Gareki yang makin merah mukanya.
"Kumohon bangun, Baka!"
JEPRET! Gareki mendesis, "Sialan kau, Iva."
"Hmmh... Gareki-kuuuuuunnn..."
"Ohho, ada apa ini?" seseorang muncul di belakang mereka.
"KENAPA KAU KE SINI, KACAMATA SIALAN?"
"Hentikan... Sakiiiittt..." Gareki ingin sekali melakban mulut Yogi. Dia mimpi apa, sih?
"Gareki-kun hebat ya. Sudah besar." Tsukitachi malah senyum-senyum di samping Hirato.
"TSUKITACHI-SAN KENAPA KAU DATANG JUGA?!"
Hirato tersenyun, "Jangan bangunkan ukemu. Kasihan, dia capek."
Gareki ingin sekali beli lakban banyak-banyak dan melem mulut Hirato dengannya.
"Selamat ya atas jadiannya... Kapan kita makan-makan, nih?" Tsukitachi menyambung ejekan.
"Gareki-kun, aku benar-benar iri denganmu." Jiki malah menyahut serius, dan Gareki ingin ada sendal terlempar ke mukanya.
"Ada apa ini?" Kiichi malah turut bangun.
"So sweet, kan?"
"Iva..."
"Iya ya. Hebat kau, Gareki-kun."
"Tsukumo-chan, coba lihat, imut kan?"
"... Imut."
"Sangat manis!"
Dan Gareki harus terus menerus mendengar godaan satu bis atas kejadian barusan.
"Cie yang udah jadiaan, selamat, ya..."
"SEMOGA KALIAN SEMUA KENA SIAL!"
Esoknya, Yogi kebingungan mendengar ucapan selamat dari semua orang dan tingkah frustasi Gareki.
"Omedetto atas jadiannya, baa."
"SEBAIKNYA KAU DIAM SAJA."
"He? Gareki-kun?" Yogi menoleh ke arah Gareki dengan muka bingung.
"Pfft... Kemarin malam, ia harus membawamu ke tempat tidur karena kau tertidur lelap..."
"IVA-SAN SEBAIKNYA TUTUP MULUT."
"... Kuterima."
"Hah?"
Yogi memandang Gareki dengan muka serius, membuat si rambut hitam berdebar-debar.
"Kuterima ucapan selamatnya!"
"JANGAN DENGARKAN MEREKA, BODOH!"
Sementara Nai menoleh ke Karoku dengan bingung, "Selamat untuk apa, Karoku?"
"Kau sebaiknya tidak tahu, Nai."
Daan... Sekian! Maaf kalo jelek. Met ultah buat Gareki, ya! XD
