Manifestasi Diriku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tartarus Final block Monad Rooftop ( boss battle nyx ).
.
Aura hitam nan gelap itu terus menekan orang-orang yang ada di sana untuk tunduk kepadanya, tak hanya sampai di situ, SHADOW dari berbagai ukuran dan jenis datang berbondong-bondong bak semut yang mengerubungi gula.
.
.
.
.
.
Unknown place.
Terlihat dua pemuda yang tengah terduduk di sofa yang saling berhadapan, Ruangan yang mereka tempati sangatlah aneh, dimana lantainya seperti terbuat dari air dan tetesan-tetesan air berterbangan di sekeliling mereka.
"Jadi inikah yang kamu pilih?" ucap pemuda berambut hitam.
"..." yang ditanyai atau si pemuda berambut biru hanya diam dan mengangguk.
"Seperti biasa, kau memang keras kepala."
.
.
.
.
.
.
Diatas sebuah atap dari suatu menara terlihat beberapa orang yang tengah melawan sesuatu yang berbentuk seperti lumpur berwarna hitam dalam jumlah banyak, mereka terlihat sangat kelelahan apalagi dengan adanya tekanan gravitasi yang sangat kuat.
Nyx adalah penyebab dari semua ini, makhluk keibuan yang akan membawa Fall pada seluruh umat manusia, kali ini bukan dalam wujud raksasa melainkan tubuh utamanya yang bersatu dengan bulan dan siap untuk menghantam bumi, memusnahkan seluruh kehidupan.
Tap... Tap... Tap...
Terlihat seorang pemuda berambut biru yang sudah berdiri di tengah-tengah para Shadow dengan menggenggam benda yg mirip dengan sebuah pistol, EVOKER seperti itulah mereka menyebutnya.
Iapun mengarahkan pistol tersebut ke pelipis kanannya ujung dari laras pendek itu menyentuh kulit di kepalanya, rasa dingin dari laras pendek itu membuatnya nyaman, ia pun menarik pelatuk dari pistol itu, membuat berbagai macam emosi datang membanjiri pikirannya.
Emosi tersebut perlahan keluar dari kepalanya membentuk dua sosok wujud astral yang memiliki bentuk yang berbeda antara satu dan lainnya.
Sosok pertama adalah sosok dari seorang lelaki yang memakai pakaian yang mirip seperti sebuah baju besi dibelakangnya sebuah harpa berukuran raksasa tersampir di pundak sosok tersebut.
Dan yang satu lagi adalah sosok menyeramkan yang mirip dengan monster nemakai topeng tengkorak dan seluruh tubuhnya hampir berwarna hitam di tangan kanan makhluk tersebut tergenggam sebuah katana yang cukup panjang empat buah peti mati terlihat melayang dibelakang sosok tersebut.
Dua sosok tersebut lalu bergabung menjadi satu membentu sosok yang baru sosok dari seorang pria yang mengenakan armor putih memiliki empat buah lengan, yaitu dua lengan asli dan dua lengan yang terhubung dengan pilar raksasa di belakang tubuhnya, salah satu dari lengan asli itu terikat oleh rantai yang terhubung dengan empat buah peti mati.
Sosok tersebut kemudian membentangkan dua lengan yang terlihat meiliki sayap, cahaya terang yang keluar dari sosok tersebut kemudian menghancurkan seluruh Shadow yang ada di tempat itu, membuat semua rekannya terkejut bukan main lalu memandang pria yang telah memanggil sosok tersebut, pria itupun menoleh kepada para rekannya, senyum simpul nan tulus dapat terlihat dari wajah rupawannya.
"Hiduplah."
Itulah kata-kata terakhirnya pada rekannya kemudian ia berbalik, perlahan tubuhnya terangkat layaknya hukum gravitasi sudah tak berlaku lagi bagi pria itu, perlahan bersama pria tadi sosok yang ia panggil juga terbang mengikutinya dari belakang, menuju pusat dari eksistensi yang berniat menghancurkan umat manusia.
.
.
.
.
.
Manifestasi Diriku.
A story by © Delawwara no ookami
Hs Dxd and Naruto
Story by © Ichie ishibumi and masashi kishimoto.
Persona series
Story by © Atlus Media
Genre : Friendship, adventure, fantasy, supranatural, slice of life
Rate : M
Kuoh academy
Naruto / Pov
Aku berjalan dikoridor sekolah untuk mencari ruangan yang aku tuju, ruang guru.
Ya, aku adalah murid pindahan dari tokyo, namaku Uzumaki naruto, aku memiliki warna rambut yang cukup unik yaitu pirang terang, tidak seperti kebanyakan warna rambut dari orang jepang, beberapa orang terkadang memanggilku blasteran akibat wajah yg mirip orang jepang dan warna rambut dari orang barat.
Aku pun juga tak terlalu tahu soal orang tuaku, ayahku meninggalkan keluarga sehari setelah aku lahir, dan ibuku mengalami kecelakaan yang mengambil nyawanya saat upacara sichigosan ku waktu kecil.
Aku pun dibesarkan di panti asuhan di sana ada banyak teman yang senasib dengan ku, bahkan ada salah satu anak yang sudah ditinggal oleh orang tuanya sejak seminggu ia baru dilahirkan.
Aku pun belajar dari mereka bahwa meski hidup itu susah janganlah menyerah dan teruslah melangkah maju, karena suatu saat nanti pasti ada yang namanya kebahagiaan dan keajaiban yang menghampirimu.
Oke cukup sudah untuk Flashbacknya, aku adalah Uzumaki Naruto siswa pindahan dari tokyo, aku pindah kesini karena rekomendasi dari sekolah lamaku, katanya di sini sistem pengajarannya dan kurikulumnya lebih baik dari sekolahku yang sebelumnya, entahlah... padahal aku juga tak merasa kalau aku ini salah satu dari siswa yang pintar.
Tak terasa aku sudah sampai di depan ruang guru, aku pun mengucapkan salam dan masuk ke ruangan itu dengan sopan.
"Uzumaki naruto, ya." ucap seorang lelaki yang terlihat sudah berumur !ebih dari kepala dua.
"Iya pak, apa bapak ini wali kelas dari kelas 2a" ucap naruto sopan.
"Iya, kebetulan sekali hari ini jam pertama adalah waktuku kalau begitu silahkan ikuti aku menuju kelas, Uzumaki-san." ucapnya sambil merapikan dokumen-dokumen yang ada di meja dan bersiap untuk mengajar.
"Iya pak." aku pun mengikuti lelaki tersebut dari arah belakang.
.
.
.
Sekolah ini memiliki gedung dengan tiga lantai lapangan olahraga yang cukup luas, dan disebelah gedung sekolah adalah gedung sekolah lama yang masih biasa digunakan untuk kegiatan dari beberapa ekstraulikuler atau klub sekolah.
Aku dengar-dengar sekolah ini dulunya adalah sekolah khusus perempuan tapi karena banyak peminatnya sekolah ini pun dirubah menjadi sekolah campuran dengan perbandingan rasio 3:1, tak heran jika aku menjumpai banyak sekali perempuan di sini. Kelasku ada dilantai dua tepatnya ujung lorong setelah berjalan melewati tangga, setelah sampai di depan guruku yamg tadi masuk duluan dan menyiruhku untuk menunggu sebentar sampai ada aba-aba untuk masuk.
"Baiklah anak-anak sebelum memulai pelajaran, kali ini kita akan kedatangan murid baru, Uzumaki-san silahlan masuk."
Nah, sepertinya itu adalah aba-aba umtukku. Perlahan akupun memasuki kelas tersebut dan setelah sampai di sebelah guru tadi akupun mengambil kapur dan menuliskan kanji dari namaku disana.
"Nah sekarang perkenalkan dirimu." ucap guru tersebut menyuruhku agar memulai sesi perkenalan.
"Baik, namaku Uzumaki Naruto, aku adalah murid pindahan dari tokyo, mohon bantuannya." ucapku tersenyum lalu sedikit membungkukkan badan.
"Kyaa... Manisnya..."
"Uzumaki-kun... apa kau mau jadi pacarku."
"Kyaa... sepertinya aku sudah menemukan pangeranku."
Oke, apa memang seperti ini setiap kali ada lelaki yang memperkenalkan diri, dan sepertinya reaksi mereka terlalu berlebihan, padahal aku juga tak merasa kalau diriku ini ganteng-ganteng amat.
"Baiklah, sudah cukup perkenalannya sekarang kita akan memulai pelajaran, Uzumaki-san silahkan duduk disebelahnya hyoudo-kun"
Aku pun segera berjalan ke arah meja duduk yang sudah ditentukan oleh guruku, aku sedikit melirik ke arah teman sebelahku dan tersenyum padanya, gaya rambutnya mengingatkanku pada seorang tokoh utama kartun sepak bola yang aku tonton waktu kecil.
.
.
.
Bel pulang sekolah berbunyi, dan jam pelajaran terakhir pun telah usai, aku menata buku yang ada di mejaku dan memasukkannya ke dalam tas bersiap untuk pulang, aku pun berdiri dari tempat dudukku dan bersiap untuk pulang, tetapi...
"Hai, boleh aku memanggilmu Naruto, namaku Hyoudo Issei kau boleh memanggilku Issei seperti yang lainnya." Ucapnya sambil menyalami tanganku.
"Ah iya, senang berkenalan denganmu Issei san." Aku pun membalas ucapannya dengan senyum yang biasa aku tunjukkan.
"Um... Mau pulang ya, gimana kalo pulang bareng denganku."
"Boleh saja sih."
"Baiklah, kalau begitu tunggu sebentar" Ia pun beranjak dari hadapanku dan pergi ke depan meja seorang gadis, mereka mengobrol sebentar dan kembali lagi ke arahku.
"Baiklah, ayo." Ucapnya lali berjalan mendahuluiku dan disampingnya adalah gadis berambut pirang yang tadi di ajaknya ngobrol.
Akupun menyusul mereka lalu berjalan di samping kanan Issei-san, "Ano... maaf tapi bolehkah aku berkenalan denganmu." ucapku untuk membuka pembicaraan.
"Ah, iya kau belum mengenalnya ya, kalau begitu biar kuperkenalkan, namanya Asia Argento, dia ini tinggal serumah denganku." Ucapnya memperkenalkan gadis tersebut.
Gadis yang diperkenalkan tadi hanya tersenyum padaku, "Salam kenal." ucapnya sambil sedikit membungkukkan badan.
"Ah, iya namaku Uzumaki Naruto, salam kenal ya Asia-san." ucapku memperkenalkan diri pada gadis itu.
Setelah berjalan cukup lama kami berdua akhirnya sampai di persimpangan yang memisahkan rumah kami, meski satu komplek perumahan tetapi rumahku dan Issei-san berada di blok yang berbeda lebih tepatnya aku sengaja melakukannya.
Alasannya sederhana saja di blok yang ditinggali oleh Issei-san adalah perumahan dengan rumah gaya modern sedangkan yang ingin kuambil adalah rumah dengan gaya klassik, karena menurutku rumah dengan gaya tersebut lebih nyaman ditinggali.
"Sepertinya sampai sini saja ya, rumahku belok ke kanan dari persimpangan ini." ucapku mengucapkan salam perpisahan dan langsung memisahkan diri dari mereka berdua.
"Baiklah, hati-hati ya kapan-kapan kalau ada! waktu mari bersenang-senang bersama di mall, atau game center." ucapnya sebelum aku pergi, akupun berbalik menghadapnya dan mengangguk lalu kembali berjalan untuk menuju rumahku.
.
.
.
Pukul 19 : 00 kediaman Uzumaki.
Terlihat seorang lelaki berambut pirang jabrik yang tengah melihat-lihat isi dari kulkasnya karena baru pindah beberapa hari yang lalu sepertinya ia lupa untuk berbelanja bahan-bahan makanan.
"Bahan makanan di kulkas memang masih ada, tapi sepertinya tidak cukup untuk seminggu ke depan." gumamnya pelan dan perlahan menutup pintu dari lemari es.
Ia pun beranjak menuju kamarnya mengambil uang, mengganti bajunya dengan kaos hitam polos kegemarannya dan dirangkapi dengan jaket berwarna Biru kehitam-hitaman lalu bersiap-siap untuk pergi membeli kebutuhan bahan makanan, kebetulan katanya khusus malam ini ada diskon di minimarket yang daerahnya cukup dekat dari sini.
.
.
Ramai adalah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana kota pada malam ini, banyak toko yang masih buka dan pengunjung berlalu lalang.
Tempat tujuan Naruto kali ini bukanlah mencari restotan kecil untuk makan diluar, tetapi untuk berbelanja di minimarket yang ada di distrik pertokoan ini.
Tak lama Naruto berjalan ia sudah sampai di depan supermarket yang ia tuju, supermarket ini memang tak terlalu besar seperi mall, tetapi Naruto lebih suka berbelanja di sini karena ia bisa mendapat diskon.
Toh, lagipula Naruto juga sudah kenal dengan penjaga minimarket disini.
Flashback ON
Terlihat seorang pemuda berambut pirang jabrik yang tengah berkeliling di sekitar area pertokoan, di tangan kanannya tergenggam secarik kertas yang menunjukkan alamat tempat tinggalnya yang baru.
"Are... apa aku tersesat, padahal kukira aku sudah mengikuti peta ini dengan benar." ucapnya sambil memperhatikan daerah sekitar mungkin ada yang cocok dengan alamat yang ia tuju.
Ia pun mengambil ponsel mencoba untuk mengeceknya lewat gps, karena si pemuda tadi terlalu fokus melihat ponsel ia tak mengetahui keberadan gadis yang ada didepannya, jelas saja gadis itu baru saja keluar dan mengunci pintu dari minimarket dan bersiap intuk berjalan pulang tetapi malah...
Bruukk...
Gadis tadi menabrak pemuda berambut pirang itu, kertas dan handphone yang tadi dipegangnya sekarang jatuh ke tanah, begitupula dengan tubuh gadis tadi.
"Ah... maaf apa kau tidak apa-apa?" ucap pemuda tadi sambil mengulurkan tangannya membantu gadis tadi untuk berdiri.
Gadis itu pun meraih tangan dari si pemuda dan mulai berdiri, "Ah, iya aku juga minta maaf karena sudah menabrakmu." ucapnya lalu mengambilkan ponsel dan kertas yang berisi alamat yang dicari si pemuda.
Gadis tadi tidak sengaja membaca alamat yang berada pafa jertas yang ia pungut barusan, matanya sedikit melebar setelah mrlihat alamat tersebut.
"Ini, maaf aku tak sengaja membacanya, apa kau berniat mencari alamat ini?" ucap gadis tersebut sambil menyerahkan kertas yang dan ponsel yang baru saja ia pungut.
"Ah iya, aku orang baru disini apa kau tahu alamat ini?" tanya balik dari si pemuda lalu mengambil kertas tadi dari tangan gadis itu.
"Ya, aku tahu sih... alamatnya tak terlalu jauh dari tempat tinggalku, gimana mau aku antarkan ke sana?"
"Ah... benarkah aku sungguh-sungguh berterima kasih." ucap si pemuda sambil sedikit membungkukkan badan.
"Kalau begitu, ayo." ucap si gadis lalu berjalan mendahului pemuda itu.
Si pemuda itu lalu menyusulnya dan berjalan beriringan dengan gafis yang sudah berbaik hati mengantarnya, mereka berdua berjalan dalam diam tak keduanya mau mengeluarkan sepatah kata pun.
"Ano... namaku Uzumaki Naruto, kalau boleh tahu siapa namamu?" sang pemuda tadi mengambil inisiatif dulu untuk memulai pembicaraan.
Angin lembut berhembus melewati leher gadis itu membuat surai yang berwarna seperti bunga khas negara jepang itu melambai pelan, gaya rambutnya dipotong pendek dan terlihat rapi, gadis itupun menolehkan pandangannya kearah pemuda bernama naruto itu.
"Haruno Sakura, kau boleh memanggilku Sakura, oh iya Naruto-san apa kau baru dikota ini aku belum pernah melihat orang yang seperti dirimu." ucap Sakura dengan senyuman menawan yang dapat memabukkan pria manapun.
"Iya, aku baru samapi tadi sore lalu ke tempat penjualan rumah, tetapi aku malah tersesat saat mencari alamat rumahku." ucap Naruto sedikit menceritakan pengalaman pahitnya.
"Ah begitu ya, tak kusangka sampai ada yang tersesat begini." ucapn si gadis itu kemudian mereka berdua kembali berjalan dalam diam, langkah kaki mereka berdua menggema dijalanan apalagi kondisi tengah kota yang sudah sangat sepi.
Saat ini sudah hampir tengah malam tak ada orang-orang yang berlalu lalang semua lampu yang ada di setiap bangunan telah dimatikan, apalagi awan tebal yang telah menutupi indahnya sinar rembulan telah membuat suasana di sana mankin mencekam.
"Nah... Naruto-san sekarang kita sudah sampai." ucap sakura memberhentikan langkahnya tepat di depan sebuah bangunan yang cukup besar tapi tekesan sudah sangat tua.
Naruto kemudian mengecek alamat yang ia bawa dan alamat dari bangunan tersebut, "Ah iya, alamatnya benar disini makasih ya Sakura-chan." ucap Naruto kelewat senang samapai-sampai merubah suffix sakura menjadi chan.
"Ah...iya sama-sama Naruto-san." Sakura yang dipanggil begitu di kedua pipinya terlihat sedikit rona merah, yah...meski ia tak tahu kalau Naruto mengucapkannya secara spontan.
"Kalau begitu aku pulang duluan ya, Naruto-san, jarak antara rumah kita hanyalah dua bangunan dari sini. Nah... kalau begitu sampai jumpa ya Naruto-san, sampai ketemu besok." ucapanya Sambil berlari pulang dan meninggalkan Naruto sendirian.
Naruto yang memang sudah lelah karena berkeliling kota seharian langsung membuka gerbang bangunan itu dan masuk kedalamnya, tanpa disadari seorang pun dari jendela lantai dua bangunan itu tampak sosok bermata merah yang dari tadi memandangi naruto.
Flashback OFF
Naruto pun segera memasuki minimarket itu, dan benar saja baru masuk kedalamnya ia sudah disapa oleh gadis cantik berambut pink atau lebih tepatnya warna bunga sakura ketika bermekaran.
Gadis itu mengenakan seragam khas dari minimarket ia bekerja di bagian kiri dadanya terdapat nametag yang bertuliskan Haruno sakura, ya... dia adalah gadis yang ditemui naruto tepat ketika ia baru sampai di kota ini.
"Ah... Naruto-san kebetulan sekali kau datang, kami sedang mengadakan diskon sampai 50% lho..." sapa gadis itu dan memberitahunya promo yang diadakan di minimarket itu.
"Wah... tak kusangka diskonnya sampai 50%, baiklah waktunya bertempur." setelah mengucapkan itu Naruto pun langsung lari sambil membawa keranjang belanjaan dan berkeliling untuk mencari apa-apa saja yang ia butuhkan.
.
.
.
.
.
Pukul 21 : 00 disekitar pusat pertokoan.
Naruto / pov
Kali ini aku baru saja keluar dari minimarket langgananku, selain penjaga toko yang kukenal disana juga sering mengadakan diskon dan bisa dibilang barang yang disediakan cukup lengkap.
Omong-omong soal diskon hari ini tepatnya hari kamis, selalu diadakan diskon besar-besaran diasana, makanya aku tak heran mesk sudah malam begini masih banyak pengunjung di sana.
Aku tadi juga khawatir jika akan kehabisan barang tapi sepertinya aku berangkat lebih sore jadi masih ada sisa stok yang cukup banyak, afa berbagai macam barang yang kubeli tadi mulai dari sayuran, daging, dan yang tak kalah penting adalah persediaan ramen cup.
Dan dengan diskon tadi barang yang kubeli sepertinya bisa sampai beberapa minggu kedepan.
"Naruto-san... " sepertinya aku mendengar suara seseorang yang kukenal, ketika aku membalikkan badanku aku mendapati seorang pria yang seumuran denganku, ia sedang berlari pelan krarahku, ya... dia adalah teman sekelasku namanya Hyoudo Issei.
Issei pun menghentikan langkahnya setelah berada di hadapan ku, "yo... Naruto-san, apa yang sedang kaulakukan disini?" tanyanya kamipun mulai berjalan beriringan.
"Ah... aku hanya baru selesai belanja bahan -bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari, kau sendiri sedang apa disini?" Tanya ku sambil memperhatikan barang-barang belanjaan yang ia bawa.
"Aku hanya sedang membeli minuman..." ucapnya sambil menunjukkan beberapa kaleng minuman yang sudah berada di kantong belanjaan.
"Hm... banyak sekali untuk siapa saja?" tanyaku penasaran karena minuman yang ia beli sepertinya terlalu banyak, mungkin ada lima buah atau lebih.
"Ah... ini ya, tadi teman-teman klub ku berkunjung kerumah... ah, Naruto-san apa kau juga mau ikut?" tiba-tiba saja ia mengundangku untuk berkunjung kerumahnya.
"Boleh saja sih, tapi belanjaanku ini bagaimana?" ya... sebenarnya aku juga tak keberatan sih untuk berkunjung.
"Kau bisa menitipkannya dirumahku, Naruto-san." ucapnya memberi masukan atas masalahku tadi.
"Baiklah kalau begitu, toh... jarak dari rumah kita berdua juga tak terlalu jauh." Ucapku akhirnya menyetujui ajakan dari teman sekelasku itu.
.
.
.
Pukul 21 : 30 kediaman keluarga Hyoudo.
Di rumah itu tepatnya di ruang tamu terdapat tujuh orang remaja yang berbeda gender, empat diantaranya adalah perempuan dan sisanya adalah laki-laki.
"Perkenalkan semuanya namaku, Uzumaki Naruto mohon bantuannya." ucap seorang laki-laki berambut pirang di depan para remaja yang ada disana.
"Ara... Ara... tak kusangka Issei-kun punya teman sekelas yang manis." Ucap seorang gadis dengan rambut hitam panjang, yang dikuncir kuda, gadis yang satu ini memiliki bentuk tubuh yang dapat membuat lelaki manapun tergoda melihatnya.
"Ehem... Akeno-san bukankah tidak sopan kalau, langsung menggoda orang yang baru dikenal seperti itu?" ucap seorang gadis cantik lainnya, kali ini yang berbicara adalah seorang gadis dengan rambut merah yang dubiarkan tergerai panjang.
Untuk beberapa saat Naruto sedikit teringat dengan ibunya, warna rambut itu dan juga suaranya yang terkesan hangat tetapi berwibawa, untuk beberapa saat Naruto terbayang kembali oleh masa lalu dengan ibunya.
"Oh iya, Naruto-san apa kau sudah menentukan mau masuk klub mana?" kali ini seorang lelaki berambut pirang yang mengejutkan Naruto dari lamunannya.
Kalau dia tak salah ingat anak itu satu kelas dengannya, ya... meski Naruto belum pernah mengobrol dengan anak itu, tapi ia masih ingat kalau anak itu memang satu kelas dengannya.
"Soal klub ya..." ucap Naruto berpikir sebentar untuk menentukan ekstrakulikuler ( klub ) mana yang akan ia ikuti, "Mungkin aku akan masuk ke klub kendo." ucapnya yakin, apalagi kalau Naruto dulunya pernah belajar kendo waktu kecil.
"Yuuto-san, sepertinya kau akan mendapat teman satu klub." kali ini giliran seorang gadis berambut pirang panjang yang dibiarkan tergerai kini berkomentar.
"Ahahaha... sepertinya ini akan bagus, Naruto-san." ucap dari pria pirang tadi lalu dibalas senyuman juga oleh Naruto.
.
.
.
Pukul 00 : 00 komplek perumahan.
Sial bagi Naruto, ia terlalu bersenang-senang dengan teman-teman barunya kali ini ia harus pulang sangat larut, sebenarnya itu semua tak masalah baginya.
Nah, yang jadi masalahnya adalah jalan pulang yang diambil oleh Naruto, ia terpaksa harus berjalan memutar karena portal perumahan untuk jalannya pulang kini sudah ditutup.
"Huft... harusnya tadi aku langsung pulang saja." ucapnya merutuki kebodohan yang sudah ia lakukan, sudah tahu larut malam bukannya langsung pulang tetapi malah mampir kerumah teman.
Sebenarnya tadi Naruto sudah disuruh untuk menginap tapi dirinya sendiri yang tak mau dengan alasan bahwa besok masih banyak urusan yang harus ia lakukan.
Dingin, dan sepi itulah yang dirasakan Naruto saat ini langkah kakinya yang biasa terdengar sangat keras karena kesunyian yang ada di tempat itu.
Bukan hanya itu saja setiap bangunan kosong yang ia lewati makin menambah kesan angker yang dapat membuat setiap orang gemetaran ketika melewati tempat itu pada malam hari.
Satu hal lagi yang membuat Naruto lebih merinding dari biasanya ialah informasi yang disampaikan oleh sakura beberapa hari lalu bahwa katanya ditemukan seonggok mayat dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
Beberapa bagian dari tubuh mayat itu dikatakan telah menghilang dengan kepala yang hanya tersisa separuh, mengingat akan hal itu Naruto pun mempercepat langkahnya untuk sampai dirumah, akan tetapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak pada Naruto.
Bumm...
Sebuah ledakan terjadi tepat dihadapnnya, setelah debu yang menutupi tempat ledakan tadi mulai memudar, ia dapat melihat dua buah sosok yang sangat berbeda.
Sosok pertama adalah sesuatu yang tak dapat dikatakan sebagai makhluk yang normal, tubuh bagian bawahnya adalah laba-laba raksasa dengan banyak bulu-bulu panjang yang berada di sekitar kakinya persis seperti seekor tarantula.
Lalu bagian atasnya adalah seorang wanita yang tak memakai sehelai kain pun untuk menutupi tubuhnya, di tangan kanan wanita ini tergenggam sebuah golok raksasa yang ukurannya bahkan melebihi tubuh manusia.
Wanita itu tersenyum sadis melihat orang yang diburunya kini penuh luka dan sudah kehilangan banyak tenaga.
Dan sosok yang kedua adalah sesosok pria yang terlihat lebih tua darinya mungkin sekitar satu atau dua tahun lebih tua, pria itu memiliki rambut abu-abu yang indah tetapi berkebalikan dengan keadannya sekarang.
Ia terlihat sangat kelelahan terbukti dari nafas yang terlihat memburu keluar dari mulutnya, luka sayatan yang masih mengeluarkan darah segar bahkan sudah menodai hampir seluruh pakaian berwarna putih yang sedang ia kenakan.
Sial bagi Naruto, dirinya tak dapat bergerak karena seluruh syaraf yang ada di otaknya kini hanya merespon rasa takut yang sedang dialami Naruto, secara spontan perlahan-lahan kaki dari ptia itu berjalan kebelakang.
Perlahan namun pasti, mungkin Naruto bisa kabur dari situasi ini.
Brukk...
Karena saking takutnya kedua kaki Naruto sudah tak sanggup menopang beban tubuhnya, hasilnya pun sudah jelas ia jatuh terduduk dan tak dapat melakukan apa-apa.
Perhatian dari sosok monster itupun teralihkan ke arah Naruto, seringaian yang dibuatnya kini semakin menyeramkan sudah seperti seringai itu akan merobek pipinya sendiri.
Si pria berambut abu-abu itu segera mengikuti arah pandang dari monster tadi , Gawat itulah yang dipikirkan oleh si pria berambut abu-abu itu, ia pun mencoba untuk menghalangi si monster agar tak menyentuh pemuda berambut pirang itu.
Namun naas baginya kali ini gerakan yang ia lakukan sangat ceroboh sehingga si monster itupun menghantamkan goloknya kearah pria berambut abu-abu itu, sehingga pria itu kini terlempar dan menabrak tembok yang mengapit jalan tersebut.
Kondisi dari pria itu kini sudah sangat menyedihkan darah terlalu banyak keluar dari tubuhnya, dan akibat serangan tadi sepertinya ia juga mendapat luka dalam, terbukti dari darah yang beberapa kali merembes keluar melewati sudut bibirnya, pria itu nampaknya sudah kehilangan terlalu banyak tenaga dan tak kuat untuk menjaga agar dirinya tetap sadar, sepertinya cukup sampai sini saja usahanya melindungi si rambut pirang itu.
Kembali ke Naruto.
Sepertinya ia sudah pasrah akan apa yang akan ia alami setelah ini, si rambut pirang itu dapat melihat setelah monster tadi membereskan pria berambut abu-abu itu, kini si monster itu mengalihkan pandangan pada dirinya.
Monster itupun menyeringai ala-ala psycopath yang bersiap untuk menyiksa korbannya, ia pun mulai berjalan ke arah Naruto perlahan namun pasti langkah itu semakin mendekat ke arah Naruto.
Bunyi dari gesekan antara senjata yang diseret oleh monster itu dan aspal terdengar seperti melodi kematian ditelinga Naruto, percuma saja akal sehat dan tubuhnya sudah merespon perintah darinya lagi, ia benar-benar ketakutan, rasa takut yang menusuk ke tulang, ia pun memejamkan mata tak berani melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
.
.
.
.
.
Unknown Place
Naruto / pov.
Kali ini aku terbangun di suatu ruangan yang benar-benar gelap tak ada yang dapat kulihat disini, bahkan aku tak tahu tempatku ini berdiri apakah atas atau bawah.
'Apakah aku sudah mati.' itu adalah kalimat pertama yang ingin aku ucapkan, namun kalimat itu langsung tercegat ditenggorokanku begitu aku mendengar suara tetesan air.
Tes...
Tes...
Kali ini dua kali aku pun menolehkan wajahku ke arah sumber suara itu berasal, aku hampir terkejut melihat aoa yang kulihat di temapt seperti ini aku dapat melihat seseorang yang sedang mengenakan yukatta.
Meski aku tak tahu wajah dan warna yukatta yang ia pakai karena tertutup oleh kegelapan yang ada di tempat ini.
"S...s..." baru saja pertanyaan itu akan keluar dari mulutku tetapi bayangan itu sudah membalasnya layaknya ia dapat membaca pikiranku.
"Tak, apa tak usah khawatir, aku adalah kau dan kau adalah aku." ucapnya dengan suara yang sangat merdu layaknya suara dari bidadari yang turun dari surga.
Ia pun melanjutkan ucapannya dengan pertanyaan yang tak kusangka-sangka, " apa kau masih ingin hidup?" ucapnya dengan penekanan pada setiap katanya.
Aku masih tak tahu apa yang dimaksud suara ini, tapi jika ditanya begitu tentu saja aku akan menjawabnya dengan anggukan pasti, setelah itu entah kenapa aku dapat mengetahui kalau sosok tersebut sedang tersenyum.
"Nah kalau begitu bangunlah dari sini, dan terimalah takdir mu Uzumaki Naruto." dan setelah ia selesai mengatakan hal barusan cahaya yang sangat terang tiba-tiba memenuhi seluruh ruangan ini, memaksaku untuk menutup mata.
.
.
.
Aku membuka mataku dan merasakan kalau aku sudah kembali di dunia nyata, tapi dihadapnku kini terdapat sesosok monster dengan bentuk separuh laba-laba dan separuh perempuan, akupun mengingat percakapan singkat yang aku lakukan dengan sesosok bayangan tadi.
Entah kenapa setelah mengingat percakapan barusan aku sudahtahu apa yang harus kulakukan di saat-saat seperti ini, akupun mulai bangkit dan menghilangkan rasa takutku, monster tersebut tampak menyeringai melihat perubahan ekspresi yang kutunjukkan.
"Nah, yang seperti itu baru bagus dengan begini aku dapat menghancurkan ekspresi menjijikkan itu." ucapnya sambil terus berjalan kearahku.
Aku pun mengarahkan tangan kananku ke depan kepalaku, aku pun menjetikkan jari ku dan dari ketiadaan muncul kobaran api biru kecil diatas telapak tanganku. "Pe... "
Monster tadi sedikit panik lalu mulai berlari kearahku, " kau pikir aku akan membiarkanmu begitu saja bocah sial, "R... "
Aku adalah kau, dan kau adalah aku.
Kobaran api kecil itupun mulai merambat ke seluruh tanganku dan menyelimutinya dengan api biru, bukan perasaan sakit karena pana ketika kulitku menyentuh api itu.
"So... " sekali lagi akupun membulatkan tekadku dan memandang lurus ke depan tepat kearah monster yang kini berjarak cukup dekat denganku.
Dengan tekad membara itulah, aku berjanji mengabdi padamu.
Makhluk itu pun telah berdiri di hadapanku siap mengayunkan goloknya untuk membelah dua tubuhku, "Na... " dan dengan sentuhan terakhir itu api biru itu kini menutupi seluruh tubuhku.
Namaku Kurama, sang tanpa batas dari roh sembilan bijuu.
Dari api biru yang menyelimuti tubuhku pun terbentuk sesosok wanita anggun yang memiliki warna rambut orange terang dengan panjang sebahu. Ia mengenakan yukata berwarna merah darah dengan corak api berwarna hitam yang menyempurnakan kecantikan dari sosok itu
Clang...
Golok yang diarahkan oleh monster itu kearahku berhasil ditahan oleh kuku-kuku panjang dari gadis tersebut gadis itu lalu memyeringai dan menyentakkan tangannya, membuat si monster terdorong kebelakang.
"Heh, kau kira dapat membunuh tuanku semudah itu enak saja, pertarungannya baru dimulai tahu." Ucap gadis tersebut lalu melesat menuju kearah monster tadi berdiri.
.
.
.
.
To Be Continued...
.
.
.
An :
Nah... Update ff baru, wkwkwk padahal ff yang lama masih belum kelar, jadi gimana Minna-san bagus kah? atau malah terkesan absurd?. Yah... bagaimanapun juga saya ini Author yang masih belajar. Dan jika para readers berkenan tolong beri komentar di kolom review supaya kedepannya nanti fic ini serta kemampuan menulis author jadi lebih baik.
.
.
.
PERSONAPEDIA.
# .SHADOW : ADALAH SISI LAIN DARI DIRI MANUSIA YANG KEBERADAANNYA TIDAK DITERIMA OLEH SIPEMILIK ( DI DALAM PERSONA SERIES SHADOW ADALAH MUSUH UTAMA DARI PARA P-USER/SINGKATAN DARI PERSONA USER )
#.EVOKER : ( TERDAPAT DI SERIES P3/PERSONA 3 ) YAITU SUATU BENDA UNTUK MEMBANGKITKAN PERSONA DENGAN MEDIA UNTUK MENINGKATKAN/MENSTIMULASI EMOSI DARI PENGGUNANYA.
#.PERSONA : KEKUATAN KHUSUS YANG DIMILIKI OLEH BEBERAPA ORANG YANG SUDAH MENGALAHKAN SHADOWNYA ATAU ORANG-ORANG YANG SUDAH MENGHADAPI RASA TAKUT TERBESAR DALAM DIRINYA.
#.TARTARUS : ( TERDAPAT DI SERIES P3 ) YAITU SUATU TEMPAT BERBENTUK MENYERUPAI MENARA YANG SANGAT TINGGI ( HANYA MUNCUL OADA SAAT-SAAT TERTENTU SAJA ) TEMPAT INI JUGA MERUPAKAN SARANG DARI PARA SHADOW.
#.NYX : BOS UTAMA DALAM SERI P3 JUGA MERUPAKAN PERWUJUDAN DARI DEWI MALAM.
#.FALL : KEADAAN DIMANA SELURUH UMAT MANUSIA AKAN KEHILANGAN JIWANYA ( EVENT TERAKHIR DI SERIES P3 )
