Back to you

.

.

.

.

.

Biarkan aku bersinar dengan caraku.

.

.

.

"apakah lelah? Biar aku bantu membawanya" Baekhyun mengangsurkan tangannya dengan suka rela membuka jas dan mengambil tas kerja. Ia sampirkan dilengan kirinya.

"apakah anak-anak sudah tidur?" Pria dewasa yang berjalan mendahului Baekhyun kemudian berbalik menuju dapur. Baekhyun masih setia mengikuti.

Ia bergumam sebagai tanda jawaban. "iya. Baru saja lelap, setelahnya kau datang, aku belum menyiapkan apa-apa, kau mandilah terlebih dahulu aku sudah siapkan air hangat"

Tiba-tiba gelas bekas minum pria itu sedikit dihentakkan diatas meja. "Berdandanlah sedikit jika menyambutku!" kemudian Pria tersebut bangkit tanpa memperdulikan Baekhyun yang mematung.

Ia menunduk sedikit menilai penampilannya, "aku tidak sempat Chanyeol, anak-anak selalu menangis jika tidak melihatku" gumamnya pelan yang jelas tidak akan didengar oleh suaminya. Kemudian Baekhyun mengangkat kedua bahunya acuh dan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda tanpa curiga.

.

*

.

Baru saja Baekhyun akan menghidupkan shower, ia mendengar jeritan tangis anak bungsunya. Buru-buru ia memakai handuk sembarangan, jika tidak sampai dalam 5 detik, anak nya yang lain akan terbangun juga dan ikut menangis.

tiba-tiba ia dikejutkan dengan bantingan pintu sangat keras.

"apa yang kau lakukan hah? Jackson terus saja menangis!" Chanyeol membanting pintu kamar dengan tidak sabar dan menemukan Baekhyun memakai handuk hendak akan mandi.

"kupikir mereka akan terus tidur sampai 10menit lagi. Maaf aku harus mandi sebentar" Baekhyun dengan sabar menjelaskan. Dari awal kedatangan suaminya, ia terus saja dimarahi. Mungkin suamiku lelah, batinnya.

"kau jangan tinggalkan mereka, makanku jadi terganggu" ucapnya ketus.

Blam! Bantingan pintu terakhir berhasil membangunkan anak sulungnya yang masih lelap tertidur hingga terjaga tiba-tiba. Baekhyun jadi tidak sempat melakukan aktifitasnya sendiri walau hanya 1 menit.

Mereka jadi sama-sama terbangun. Dua-duanya selalu mengajak Baekhyun untuk bermain, jika ditinggalkan sebentar saja akan menangis.

Baekhyun melakukan segala hal dengan mereka.

Setelah menunggu 2 jam lebih, ia akhirnya bisa melakukan rutinitas yang biasanya sampai tertunda begitu lama.

Apa yang kau harapkan dari wanita yang telah memiliki bayi berusia 7 bulan? Mereka tentu saja tidak ingin berpisah dengan ibu nya.

.

*

.

"Yeobo, hari libur nanti kau dirumah kan?" tanya Baekhyun sambil menyisir rambut pendeknya yang basah.

Suaminya hanya bergumam.

"Bisakah kita jalan-jalan? Jackson dan Jesper belum pernah jalan-jalan selain imunisasi" Baekhyun dengan semangat mengajak suaminya agar berlibur. Mengkode supaya mereka memiliki waktu luang untuk bersenang-senang. Ia selalu membayangkan ini jika melihat tumbuh kembang bayinya yang begitu luar biasa tanggap.

"aku tidak bisa menjanjikan jalan-jalan, kau tau kan aku berusaha agar bisa naik jabatan, rentan waktu yang aku habiskan hampir 6 bulan, kantorku selalu menghubungiku jika terjadi sesuatu mendadak"

Baekhyun tidak sadar jika ide nya ditolak.

"oh, tapi kan akhir-akhir ini kau sibuk sekali meski hari libur, selalu didepan komputer sepanjang hari, tidakkah kau butuh sedikit refreshing?" Ia kembali membujuk.

"jalan-jalan itu ide yang bagus, tapi aku tidak bisa menjanjikan hal seperti itu"

Ditolak kembali.

"baiklah, jika kau lelah jangan memaksa, taruh handphone dan laptop nya segeralah istirahat, jangan sampai sakit Yeobo" Baekhyun bangkit dan menjatuhkan tubuhnya dikasur bagian samping suaminya. Ia menarik selimut.

Tubuhnya amat sangat lelah seharian bermain dengan bayi-bayi kecilnya.

.

*

.

"Baekhyun ireona"

Baekhyun tersentak dari tidurnya yang ia rasa baru saja tanpa sengaja memejamkan mata. Kedua bayi Baekhyun bermain dengan tenang disampingnya.

"mengapa kau tertidur mengabaikan jackson dan jesper? Untung saja mereka tidak kemana-mana. Dan untungnya aku cepat pulang"

Baekhyun berusaha bangkit sembari memgucek matanya sebentar.

"jam berapa sekarang kau tiba-tiba sudah pulang?" Ia mengekori suaminya dan seperti biasa tempat pertama yang ia kunjungi adalah counter dapur, minum air putih dan duduk disana sebentar.

"jam pulangku seperti biasa apakah kau mulai lupa?" ketusnya.

Baekhyun melebarkan matanya. "aku belum menyiapkan air hangat untuk kau mandi, tunggu disini sebentar, tolong lihat jasper dan jackson diruang tamu"

Chanyeol mendengus. Dasar ahjumma pelupa. Gumamnya kesal.

Setelahnya Baekhyun kembali tergopoh-gopoh menghampiri ruang tamu. Suaminya masih menggunakan jas kerja yang tadi dipakai dan tas kerja nya entah tertinggal dimana.

"Yeobo air nya sudah siap, biar aku bantu membawanya" Baekhyun masih berusaha telaten mengurus suaminya. Dengan sabar, dibukanya jas Chanyeol dan masih setia mengikuti dari belakang. "tasku dicounter dapur"

Baekhyun mengangguk cepat, tanpa Chanyeol ketahui.

"kau sudah memasak?"

Baekhyun berhenti mendadak karena suaminya pun memberhentikan langkahnya mendadak.

Ia menggeleng semangat. Pikir Baekhyun ia akan diajak makan malam romantis. Sudah lama ia tidak makan direstoran sejak setelah melahirkan karena sibuk mengurus dua bayi nya.

"sudah kuduga.."

"maafkan aku, aku tidak sempat memasak, anak-anak tidak bisa aku tinggalkan meski sebentar mereka terus saja minta digendong" Baekhyun berusaha menjelaskan.

"alasanmu selalu sama, itu tidak berlaku lagi untukku" Chanyeol kemudian membalikkan tubuhnya dan kembali hendak melangkah masuk kedalam kamar mandi tetapi langkahnya kembali tertahan. "malam ini tidak usah memasak, aku sudah makan tadi diperjalanan pulang, dan juga kalau malam tidak usah memasak, aku akan membeli makan diluar saja"

Baekhyun menurunkan bahunya lesu. Ia kira akan diajak jalan-jalan, ternyata ia hanya diberitahu kalau suaminya sudah makan malam.

Oh, ia ingat! akhir-akhir ini Baekhyun jadi jarang makan malam. Pola hidupnya berubah drastis dua bulan belakangan ini karena bayi nya terus aktif ingin bermain. Tapi terlepas dari gaya hidup dan pola hidup yang berubah total dari saat mengandung dengan saat melahirkan, ia sangat bahagia bayinya tumbuh dengan sehat.

.

*

.

"Baekhyun-ah, kau mengurus mereka dengan baik sekali. Mereka tampak aktif bermain dan sangat pintar mengerti orang-orang disekitarnya"

Baekhyun duduk disamping mertuanya sambil memandang bayi-bayi nya leluasa bermain. Senyumnya tidak luntur sekalipun dari bibirnya. Ia merasa bangga pada dirinya sendiri.

"tapi Eomma lihat semenjak mereka tumbuh kembang, kau seperti kerepotan tidak menjaga tubuh kulitmu"

Baekhyun sedikit tertawa untuk mencairkan atmosfir yang tiba-tiba canggung diantara mereka.

"akhir-akhir ini jackson dan jesper sangat aktif bermain, aku tidak punya waktu banyak untuk perawatan sendiri" Baekhyun terdengar sungkan untuk bercerita.

"mau Eomma bawakan? Kau bisa mengajak siapapun dirumah ini ikut bersamamu, tentang biaya biar Eomma yang mengurusnya, kau tidak perlu khawatirkan itu"

Baekhyun mendadak merendahkan sedikit kepalanya.

"terima kasih Eomma sudah perhatian, tapi aku menolak karena aku masih bisa melakukannya sendiri. Tak apa, aku bisa" Baekhyun berusaha menyusun kalimat penolakan dengan baik. Tapi sepertinya mertuanya sedikit tersinggung.

"dulu aku menitipkan Chanyeol 2 sampai 3 jam dirumah, karena penampilan itu sangat penting untukku, suamiku pasti senang aku sedikit berdandan cantik dan anakku ter-urus dengan baik. Tak apa, kau hanya perlu sedikit tega supaya mereka terbiasa ditinggalkan" setelah mengatakan itu, Eomma mertua bangkit mengabaikan Baekhyun tanpa pamit.

Ia bingung, apakah ia salah bicara?

.

*

.

Mereka berdua sudah sampai kembali dirumah sepulang acara pertunangan sepupu perempuan Chanyeol. Kedua bayinya sudah terlelap dengan baik sejak separuh perjalanan tadi. Mungkin mereka kelelahan bermain.

"Yeobo, besok apakah kau sibuk? Aku ingin menitipkan jackson dan jasper sebentar" Baekhyun menyisir rambut basahnya sedikit.

Chanyeol yang berbaring santai sambil memejamkan matanya pun bertanya. "kau mau kemana dihari libur?" tanyanya dengan suara serak mengantuk.

"barber shop, aku ingin memotong rambut dan membersihkan kulit setelahnya"

Chanyeol menggerutu sebal. "tidak perlu kemana-mana besok. Anak-anak akan menangis jika kau tak dilihat mereka"

"baiklah"

.

*

.

"mengapa kau menatapku seperti itu? Apakah ada yang salah?" Baekhyun menyernyitkan dahi ketika suaminya pulang seperti biasa.

Oh, ia baru ingat. Beberapa jam sebelum suaminya pulang, paket pesanan Baekhyun dari duahari yang lalu baru sampai di apaertement nya. Ia mencoba beberapa long dress floral dengan bunga-bunga ala girlgrup yang sedang booming di korea sekarang. Ia pikir tak ada salahnya memesan kan?

Sesaat setelahnya, mereka duduk bersama diruang tengah. Menonton acara kartun petang.

"kau tidak cocok memakai baju itu, terlalu ramai dan ribet tidak enak dipandang. Selera pakaianmu sekarang payah!" telak suaminya.

Baekhyun tertegun.

Ia tidak sadar sampai detik ini ketika suaminya sendiri mengatakan selera fashionnya payah, ia tiba-tiba tersinggung.

"aku membeli 3 pakaian, kau hanya melihat yang ini saja. Nanti aku ingin coba pakai yang--" Baekhyun langsung bungkam.

Chanyeol mengibaskan tangannya. "tidak usah, tidak perlu, tetap tidak akan cocok dengan umurmu" katanya.

Baekhyun mengangguk sedih. "mungkin aku akan kembalikan saja" ia langsung beranjak dan masuk kedalam kamarnya berniat mengganti baju.

Tapi langkahnya terhenti ketika dihadapan kaca lemari.

Memutar-mutar tubuhnya, Baekhyun merasa tidak ada yang salah dengan wajahnya, dengan gambar bunga dress pesanannya. Ia merasa cocok dan pantas memakai dress ini . "aku tidak yakin akan mengembalikan semuanya, kupikir ini cocok dengan tubuhku" gumamnya dalam hati.

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan Chanyeol dan kedua bayi mereka dilengan masing-masing suaminya.

"kau terus saja bercermin, tidakkah ada yang lebih penting dari hanya sekedar bercermin?"

Baekhyun memutar tubuhnya. "akhir-akhir ini aku perhatikan kau selalu mengomentari segala hal yang aku lakukan, semua itu terlihat salah dimatamu? Apakah kita mempunyai masalah yang serius tapi aku tidak menyadarinya?"

Suaminya tertawa..

"benar, masalahnya adalah kamu!"

Baekhyun tidak terima jawaban sesingkat itu. Ia menghampiri suaminya dan menggeleng pelan. "sepertinya masalah ini timbul bukan karena aku, tapi kau!" Baekhyun tidak berani menaikkan nada bicaranya.

"apa maksudmu ini semua karena aku?"

"Aku tidak merasa bersalah dengan apa yang aku lakukan" Baekhyun melangkah menuju lemari dan mengambil beberapa kaos santainya. Ia kemudian berdiri kembali dihadapan suaminya, balik menantang tatapan Chanyeol. "aku sadar, akhir-akhir ini kita tidak baik-baik saja, kau mengabaikanku, aku tau tapi aku diam dan berusaha mencairkan suasana, kau mengomentariku, aku diam karena aku tidak ingin berdebat, kau sadar kebiasaan yang kau lakukan tak lagi sama, mencium keningku saat akan berangkat bekerja dan pulang bekerja, memakan masakanku saat pagi dan malam, lantas apakah aku protes?"

Suaminya bungkam.

"dari awal kau bilang akan berusaha semampumu agar Abeoji dan Eomonin bangga, kau bisa melakukannya sekarang, kau tidak lagi perhatian, aku sadar dan aku diam, aku pikir mungkin suamiku lelah karena bekerja"

Baekhyun sama sekali tidak menaikkan nada bicaranya.

"eoh, dan satu lagi. Kau tidak sadar kan akhir-akhir ini kau tidak memelukku saat tertidur? Semua berbeda, jelaskan letak masalah yang aku buat dimana sehingga kau berani menghakimiku?" Baekhyun menaikkan alisnya menunggu jawaban.

Suaminya bungkam.

"Sudahlah, lupaka ucapanku barusan, aku tidak ingin berdebat. Suamiku pasti lelah bekerja aku harus pengertian"

Ia melewati suaminya yang tergugu diam.

.

*

.

"tak perlu, kau jaga saja anak-anak tidak usah repot repot mengantarkanku aku sendiri saja, di bandara petugas akan menjemputku"

Baekhyun mengepak beberapa barang keperluan suaminya kedalam koper. Sudah lama sekali mereka membicarakan hal ini. Mereka akan bertemu 6 bulan kemudian terhitung hari esok.

"Baekhyun kita sudah membicarakan ini berulang kali, tak apa kau kutinggal?"

Baekhyun menyernyitkan dahinya. "tak apa, semua usahamu akan terbayar lunas sepulang dari Jepang kan? Aku tidak boleh egois" senyuman manis Baekhyun tampilkan dihadapan suaminya. Ternyata dia juga ragu jika meninggalkan Seoul, Baekhyun kira ia juga senang tidak bertemu Baekhyun dengan rentan waktu yang sedikit lebih lama.

"apa yang kau inginkan sepulang aku dari jepang?" tanya suaminya dengan mimik muka serius.

Baekhyun lantas menggeleng. "tidak ada. Berangkatlah dengan selamat dan pulang dengan selamat, jangan membeli barang-barang yg kurang bermanfaat, lebih baik tabung yang banyak"

"Baekhyun-ah maafkan aku"

"mengapa kau harus minta maaf?"

"aku tanpa sadar telah melakukan kesalahan, mengabaikan istriku"

Baekhyun tersenyum. "tak apa, kau hanya perlu istirahat dan tidak melihat wajahku sebentar" diakhir kalimatnya, ia terkekeh pelan.

Tubuhnya menghangat. "apa yang kau katakan? Aku menikahi perempuan cantik yang rela melahirkan anak-anakku, aku mencintaimu"

"rasanya aku sudah lama sekali tidak dipeluk dan digombali" ucap Baekhyun jenaka. "kau tidak boleh cemburu kepada Jackson dan Jesper, mereka masih kecil, masih butuh perhatian. Tahun depan mereka akan bisa melakukan semuanya sendiri, kau hanya perlu menyesuaikan diri dan bersabar"

"maafkan aku! Aku mencintaimu!"

.

.

.

.

.

.

.

FIN..