TINKERZEL
.
.
Present by December28
.
Cast: Jung Daehyun – Choi Junhong
BAP & EXO Members
.
Genre: Romance, Drama, other
.
Warning: YAOI, BOYXBOY, Not EYD, Typo, Don't like don't read.
This is Daelo Fanfiction
Terinspirasi dari film PETERPAN karya J.M Barrie – Walt Disney
.
Lets Start
.
Happy Reading ^^
….
"Lihat, dia bahkan menunggu sampai jam segini, benar-benar ckck" Kai - pemuda tampan berkulit gelap- hanya mampu meringis kasihan melihat pemuda manis yang tengah duduk tenang di pinggir lapangan basket.
"Apa bagusnya si Daehyun itu, ku dengar dia sampai masuk kelas akselerasi hanya agar setingkat dengan Daehyun" Kali ini Chanyeol berkomentar.
Ckckck.
Ke lima pemuda yang sedang berkumpul itu hanya mampu menggeleng tak percaya.
"Apa mereka berpacaran?" Luhan bersuara.
"Yang ku tau sih tidak, tapi hubungan mereka sedikit aneh" Chanyeol memelankan suaranya.
Kai terkekeh.
"Kau tau julukan mereka sejak dulu?"
"Julukan apa Kai?"
"Sejak sekolah menengah pertama, Mereka sudah memiliki julukan, Si Tinkerbell Junhong dan si Peterpan Daehyun"
Kelima pemuda itu terdiam, menatap Junhong yang duduk tenang dengan pandangan mata yang tak lepas dari pemuda di tengah lapangan basket sekolah.
Tinkerbell dan Peterpan.
Karena Tinkerbell ada untuk Peterpan, dan Peterpan ada karena Tinkerbell.
~TINKERZEL~
"Junhong!" Dari kejauhan Daehyun memanggil pemuda manis itu.
Junhong mendongak lalu tersenyum lebar, berlari ketengah lapangan membawa handuk kecil serta sebotol air mineral.
"Maaf lama, kau pasti bosan kan?" Daehyun meraih handuk yang dibawa Junhong lalu menenggak air mineral.
"Tidak hyung, ini menyenangkan. Kemampuan bermain basketmu meningkat"
"Benarkah? Haha, kalau kau yang bilang, aku jadi semakin percaya diri"
Daehyun mengacak rambut halus Junhong.
Junhong tertawa semakin lebar.
Keduanya berjalan beriringan keluar lapangan basket.
Mengacuhkan pandangan orang lain yang mengarah kepada keduanya.
Mereka memiliki dunia mereka sendiri.
Mereka hidup di dunia itu, dan keduanya tidak berniat meninggalkan tempat itu.
Setidaknya untuk saat ini
….
..
"Sebenarnya apa isi tas besarmu itu Choi Junhong?" Kyungsoo menatap Junhong –teman sebangkunya sangsi.
Junhong hanya bisa terkekeh kecil, membuka tasnya dan mengeluarkan kotak makan siang besar berwarna hijau.
"Seperti biasa Kyungsoo hyung"
"Daehyun lagi?"
Junhong mengangguk, menatap ke arah pintu kelasnya yang sebentar lagi pasti akan di datangi dia.
"Sebenarnya apa hubunganmu dengannya Junhong? Kalau kau aku tau, kau menyukainya, seluruh siswa sekolah tau kau menyukainya. Tapi dia?"
"Aku..cukup begini saja hyung, dia ada disisiku, tak pergi kemana pun, aku sudah puas"
Junhong menatap kotak makan siang itu, mengintip isinya yang bahkan lebih bagus dari kotak makan siang miliknya.
"Bagaimana kalau, ini hanya perumpamaan okay…bagaimana kalau Daehyun menyukai orang lain?"
Junhong terdiam.
Tak lama kemudian ia tersenyum.
"Aku…tidak tau hehe, jangan tanyakan hal menyeramkan begitu hyung"
Kyungsoo yang kali ini terdiam, menatap Junhong yang tersenyum cerah.
Menyapu pandangannya pada sekeliling kelas, tersenyum kecil kala melihat beberapa orang teman sekelasnya mencuri lirik ke arah Junhong.
Junhong yang polos, yang hanya bisa melihat Jung Daehyun di matanya.
Padahal..jika ia melihat sekelilingnya sekali saja, ia akan tau..betapa ia dikagumi banyak orang.
"Daehyun hyung!"
Pemuda itu datang, dengan gaya santainya melambai antusias ke arah Junhong.
"Jatahku?"
Begitu sampai dihadapan Junhong ia menadahkan tangannya, meminta bekal yang disiapkan oleh Junhong setiap hari tanpa absen.
"Aku memasukkan telur gulung disana"
Junhong terdiam menunggu respon Daehyun.
Tak lama kemudian Daehyun tersenyum, mengecup pipi pucat Junhong sambil berseru 'terima kasih'
Junhong terkekeh senang.
"Aku akan ada pertandingan basket sore ini, kau akan datang kan?"
Junhong terdiam, melirik Kyungsoo yang pasti mendengar percakapannya dengan Daehyun.
"Junhong sudah berjanji akan mengerjakan tugas kelompok bersamaku sore ini"
Kyungsoo akhirnya bersuara, menatap sebal ke arah Daehyun yang tersenyum tenang.
"Jadi kau tidak akan datang ke pertandinganku?"
Junhong menunduk, memainkan jari-jari tangannya gugup.
"Hyung~"
Junhong menatap memelas pada Kyungsoo, Daehyun tersenyum menang.
"Junhong, kau ingat tugas ini besok dikumpul. Kemarin kita tak jadi mengerjakannya karena kau sibuk menemani dia berlatih basket sampai menjelang petang"
Junhong menunduk, Kyungsoo benar tapi Daehyun….
"Aku akan membantu Junhong mengerjakan tugasnya malam ini, jadi biarkan dia pergi bersamaku"
Daehyun bersuara, menatap Kyungsoo santai sambil tersenyum kecil.
"Apa-apaan, itu tidak-"
"Aku akan mengerjakannya sendiri hyung, aku berjanji tugasnya besok akan selesai. Kau percaya padaku kan?"
"Tapi itu tidak mungkin Junhong, kita harus mengerjakannya bersama" Kyungsoo menatap Daehyun semakin kesal.
Pemuda ini sungguh, seperti pengendali si polos Junhong.
"Aku akan membantunya, kau tenang saja. Kalau perlu kau ikut saja, Kai juga bertanding kok"
Kyungsoo mengeram kesal.
"Aku tau kau menyukainya, mau ku kenalkan?"
"Tidak perlu, dan Junhong terserah padamu mau mengerjakan atau tidak, aku tidak perduli"
Kyungsoo bangkit dari kursinya dan berjalan keluar kelas. Saat Junhong hendak mengejarnya, Daehyun dengan cepat menggenggam jemari Junhong.
"Aku akan membantumu mengerjakan tugasnya, jadi ikutlah sore ini bersamaku, okay?"
Junhong akhirnya mengangguk kecil.
"Aku..butuh kau, kalau tidak ada kau, aku pasti akan kalah. Karena Junhong adalah jimatku"
Daehyun tersenyum, mengusap rambut Junhong sayang.
"Aku…akan datang hyung~"
"Aku tau kau bisa diandalkan"
Selalu begini, karena Peterpan selalu menjadi yang utama untuk Tinkerbell dan
Tinkerbell selalu menjadi yang pertama untuk Peterpan.
…
…
"Kau sendirian? Dimana pacarmu?
Junhong mendongakkan kepala, matanya bertemu pandang dengan lelaki tinggi bertampang datar tanpa ekspresi.
"Aku sendirian" Junhong menjawabnya malas.
Membuang pandangan kesekeliling lapangan olahraga indoor tempat Daehyun bertanding basket tadi.
"Dimana pacarmu?"
"Apa urusanmu?"
"Ahh..aku lupa, kau hanya pengikutnya bukan pacarnya"
Junhong terdiam, dalam hati tertawa miris karena semua yang dikatakan oleh pemuda ini benar.
"Kembalilah ke club dance, Jongup membutuhkanmu Zelo"
Junhong masih diam, tak mau menjawab apa pun ucapan pemuda ini.
"Zelo-ya, Kau tau aku sudah keluar dari club dance, jadi kau..kembalilah kesana"
"Kembali kemana?"
Itu suara Daehyun, Junhong mendongak, bernafas lega karena akhirnya Daehyun datang.
"Kembali kemana Oh Sehun?"
"Kau tau Zelo menyukai-"
"Namanya Choi Junhong, tak ada yang bernama Zelo disini"
Suara Daehyun terdengar dingin, menatap tajam kepada Sehun yang masih tetap memasang wajah tanpa ekspresi.
"Di club dance dia menggunakan nama Zelo"
"Dia sudah tidak di club dance"
"Makanya aku mengajak-"
"Junhong bangunlah, kita pulang"
Daehyun memotong ucapan Sehun.
Sehun hanya tertawa mengejek melihat Daehyun.
Junhong sudah akan bangkit saat suara dingin Sehun terdengar.
"Sebenarnya siapa yang kau cemburui? Zelo bahkan bukan kekasihmu"
Daehyun berbalik menatap Sehun, menjatuhkan tas olahraganya seakan bersiap memukul Sehun.
Sehun semakin tertawa mengejek.
"Hyu…hyung sudahlah, ayo kita pulang"
Junhong mengambil tas olahraga Daehyun dan memakainya, menarik tangan Daehyun dan menggiringnya keluar lapangan olahraga.
Sehun mendengus kecil.
"Dasar pengecut"
Dan akan selalu seperti ini, karena Tinkerbell hanya milik Peterpan,
dan Peterpan adalah pemilik Tinkerbell.
….
..
Junhong hanya diam tak bersuara, memeluk pinggang Daehyun yang sedang focus mengendarai kendaraan bermotornya.
Ini bukan jalan menuju rumahnya.
Sejak tadi Daehyun diam seribu bahasa dan Junhong tak memiliki keberanian untuk berbicara lebih dulu.
Tak lama kemudian Daehyun memarkirkan kendaraannya disebuah taman kota.
Junhong hanya mampu menengguk liurnya pasrah, habis…dia pasti habis.
"Turunlah, kita bicara sebentar"
Daehyun tau Junhong ketakutan, maka ia tersenyum dan menggenggam jemari Junhong.
Meminta Junhong mengikutinya untuk turun dan berbicara sebentar.
Junhong mengangguk.
Mengikuti langkah Daehyun menuju ayun-ayun di taman itu dengan jemari yang masih bertautan.
"Kau tunggulah sebentar, aku akan mencari minuman"
Junhong kembali mengangguk.
Baginya, Daehyun yang tersenyum dengan paksaan seperti ini terlihat lebih menyeramkan.
Tak sampai 10 menit Daehyun datang membawa dua kaleng minuman bersoda dan membaginya dengan Junhong.
"Aku akan menginap di rumahmu"
"Eeh?!" Junhong kebingungan.
"Aku sudah berjanji akan membantu mengerjakan tugas kelompokmu dengan si mata bulat itu kan?"
"Aku bisa mengerjakannya sendiri hyung"
"Aku sudah menelepon ibumu tadi, dan dia tak masalah"
Junhong mencuri lirik pada Daehyun, Daehyun tersenyum menatap lurus ke depan.
Sedikit bersenandung seakan lupa tadi ia yang mengajak Junhong untuk bicara.
"Hyung…"
"Apa kau ingin kembali ke klub dance?"
Daehyun memotong ucapan Junhong, matanya masih lurus ke depan enggan menatap Junhong.
"Tidak, aku sudah berhenti hyung. Kau bilang sejak masuk ke klub dance nilai akademik ku menurun, makanya aku mengikuti saranmu untuk keluar"
Daehyun tertawa kecil.
"Aku tau kau masih ingin menari"
"Kau tidak ingat?"
Daehyun menoleh pada Junhong, tak mengerti dengan pertanyaan yang Junhong ajukan.
"Ingat apa?"
"Kau pasti lupa" Junhong terkekeh.
"Waktu sekolah dasar, kau pernah bilang kau ingin menjadi penyanyi, kau ingat?"
Daehyun mengangguk.
"Tadinya aku juga mau jadi penyanyi, tapi karena suaraku jelek aku menyerah"
"Ahh..aku ingat hahaha"
Junhong tersenyum menatap Daehyun yang tertawa keras.
"Karena aku tidak bisa bernyanyi, akhirnya aku memutuskan untuk menjadi penari, agar nanti bisa tetap satu panggung denganmu"
Junhong menunduk, menendang gumpalan pasir di bawah kakinya.
Daehyun bangkit mendekat ke arah ayun-ayun Junhong, ikut menendang gumpalan pasir hingga mengotori sepatu Junhong.
Junhong mendongak sambil merengut kecil.
"Maaf karena membuatmu takut tadi"
Menepuk kepala Junhong yang menatap lurus pada yang lebih tua.
Daehyun berjalan menuju belakang ayun-ayun Junhong, mendorong ayun-ayun itu membuat Junhong tertawa senang.
"Hyung.."
"Hm?"
"Ini menyenangkan, seperti saat kita masih sekolah dasar"
"Kau menyukainya?"
"Tentu saja hehe, lebih kencang hyung!"
"Lebih kencang eoh! Baiklah, ini kekuatan super!"
Daehyun mendorong ayun-ayun Junhong semakin keras.
Junhong tertawa disertai teriakan meminta Daehyun untuk berhenti.
Daehyun seakan tak mendengar, mendorong ayun-ayun Junhong semakin keras.
Lupa dengan hari yang semakin malam.
Lupa dengan tugas yang masih menumpuk.
Lupa dengan fakta bahwa mereka belum makan sejak siang hari.
Yang mereka ingat, ini dunia mereka. Mereka berdua.
Dan tak satu orang pun yang bisa masuk untuk menggangu keduanya.
Apa keinginan Peterpan dan Tinkerbell?
Keinginan Peterpan adalah Tinkerbell tetap disisinya.
Keinginan Tinkerbell adalah Peterpan tetap mempertahankannya.
...
…
"Kau benar-benar mengerjakannya?" Kyungsoo menatap Junhong tak percaya.
Junhong hanya terkikik kecil.
"Tentu hyung, aku sudah berjanji padamu kan?"
"Kau mengerjakannya sendiri?"
Junhong menggeleng.
"Daehyunnie hyung menginap dan kami mengerjakan tugas itu hingga pukul 3 pagi"
"Daehyun itu menyebalkan sekali, jika dia tertarik dan sayang padamu kenapa tak langsung saja diresmikan, ishh"
Junhong memeluk Kyungsoo dari samping, meletakkan kepalanya pada pundak kecil Kyungsoo.
"Daehyunnie hyung berjanji akan tetap bersamaku, aku sudah bilangkan kalau itu sudah cukup"
"Yayaya, aku mengerti dasar peri"
Junhong tertawa, menggelitik kecil pinggang Kyungsoo yang akhirnya berteriak meminta tolong.
"Zelo-ya?"
Junhong mendongak, melihat Jongup disana.
Mengedarkan pandangannya ke sekeliling takut-takut jika ada Daehyun disekitar sini.
"Ada apa hyung?"
"Bisa kita bicara sebentar? Ada hal penting yang ingin aku bicarakan"
Junhong menimang, sedikit ragu kalau-kalau Daehyun tau.
"Daehyun sedang bertanding di luar sekolah, aku janji tidak akan lama"
Junhong menatap pada Kyungsoo yang mengangguk kecil.
Akhirnya Junhong bangkit dan mengikuti langkah Jongup keluar kelas, menuju ruang klub dance.
"Zeloooo~"
Lay berlari menghampiri Junhong yang baru saja masuk ke dalam ruang latihan itu, memeluknya erat lalu menggoyangnya gemas.
"Lay hyung hehehe" Junhong terkekeh membalas pelukan Lay dan tersenyum manis menatap anggota lain klub dance.
"Lay hyung, lepaskan dia. Aku ingin berbicara dengannya"
Lay terkekeh lalu mencubit pipi pucat Junhong.
"Aku merindukannya, kau tau sendiri sangat susah berbicara dengan Zelo saat ada si Daehyun itu"
Jongup berdehem kecil, menatap tak enak hati pada Junhong yang tersenyum kaku.
"Kemarilah, aku ingin berbicara"
Junhong akhirnya mengangguk mengikuti langkah Jongup menuju ruangan peralatan klub dance.
"Ada apa hyung?"
"Begini, kau tau kan sunbae yang berada di tingkat 3 akan lulus sebentar lagi?"
Junhong mengangguk.
"Aku ingin meminta bantuanmu. Kau, aku, Sehun dan Kai sama-sama berada ditingkat dua. Tapi kau tau sendiri Kai lebih sibuk dengan basket dan Sehun resmi mundur dari klub ini"
"Lalu?"
"Aku ingin meminta bantuan padamu, bisakah kau ikut tampil saat pesta kelulusan nanti?"
"Itu…hyung"
"Aku mohon, Kai sudah setuju untuk ikut tapi Sehun, dia bilang akan ikut saat kau juga ikut"
Junhong menggigit bibirnya, ia bingung.
"Daehyun hyung, dia…"
"Apa aku perlu berbicara dengannya Zelo?"
"Ti..tidak! kapan pementasannya hyung? Aku akan berbicara dengannya nanti"
"2 bulan lagi, ku mohon pikirkan lah"
"Aku akan memikirkannya hyung"
Junhong tersenyum canggung, satu sisi ia sangat ingin membantu Jongup, tapi disisi lain…Daehyun pasti tak akan mengizinkannya.
…..
…
"Kau sudah makan?"
Junhong mengangguk.
"Apa yang menggangu pikiranmu?"
Daehyun menatap Junhong keheranan.
Ini sudah pukul 5 sore, keduanya sedang duduk di cafeteria sekolah, Daehyun baru saja tiba setelah selesai melakukan pertandingan persahabatan dengan sekolah lain.
Daehyun menyodorkan satu kotak susu di hadapan Junhong.
"Maaf karena membuatmu menunggu lama, ini imbalannya"
Junhong tersenyum kecil, berujar terima kasih lalu terdiam lagi.
"Apa terjadi sesuatu tadi saat aku tidak ada?"
Junhong menggeleng.
"Lalu?"
"Aku tidak-"
Suara telepon genggam Daehyun berbunyi, satu pesan yang diterima Daehyun.
Daehyun tersenyum membacanya, menyodorkannya kepada Junhong untuk ikut membaca.
Junhong menyeritkan dahinya kebingungan.
"Aku…berkenalan dengan seorang pemuda manis tadi, sekolah kita bertanding dengan sekolahnya siang ini"
Junhong terdiam, meminta Daehyun melanjutkan kata-katanya walau detak jantungnya memompa semakin cepat.
"Namanya Byun Baekyun.."
Kali ini Daehyun menunjukkan sebuah foto yang di ambil secara diam-diam.
Pemuda manis dengan rambut hitam legam.
Tawanya cerah dengan mata yang menyipit cantik.
Hidung dan bibirnya mungil semungil buah cherry.
Junhong mengangguk, tersenyum menatap Daehyun tapi disisi lain ia mencoba mengontrol detak jantungnya.
Daehyun tertawa lebar, dengan rinci menceritakan awal mula saat keduanya saling mengenal.
Junhong ikut tertawa, membalikkan badannya sebentar untuk menghapus air matanya yang keluar tanpa diminta.
Disaat seperti ini Junhong teringat ucapan Kyungsoo,
'Bagaimana kalau, ini hanya perumpamaan okay…bagaimana kalau Daehyun menyukai orang lain?'
Junhong tertawa miris, mengasihani dirinya.
Dihadapannya Daehyun masih asyik bercerita tentang betapa merdunya suara pemuda itu 'Baekhyun'.
Junhong mencoba untuk tertawa, seakan turut berbahagia saat Daehyun menceritakan bahwa hari ini ia bahagia.
Tanpa memikirkan bahwa mungkin Junhong tersakiti.
…..
Ini dunia kita, sebelumnya hanya ada kita berdua.
Tapi kau tiba-tiba datang dan mengajak orang asing untuk bermain di dunia kita.
Hyung, kau bilang…cukup hanya kau dan aku, tapi kau membawa dia.
Hyung, kau bilang tidak akan ada orang asing di dunia kita.
Hyung, aku harus bagaimana?
Di Neverland ada dua tokoh utama, Peterpan dan Tinkerbell.
Tapi, jangan lupakan bahwa tak lama kemudian akan muncul tokoh…Wendy.
.
To be continue~
Hihihihihihi(?)
Ini 2shoot kok pendek, tiba-tiba pengen ngetik ini.
Tadinya mau dibikin 1shoot tapi kok jadi panjang, akhirnya dipotong deh hehehe..
Reviewnya yaaa~
Pyoooong~~
