The Knight.
Ini adalah FF ke-dua saya, setelah "Hetalia going to be exactly hetalia idol!" yang terhapus di Acc Choconesia yang lost password. Setelah belajar lebih dalam ternyata FF itu perlu mencantumkan Disclaimer ya? Ehehe. Oke deh, aku cantumkan mulai saat ini! Don't like don't read, and review pleaaaseee? :D. bisa bayangkan nation cowok jadi female? Yang enggak… silahkan lihat art-nya Nyotalia di google, atau wikia.
Disclaimer : Hetalia belong to Hidekaz Himaruya –Sensei.
Summary :
Semua berawal saat kerajaan Prussia berhasil menaklukan kerajaan Archipels, yang baru saja berperang meraih kemerdekaan dari kerajaan Netherland. Belakangan ini ada rumor yang mengatakan bahwa Prince Gilbert yang sangat ahli dalam 'bermain' pedang, dikalahkan oleh seorang Knight dari kerajaan England. Siapakah dia? Kenapa Gilbert merasa bahwa dia adalah seseorang yang ada di masa lalu-nya? Apakah tujuan Knight itu sebenarnya?
Warning : Straight pairing. Human name occur. All pairing. Gajeness, lebayness, anehness may occur.
~0o0o0o0o0o0o0o0o0~
Prologue
"Apakah kita akan bertemu lagi?" tanya anak laki-laki berambut perak itu sambil menggandeng tangan anak perempuan berjubah panjang dan tundungan menutupi sebagian muka, dengan eratnya.
"Tentu… tentu saja aku berjanji." Jawab anak perempuan dengan mata berbinar. Mata dengan iris berwarna cokelat. Sangat kontras jika dibandingkan dengan iris mata anak laki-laki yang sedang bersamanya saat ini. Iris mata anak laki-laki itu seperti batu ruby. Begitu berharga untuk anak perempuan itu.
"Aku… berharap waktu cepat berlalu sehingga kita bisa bertemu lagi." Anak laki-laki itu langsung memeluk anak perempuan yang terlihat lebih muda 1 tahun dibandingkan dirinya.
"Aku juga berharap seperti itu. Sekarang aku harus pergi. Jauh dari sini. Sampai jumpa." Anak perempuan itu melepaskan pelukan anak laki-laki itu dan berlari menuju sebuah kereta kuda.
Anak laki-laki itu melihat kepergian perempuan yang dicintainya itu dengan sedih. Konyol jika kita tahu, bahwa anak laki-laki itu berumur 10 tahun, sementara anak perempuan itu berumur 9 tahun. Apakah itu hanya cinta sesaat?
~0o0o0o0o0o0o0o0o0~
.
.
.
8 years later
"Ah…" Seorang pria terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Keringat dingin menyelimuti dirinya.
"Mimpi itu lagi…" Ujar pria itu pelan sambil meletakkan tangannya di wajahnya.
"Untuk kesekian kalinya… aku terbangun karena mimpi awesome itu. Huft. Sudah pagi ya? Selamat pagi Gilbo. Hari ini… akan menjadi hari yang sangat menyedihkan untuk kerajaan German, ya?" Sapa pria itu pada burung kuning kesayangannya, lalu menghirup udara segar lewat jendela nya yang terbuka lebar.
.
.
.
Ini adalah dunia yang bernama Hetalia. Di dunia ini, terdapat banyak kerajaan hebat yang setiap kerajaan-nya dipimpin oleh seorang King atau Raja, dan ditemani oleh seorang Queen atau Ratu. This is about War, Conflict, Life, Peace, and Love. Kerajaan-kerajaan itu menjalin hubungan international (maupun terselubung), bersahabat, bekerja sama, dan tentu saja… berperang.
Kerajaan England dipimpin oleh King Arthur Kirkland, yang menikah dengan Queen Alfred F. Jones, dari kerajaan America yang dulunya adalah wilayah jajahan kerajaan England. Hubungan kedua Kerajaan ini begitu erat, Walau King Arthur dan Queen Alfred sering berbeda pendapat. Mempunyai anak laki-laki bersifat campuran: Tsundere dan Yandere.
United Kingdom of Uni Soviet adalah perkumpulan dari beberapa kekerajaan : kerajaan Russia, kerajaan Belarusia, kerajaan Ukraina, Kerajaan Estonia, Kerajaan Lithuania, Kerajaan Latvia, dan Kerajaan Polandia. Yang telah pecah.
Kerajaan Russia yang dipimpin oleh King Ivan Braginski. Terkenal akan 'Kolkolkol' khas miliknya. Tidak memiliki tongkat kerajaan, tapi memiliki sebuah pipa air. Ya, sebuah pipa air. Saat ini sedang mendekati Queen Wang yao, Ratu dari kerajaan China. King Ivan sangat suka bunga matahari.
Kerajaan Latvia dengan King Raivis yang terkenal 'pendek'.
Kerajaan Estonia dengan King Edward.
Kerajaan Lithuania dengan King Toris yang menyukai Queen Natalia Arlovskaya dari kerajaan Belarusia.
Ketiga kerajaan itu: Latvia, Lithuania, Estonia. sedang bertekuk lutut pada kerajaan Russia.
Kerajaan Polandia yang dipimpin oleh King Feliks Łukasiewicz, dan Kerajaan Ukraina yang dipimpin oleh Queen Yekaterina Braginskaya.
Kerajaan Germanian adalah kerajaan persaudaraan antara kerajaan German dan kerajaan Prussia. Ya, pada dasarnya Kerajaan Germanian adalah pusat pemerintahan kerajaan German dan kerajaan Prussia, dimana King Heiliges dari kerajaan German dan King Frederich II dari kerajaan Prussia tinggal.
Kerajaan German saat ini sedang berduka karena Raja yang sangat mereka hormati, mereka sayangi, dan mereka cintai tengah mengalami kondisi kritis pada usianya yang ke 27 tahun, setelah berperang melawan Polandia.
Raja German itu bernama Heiliges Römisches Reich. Saudara dari Pangeran Ludwig.
Pangeran Ludwig adalah satu-satunya pewaris takhta kerajaan German Karena King Heiliges tidak mempunyai Ratu, sehingga dia tidak punya anak.
"Ludwig…" Panggil King Heiliges dengan napas yang beraturan.
"Ya, yang Mulia…" Kata Ludwig sambil mendekatkan wajahnya ke wajah kakaknya.
"Pimpinlah Kerajaan ini dengan bijak. Jadikan kerajaan ini menjadi kerajaan besar yang disegani kerajaan-kerajaan lainnya. Aku yakin, Kamu pasti bisa melakukannya." Ujar King Heiliges sambil menggenggam tangan Ludwig.
"Akan kulaksanakan Perintahmu dengan sebaik-baiknya, yang Mulia Heiliges" Jawab Ludwig dengan tubuh berguncang, menahan tangis.
"Ludwig… tolong… panggilkan Putri Feliciano Vargas dari kerajaan North Italy." Perintah King Heiliges dengan senyuman lemah.
Putri Feliciano Vargas adalah salah satu cucu perempuan dari King Ancient Roma, pemimpin kerajaan Roman Empire.
Kerajaan Roman Empire 'melahirkan' kerajaan baru (kerajaan Italy) yang selanjutnya terpecah menjadi dua karena perbedaan paham, sifat, juga pemikiran: North Italy, dan South Italy.
Kerajaan North Italy, dimana Putri Feliciano Vargas sebagai pemimpinnya.
Kerajaan South Italy, dimana Kakak perempuan Putri Feli yang bernama Lovino Vargas sebagai pemimpinnya.
Walaupun mengatakan bahwa mereka berdua adalah pemimpin kerajaan, mereka lebih pantas dipanggil tuan 'putri' dari pada 'Ratu' ataupun 'Queen'.
Putri Lovino Vargas sudah bertunangan dengan King Antonio Fernandez Carriedo, pemimpin kerajaan Spain. Kadang Putri Feli suka bingung sendiri dengan pertunangan Kakaknya dengan King Antonio.
"King Antonio pasti sangat sayang pada kakak, sehingga menerima segala kekurangan kakak yang tidak bisa dihitung dengan jari itu." pikir Putri Feli sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
King Heiliges sangat-sangat-sangat mencintai Putri Feli dan itu bukanlah rahasia lagi bagi rakyat German, kerajaan tetangga, bahkan dunia. King Heiliges tau bahwa perasaannya itu (setidaknya) terbalaskan sedikit oleh Feli, Karena Feli lebih menyukai Ludwig ketimbang saudaranya yang sudah menjadi Raja itu.
"Dia sudah disini, yang Mulia…" Ucap Ludwig, lalu menoleh ke hadapan Putri Feliciano Vargas.
"Yang Mulia… " Sapa Feliciano sambil memegang tangan King Heiliges.
"Feli, aku mempunyai 2 permintaan yang sekiranya… kau bisa mengabulkannya." Ujar King Heiliges, dengan pandangan mata yang nanar.
"Apakah itu, ve~?" Tanya Feliciano.
"Permintaan pertamaku…" Semua orang: King Frederich II, Pangeran Ludwig, Pangeran Gilbert,Putri Feliciano, King Ancient Rome, Tabib, dua orang pelayan laki-laki. Mendengarkan kata-kata Raja Heiliges dengan serius.
"Menikahlah dengan Ludwig. Dia pria yang baik. Patut mendapatkan cintamu" Lanjut King Heiliges.
Semua orang bernafas lega dengan permintaan pertama King Heiliges. Mereka semua takut King Heiliges menuntut permintaan terakhir yang macam-macam. Terutama King Ancient Roma. Itulah sebabnya King Ancient Roma ikut ke kerajaan Germanian.
.
.
.
"Feli, bagaimanapun juga kakek harus ikut!" Seru King Ancient Roma.
"Tapi…" Feliciano mencoba menenangkan Kakeknya itu.
"Tidak ada tapi-tapian! Kakek takut dia menunjukan rasa cintanya dengan berlebihan saat kamu datang. Kamu tau kan kalau dia itu seorang Raja? Dan kau tidak bisa menolak permintaan Raja di wilayah kerajaannya sendiri…aku tidak habis pikir, apa yang akan dia perbuat pada cucuku yang manis tak berdosa sepertimu ini~" Ujar King Ancient Roma panjang lebar.
"Ada Ludwig, kek. Jadi kakek tenang saja, vee~" Ucap Feliciano riang.
"Tidak-tidak-tidak. Kekuasaan Raja itu segalanya. Bahkan mungkin King Heiliges akan menyuruh orang untuk memanah kepala Ludwig untuk tidak menghalangi siasatnya!" King Ancient Rome mengingatkan.
"Tapi, vee~… King Heiliges bukanlah orang jahat seperti itu. Walaupun aku takut akan tatapan matanya padaku, vee~" Feliciano jadi gemetaran setiap kali memikirkan tatapan mata menakutkan (yang sebenarnya tatapan mata kasih sayang) dari King Heiliges.
"Sudah, aku tetap ikut. Bagaimanapun juga aku adalah sahabatnya juga bukan?" Ucap King Ancient Rome.
"Tapi yang di perbolehkan datang hanyalah orang-orang yang di panggil-"
"Tidak usah permasalahkan hal itu. Sekarang juga kita berangkat." King Ancient Rome menarik tangan Feliciano.
.
.
.
"Wah… ini sungguh momentum yang awesome! Akhirnya Ludwig mendapatkan Feli. Hahaha" umpat Gilbert Beilshcmidth, Pangeran dari kerajaan Prussia sambil tersenyum.
"Gilbert, kenapa kamu senyum-senyum seperti itu?" Bisik King Frederich II.
"Ahh, tidak apa-apa yang Mulia…" Jawab Gilbert.
"Ba-baik… yang Mulia" Feliciano mengiyakan. Pipinya bersemu merah, begitu juga dengan Ludwig.
"Terima kasih… lalu permintaanku yang kedua…"
"Ah, aku yang awesome ini yakin… permintaan keduanya pasti tidak akan awesome, kesesesesesesese…" Tebak Gilbert terlalu PD (Percaya Diri).
"Cium aku." Lanjut King Heiliges dengan suara kecil.
Sontak semua orang yang ada disana terkaget-kaget. Sebagian dari mereka berpikir King Heiliges akan meminta Putri Feliciano berbahagia selamanya, tidak cengeng lagi, dan tidak mudah untuk dibodohi lagi. Tapi Ternyata… Realita berkata lain.
"Dasar Serigala berbulu domba! Sungguh tidak awesome! Merebut ciuman pertama Putri Feliciano dari adikku yang awesome ini!" Teriak Gilbert dalam hati. Tangannya yang mengepal segera meraih pedangnya. Tapi…
"Cih… aku yang awesome ini lupa kalau dia itu masih menjadi Raja yang gak awesome. Cepatlah mati tua bangka! Eh, tapi dia itu kan baru merumur 27 tahun, eh, tapi… ah sudahlah! Aku tidak ingin mati muda hanya karena mempercepat proses kematian Raja menyebalkan itu." Teringat akan hal itu, Gilbert memasukan pedangnya yang tinggal selangkah lagi keluar dari sarungnya.
"Gilbert! Apa yang kau lakukan!" jerit kecil King Frederich II terasa sangat menyakitkan di kuping Gilbert.
"Ma-maaf, yang Mulia…" Ucap Gilbert sembari membungkuk hormat pada King Frederich II.
"Bruder…" Ludwig memperingati kakaknya itu sembari menengok kebelakang.
"Maaf Ludwig, aku yang awesome ini emang gak bisa diem…" Gilbert meminta maaf.
"Feli…" Suara parau itu masih terdengar jelas dari mulut King Ancient Rome. Dia khawatir, marah, dan entah apa lagi yang dia rasakan.
"… kau tidak bisa menolak permintaan Raja di wilayah kerajaannya sendiri…" Kata-kata King Ancient Rome terus memenuhi kepala Feliciano.
1 detik untuk berpikir
2 detik untuk berpikir
3 detik untuk berpikir
"Baiklah yang Mulia…" Jawab Feliciano pada akhirnya.
.
.
.
.
|Prince Gilbert's POV|
.
Langit terlihat kelabu.
Suara tangisan sendu terdengar menyakitkan.
Bendera kerajaan German diturunkan setengah tiang.
Suasana duka sangat terasa disini.
.
.
Aku yang awesome ini tidak percaya setelah Feli mencium pipi Raja Heiliges yang tidak awesome itu… Raja itu dipanggil Tuhan.
.
Matahari seakan-akan ditelan Awan gelap.
.
"Urgh… Aku sangat benci suasana seperti ini. Sungguh tidak awesome!. Bohong. Aku lebih benci tidak bisa berhenti bilang 'tidak awesome' disaat seperti ini." Batinku kesal.
Oke, saat ini aku sedang berada di pemakaman King Heiliges Römisches Reich. Memakai baju serba hitam. Memakai mantel hitam. Memakai sepatu hitam. Memakai sarung tangan hitam. Bahkan sarung pedangku berwarna hitam. Hanya rambutku yang berwarna perak dan iris mataku yang semerah batu ruby terlihat sangat kontras saat ini.
Huft… kasihan Ludwig, orang yang sangat dihormatinya itu meninggalkan dia untuk selama-lamanya.
"Tenanglah West. Jangan menangis… masih ada kakakmu yang awesome disampingmu." Kataku sambil menepuk pundak Ludwig.
"Bruder… aku tidak menangis. Hanya meneteskan sedikit air mata. Seharusnya kau berkata begitu pada Feli." Jawab Ludwig sambil memeluk Feli yang sedang menangis.
"Sudahlah Feli… jangan menangis." Ludwig menenangkan Feli.
Adikku yang satu ini memang tinggi harga dirinya. Baiklah, ayo kita lihat siapa saja yang datang pada acara pemakaman ini, yang pasti ada aku yang awesome ini. Kesesesesese.
King Frederich II yang sedang memegang sebuket bunga Lili putih, melihat peti mati King Heiliges yang belum dikubur dengan tatapan kosong. Entah apa yang dipikirkannya, aku juga tidak tau. Yang pasti dia sangat sedih kehilangan King Heiliges, sahabatnya dari kecil.
"Yang Mulia… apakah anda baik-baik saja?" Tanyaku khawatir.
"Entahlah Gilbert… rasanya aku ingin menangis. Tapi tidak bisa…" Beliau menjawabku dengan amat-sangat-sangat menyedihkan.
Ada King Vash Zwingli dari kerajaan Switzerland dan adiknya, putri Lili Zwingli dari kerajaan Liechtenstein yang sedang memegang sebuket bunga Edelweiss. Ngomong-ngomong kerajaan Liechtestein itu adalah kerajaan yang di 'asuh' oleh kerajaan Switzerland. Kalau kalian tidak mengerti maksudku, kalian sungguh tidak awesome.
"Kakak… dari tadi dia melihat kita terus. Apakah ada yang salah dengan kita?" sayup-sayup aku yang awesome ini dengar Lili mengajukan pertanyaan yang bisa membuatku mati konyol di tangan kakaknya yang mengerikan.
Terlihat juga King Roderich Edelstein dari kerajaan Austria datang bersama istrinya, Queen Elizabeta Héderváry dari kerajaan Hungary. Dulu aku sangat kagum pada Ratu 'frying pan' satu ini, tapi karena suatu hal… ya begitulah. Oh, iya… King Roderich juga menawarkan diri untuk memainkan lagu 'pengiring kematian' di gereja tadi. Yang pasti dia tidak memainkan lagu Chopin yang membosankan bagiku yang awesome ini.
"Jangan ganggu Roderich." Queen Eliza sudah bersiap-siap dengan frying pan miliknya setelah aku ketahuan melirik King Roderich yang enggak awesome itu.
Duar! Cklek… Duar!
Oh, astaga aku yang awesome ini sampai lupa! Sudah waktunya memberikan penghormatan terakhir.
"Gilbert! Jangan bengong! Lakukan penghormatan!" Yup, aku yang awesome ini dimarahi King Frederich II.
Lanjut, yang tadi itu suara tembakan senapan ke langit (read: hormat senjata) oleh tentara terpilih kerajaan German. Oke, aku yang awesome ini sudah mengeluarkan pedang dan melakukan penghormatan. Sambil hormat, aku yang awesome ini akan melanjutkan pengamatan.
"Maaf, yang Mulia.." tanggapan ku tidak dijawab oleh King Frederich II. Dia sangat-sangat serius melakukan penghormatan.
Baik, sejauh mata memandang aku yang awesome ini melihat King Arthur dan istrinya Queen Alfred. Kalau dilihat-lihat pasangan ini kontras banget sifatnya, tapi urusan wajah…. Okelah King Arthur emang tampan, tapi gak setampan aku yang awesome ini! kesesesese.
Kalau Queen Alfred, cantiknya melebihi Queen Elizabeta. Rambutnya pendek sebahu bergelombang berwarna pirang–sangat menawan hati, dulu sih setauku rambutnya lurus panjang. Iris matanya berwarna biru. Agak sedikit gendut. Suka makan Burger. Aku yang awesome ini sampai mandangin dia terus.
"That bastard… what is he looking at?" matilah… aku ketahuan King Arthur sedang melirik pujaan hatinya yang sungguh-awesome-sungguh-awesome.
"Iggy, cemburu?" Queen Alfred menggoda King Arthur. Aku yang awesome ini juga ingin di goda!
"Shut up." Aku melihat wajah King Arthur yang memerah.
Oke, ada sesuatu yang janggal.
"Aiyaah… King Arthur membawa seorang Knight ke pemakaman, untuk apa? Dia takut Queen Alfred di lukai orang, aru?" Aku mendengar Queen Wang Yao yang berada dekat denganku berbicara seperti itu.
"Yao yao… mungkin Knight itu untuk menjaga anaknya, daa~? Lihat, di depan Knight itu ada anak King Arthur dan Queen Alfred, da~" King Ivan menjawab dengan riang.
Ah, King Ivan yang menyebalkan itu… mana mungkin dia sedih di saat seperti ini? yang ada dia yang gak awesome itu malah seneng banget.
"Berisik, da-ze! Ini sedang ada di pemakaman, da-ze! Jadi diamlah, da-ze!" Bisikan King Im Yong Soo yang enggak awesome membakar telingaku. Aku langsung menengok ke belakang dan memandangnya dengan tatapan Sungguh-kau-tidak-awesome.
.
|Prince Gilbert's POV –End-|
.
Gilbert yang tidak bisa diam selalu menjadi pusat perhatian. Lihat saja, semua orang yang ada di pemakaman pasti akan lebih lama memandanginya sebelum seorang pemuda datang menepuk pundaknya.
"Hey, King Nether van der Netherlanders. Jangan membuatku kaget dong. Itu sungguh perbuatan yang tidak awesome!" Oceh Gilbert berisik
"Ssst. Kau ini berisik sekali. Dari pada kau berisik, sekarang kita ikuti saja acara pemakamannya dengan tenang, damai, tentram dan khidmat. Dan masukan pedangmu ke dalam tempatnya. Penghormatan sudah selesai dari tadi. Sekarang sedang melakukan pembacaan doa." Ujar King Nether panjang lebar.
Gilbert langsung menoleh kanan-kiri, dan benar saja… hanya dia saja yang masih hormat senjata. Buru-buru dia masukkan pedang ke dalam sarung pedangnya, dan menundukan kepala.
"Sungguh tidak awesome." Wajah Gilbert memerah karena malu.
"Kau itu sama sekali tidak berubah ya, ckckck" King Nether hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Sejak kapan aku mulai memanggilmu dengan sebutan 'king' lagi ya?" Gilbert bertanya dengan heran.
"Tadi. Sudah jangan panggil aku seperti itu. Aku tidak terlalu suka." Jawab Nether.
"Iya deh, kau ini sungguh tidak awesome." Maki Gilbert.
"Berisik. Dasar Albino" Maki Nether balik.
Nether van der Netherlanders, atau akrab di panggil Nether. Dia adalah seorang Raja dari kerajaan Netherland. Sahabat baik Gilbert sejak kecil. Sangat menolak jika sahabat baik atau orang yang disayanginya memanggil dirinya dengan sebutan 'King Nether'. Sekarang terlihat bahwa dia sedang memakai pakaian serba hitam, seperti Gilbert. Nether juga membawa sebuket bunga tulip berwarna Pink dan putih.
"Tulip pink dan putih? Kau mencintai King Heiliges huh? kesesesese" Timpal Gilbert sok tau.
"Sssshhhh… bodoh. Tulip merah muda itu melambangkan kepedulian, penghargaan. Sedangkan tulip putih melambangkan penghormatan." Jelas Nether sambil menjitak Gilbert.
"Oooh… lalu… arti dan lambang dari tulip merah yang waktu itu kau berikan pada seorang anak perempuan yang hampir tenggelam itu apa? Kesesesesesesesese…" Gilbert meledek Nether.
"Eh?" Muka Nether langsung bersemu merah.
Tanpa mereka sadari Knight dari kerajaan England itu memperhatikan mereka berdua. Siapa dia?
"Jadi… dia, Prince Gilbert yang ahli pedang itu? Menarik. Aku ingin segera membunuhnya."
Glek. Tenggorokan Gilbert terasa tercekik. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres.
"Nether… Knight itu memperhatikan kita dari tadi." Bisik Gilbert pada Nether.
"Aku sudah tau dari tadi kok. Makanya jangan dilihat. Biarin aja dia melihat kita." Ujar Nether enteng.
.
.
Tiba-tiba rintik hujan turun membasahi tanah pemakaman.
Rintik hujan membasahi mereka semua yang hadir di pemakaman.
Rintik hujan… terasa dingin sedingin es.
Dinginnya menusuk ke dalam daging.
"Rintik hujan itu, adalah tangisan dari langit"
Langit menangis akan suatu pertanda.
Suatu pertanda akan kejadian buruk.
Kejadian buruk yang akan segera datang pada mereka.
"Wait for me…"
.
.
.
To be continued.
~0o0o0o0o0o0o0o0o0~
Prologue –End-
~0o0o0o0o0o0o0o0o0~
Afterword / After Word :
oke... fic ini saya buat saat saya ngambek karena lupa password acc Choconesia dan... terhapusnya fic pertama saya: "Hetalia going to be exactly hetalia idol!". Wabah WB menggerogoti saya... jadi, maaf kalau misalnya fic ini lebay, gaje, membosankan, nyebelin, dan sebagiaannya. seperti biasa... silahkan tinggalkan review anda setelah membaca fic yang aneh bin aneh ini. BTW Raja Heiliges itu = HRE (Holy Roman Empire) dan Kerajaan Archipels= Kerajaan Indonesia, saya ambil nama 'Archipels' dari istilah 'Maleische Archipel' yang artinya kepulauan Melayu (saya baca di wikip. hehe :3). Oke deh sekian. Ciao-nyaan :'3
so, review pleaaaasseeee? :'3
