Mawar Darah
.
.
.
Disclaimer : Vocaloid milik Cyrpton Future Media dan Yamaha Corp yang punya-desu.
Warning : Typo, Bloody scene, semua fakta vampir di sini hanyalah karangan Clara-desu.
.
Prolog
Salju yang putih itu kemudian terkotori oleh merah darah. Laki-laki itu sudah tumbang karena pasak perak di jantungnya yang kemudian menyemburkan darah.
"Kyaaaa! Sayaangg!" Teriak perempuan yang merupakan istrinya itu, tetapi wanita itu langsung di seret keluar dari kereta kuda dan di pegangi kedua tangannya. "Pergi Miku!" Teriak wanita itu, seorang gadis berumur sekitar 10 tahun itu mulai menuruni kereta kuda itu dan berlari menjauh dari tempat itu, tetapi di hadang oleh beberapa orang, ketika gadis kecil itu berbalik yang terlihat olehnya adalah wanita yang merupakan ibunya itu sudah dalam kondisi ambruk dengan pasak tertusuk di dadanya.
"Okaa-saaaann!" Teriak gadis itu sambil berlari menuju jasad ibunya. "Hiks, Okaa-san.." Kata gadis kecil itu menangis sambil memeluk jasad ibunya.
"Tidak perlu menangis gadis kecil, kau akan bertemu kedua orangtuamu." Kata salah seorang dari penyerang itu yang memegang obor. "Kalian pegangi gadis itu." Kata orang itu sambil mengeluarkan pasak perak dari sakunya. Sementara gadis kecil itu terus menangis. Hingga sebuah pemandandangan membuat gadis itu terpana, kejadian itu memang sungguh cepat, tetapi bagai biasa dalam mata gadis itu yang merupakan seorang vampir, para penyerang itu tiba-tiba sudah tumbang dengan darah menyembur dari leher mereka.
"Huh.. apa darah para pemburu memang se-busuk ini." Kata orang itu sambil menjilat tangannya yang berlumuran darah.
"Ji-saaann!" Teriak gadis itu sambil memeluk sosok yang membunuh para pemburu itu.
"Miku, syukurlah kau masih selamat." Kata orang itu sambil memeluk Miku.
"Hiks.. Ji-san.. Otou-san.. Okaa-san.." Kata Miku sambil menangis.
"Maafkan aku karena aku terlambat Miku." Kata orang yang di panggil paman oleh Miku.
"Hiks.." Sekarang ini Miku hanya bisa menangis. "Ji-san.. apa kaum kita seburuk itu sehingga harus di musnahkan semua?" Tanya Miku di sela tangisannya.
"Tenanglah Miku, suatu saat mereka akan mengerti kalau kita ini sama dengan mereka." Kata paman Miku. "Paman akan ikut mengusahakan agar kita bisa hidup berdampingan dengan manusia." Kata paman Miku.
Akhirnya kedua orangtua Miku di makamkan, para vampir tidak hangus seperti dalam cerita ketika mereka mati, mereka juga tidak akan mati karena menyentuh perak, siapa yang tidak akan mati bila di tusuk tepat di jantungmu?
Keluarga Miku adalah bangsawan vampir, tetapi mereka hampir tidak pernah meminum darah manusia, mereka lebih sering meminum darah binatang. Tetapi jaman itu adalah jaman dimana para manusia menganggap vampir adalah makhluk berbahaya yang harus di binasakan.
Hingga 10 tahun dari kejadian itu muncul deklarasi bahwa manusia dan vampir bisa hidup bersama dengan mengikuti peraturan yang di sepakati oleh manusia dan para kaum vampir, para kaum manusia juga meminta maaf kepada para kaum vampir. Tetapi tentunya itu tidak mengubah kenyataan kalau kaum vampir telah di bunuh semena-mena oleh kaum manusia.
"Miku! Kau sudah siap? Kita akan berangkat." Kata paman Miku, sementara Miku masih berdiri di antara kedua makam orangtuanya. Miku mengusap air matanya dan dengan kaki mungilnya mengikuti pamannya, dia dan pamannya akan pindah keluar kota. "Bagaimana dengan baju yang paman belikan itu Miku?" Tanya paman Miku, Miku hanya mengangguk senang. Tubuhnya masih dalam usia 10 tahun karena vampir keturunan murni setiap tahun pertumbuhannya sangat lambat, bisa di bilang untuk melalui satu tahun usia manusia, mereka harus menunggu dalam 50 tahun untuk mencapai satu tahun pertumbuhannya, tetapi perubahan signifikan ada pada rambutnya, sekarang beberapa helai rambutnya memutih karena sindrom 'Marie Antoinette'.
.
Time skip
Tokyo ~present day~
.
Seorang laki-laki dengan sabar menunggu di ranjang UGD rumah sakit untuk hasil pemeriksaannya.
"Tuan Shion?" Tanya seorang suster kepada laki-laki itu.
"Suster kau sudah kenal aku, tidak perlu seperti itu lah, bagaimana hasilnya?" Tanya laki-laki yang di panggil Shion tadi.
"Sayangnya hasil pemeriksaannya cukup buruk, kau harus rawat inap lagi di sini." Kata suster itu sambil menginstruksikan agar laki-laki itu di pindahkan di ruangan kamar inap. Setelah dia selesai di pindah selang-selang medis kembali di pasang di tubuhnya.
"Kenapa kalian para Vampir sungguh peduli dengan makhluk seperti kami? Sampai membangun rumah sakit ini." Kata pemuda itu. "Padahal rumah sakit identik dengan darah, apa kalian yakin bisa menahan hasrat kalian disini?" Tanya pemuda itu.
"Jujur saja itu sedikit merendahkan, kami para vampir menganggap bau darah seperti kalian mencium bau makanan. Bayangkan saja, kau mencium bau enak sebuah crepe yang kau lewati, tetapi kau tidak bernafsu memakannya, sama seperti itu kami, kami akan tergoda bila kami lapar, bisa di bilang syarat masuk ke gedung ini harus sudah kenyang. Hehehe, jadi meskipun kami harus melakukan operasi dadakan, itu sama sekali tidak berpengaruh bagi kami." Kata suster berambut putih itu.
"Oh, begitu yah, maafkan aku." Kata pemuda itu sedikit merasa bersalah.
"Tidak apa-apa Kaito-kun, aku akan memanggil dokter kemari." Kata suster itu sambil keluar dari ruangan.
"Hai kasur kau merindukanku? Kalau kau tiang infus? Yah tenang saja, aku tidak akan kemari lagi, toh kelihatannya umurku tinggal sedikit." Kata Kaito bermonolog, yah dia di diagnosis menderita suatu menyakit yang tidak memungkinkan dia untuk beraktivitas di luar rumah, dan semalam penyakitnya kambuh sehingga dia harus menelpon ambulans untuk dirinya sendiri. Sebenarnya sekarang dia tidak bisa bergerak selain menggerakkan kepalanya. Akhirnya pintu itu terbuka dan seorang laki-laki berjas putih masuk. "Konnichiwa, Tonio-sensei, sudah bosan denganku?" Canda Kaito.
"Sayangnya aku saking bosannya hingga tidak ingin melangkah kesini." Kata Tonio menanggapi candaan Kaito dan mereka tertawa sebentar.
"Jadi bagaimana?" Tanya Kaito begitu dia selesai tertawa.
"Aku tidak bisa memutuskannya hingga pemeriksaan lebih lanjut, jadi kau akan aku ke ruang CT Scan setelah ini." Kata Tonio sambil membaca papan di hadapannya, Kaito hanya mengangguk, dia sudah pasrah dengan nasibnya, kemudian terdengar suara pintu terketuk.
"Tonio-sensei, Nona Hatsune ingin berbicara dengan anda." Kata seorang suster masuk.
"Baiklah, Sukone-san, bisa bawa Kaito ke ruang CT Scan?" Tanya Tonio.
"Siap Laksanakan!" Kata Sukone sambil memberi hormat, Tonio hanya tertawa kecil kemudian keluar. "Baiklah Kaito-kun, aku panggil petugas lainnya dulu." Kata Sukone sambil keluar, setelah Sukone kembali dia membawa satu ranjang kosong dan para petugas lainnya dengan hati-hati memindahkan tubuh Kaito ke ranjang itu dan keluar dari kamarnya. Ketika keluar Kaito melihat sesosok gadis yang berbicara dengan Tonio, gadis itu rambutnya sungguh aneh, gadis itu berambut tosca tetapi ada beberapa helai yang berwarna putih, seperti gadis itu sengaja mengecatnya seperti itu, dan pakaiannya serba hitam.
"Baiklah kalau paman tidak bisa pulang malam ini." Kata gadis itu.
"Maaf ya Miku, memiarkanmu sendirian lagi malam ini." Kata Tonio.
"Tidak apa-apa kok paman, aku mengerti." Kata gadis itu kemudian pergi melewati ranjang Kaito.
"Kalau kau kesepian kau bisa mengundang salah satu temanmu untuk menginap malam ini." Kata Tonio sedikit keras, gadis itu hanya mengangguk, kemudian sekejap mata gadis itu menghilang.
'Vampir?' Batin Kaito.
"Oh, sudah keluar yah, ayo sekarang ke ruang CT Scan." Kata Tonio sambil menunjuk suatu arah. Kaito pun hanya pasrah mengikuti kemana ranjangnya di bawa pergi. Dia pun memasuki sebuah ruangan dengan mesin besar seberti tabung dengan kasur di tengahnya.
"Apa anda memiliki benda yang terbuat dari logam?" Tanya petugas ruangan itu.
"Ada, tolong keluarkan kalungku." Kata Kaito, Sukone pun dengan hati-hati melepas kalung Kaito yang berliontin sebuah cincin. Dia kemudian tubuhnya di angkat ke kasur pada alat itu, dan di beri pengaman mata, setelah itu, kasurnya memasuki alat itu.
Setelah proses rumit selanjutnya, Kaito kembali ke kamarnya dengan hasil yang di bawa oleh Sukone dan kemudian di serahkan kepada Tonio-sensei. Tonio-sensei pun melihat hasilnya, matanya terbelalak dengan hasil itu.
"Ada apa sensei? Apa aku akan mati?" Canda Kaito.
"Kabar buruknya iya. Penyakitmu semakin parah dan kesempatan hidupmu sedikit, sebenarnya kami bisa mengambil tindakan untuk operasi, tetapi operasi ini sungguh beresiko, kemungkinan operasi ini berhasil pun sedikit, yaitu Cuma 20 %." Kata Tonio-sensei yang membuat Kaito memucat. "Ada cara lain lagi, yang ini kami menjamin kesembuhanmu 100%" Kata Tonio-sensei, Kaito pun memandang dokter itu dengan penuh harap.
"Apa itu?" Tanya Kaito.
"Kau harus menjadi salah satu dari kami." Kata Tonio-sensei, mata Kaito terbelalak mendengar hal itu. Mengubah manusia menjadi vampir memang berlawanan dengan peraturan yang telah di tetapkan, tetapi ada pengcualian dalam peraturan itu, manusia bisa menjadi vampir asalkan si pihak manusia yang menginginkannya dan telah menandatangani sebuah surat dimana berisi kesanggupan manusia untuk menjadi vampir, tetapi sungguh sedikit manusia yang melakukan itu.
'Menjadi vampir pun sama dengan aku mati, tetapi aku mengambil operasi itu pun aku memiliki peluang 80% untuk mati, toh tidak ada yang menganggapku ada lagi dalam keluargaku, lebih baik aku bergabung dengan mereka saja, meskipun jantungku tidak berdetak, tetapi aku bisa sembuh dari penyakit ini dan aku bisa lebih lama berada di dunia ini.' Pikir Kaito.
"Aku masih ingin melihat dunia ini sensei, jadi tolong rubah aku menjadi vampir." Kata Kaito.
"Baiklah bisa kau tanda tangani surat ini?" Tanya Tonio-sensei menyerahkan sebuah surat.
"Apa ada mesin printer? Pasangkan ponselku ke dalam printer itu." Minta Kaito, sebuah mesin printer pun langsung ada di sebelahnya, ponsel Kaito pun di hubungkan dengan mesin printer itu dan surat itu di masukkan dalam mesin itu. "Voice Command!" Perintah Kaito.
'Password required' Kata sebuah suara dari ponsel Kaito.
"Kaito Shion" Kata Kaito.
'Your cell phone now active' Jawab ponsel Kaito, ketika dia masih sehat dia yang merancang ini dalam ponselnya agar dia bisa menggunakan ponsel walaupun penyakitnya kambuh dan membuatnya lumpuh, seperti memanggil ambulans, atau sebagainya.
"Cetakkan tanda tanganku pada surat itu." Kata Kaito, suara bunyi notifikasi pun terdengar, mesin itu kemudian berjalan dan keluar tanda tangan Kaito disana. "Tenang saja sensei, aku telah menyimpan tanda tanganku dalam ponselku ini." Kata Kaito.
"Baiklah, aku akan menuju dewan dulu untuk mengesahkan hal ini, tenang saja, cepat kok." Kata Tonio-sensei bercanda, dia kemudian menghilang.
"Wah, kaumku akan bertambah satu orang lagi." Canda Sukone.
"Tei-san, aku mengambil operasi itu pun aku harus mengucapkan selamat tinggal kepada dunia selamanya, dengan ini aku tidak akan mengucapkan selamat tinggal, karena aku masih ingin melakukan sesuatu di dunia ini." Kata Kaito.
"Hm,hm. Tenang saja setelah ini kau tidak perlu mengenal rumah sakit." Kata Sukone.
"Yah, itu sungguh melegakan bagiku." Kata Kaito.
.
.
.
TBC
Gomen malah Clara potong disini-desu, dari dulu pingin update cerita tentang vampir akhirnya ke publish juga-desu. Gomen kalau soal medis nya salah-desu.
Soal Star Organization masih dalam tahap pengerjaan-desu, tenang, masih lanjut-desu, tetapi entah update kapan-desu.
