salam kenal , just Call me Shouta-kun , I'm Newbie for being a writer at FFN but i had been long enough being silent Reader..! and love Sasuke A lot when he is being Uke !

Fall For You

Desclaimer : I hope Naruto Is Mine, Then the story line 'll end up with Naruto and sasuke being Together hahahhaha! *kicked* but it's still belong to Masashi Kishimoto T_T

Rate : still T

Pairing : Narusasu , Dont like it ? just go back and dont read!

Summary : sasuke seorang anti social yang mengidap penyakit Self injury juga OCD, bagaimana ketika ada seorang pemuda berambut pirang yang menganggu kehidupannya, Naru/sasu, DLDR, a bit Bloody

Warning : typo ? OOC ? bad plot and another mistaken i hope u can bear with it

"Gaara tadi sms, minta maaf karena tak bisa ikut mengantarmu pulang ." ujar Neji, pandangannya tertuju pada pemuda berambut duckbutt yang sedari tadi diam tak memperpedulikan keberadaanya, Neji menghela nafas.. lift ini terasa semakin sempit saja walaupun mereka hanya berdua.

"Dia memang benar-benar bisa membuatmu mengeluarkan banyak ekspresi ya hari ini, terutama ekspresi kesal," ujar Neji , Si pemuda yang diajak bicara mendelik kesal.

" Kau terlihat menghawatirkan, sepertinya aku atau Gaara perlu menemanimu malam ini.."

" Aku tak akan melakukannya hanya karena kesal dengan idiot itu". Sasuke, nama pemuda dengan Rambut melawan gravitasi itu akhirnya buka mulut. Bayangan sosok yang paling di bencinya mulai memenuhi pikirannya lagi, ia pun teringat kembali kejadian di kampus siang tadi. Orang itu benar-benar sukses membuatnya kesal hari ini, bukan! Bukan hanya hari ini, hari - hari sebelumnya juga. Entah dosa apa yang menyeretnya sampai ia di pertemukan dengan makhluk semacam itu, orang yang selalu berusaha mendekatinya dengan cara yang menjengkelkan~catat~ SANGAT MENJENGKELKAN! Selalu berusaha mengajaknya berbicara, merebut makan siangnya, mengkritik cara berpakaiannya yang notabene selalu memakai lengan panjang, selalu mengambil tempat duduk di sampingnya di kelas, dan terlebih membuatnya terlihat bodoh karena selalu berteriak di tempat umum hanya gara-gara tingkahnya yang menyebalkan itu, dan itu semua membuatnya Jijik. Bagaimana tidak ? apa yang ada dipikiran kalian jika ada seprang pemuda yang tiba-tiba saja mengganggu kehidupan kalian, padahal kalian ini sama-sama laki-laki. Hell No~ dia bukan Homo! ingat itu baik-baik.

" Ting!" Terdengar suara seiring terbukanya pintu lift pertanda lift itu telah tiba dilantai yang dituju. Sasuke melangkah keluar menuju apartemennya yang terletak di lantai delapan. Enam bulan sudah ia menempati apartement ini, semenjak ia menjadi mahasiswa baru di sebuah universitas ternama yang terletak tak begitu jauh dari sini. Bukan karena sombong seorang mahasiswa tahun pertama sepertinya tinggal disebuah apartement, tapi ini karena Sasuke sama sekali tak suka jika harus nge-kos atau ngontrak bersama seperti teman-temannya yang lain. dia paling tak tak suka kehidupan pribadinya terganggu oleh orang lain atau lebih tepat dikatakan ia tak mau orang lain tahu apa yang selalu dilakukannya.

"kau dan Gaara tak perlu repot-repot mengantarku atau menjengukku Tiap hari, aku tak suka di curigai terutama oleh orang yang MENGAKU sebagai sahabatku". Ujar Sasuke sarkatis dengan memberi tekanan terhadap kata "mengaku" karena Sasuke tak pernah mengakui atau lebih tepatnya 'tak mau mengakui' Neji dan Gaara sebagai sahabatnya. Itu hanya pengakuan sepihak dari mereka berdua.

"berhentilah merasa bertanggung jawab hanya karena Itachi menitipkanku pada kalian, berapa sih Itachi membayar kalian berdua? Jangan pura-pura peduli padaku jika kalian tak benar-benar peduli". Tegas Sasuke, dan itu membuat Neji menghentikan langkahnya. 'Sabar' batin Neji ! Sasuke hanya sedang dalam keadaan mood yang buruk akibat kejadian tadi siang dan ini berimbas kepada cara bicaranya yang tajam itu, layaknya wanita yang sedang terkena PMS

"Sasuke..."panggilnya lembut, Sasuke menoleh dan menghentikan langkahnya.

"kami melakukannya karena kami merasa perlu melakukannya. Kau mengenal aku dan Gaara bukan setahun atau dua tahun. Tak perlu alasan bagi kami untuk melakukannya kecuali satu, yaitu karena kau sahabat kami dan kami peduli akan hal itu..". Sasuke langsung membalikkan badannya dan melanjutkan langkah, khawatir jika Neji memergoki wajahnya yang tengah merona saat kenapa ada sesuatu yang menenangkan ketika mendengarkannya. Sasuke hanya tak ingin mengakui hal itu.

"kalian hanya mencurigaiku, aku sudah lama tak melakukannya. "

"kami tahuu..." ungkap Neji, namun sebelum ia melanjutkan kata-katanya Sasuke sudah memotong.

"karena itu berhentilah bersikap seakan-akan aku orang yang perlu kalian awasi!".

"..." Neji kemudian tersenyum tipis, entah apapun yang keluar dari mulut Sasuke meskipun pedas dan menyakitkan , terdengar seperti Sasuke pun peduli. Menurut pandangan Neji , Sasuke mengatakanya karena tak ingin merepotkan kedua sahabatnya ini. Ia hanya tak tahu bagaimana cara mengungkapkanya melalui kata-kata, sekeras apapun Sasuke mengelak bahwa ia tak pernah menganggap Neji dan Gaara sebagai sahabatnya, namun pada kenyataannya hanya mereka berdualah teman yang selalu berada disampingnya.

Mereka berhenti tepat di depan pintu apartement, Sasuke mengeluarkan kunci apartemennya hingga ia mendapati bahwa pintunya sudah tak terkunci.

"ckkk...!"

"kenapa ?"

"Idiot kedua!" jawab sasuke yang langsung dimengerti oleh Neji.

"posisi kak Itachi turun ya, jadi idiot kedua semenjak Naruto mengganggumu".

"Jangan sebut namanya!".

"udah pulang, sweety little brother ?" sapa seseorang ketika pintu terbuka, orang itu tengah duduk dengan santainya di Sofa sambil menonton televisi. terlihat berbagai macam bungkus snack berserakkan di sekitarnya. 'kenapa orang ini selalu membuat segalanya berantakan, sih' Sasuke membatin..

"don't act such a thief idiot! and dont call me sweety! I'm not your pet,!" tukas Sasuke yang sampai sekarang tak pernah tahu dengan apa kakaknya itu membuka pintu apartemennya yang terkunci..

"come on Sweety..! i wouldnt be a thief in the my brother's apartement, and 'sweety' isn't pet name except if you mean you're a cute pet.. hahaahahahaha".

"Shut the fuck up!" bentak Sasuke sambil meninggalkan kakaknya menuju ke mengalihkan pandangannya ke arah Neji yang sedari awal masuk sudah berbengong ria melihat pertengkaran kakak-beradik barusan.

"as ussual.. ended by a dirty talk!he is not in the moody today."

"it's coz you had bullied him ."

"hahahah... i bet, there were some one else had bullied him before.."

". seharian ini Naruto membuatnya kesal,oleh karena itu aku merasa aku atau Gaara perlu menemaninya malam ini.".

"ohhh,,,anak yang tertarik dengan otoutoku itu ya.. ku rasa Sasuke tak akan melakukannya hanya karena kesal dengan bocah itu. Apalagi sekarang ia keliahatan membaik".

"kupikir begitu, aku dan Gaara hanya khawatir..".

"Thannkkss... ".

"that's what a friend for..".

Itachi tersenyum, senang mendapati adiknya yang tak pandai bergaul itu mempunyai teman-teman yang baik seperti neji dan Gaara , sehingga ia tak perlu terlalu khawatir membiarkan Sasuke tinggal di apartementnya., Sebenarnya Itachi sendiri tak pernah menyetujui Sasuke tinggal sendiri di Apartement mengingat Sasuke mempunyai penyakit Anti sosial tingkat tinggi, ia jauh lebih senang jika sasuke mau tinggal bersama Gaara di tempat kos-an atau mengontrak bersama, tapi anak itu memang sangat keras kepala, oleh karena itu Itachi meminta Neji dan Gaara untuk selalu mengantarnya pulang atau berkunjung ketika tak ada jam kuliah, juga memasang CCTV di seluruh ruangan apartement. Over protektif ? atau terdengar seperti mempunyai penyakit Brother complex? Tidak! bukan itu. Itachi punya alasan khusus untuk melakukannya. Ia takut... ia takut Sasuke akan kembali melakukan kebiasaanya ketika ia sedang sendirian.

"KAU MENGGELEDAH KAMARKU!"bentak Sasuke ketika keluar dari kamarnya. Ia kesal! Kenapa kakaknya tak pernah Absen untuk tidak menggeledah kamarnya setiap kali berkunjung! Kenapa ia tak pernah dipercayai? Kenapa orang-orang disekitarnya selalu curiga? Bagaimana ia bisa mempercayai dirinya sendiri bahwa ia bisa meninggalkan kebiasaanya itu jika tak ada seorangpun yang percaya kalau ia bisa meninggalkannya?

"ketahuan lagi ya..? padahal kali ini sepertinya aku tak salah menata kembali kamarmu seperti semula". Ujar Itachi . ia menghampiri adiknya lalu menarik pergelangan tangan Sasuke dan menyingkap kaus panjang yang menutupi lengan adiknya itu.

"Bagus! Tak ada luka tambahan, di kamarmu pun aku tak menemukan benda-benda pavoritmu." Ungkap Itachi sambil memutar pergelangan tangan Sasuke kekanan dan kekiri. Sasuke menarik tangannya dengan paksa, sungguh ia sangat membenci perlakuaan kakaknya yang seperti ini.

"Stop ! stop babying me! Kau tak perlu melakukan semua hal ini..! menyuruh Beji dan Gaara mengekoriku kemanapun aku pergi..!"

Neji menelan ludah mendengarnya 'mengekor? uhhh...Sasuke aku dan Gaara bukan Bodyguard yang disewa kakakmu...' Neji membatin.

"kau pun tak perlu menjengukku seminggu sekali, ingat kau punya tanggung jawab di perusahaan keluarga! Jangan buang-buang waktumu idiot! Aku bukan anak kecil lagi! I could take care of my self!"

"aku tahu kok.. trima kasih sudah peduli, tapi meluangkan sedikit untuk seorang adik bukan buang-buang waktu namanya".Itachi tersenyum , ia tahu bagaimanapun Adiknya itu sebenarnya peduli.

Twicthh!

"hmmmm satu lagi.. lain kali 'kakak' bukan 'kau' . memanggilku kakak tak kan menurunkan harga dirimu ko...!". Itachi menyelesaikan kalimatnya sambil mengacak-ngacak rambut ravennya. Dan itu membuat tingkat kemarahan Sasuke naik satu level .

"GO TO HELL!" teriak Sasuke seraya pergi menuju kamarnya disusul oleh suara gebrakan pintu kamar.

"Well, Then Meet you There Otouto". Jawab Itachi tak mau kalah!

"pulang saja Neji , malam ini biar aku yang menginap disini!"

~OoO~

" cukup, aku lelah berpura-pura anak manis. Aku bosan jika harus memasang senyum setiap kali berhadapan denganmu yang aku benci dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, padahal tidak! Ini buruk.. KAU MEMBUNUHNYA! KAU PEMBUNUH!

JLEBBBB! JLEEEBBBBB!

Wanita itu terjatuh menindih tubuhnya... berlumuran DARAH. Ia tak mengerti, otaknya tak dapat mencerna apa yang terjadi, semuanya begitu cepat! Yang ia tahu tangannya sudah memegang sebilah pisau dan wanita itu berlumuran darah. Tubuhnya bergetar hebat !

"setelah menyebabkan kematian ayahnya ia membunuh ibu kandungnya sendiri! Anak sial itu memang sudah tak waras!".

"ia bukan pembunuh! Pasti ada yang salah disini, Sasuke tak mungkin membunuh!"

" kau bahkan liat dengan mata kepalamu sendiri It, ichi a di temukan tengah memegang pisau dan ibumu dalam keadaan terluka, semuanya sudah jelas! Ia membunuh anakku! Ia membunuh ibunya sendiri!"

"PEMBUNUH!"

"PEMBUNUH!"

"UH... UGHH... UGHH!" Sasuke mencoba mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal itu,rambutnya acak-acakan, peluh membanjiri seluruh tubuhnya lalu ia mengubah posisinya menjadi duduk. Hingga saat ini bayangan itu masih menghantuinya , menyelinap disetiap mimpi-mimpi buruknya. bohong kalau ia bilang kini ia sudah dapat tidur dengan nyenyak tiap malamnya. Semuanya terlihat jelas, Pisau... darah... wanita itu membencinya... wanita yang yang melahirkannnnya itu sebenarnya membencinya.

"Ughhh..!" kepalanya jadi sakit, perasaanya gelisah. ia gemetaran,kedua tangannya mencengkram kuat selimutnya. Ia merindukannya... ia ingin melakukannya lagi.. sekaliii saja.. cukup hanya sekali..Tidak!Tidak boleh.. orang itu bilang ia tidak boleh melakukannya lagi, orang itu juga bilang ia bukan pembunuh! Tapi siapa yang dapat dipercayainya.. bayangan itu terlihat sangat jelas, ia memegang pisau.. ibunya berlumuran darah dan sudah tak bernyawa.. Apanya yang bukan Pembunuhhh? Sasuke mengeratkan cengkramannya pada selimut, menahan hasrat yang selalu memancingnya untuk melakukan hal itu lagi, tapi ia tak sanggup makin di tahan ia semakin ingin melakukannya!

"Tidak papa kalau sekali... cukup sekali... setelah itu tidak akan!" Desisnya, ia sudah berada di kamar mandinya sekarang. Kenapa kamar mandi? Yah, benar! Karena disitulah satu-satunya tempat yang tidak di pasang CCTV oleh itachi . Ia mengambil kotak kesayanganya yang ia simpan di pentilasi kamar mandi, di keluarkannya potongan kaca dari dalam kotak tersebut.

"SRRRAAAATTTT" satu goresan vertikal telah terbentuk dibagian bawah betisnya, darah segar mulai merembes keluar melalui celah yang semua perasaan sakit didadanya ikut keluar bersamaan dengan keluanya darah. Meskipun pada awalnya ia hanya berniat membuat satu goresan saja, entah kenapa tanganya tak dapat dihentikan. Ia membuat goresan kedua.. kali ini lebih dalam, darah yang merembes pun semakin banyakk.. sakiiittt... perihhhhh... namun menyenangkan... rasanya menyenangkan ketika ia melihat darah merembes dari luka yang dibuatnya, semakin dalam akan semakin membuatnya senang, semakin sakit semakin membuatnya merasa lebih baik, karena itulah satu-satunya cara untuk membuktikan bahwa ia manusia.. ia masih bisa merasakan sakit.. ia masih mengeluarkan darah segar sama seperti manusia yang lain. ia bukan mesin pembunuh! Ia bukan pembunuh!

Goresan-goresan selanjutnya terbentuk menemani goresan-goresan lain dikedua betisnya yang telah mengering karena sudah lama dibuat. Ia tak mungkin membuat goresan-goresan baru di tangannya karena akhir-akhir ini Itachi selalu memeriksa tangannya ketika berkunjung. Meskipun tangan adalah tempat pavoritnya untuk membuat goresan.

"SShhhhhhhh..."! sasuke menahan sensasi perih namun menyenangkan ketika membasuh lukanya dengan Air, setelah dirasanya cukup ia kembali kekamarnya. Namun, tiba-tiba matanya menangkap sosok damai yang tengah tertidur di sova, selimutnya sudah terjatuh dibawah. Pandangan sasuke melembut, ia mengambil selimut itu dan memakaikannya ke tubuh Itachi .

"kenapa hanya kau yang masih bisa tersenyum kepadaku, aku benci melihatnya, aku takut kalau-kalau senyummu itu palsu.. sama seperti wanita itu.. bukankah akan jauh lebih baik jika kau ikut menyalahkanku ?"

~oOo~

Sasuke terbangun dari tidurnya, jam sudah menunjukan angka sembilan pagi, hatinya merasa tentram sekarang jauh berbeda dengan tadi malam. Entah setiap kali Sasuke melakukannya ia akan tertidur dengan nyenyak dan terbangun tanpa rasa sakit pada kepalanya, meskipun perih masih menyertai luka-lukanya yang ia buat semalam. Dengan langkah malas ia beranjak dari tempat tidurnya, menyambar handuk yang menggantung di pintu dan mengalungkannya di leher. Satu yang paling tak sukainya dari apartement ini, yaitu apartement ini hanya memiliki satu kamar mandi dan itu berada di luar kamar. Wajar saja sih, karena apartement yang ia beli adalah apartement dengan tipe satu kamar. Sebenarnya ia bisa saja membeli Apartement yang lebih besar, tapi untuk apa? Toh ia hanya tinggal sendiri. Lupakan perihal Itachi yang selalu menginap di Apartementnya seminggu sekali , juga Neji dan Gaara yang terkadang juga ikut menginap, karena mereka bisa tidur di Sofa atau menggelar kasur lipat di ruang terkejut tatkala matanya mendapati seseorang dengan potongan rambut berwarna kuning terang yang sangat dikenalnya juga sangat dibencinya tengah duduk di Sofa yang membelakanginya. Ia menghampiri sosok tersebut.

"Swelawmwat pwagiiii Sasu-chan...!" sapa sosok tersebut dengan mulut yang masih mengunyah, beberapa helai mie pun terlihat menjuntai dari mulutnya dan itu terlihat sangat menjijikan bagi Sasuke yang sedikit mengidap OCD terhadap kebersihan.

"Apanya yang selamat pagi Hah? Apa yang sedang kau lakukan disini IDIOT? ucap Sasuke dengan suara yang cukup tinggi, UH! Kenapa pagi-pagi begini ia sudah buang-buang tenaga dengan berteriak.

"Sarapan, apa kau tak melihatnya Sasuke ? Dan jangan berteriak-teriak seperti itu, tidak baik lho..!"

Twiitcchh! Dahi Sasuke mulai menegang!

"BODOH! Kenapa pagi-pagi begini kau bisa ada di Apartementku, dan itu..." sasuke menunjuk beberapa Cups bekas mie instan yang berserakan di atas meja."kau menghabiskan persediaan mie instanku!" teriak Sasuke dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya. Ah kenapa ia selalu hilang kendali ketika berhadapan dengan laki-laki ini. Naruto hanya membentuk cengiran lebar, matanya tertuju pada Sasuke. Meskipun baru bangun tisur ia tetap terlihat 'manis' pikirnya. Sasuke terlihat semakin manis dengan piama hitam panjang dengan dua buah kancing yang terbuka sehingga memperlihatkan sedikit dadanya yang seputih salju . Naruto menelan Ludah ketika pandangannya Turun dari leher jenjang Sasuke yang membuatnya ingin meninggalkan Kissmark disana ke bagian dadanya yang sedikit terbuka itu, Ughh andai beberapa sisa kancingnya juga terbuka~ ia rasanya ingin segera …Stop! Tidak perlu di lanjutkan, ini masih rate T bukan M! ingat T! #plaak

"APA YANG KAU LIHAT HAH?" Sasuke mulai merasa risih dengan pandangan Intens milik Naruto.

"aku baru tahu kalau ternyata kau juga senang memakai lengan panjang ketika tidur!"

"It is not your bussiness, IDIOT"

"wah..wah..wahh pagi-pagi udah akrab yaahh".

'Akrab, apanya yang Akrab?' batin Sasuke , muncullah idiot yang satu lagi dari arah dapur, tangannya memegang secangkir kopi, lalu dengan santainya menyeruput kopi panas tersebut, tak peduli dengan Sasuke yang telah menatapnya tajam dengan deathglare andalannya. Rupanya Sasuke tak tahu atau tak pernah menyadari bahwa tatapan tajamnya itu tak mempan sama sekali oleh kedua idiot itu.

"JANGAN PERNAH MEMASUKAN ORANG ASING , APALAGI DI APARTEMENTKU!".teriak sasuke sambil menunjuk Naruto. Ok! Ia sudah tak tahu sudah berapa kali ia berteriak pagi ini.

"orang asing? Lho? Dia bilang dia temanmu..". ujar Itachi santai sambil mengambil tempat duduk disamping Naruto , ia menyunggingkan senyum aneh, 'ternya benar, bocah ini benar-benar dapat membuat Sasuke hilang kendali' pikirnya

"benar ko, teman".. Ujar Naruto sambil mengangguk-anggukan kepalanya seperti orang bodoh

"AKU TAK PERNAH PUNYA TEMAN IDIOT SEPERTINYA!"

setelah mandi dan mengelap mejanya dari ceceran kuah mie instan lebih dari tiga kali,Sasuke duduk sambil membaca bukunya, tanpa peduli bahwa tindakanya yang membersihkan meja lebih dari tiga kali itu dapat membuat Naruto berbengong ria. Sasuke berusaha konsentrasi dengan buku yang dibacanya, tapi tak bisa, ia cukup terganggu dengan suara –suara teriakan kedua idiot itu yang tengah asyik bermain PS3. Jangan berfikir kalau perangkat game itu mliknya, itu milik Itachi yang sengaja ditaruh di apartement sebagai teman karena Sasuke cenderung lebih suka membaca ketimbang mengajak kakaknya itu mengobrol. kalau melihat tingkah laku kakaknya yang seperti anak kecil itu Sasuke jadi ragu kalau kakaknya itu adalah pria dengan umur 25 tahun sekaligus menjabat sebagai presiden direktur di perusahaan keluarga.

"Sasuke...!" pintu Apartement terbuka seiring dengan munculnya Neji dengan Seseorang berambut merah marun. Dua orang itu langsung memasang muka terkejut saat melihat Naruto, rasanya tak mungkin kalau Sasuke membiarkan Naruto masuk ke apartementnya.

"hei, Neji, Gaara " sapa Itachi dengan tangan yang masih aktiv bermain.

"Yoo..." sapa Naruto

"couple of idiot". Tukas Sasuke

"oh,ya.. bagaimana keadaanmu ?" tanya Gaara yang membuat Sasuke mendengus kesal, haruskah gaara menanyakan hal yang sama ketika kemarinnya ia tak dapat mengantar Sasuke pulang.

"buruk selama kedua idiot itu ada disini." UjarSasuke , ia baru tersadar baru kali ini apartementnya terasa ramai, dengan hadirnya Itachi dan Naruto bersamaan, kalau neji dan Gaara memang selalu datang jika kuliah sedang libur.

"aku membawakanmu bubur ayam... " Ujar Neji seraya memberikan seporsi bubur Ayam."aku tak ingin kau selalu sarapan mie instan karena malas memesan makanan, itu tak baik...". Ah,Neji memang punya kekhawatiran berlebih terhadap Sasuke dibandingkan dengan Gaara , andai saja neji menyadari bahwa ada yang sedikit 'panas' mendengar perkataanya barusan

"aku akan cuci tangan Dulu.." Ucap Sasuke , dan naruto pun kembali dibuat 'bengong' bukankah sasuke akan memakannya dengan sendok? Lantas untuk apa cuci tangan.. jangan-jangan...? dan ia semakin yakin akan pikirannya ketika mengetahui Revina membutuhkan waktu lebih dari 15 Menit untuk cuci tangan. Itachi , neji dan Gaara yang sudah terbiasa dengan tingkah Sasuke hanya terdiam, meskipun mereka tahu ini adalah hal yang Aneh bagi naruto yang baru mengenal Sasuke.

"OCD, obsessive compulsive dissorder!" ungkap Naruto , ketika Sasuke memulai suapannya yang pertama. Itachi menahan tawa,' sepertinya akan semakin menarik' pikirnya, sedangkan Neji dan Gaara menghela nafas 'mulai lagii..'

"i'm not!" sanggah Sasuke , bagaimanapun ia tak mau di anggap sebagai seseorang yang mengidap kecemasan atau ketakutan berlebih terhadap sesuatu.

" u cleaned the table more as usually people do it. And you need 15 minute for washing your hand, it's weird for normaly human!". Ups! Sepertinya ia salah bicara karena aura hitam kini sudah mengelilingi Sasuke yang siap untuk meledak-ledak!

" just stay away from me if you think that I'am weird! HELL YOU!".

つつく。。。

Seem familiar ? aku tergila-gila sama fic salah satu author ffn yang ngangkat masalah self Injury dan OCD dan jujur ini terinspirasi dari sana!

Dont forget to Feed me back! I have some cookies For you who give me a review XD