Vampire-chan! Please Love Me?!

.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto, saia cuma numpang minjem

Rated T

Genre : A Little bit Romance, Fantasy, Friendship

Pair : Naru (chibi)umur 7 tahun x Hina(RTN)

Warning : Typo, OOC luar biasa, plus rada-rada gaje hihi~

Enjoy~


Chapter 1 : Greeting with You~


OOoOoOoOoOoOoOo

Malam ini bulan purnama akan muncul, bersinar lebih terang daripada hari biasanya, dan hari ini adalah saat yang tepat bagi sang penguasa malam mencari mangsanya. Mungkin bagi kalian ini terdengar aneh, tapi kuharap kalian percaya.

OoOoOoOoOoOoOoO

Pukul 07.00 p.m

Suasana kota Konoha terlihat begitu ramai seperti biasa, orang-orang yang baru saja datang dari tempat mereka bekerja. Dengan tubuh yang terlihat kelelahan, dan masih banyak hal yang lainnya. Suara kendaraan yang berlalu lalang, lampu-lampu yang mulai menyala, dan tak lupa anjing-anjing yang entah kenapa banyak yang melolong hari ini.

Mengeluarkan suara-suara dan diikuti dengan yang lainnya, saling bersahutan tanpa henti.

Dan kini,

Sepasang manik Lavender tengah terduduk manis di sebuah atap gedung yang terlihat tinggi, merasakan terpaan angin yang membuat rambut indigo panjangnya meliuk-liuk, wajah cantiknya menengadah menatap bulan purnama yang sangat terang, kedua kakinya yang bergoyang perlahan mengikuti irama, seolah tidak takut sama sekali dengan ketinggian yang dihadapinya.

"Hah~ sudah bulan purnama lagi," desahnya cepat, seraya menundukan kembali wajahnya, melihat pemandangan kota di bawah, orang-orang berlalu-lalang. Suara tegukan, napas yang menderu membuatnya tanpa sadar menjilat bibirnya sendiri.

"Aku haus~" ujarnya sekali lagi.

Ya, malam ini hari yang sangat ia nanti-nantikan, meskipun agak sedikit malas karena harus berburu di malam hari.

"..."

Berburu?

Apa maksudnya?

"Menjadi vampire sangat merepotkan~"

Vampire?

Hinata Hyuga, gadis yang terlihat sangat menawan. Dengan rambut panjang kebanggaannya, baru saja mengatakan kalau dirinya seorang vampire.

"..."

Sudah kukatakan bukan, di dunia ini apa saja bisa terjadi, seorang vampire, segerombolan werewolf atau yang lainnya~

Dan inilah dia, taring yang perlahan terlihat mencuat dari dalam bibirnya, kulitnya yang pucat terkena sinar rembulan, sebuah seringaian di wajah cantiknya. Dan percayakah kalian kalau umurnya kini sudah hampir menginjak seratus tahun?

Hah~ kalau dalam umur manusia, dia hanyalah seorang gadis yang baru saja menginjak remaja, atau dengan kata lain umurnya barulah tujuh belas tahun. Tidak menua, dan tetap menjadi seorang gadis yang cantik. Dengan kata lain ia tidak bisa mati. Ya, selamanya terlihat seperti ini.

[...]

"Lebih baik aku cepat," ujar Hinata, seraya bangkit dari posisinya, gadis itu terlihat merenggangkan seluruh tubuhnya. Leher dan kedua tangannya yang terasa kaku, pikirannya kembali pada saat bertemu dengan Tousan dan Kaasannya, mereka mengingatkan dirinya kembali agar tidak terjerat oleh manusia yang ia temui, sama sekali tidak boleh.

Kedua kakinya mengetuk-ngetuk bergantian lantai keras di bawahnya, maniknya kembali terpaku pada pemandangan di depannya, hanya ada gedung-gedung. Dia harus bisa mencari tempat yang sepi, dan tidak terlalu banyak orang yang berlalu lalang.

"Selesai berburu, pulang dan beristhirahat." Dan dengan satu helaan napas, gadis itu mengambil aba-aba, sampai..

Tep, Ia melompat dengan santainya, dari gedung tadi ke gedung di depannya, turun perlahan, melompati tiang listrik, pepohonan, lampu jalan, Tidak ada yang melihatnya malam-malam seperti ini karena penerangan yang tidak terlalu bagus di atas sini, jadi dia bisa bersantai.

Langkah demi langkah, dan gedung demi gedung Hinata lewati, semoga saja hari ini dia bisa mendapatkan mangsa yang enak dan nikmat.

Semoga saja~

.

.

.

.

.

Setengah jam berlalu, sekarang sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.

"Ck, Kuso! Kenapa aku belum menemukan makanan yang enak!" Hinata berdecih kesal, kerutan amarah terlihat jelas di wajahnya. Langkah kakinya semakin gencar melompat, mencari-cari mangsa yang cocok untuknya.

Dia itu punya selera sendiri, dan yang baru ia temui hari ini adalah orang yang tidak sesuai dengannya.

Maniknya melirik dan memilih orang-orang di bawah sana,

Satu ketemu,

"Arggh, terlalu berkeringat!"

Dua ketemu,

"Gendut!"

Tiga ketemu,

"Bau! Apa dia pernah mandi!" serunya tanpa sadar, saat melihat orang yang dengan asyiknya tertidur di sebuah tempat duduk dengan santainya malam-malam seperti ini.

Empat ketemu,

"Gyaaa! Gyoza!" makanan dengan bawang putih sebagai bahan pelengkap yang tak sengaja tercium di hidungnya mau tak mau membuatnya berteriak histeris dan langsung berlari menuju sebuah taman yang terlihat sepi di ujung sana.

Hah~ hari ini sepertinya bukan hari keberuntungannya.

OoOOOoOoOoOoOoOoOooO

Taman~

Dengan langkah gontai, Hinata turun dari lompatannya, "Aku haus," desahnya terus menerus. Lampu taman yang tidak terlalu terang menyembunyikan kulit pucatnya, membuatnya lebih leluasa bergerak. Suasana di sana terlihat sepi karena hari sudah terlalu malam, dan mana mungkin ada yang berjalan-jalan di waktu seperti ini.

Benarkan?

"Apa aku pulang, dan minta bagian Neji-nii saja?" ujarnya, mengingat kakak sepupunya yang kebetulan juga hari ini sedang berburu, mungkin dia bisa minta sedikit darah. Satu tegukan, dua tegukan?

"..."

Lama berpikir, sampai akhirnya gadis itu mengangguk pelan, "Mungkin itu lebih baik," ya, lebih baik ia pulang, mengatakan alasan singkat pada kedua orangtuanya dan dia bisa beristhirahat tenang hari i-

"Hiks, hiks,"

Ni?

"Sepertinya aku mendengar sesuatu?" tak sengaja telinganya yang tergolong hampir sejajar dengan pendengaran kelelawar menangkap sebuah isakan.

Isakan tangis.

"Hiks, hiks, huaa-"

Suara itu lagi, semakin keras, dan kencang.

"Aku tidak salah dengar," mencari sumber suara dan dengan tetap menjaga dirinya. Hinata tanpa menunggu lebih lama lagi, segera bersiul.

"Suittt!~!" suara siulan yang terdengar nyaring,

"..."

Beberapa detik menunggu.

Kpak, Kpak, suara kepakan sayap terdengar. Bayangan-bayangan sesuatu berwarna hitam perlahan mendekatinya, sampai semakin mendekat dan memperlihatkan bayangan hitam itu dengan jelas.

Segerombol kelelawar mendatanginya.

Citt, Kpak, Kpak, Citt, suara kelelawar itu sedikit berisik, berterbangan mengitari Hinata.

"Kalian lihat keadaan, dan pastikan siapa yang menangis di dekat taman ini. Paham?"

Seakan paham degan perintahnya, gerombolan kelelawar itu langsung saja berterbangan pergi. Mengintai seluruh taman, dan Hinata hanya bisa menunggu.

OoOoOoooOoOOoOoOoO

Bersidekap di depan dada, Hinata menyenderkan tubuhnya di sebuah tiang listrik dekat taman. Menunggu hasil pemeriksaan anak buahnya (para kelelawar)

Kpak, Kpak, kembali ia mendengar suara kepakan sayap, sampai..

"Sudah kalian temukan?" tanyanya cepat, dia sudah terlalu kehausan menunggu.

Dan entah dengan bahasa isyarat yang hanya bisa di mengerti oleh dirinya dan bangsa vampire lainnya. Hinata mengangguk paham.

"Seorang anak kecil? Sendirian? Malam-malam seperti ini?"

"..."

"Baiklah, kalian boleh pergi. Sampai pada Tousan dan Kaasan, sepertinya malam ini aku akan pulang terlambat."

Seolah mengerti maksud masternya, para kelelawar itu mengeluarkan suara mereka bersamaan sampai akhirnya segera pergi dari sana. Meninggalkan Hinata sendiri lagi.

[...]

"Tidak ada pilihan lain selain memastikan sendiri," ujar Hinata pada dirinya sendiri, mengangkat bahunya sekilas, dan perlahan ia berjalan santai memasuki kawasan taman lebih dalam lagi.

[...]

Wahana permainan untuk anak kecil, perosotan, rumah-rumah kecil, menarik perhatian Hinata, masih setengah mendengus kesal karena tidak menemukan apa yang ia cari, gadis itu berjalan mencari ke arah sumber suara yang semakin mengeras di telinganya.

"Hiks, hiks, hiks,"

Isakan itu lagi

"Hah, berisik." Berjalan menelusuri wahana permainan di sana, sampai akhirnya gadis itu berhenti tepat saat ia melihat permainan ayunan.

Berderit, bergerak ke depan dan belakang dengan pelan. Alisnya mengernyit bingung,

"Bocah kecil?" gumamnya, tampak seorang anak kecil dengan rambut yang terlihat mencolok tengah bermain ayunan di sana, masih setia dengan isakan di bibirnya, ia terus menerus memaikan ayunan itu.

"..."

Sendiri.

"Kenapa bocah kecil itu bisa ada di sana malam-malam seperti ini?" ujarnya kembali.

"..."

"..." Lama ia melihat pemuda kecil pirang itu,

"Kenapa aku harus mengurusinya, bukan urusanku dia mau diculik, atau mungkin menjadi mangsa kerabat-kerabatku yang lain~" Hinata mengangkat bahunya untuk yang kedua kali. Ia hendak beranjak dari tempat itu, berjalan pergi untuk mencari mangsanya.

Anak kecil, bukan mangsa yang ia cari-cari.

"Hiks, hiks, hiks, Kaasan, Tousan, hiks, hiks,"

Langkahnya terhenti saat mendengar suara tangis itu makin keras.

"..."

"Ya..yah, menangislah bocah. Dan makin banyak vampire lain yang mengetahui keberadaanmu." Ucapnya cepat. Dan kembali berjalan,

"Kaasan, Tousan, Naru..hiks..hiks, gelap, takut..hiks..hiks,"

"..."

"Biar sa-"

"Huaa, Kaasan, Tousan, hiks, hiks,"

Oke, Hinata makin tidak tahan mendengar suara tangis itu lagi. Meskipun sifatnya tergolong kasar dan blak-blakan, tapi tetap saja dia seorang perempuan yang tidak suka melihat anak kecil menangis!

Dan dengan satu langkah berbalik, "Arghh! Baik, baik kau menang Bocah. Menangislah karena sekarang aku akan menghampirimu!" gadis indigo itu segera berjalan dengan langkah kaki lebarnya, dan menghampiri anak kecil yang masih menangis di ayunan sana.

.

.

.

.

"Hiks, hiks, takut..takut..Kaasan, Tou-"

Bletak!

Sebuah pukulan mendarat cepat di kepalanya, membuat pemuda kecil yang menangis tadi tanpa sadar meringis kecil.

"I..ittai!" Ia langsung saja membalikan tubuhnya, memandang orang yang sudah seenaknya memukul kepalanya.

"Si..siapa yang memu-" tapi suaranya langsung terhenti saat,

"Oi, Bocah cengeng! Menangis malam-malam di sini, kau ingin mati ya!" seorang gadis cantik berambut indigo terlihat berdiri di belakangnya, dengan tangan yang berkacak di pinggangnya dan wajahnya yang terlihat kesal.

"..."

"Apa?"

Hah? Mati? Kenapa harus mati? Pikirannya makin bingung, dan tanpa ia sadari isakannya tadi menghilang sesaat saking kagetnya.

OoOoOOooOooOoOoOoO

Masih setengah kesal, "Oi, jawab bocah!" Hinata dengan suara khasnya berteriak pada anak kecil di hadapannya.

"A..apa? Siapa kau Neechan!" seru anak kecil itu tak kalah keras.

'Lho, bukannya tadi dia sedang menangis?' batin Hinata bingung. Tapi cepat-cepat ia mengubah raut wajahnya kembali.

"Huh! Isakanmu itu membuat telingaku sakit bocah, sudah sana pulang ke rumahmu!"

Anak kecil yang tadinya masih duduk manis di ayunan, perlahan bangkit. Tangan kecilnya menghapus air mata yang masih mengalir di pipinya tiba-tiba, sampai akhirnya ia mengadahkan wajah, menghadap wajah Hinata.

"Aku bukan bocah! Aku punya nama," setengah mengembungkan pipinya, pemuda kecil itu berhenti menangis lagi. Dan kini jari telunjuknya sudah tertuding padanya,

"..."

Kritt, urat-urat kemarahan perlahan muncul di kening Hinata, sudah bagus ia menghampiri anak kecil ini. Dan sekarang dia berteriak dan menjulurkan jari telunjuk padanya.

Sangat tidak sopan!

"Bocah,"

"Apa! Neechan ini siapa sih, seenaknya saja memukul kepalaku, tadi itu aku sedang menangis tahu!" suara cempreng pemuda kecil itu semakin membuat kemarahannya naik.

"Tidak punya sopan santun," dan dengan gerakan yang cepat,

Bletak! Pukulan ringan kembali ia daratkan.

"Ittai!!" anak kecil itu meringis keras,

"Makanya jangan nakal!"

Memegang kepalanya yang terasa perih, tanpa sadar anak kecil itu mengerang sampai tanpa aba-aba lagi,

"Hik, hiks, Huaaa! Sakit!" Ia menangis lagi.

"..."

"..."

Lho?! Lho?! Ini bukan salahnya kan?! Bukan salahnya! Manusia itu merepotkan sekali!


TO BE CONTINUED~


A/N :


Mushi buat cerita lagi Minnaa! #digaplok# Oke, oke, Mushi tahu banyak fic yang belum kelar, tapi ini cerita sebenernya udah nongkrong di komputer pas berbulan-bulan belajar buat fic (udah lama banget). Nggak sengaja ketemu, dan ehh Mushi jadi pingin publish. Ini cerita Cuma dua Shot aja kok, dan udah kelar semua.

Jadi kalau ada yang mau minta lanjutin plus banyak yang riview #plak, maunya broo#bercanda# Mushi bakal apdet cepet! XD cerita fantasy saat Mushi masih tergila-gila sama Hinata RTN, dia keren banget entah kenapa #apaan coba# XD

Segitu aja deh Cuap-Cuap dari Mushi

Kalau begitu Akhir kata kembali

SILAKAN RIVIEW YAA! \^O^/\^V^7

JAA~