";DEDICATED TO MY DEAR FRIEND;"

A story from Clown Of Itachi-San

"Tells about six student at Konoha Art High School

(Menceritakan tentang 6 pelajar Sekolah Tinggi Seni Konoha)

Pursuing a dream to be a star

(Yang mengejar mimpi menjadi seorang bintang)

Until finally finding their wings

(Hingga ahkirnya menemukan sayap mereka)

Flying acrros the sky, drove them to the highest throne

(Terbang melintasi awan, membawa mereka ke tahta yang tertinggi)

change the dreams to be a reality"

(Mengubah mimpi menjadi kenyataan)

~ DREAM HIGH ~

"Dream high, a chance to fly high

(Dream High, sebuah kesempatan untuk terbang tinggi)

Now bye bye to all that hurts, try flying high like the stars in the sky

(Sekarang, bye bye pada semua yang menyakitkan, cobalah terbang tinggi seperti bintang di langit)

You dream will unfold

(Mimpi mu akan terungkap)

Starting from now

(Mulai dari sekarang)

Don't be afraid of the future made by your hands

(Janganlah takut pada masa depan yang dibuat oleh tangan mu)

Now walk totally confident Unstoppable destiny is destiny

(Sekarang, berjalanlah dengan benar-benar yakin, keputusan tak terhentikan adalah takdir)

Now we soar up high

(Sekarang kita melambung tinggi)

For you, this whole new fantansy

(Bagi mu, ini adalah fantasi baru)

So from now, take my hand here

(Jadi dari sekarang, peganglah tangan ku disini)

From now on, our aim

(Sekarang, tujuan kita)

One dream and not give up youthful passion all here

(Satu mimpi dan semua gairah muda disini, tidak akan menyerah)"

"DREAM HIGH"

Inspired By Korean Drama "Dream High"

Disclaimer:

Dream High :Bae Yong Joon, Park Jin Young

Naruto :Masashi Kishimoto

Cast:

Sakura Haruno, Naruto Uzumaki

Sasuke Uchiha, Hinata Hyuga,

Shikamaru Nara, Ino Yamanaka

By:

Clown Of Itachi-san

Rating:

T

Genre:

Romance-Friendsip

Warnig :

AU, OOC, Typo bertebaran

Your Dreams will come true

~DREAM HIGH~

Author Note's :

Hai Mina-san...

Otha kembali lagi dengan fict barunya Otha yang Gaje, Ah, tidak. Otha sudah berusaha membuat fict ini sebagus mungkin, membasuh keringat saat menulis fict ini, tidak mungkin Otha bilang fict ini gaje. Tapi tidak menuntut reader's untuk memuji fict ini lho.

Maaf kalau opening'nya terkesan sangat melebih-lebihkan dan terlalu berbelit-belit.

Oh iya, cerita ini terinspirasi dari drama Korea, Dream High. Otha sangat suka sama cerita dan para pemainnya, tapi sayang, film'nya sudah tamat. Hiks. Maka dari itu, Otha membuat fict ini. Kebetulan ada teman cewek Otha yang meminta dibuat'kan cerita seperti drama itu.

Meskipun judul ceritanya sama, tapi tenang, ceritanya tidak terlalu mengikuti alur cerita aslinya kok. Ada beberapa bagian yang Otha ubah menjadi oroginal Otha sendiri. Dan disini, tidak yang berhubungan darah. Seperti Hinata dan Neji, disini mereka bukan saudara. Jelas?

Eh, satu lagi. Otha minta maaf karna belum menyelesaikan fict Otha yang pertama tapi sudah mem'publish cerita baru. Habis sudah kebelet sih, hihihi.

Ya sudah. Dari pada banyak cincong, lebih baik kita mulai cerita ini. Semoga berkenan di hati para reader's sekalian...

Naruto Uzumaki : 17 tahun

Sasuke Uchiha : 17 tahun

Sakura Haruno : 16 tahun

Ino Yamanaka : 16 tahun

Kiba Inuzuka : 17 tahun

Hinata Hyuga : 16 tahun

Sarutobi : 41 tahun

DREAM HIGH~

Takai Yume Chap.1

%%%%%%%%%%%%%%

Di sebuah tempat pencucian foto, terlihat dua orang remaja putri sedang berbincang-bincang atau lebih tepatnya, sedang bergosip mengenai dua orang remaja putri lainnya yang lewat didepan mereka.

"Sakura Haruno, sudah cantik, kaya, dan berbakat. Apa lagi yang tak tak dimilikinya?" cibis wanita berambut hitam panjang sepinggang, bertanya pada temannya yang berada disampingnya.

"Aku tidak tahu. Dia kelihatan begitu sempurna" jawab temannya yang berambut pirang kehitaman sebahu, sambil menatap seorang remaja putri berambut soft pink yang sedang berjalan bersama temannya melewati mereka.

"Iya. Eh, siapa dia?" tanya seorang remaja, menunjuk seorang gadis berkacamata, berambut kuning panjang, dan dikuncir kuda, yang tadi jalan bersama gadis berambut soft pink. Kelihatannya dia sedang sibuk melihat foto-foto yang digengamnya, sementara gadis yang berambut soft pink itu sedang masuk dalam sebuah tokoh.

"Oh, dia. Dia pengikut Sakura. Ia selalu mengikuti kemana pun Sakura pergi" jawab temannya.

Gadis berkacamata itu langsung menyambut begitu gadis berambut soft pink itu keluar dan membantunya membawakan barang-barangnya. Gadis berkacamata itu bernama Ino Yamanaka.

Gadis soft pink itu, mendekati kedua gadis itu yang tadi membicarakan'nya dan berkata tegas.

"Dia bukan pengikut Sakura. Namanya Ino Yamanaka".

Gadis berambut soft pink mendekati salah satu gadis dan menyentuh rambut gadis itu.

"Kelihatannya, kau selalu menggunakan jepit rambut pemberianku" kata gadis soft pink itu dingin.

"Sebenarnya aku ingin membuangnya. Tapi kau memakainya seakan-akan benda itu berharga untuk mu. Aku jadi tidak merasa enak" sambungnya. Gadis itu langsung cepat-cepat melepas jepit rambut itu.

Gadis berambut soft pink itu tersenyum tipis dan meraih tangan Ino kemudian menariknya pergi.

"Ayo pergi, Ino!"

"Satu-satunya yang tak dimiliki Sakura adalah sopan santun" kata gadis berambut hitam panjang sepinggang.

Sementara Ino bersama gadis berambut soft pink itu sudah menjauh meninggalkan mereka.

"Aku tidak keberatan disebut pengikut Sakura" kata Ino.

"Tapi aku tidak suka" jawab gadis soft pink, yang bernama Sakura, singkat sambil meneguk sebotol air mineral ditangan'nya.

"Kalau begitu, aku juga tidak suka" kata Ino mengikuti Sakura.

Memang, Ino selalu mengikuti kemana pun Sakura pergi. Semua yang dilakukan Sakura selalu ditirunya. Mereka bagai anak kembar yang tak terpisahkan, meskipun dari segi penampilan mereka sangatlah berbeda.

Sementara di tempat lain diwaktu

Sasuke POV

Aku tahu ini sedikit berlebihan.

Aku memukuli anak itu hingga berlumuran darah tak sadarkan diri.

Tapi aku punya alasan yang kuat mengapa aku melakukan hal itu.

Sai. Ya Sai, orang yang sekarang terkapar tak berdaya dihadapanku. Orang yang dulu menjadi sahabat baikku, tempatku berbagi kepedihan, kini telah berubah drastis.

Entah setan apa yang merasukinya hingga ia datang ketempatku, membuka aib keluargaku didepan teman-temannya sehingga hampir seisi ruang olahraga itu mengetahui betapa hancurnya keluargaku.

Aku masih berdiri menatapnya dengan nafas yang masih terengah-engah, berusaha mengatur nafsu membunuhku. Dalam pikiran'ku, ingin sekali aku mematahkan kakinya, tangannya, dan mematahkan rahangnya, agar ia tidak dapat berbicara lagi. Tapi, niat itu aku urung'kan, melihatnya yang sudah tak berdaya di depan'ku. Inilah kenyataan, teman baikku sudah berubah menjadi musuhku.

Aku menghela nafas panjang-panjang kemudian menghembuskannya. Dengan perlahan, aku berjalan memunguti tas ransel hitam milikku yang tergeletak dilantai dan meninggal kerumunan orang yang sedang melihat Sai terkapar dilantai.

Sekilas terdengar di telinga'ku gumam'an orang-orang yang mencibisku dengan tatapan yang tak dapat'ku artikan.

"ihhh... aku tak menyangka Uchiha sejahat itu" hanya kalimat itu yang bisa ditangkap dengan jelas oleh telinga'ku. Aku terus berjalan tanpa menggangap ada orang-orang disekitarku yang menatap'ku dengan tatapan aneh. Aku me'rogoh saku celana'ku, mengambil sebuah earphone dan memasang'nya ditelinga agar tak mendengar ucapan orang-orang yang men'yayat hati kecil'ku.

Uchiha. Sasuke Uchiha. Itulah namaku. Seorang siswa Konoha Junior High School, tapi itu sudah tidak lagi. Karna beberapa hari yang lalu, kami mengadakan acara perpisahan dengan pihak sekolah. Ya, aku sudah tamat SMP dan akan melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi.

Aku tak tahu apa yang bisa ku banggakan dengan menyandang marga 'Uchiha' ini. Clan yang hampir seluruh anggotanya dibunuh oleh anggota clannya sendiri, Itachi Uchiha, Kakak'ku sendiri. Aku dan Itachi adalah saudara tiri. Ia adalah anak dari istri sah ayah.

Ia bekerja sebagai seorang intel yang mengabdi bagi negara. Suatu hari, Ia diutus untuk menghabisi seluruh anggota Clan-nya yang bergelut dibidang mafia internasional, berkedok sebuah perusahaan tekstil terkemuka, yang sudah diincar oleh kepolisian Konoha karna kejahatan yang telah mengakibat kerugian besar di Negara Hi. Itachi yang begitu mencintai kedamaian, ahkirnya dengan hati yang tersayat, menerima tugas itu dan menghabisi sluruh Clan. Tapi ia tidak bisa membunuh Orang tua dan adik tersayangnya, Yaitu aku sendiri.

Setelah menyelesaikan misi itu, ia menghilang. Beberapa hari kemudian, ia ditemukan tewas bunuh diri dengan cara mengantung dirinya sendiri disebuah gudang kosong milik clan Uchiha.

Tidak berhenti sampai disitu, Ayahku, Fugaku Uchiha adalah seorang Calon Walikota. Ia membuang ibu'ku, Mikoto Uchiha, disebuah desa terpencil bernama Oto, menyembunyi'kan 'ku disebuah rumah kosong di Konoha dan tak pernah memperkenalkan ku didepan publik. Aku adalah anak haram'nya bersama ibu.

Ia tidak mau orang-orang tahu aibnya karena tidak lama lagi, ia akan mengikuti 'Pemilu'.

Ia bilang aku boleh berkeliaran dimana pun asal jangan membuat masalah yang membuat media massa menyorotku. Dia juga bilang, jangan pernah menemuinya ditempat umum karna dia takut wartawan mengeksplosnya.

Aku tidak membencinya, aku tetap menghormatinya sebagai seorang ayah meskipun ia hanya menganggap ku sebagai beban hidup yang harus di tanggungnya.

Aku terus berjalan, menuruni tangga menuju tempat parkir tanpa menghiraukan orang-orang yang mencibisku.

Aku sudah sampai ditempat parkir. Mataku melirik sekeliling tempat parkir, mencari sebuah motor merah marun yang terparkir disana.

"ah.." gumamku setelah mata'ku berhasil menangkap pantulan cahaya dari motor'ku.

Aku melangkah gontai menuju motorku yang terparkir dibawah sebuah pohon besar, menaiki motor'ku dan bersiap meninggalkan tempat itu sebelum ahkinya, ada seseorang yang datang menepuk pundak ku dari belakang.

Ku dongkak'kan wajah'ku dan menoleh kebelakang. Seorang berambut hitam jabrik sedang menatap ku dengan tersenyum

End Of Sasuke POV

Cowok berambut emo itu hendak sudah bersiap meninggalkan gedung olahraga dengan motor'nya, namun dikejut'kan oleh seseorang yang menepuk pundak'nya.

"Hn, Kiba.." gumam Sasuke pelan tapi, bisa didengar oleh orang yang dipanggil Shikamaru itu.

"Kamu mau kemana?, buru-buru sekali" tanya Kiba sambil tersenyum.

"Ah, tidak. Hanya ingin cepat-cepat meninggal'kan tempat ini" kata Sasuke sambil kembali memegang s'tir motor'nya.

"Membuat keributan lagi didalam?" tanya Kiba dengan ekspresi yang tidak pernah berubah.

"Hn. Kau mau ikut tidak?"

"Kemana?"

"Jalan-jalan. Kau mau tidak?

"Ya sudah'lah". Kiba mengambil helm di'jok belakang motor dan menaiki motor Sasuke.

"Jangan tidur!" larang Sasuke sambil tersenyum lembut. Ia pun langsung menjalankan motor'nya.

"Hey, kau kira aku sebodoh itu, tidur diatas motor" protes Kiba.

"Hn"

"Hey, apa tidak ada kata lain selain 'hn'?" Shikamaru nyolot.

"Hn"

"Ampun!"

"Hn"

Kembali ditempat Sakura dan Ino.

Sakura sedang melihat foto-foto hasil jepretan Ino.

"Hey, foto ini bagus. Aku simpan ya!" kata Sakura seraya menyimpan foto itu dalam dompetnya. Ino tersenyum senang melihatnya.

Mereka hendak melanggar ke seberang jalan, namun tiba-tiba, kurumunan orang-orang berlari melewati mereka menuju sebuah mobil hitam yang mewah. Orang-orang itu menabrak Sakura sehingga ia tidak sadar telah menjatuhkan dompetnya. Sakura dan Ino penasaran, mereka ikut bergabung dengan gerombolan orang-orang itu.

Tiba-tiba datang seseorang dan memungut dompet berwarna pink itu. Ia membuka dompet itu dan hanya menemukan tiga keping uang logam.

"Aneh. Dia terlihat seperti orang kaya." Guman orang itu.

"Ada yang kau temukan, Kiba?" tanya seseorang yang baru datang pada orang yang memungut dompet itu. Ternyata orang itu, Kiba.

Kiba menaikkan sebelah alis'nya, kemudian menunjukkan tiga keping uang yang berada dalam dompet itu.

"Hn, belum beruntung ya. Coba kemari'kan domper itu" pinta orang yang baru datang itu.

"Kau mau apakan dompet ini, Sasuke?" Kiba bertanya pada orang yang baru datang itu, Sasuke, sambil menyerah dompet yang dia temukan itu.

"Hn?" tanya Sasuke balik sambil menerima dompet itu.

'ni, orang. Kenapa bisa lahir ya?' batin Kiba menggerutu kesal mendengar kata 'hn' yang selalu diucapkan Sasuke.

Sasuke membuka dompet itu. Ia melihat foto seorang wanita berambut pink soft dan bermata hijau, sedang berpose narsis dalam foto itu.

"Hn, Sakura Haruno. Masih SMP toh, manis juga." Gumamnya pelan melihat kartu nama dalam dompet itu.

"Hey, Kiba. Kau melihat orang yang punya dompet ini pergi kemana?" tanya'nya pada Kiba yang sedang berlipat tangan melihat'nya dengan tatapan malas.

"Hn?" balas Kiba malas, ia mengangkat sebelah alisnya bingung. Ia ingin balas dendam pada Sasuke yang selalu menjawab'nya dengan kata 'Hn'.

"Hmmm, aku hanya ingin menggembalikan dompet ini." Terang Sasuke.

"Hn" jawab Kiba singkat sambil menunjuk seorang wanita berambut pink soft, sedang berdiri di segerombolan orang.

"Hn" kata Sasuke sambil mengganguk pelan saat sudah melihat wanita itu.

"Hn?"

"Hn"

"Hn?"

"Hn"

Terjadilah perang 'Hn' yang tidak jelas, antara dua orang yang bertampang malas itu.

Karena kesal, Kiba melangkah pergi meninggal sahabatnya itu.

"Hey, Kiba. Kau mau kemana?" tanya Sasuke yang melihat Kiba menjauh darinya.

"Pergi. Bisa gila aku, kalau terus meladenimu" kata Kiba sambil terus berjalan tanpa menoleh kebelakang.

"Hey, tunggu" teriak Sasuke kemudian mengejar Kiba.

"Kenapa?, katanya, kau mau mengembalikan dompet itu" tanya Kiba pada Sasuke yang sudah sampai disampingnya.

"Hmm, Lain kali saja"

"Ooww"

...

"Hah. Ku pikir ada apa. Ternyata hanya seorang artis" kata Sakura sambil menekuk wajahnya?.

"Lho, tapi dia penyanyi terkenal lho?" tanya Ino.

"Huh. Aku aku tidak suka dengan yang namanya penyanyi".

"Hmm, baiklah. Sekarang, kita kemana?"

"Kita pulang saja. Aku sudah capek berjalan seharian"

"Ya, padahal aku masih ingin sama-sama dengan Sakura. Baiklah, kita pulang."

Sakura dan Ino pun meninggal orang-orang yang sepertinya tak pernah lelah meneriaki nama seorang manusia.

Tidak lama, kemudian mereka sampai disebuah pertigaan jalan.

"Hmm, Ino. Sampai sini saja ya!" kata Sakura.

"Iya. Besok lagi ya."

"Iya. Selamat malam"

"Malam juga Sakura. Daaa" kata Ino kemudian berlari sambil melambaikan tangan pada Sakura. Sakura pun balas melambaikan tangan pada Ino.

Sakura mulai mengalihkan pandangannya dari tempat ino pergi. Ia melangkahkan kaminya, masuk dalam sebuah gang. Ia terus berjalan sambil menenteng belajaannya, namun, langkahnya terhenti saat melihat mobil hitam yang terparkir didepan pagar rumahnya. Ia berlari mendekati mobil itu. Tapi, saat ia sudah didepan mobil itu, telingga'nya menangkap suara seseorang yang begitu keras. Karna takut, ia menyembunyi'kan diri'nya dibalik tong sampah.

"Heh, ingat ya. Kalau ayahmu pulang, sampai'kan padanya agar membayar hutang'nya pada kami" kata seseorang dari dalam rumah. Kemudian, terbuka'lah pintu depan diikuti dengan keluarnya dua orang berjas hitam. Orang yang satu tinggi, berambut perak dan disisir ala James Bond?. Sedangkan yang satunya lagi, memakai kerudung dan bercadar. Didepan pintu, mereka berdua berhenti sejenak didepan pintu, membetul'kan letak kacamata hitam yang mereka pakai. Setelah selesai, mereka kembali berjalan menuju mobil hitam tadi. Sakura yang ketakutan, gugup sehingga membuat tong sampah itu sedikit bergerak. Orang berambut perak, menyadari hal itu. Ia terus memperhatikan tong sampah yang menurut'nya mencurikan. Sakura makin ketakutan, bulir-bulir keringat sudah membahasi wajahnya.

"Hidan, apa yang lakukan. Ayo pergi" kata orang bercadar itu mengagetkan orang yang bernama Hidan itu.

"Ah, baik. Tuan Kakuzu" kata Hidan, kemudian ia pergi mengikuti orang bercadas itu, naik kedalam mobil. Tak lama kemudian, mobil itu pergi meninggalkan rumah itu.

Ketika mobil itu sudah hilang ditelan oleh gelapnya malam, Sakura langsung keluar dari tempat persembunyiannya dan berlari cepat kedalam rumahnya.

"Hanabi!" panggil Sakura panik setelah sampai dalam rumah, mencari seseorang.

"Kakak dari mana saja sih?" kata seorang anak perempuan kecil yang muncul dari arah dapur sambil memegang sebuah eksrim.

"Ah, Hanabi. Kau baik-baik saja kan." Kata Sakura Khawatir sambil memeluk anak yang bernama Hanabi itu.

"Aku baik-baik saja Kak. Bisa kakak lepaskan aku? Nanti eskrimnya hancur" kata Hanabi

"Apa mereka melakukan sesuatu padamu?" tanya Sakura melepaskan pelukan'nya. Ia memegang pundak Hanabi, mendorongnya sedikit kebelakang agar bisa melihat wajah adiknya itu.

"Tidak. Mereka baik. Aku saja dibelikan esklim ini. Mereka lucu kok." Kata Hanabi polos sambil menjilat eskrim itu.

"...?" Sakura terpaku.

"Tadi meleka mencali ayah. Tapi aku bilang ayah sedang pelgi. Jadi meleka pulang deh" sambung Hanabi.

"Hmm, Syukurlah. Yang penting kau baik-baik saja" kata Sakura sambil kembali memeluk adiknya itu.

KRINGGG KRINGGG

Suara telepon rumah mengagetkan kedua orang itu. Sakura bangun dan melangkah mengangkat telepon yang terletak diatas meja.

"Halo" kata Sakura menjawab telepon itu.

"Halo. Sakura?. Ini ayah nak" kata orang yang menelpon, ternyata Ayah Sakura yang menelpon.

"Ah, Ayah. Ayah dimana sekarang?" tanya Sakura pada ayah'nya yang berada di seberang sana?.

"Siapa Kak?" tanya Hanabi pada Sakura. Tapi Sakura tak menghiraukannya.

"Maafkan ayah Sakura. Ayah sekarang ada di Amerika. Tapi kamu jangan takut, ayah telah meminta seseorang untuk menjaga kalian. Orang itu bernama Kakashi Hatake. Nanti setelah usaha ayah sukses, ayah akan kembali ke Konoha untuk menjemput kalian," terang ayah Sakura agar membuat Sakura tidak khawatir.

"Ayah jahat. Bisa-bisa'nya ayah meninggal'kan kami sendiri disini. Kapan ayah akan kembali?" kata Sakura. Matanya sudah meneteskan cairan bening yang membasahi pipinya. Sementara Hanabi masih memakan eskrim'nya dengan polos.

"Tiga bulan. Setelah tiga bulan, ayah akan menjemput kalian. Ayah janji" kata ayah Sakura dengan sangat yakin.

"Hiks, baiklah ayah. Tapi janji, setelah tiga bulan, kembalilah" isak Sakura.

"Terima kasih, Sakura. Kamu sudah mau mengerti ayah. Kalau begitu ayah tutup teleponnya ya"

"Iya"

"Jaga adik'mu baik-baik ya"

"Hiks, Iya ayah"

TUT TUT TUTT

Telepon itu sudah ditutup. Sakura meletakan gagang telepon itu dan menatap adiknya pilu. Ia tidak tahu harus menjelaskan apa pada adiknya. Ia berjalan dan mendekati adik'nya yang sedang memakan eskrimnya.

"Tadi siapa kak?" tanya Hanabi yang melihat kakaknya melangkah mendekatinya.

"Ayah"

"Ayah bilang apa kak?"

"Tidak bilang apa-apa. Hanya mengucapkan selamat tidur"

"Oh. Eh, kakak habis nangis ya?" tanya Hanabi melihat mata kakaknya yang memerah.

"hn, eh. Tidak. Tadi kemasukan debu" bohong Sakura sambil mengusak-ngusak mata nya.

"hmm, begitu" jawab Hanabi polos kemudian kembali memakan eskrimnya yang hampir habis.

Sakura melihat eskrim yang dimakan adiknya. Dengan cepat, ia merampas wadah eskrim itu dan membuang'nya ditempat sampah.

"Yah, kak. Kok dibuang?" rengek Hanabi.

"Eskrim itu sudah habis. Kenapa kamu terus mejilatinya?" tanya Sakura bercakak pinggang kemudian menundukkan wajahnya agar sejajar dengan wajah adiknya.

"Habis enak sih kak" Hanabi membela diri.

Sakura menatap adiknya dengan senyum pahit. Ia meraih tangan Hanabi dan menariknya menaiki tangga.

"Ayo kita tidur. Ini sudah malam" kata Sakura sambil terus menaiki tangga.

"Ah, iya kak."

Sementara ditempat lain, didalam sebuah ruangan gelap, seseorang sedang menonton televisi. Gambar dalam televisi itu, menunjukkan seorang pria paruh baya, berjas putih sedang menarik kopernya dibandara. Seperti'nya orang itu adalah orang terkenal. Dilihat dari banyak'nya wartawan yang sedang mewancarainya.

"Hantu, telah kembali" kata orang yang sedang menonton televisi itu.

Konoha, 09.13 am.

Sakura sedang berjalan-jalan ditengah kota.

Ia menenteng sebuah plastik besar ditangannya. Kakinya menendang-nendang sebuah batu kecil di jalan.

"Kreditor bank itu pasti akan terus kerumah. Kapan sih, orang yang bernama Kakashi itu datang?" gumamnya pelan sambil melihat batu kerikil yang ditendangnya.

"Ino tidak bisa ikut dengan'ku karna harus mengantar ibu'nya kerumah sakit. Hah, apa yang harus kulakukan?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ia berhenti menendang batu kerikil malang itu.

"Itu Dia!", tiba-tiba seseorang berteriak dari arah belakangnya. Ia segera menoleh kebelakang melihat orang yang berteriak itu. Ia terkejut melepaskan barabg bawaannya. Orang berambut putih dan orang yang berkerudung, yang semalam datang kerumahnya, sedang berlari kearahnya.

Sontak ia langsung berlari meninggal'kan plastik yang dibawanya tadi. Kedua orang itu terus mengejarnya hingga masuk dalam sebuah bangunan tua.

Sakura terus berlari. Sesekali ia menoleh kebelakang untuk melihat kedua orang itu. Kedua orang itu semakin mempendek jaraknya dengan Sakura. Karena takut, Sakura sekuat tenaga berlari. Tak lama kemudian, kaki'nya tersandung sesuatu sehingga ia terjatuh ke lantai.

Kedua orang itu langsung berlari mendekatinya.

"Hey, kau tidak apa-apa?" tanya orang yang berambut putih, Hidan, sambil berjongkok didepan Sakura yang sedang meringis kesakitan.

"Mau apa kalian?" tidak menghiraukan pertanyaan Hidan, Sakura malah bertanya balik.

"Huh. Seperti'nya tidak apa-apa" kata orang yang berkerudung, Kakuzu.

"Langsung saja. Kami sudah mencari ayah'mu. Tapi, sepertinya dia telah kabur meninggalkan kedua anak'nya yang manis-manis" kata Kakuzu sambil mengeluarkan seringaiannya.

"Apa mau mu?" tanya Sakura lagi. Ia sudah mulai berkeringat dingin.

"Menagih hutang tentunya" jawab Kakuzu sambil berjongkok didepan Sakura.

"Aku tidak punya uang" kata Sakura ketus.

"Baiklah. Kalau kau tidak bisa membayar dengar uang, kau bisa membayar dengan tubuhmu" kata Kakuzu seraya menunjukkan seringaiannya.

"Apa maksud mu?

~DREAM HIGH~

Ah, akhirnya selesai juga chapter pertama.

Bagaimana?, pasti sudah ada yang tahu kelanjutannyakan?. Ya iyalah, heheh. Maaf kalau ceritanya tak semenarik yang aslinya.

Kalau begitu aku pergi dulu, udah di tuntut alam nih. Deeee *Ngebirit ke Wc*

REVIEW.