"Sasuke-kuuunn~! Matte yo~!"
Seorang gadis berambut pendek sewarna permen kapas tampak berlari terengah-engah di trotoar distrik utara Konoha. Sesekali ia berhenti untuk sekedar mengambil napas kemudian melanjutkan langkahnya. Seragam sailor musim panas SMA Konoha-nya tampak sedikit kusut.
"Hn." Seorang cowok, the-Sasukekun-boy, menolehkan kepalanya sekilas—menatap gadis yang terengah-engah tadi. Ia menaikkan kacamata ovalnya yang sedikit melorot, kemudian kembali mengayuh sepedanya dengan santai.
"Sasuke-kun!" Gadis itu menghentikan langkahnya. Sudah tidak mungkin lagi mengejar Sasuke yang sudah semakin jauh hanya dengan berlari—sedangkan cowok berambut spiky-duckbutt itu mengendarai sepeda gunung. Gadis itu mengerutkan dahinya kesal, menatap punggung Sasuke yang semakin menjauh dan menghilang di belokan perempatan jalan. Mata emerald-nya berkilat marah. "Awas kau yaa!" ucapnya seraya mengacungkan tinju mungilnya.
Gadis itu menghela napas berat. Ia mengelap keringat yang mengalir di pelipisnya dengan punggung tangannya.
"Butuh tumpangan, Sakura?"
Sebuah suara baritone mengejutkan gadis berdahi lebar itu. Ia menoleh ke asal suara. And there he is. Seorang cowok berambut hitam legam dengan senyuman khas dan kulit sepucat mayat menghentikan volvo hitamnya di tepi trotoar.
"Ah, Sai-kun!" Sakura tersenyum lebar dan melambaikan sebelah tangannya pada cowok bermata onyx itu. "Ohayou~"
"Hn, ohayou..." Sai turun dari mobilnya dan menghampiri Sakura. "Ayo, kau bisa terlambat." Cowok itu meraih tangan kiri Sakura dan menuntunnya ke mobil hitam itu.
"Aa, ariga—"
"Kami nggak bakal terlambat." Seorang cowok berseragam musim panas SMA Konoha, berkacamata oval, berambut raven dengan spiky-duckbutt style, merebut genggaman tangan Sakura dari Sai dan men-deathglare cowok murah senyum itu dengan iris obsidian-nya yang berkilat.
"Sasuke-kun?" Sakura mendongakkan kepalanya—menatap bingung Sasuke yang entah sejak kapan ada di tempat itu. "Bukannya kau—"
"Nee-san berangkat denganku," lanjut Sasuke tanpa mempedulikan tatapan heran Sakura.
"Ah, maaf, Sasuke." Sai sedikit membungkukkan badannya pada Sasuke, dan mengalihkan pandangannya pada gadis pink di sebelahnya. "Sakura, kalau begitu nanti pulang sekolah—"
"Nee-san pulang sekolah denganku dan nggak bakal mampir ke mana-mana." Sekali lagi Sasuke memotong pembicaraan.
"Sasuke-kun!" Sakura melepaskan tangannya yang masih digenggam erat Sasuke. "Ne, Sai-kun, gomen ne, adikku nggak sopan."
"Daijoubu yo, Sakura." Sai (masih) tersenyum. "Aku harus terbiasa..."
Al-Shira Aohoshi deviantArt
Proudly Presents
.
.
a 2011 NARUTO FanFiction
© Andromeda no Rei
.
Little Brother vs Boyfriends
.
Original Tittle :
Kakkoi no Otouto to Atashi no Koibito yo
「かっこいの弟とあたしの恋人よ」
.
Standard Disclaimer Applied
.
Genre :
Family/Romance/Drama/Humor
.
T-Rated
.
Warning :
Alternate Universal, (i'm trying so hard not to make it)OOC, typo, abal, aneh
.
.
DON'T LIKE? Then get back to your world!
~I've Warned You~
.
.
.
Prologue
.
.
Suasana SMA Konoha sudah begitu ramai ketika Sasuke dan Sakura memasuki gerbang utama. Jeritan histeris fangirls Sasuke yang memekakkan telinga menyambut kehadiran mereka. Tampak gadis-gadis berseragam sailor itu saling berebut dan tarik-menarik demi sekedar melihat sosok pangeran idola mereka yang masih fresh pagi ini.
Sakura tangannya masih diseret Sasuke hanya bisa nyengir sembari melambaikan sebelah tangannya yang bebas ke arah kerumunan kaum hawa itu.
"Sasuke-kun kau mestinya menyapa mereka," ujar Sakura di tengah perjalanannya menyusuri koridor kelas tiga.
"Hn, nggak perlu," jawab Sasuke cuek—masih menyeret gadis bermata emerald yang kini sweatdrop itu.
.
.
"Hn, sudah sampai," gumam Sasuke saat mereka berhenti di depan sebuah kelas yang masih agak sepi dan melepaskan cengkramannya pada tangan Sakura. "Langsung duduk dan baca buku, atau cari kegia—"
"Hallouu, tuan sok ngatur!" Sakura memutar bola matanya bosan dan berbalik menatap Sasuke dengan pandangan bosan. "Di sini aku adalah seorang kakak, ingat? Aku tahu lebih banyak hal dan kau nggak punya hak paten menyuruh-nyuruhku melebihi okaa-san!"
"Hn, terserah." Sasuke memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan beranjak pergi—meninggalkan Sakura yang hanya bisa sweatdrop.
Uchiha Sakura, gadis berusia delapan belas tahun, kelas 3-2SMA Konoha yang mempunyai banyak pacar. Playgirl? Tidak—gadis ini hanya senang menerima berbagai pemberian dan kebaikan hati setiap cowok yang dekat dengannya sehingga merasa tidak enak hati untuk menolak mereka. Hn, sungguh tidak masuk akal. Bahkan pacar-pacarnya pun tidak merasa keberatan dengan kondisi Sakura yang cukup aneh itu.
Namun tantangan berat yang harus dilalui orang-orang itu adalah Uchiha Sasuke, adik laki-laki Sakura, tujuh belas tahun, kelas 2-1 SMA Konoha—yang memiliki bejibun penggemar wanita dari semua kalangan. Cowok berkacamata yang sister complex ini merupakan dinding terkokoh yang sangat sulit dalalui dalam menjangkau sang Cherry Blossom.
Sasuke sendiri masih single. Sepertinya cowok berwajah stoic ini tidak berminat sedikit pun tentang gairah masa muda yang selalu dielu-elukan Maito Gai, guru pengajar olahraga SMA Konoha. Mungkinkah karena Sasuke belum puber? Tidak—tentu saja tidak. Sasuke itu tujuh belas tahun dan sudah pasti pernah puber. Atau mungkin karena ia homo? Bukan! Justru cowok bermata empat ini paling benci dengan hal-hal sejenis itu.
Ah, Sasuke yang aneh, Sasuke yang misterius. Itulah yang menjadi daya tariknya selama ini. What else?
.
.
.
TILUT TILUT TILUT TRALALALALALALAA TRILILILILILILILLIIII~
Bel aneh pertanda istirahat makan siang menggema di setiap sudut SMA Konoha. Sekolah elit yang tadinya sepi itu kini ramai oleh siswa-siswinya yang berhamburan keluar kelas dengan tujuan utama kantin dan taman belakang sekolah.
"Heh, Sakura!" seorang cewek berambut pirang sepunggung yang diikat ekor kuda tinggi menyapa seorang gadis yang mendekap sebuah kotak bento di depan kelasnya. "Kau nggak mau ke kantin?"
"Ah, hai Ino." Sakura melambaikan tangannya sekali sambil tersenyum lebar. "Gomen ne, aku janji makan siang berdua sama Neji-kun di atap."
"Haa, nggak asik." Ino memutar matanya bosan dan bersedekap. "Yasudah, aku mau bareng Shikamaru saja. Dia ada di kelas?"
"Tuh lagi tidur," jawab Sakura sambil menunjuk seorang cowok berambut nanas yang tertidur telungkup di bangku paling belakang kelas 3-2 sambil mendengkur halus.
"Ck, nggak bisa diandalkan." Ino berkacak pinggang dan memasuki kelas itu—mencoba membangunkan sang kekasih yang sedang melayang di alam mimpi dengan mengguncang-guncangkan bahu cowok itu kasar.
Sakura yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa sweatdrop dan menggaruk pipinya yang tak gatal.
Tak lama, ia merasakan sebuah beban di pundaknya—sebuah lengan. Sakura mengarahkan pandangannya pada sosok yang tiba-tiba merangkulnya itu. Seorang cowok berambut cyan keperakan sebahu nyengir—memperlihatkan deretan giginya yang hampir seluruhnya berupa taring. Mata violetnya bertemu pandang dengan iris emerald Sakura.
Gadis berambut permen kapas itu tersenyum dan meninju dada kiri cowok itu pelan. "Suigetsu..." ujarnya pelan. "...bikin kaget saja."
"Kau makan siang dengan Neji, ya," ujar Suigetsu di telinga Sakura, membuat gadis itu sedikit merasa geli.
"He'em, gomen ne..." muka Sakura merah padam saat dirasakannya pipi dingin Suigetsu menempel dengan pipinya yang mulai panas.
"Hn daijoubu." Suigetsu semakin mempererat rangkulannya pada Sakura. Ia sedikit memiringkan wajahnya dan mengecup pipi kemerahan gadis itu singkat.
"Ne, Suigetsu..."
"Baiklah, baiklah." Suigetsu melepas rangkulannya pada gadis itu dan kembali nyengir. "Lagian aku juga nggak mau masuk rumah sakit buat yang keduakalinya gara-gara bogeman adikmu yang sinting itu."
"Ah iya, maafin tingkah Sasuke-kun yang tempo hari, ya..." Sakura menggaruk pipinya yang tak gatal, merasa tidak enak pada setiap teman laki-lakinya yang selalu mendapat sambutan 'hangat' dari sang adik yang kelewat protektif.
"Sudah biasa kok," ujar cowok bertaring hiu itu sambil beranjak pergi. "Sampai nanti," ucapnya seraya melangkah menjauh dan melambaikan tangannya sekali.
"Jya ne~"
"Sakura..."
"Eh?" Sakura menolehkan kepalanya ke asal suara di belakangnya. "Ah, Neji-kun!"
.
.
.
"Oi, Sasuke-teme~" seorang cowok blonde dengan garis kumis di kedua pipinya melambai-lambaikan tangannya di depan Uchiha Sasuke yang sedang melamun—menatap ke luar jendela kelas. "Kau nggak mau makan siang?"
"Hn." Sasuke melirik teman sekelasnya itu melalui ekor matanya sekilas sebelum akhirnya kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela. "Aku nggak lapar, Naruto."
"Ohh, yasudah." Naruto menegakkan kembali badannya dan sedikit meregangkan otot-otot lengannya.
"K-konnichiwa..." sebuah suara kecil yang baru saja memasuki area kelas itu mendekati sepasang sahabat yang saling diam itu.
Naruto menolehkan kepalanya ke asal suara dan tersenyum lebar. "Hinata-chaaann~!"
"N-Naruto-kun, gomen ne, agak telat," ujar Hyuuga Hinata sambil menghampiri kekasihnya yang bermata saphire itu. "T-tadi masih nganterin kotak bento Neji-niisan yang ketinggalan."
"Neji?"
Suara baritone Sasuke memecah keheningan di anatara mereka. Ia telah mengalihkan pandangannya dari luar jendela ke arah gadis berambut indigo sepunggung itu. Saraf di pelipisnya sedikit berkedut. Lensa kacamata ovalnya berkilat. "Neji-senpai bawa bekal?" tanyanya dengan suara mengintimidasi.
"I-i-iya, Sasuke-kun," jawab Hinata pelan.
"Heh, kenapa sih tiba-tiba ketus be—oooii~!" Naruto melongo menatap Sasuke yang dengan (agak) kasar beranjak dari bangkunya dan melangkah pergi meninggalkan ruang kelas yang sudah sepi itu.
"Ap-apa Sasuke-kun nggak pa-pa?" Hinata bertanya takut-takut.
"Nggak pa-pa, Hinata-chan." Naruto membuka kotak bento yang dibawakan Hinata untuknya tadi. Ia menjumput sepotong ebi dan menjejalkannya ke mulutnya. "Paling-paling nyamperin Sakura-senpai yang—"
"Naruto-kun!"
"Apa?"
"N-Neji-niisan makan siang sama Sakura-senpai!"
Naruto diam. Ia sedang berusaha mencerna apa maksud dari kata-kata Hinata. Beberapa detik kemudian bola mata saphire-nya membulat sempurna.
"Kuso!" ia membanting sumpitnya dan beranjak dari bangkunya—menyeret Hinata ke arah gedung kelas tiga.
.
.
.
つづく
[to be continued]
Author's Note :
Matte : tunggu
Ohayou : met pagi
Gomen : maaf
(o)kaa-san : ibu
Daijoubu : nggak pa-pa
Sister complex : kelewat sayang sama sodara perempuan
Jya : sampai nanti
Kuso : sialan!
Alohaa lohaa~! Rei bikin fic baru! *BLETAKK* (^0^)ノahahaha maap yak SSMM nya belom kelar malah bikin fic multichap (read: tanggungan) baru, di tengah-tengah derasnya(?) ujian praktek lagi! Hah, asem (==")a beginilah nasib anak kelas 12~
Nee, Sasuke di sini jadi adeknya Sakura! Pake kacamata lagi! Cakep loh! xD gak ada niatan bashing sakura jadi cewek yang jelek karakter kok, di sini sakura jadi cewek lugu yang gampang nerima cowok yang nembak dia, dengan masalah adek laki-laki yang super sister complex! Haha ngaco ni imajinasi *BHUAGG*
Bakal ada banyak pair di sini, di antaranya yang udah nongol NaruHina, ShikaIno, NejiSaku, SuiSaku, SaiSaku, dan ke depannya masih banyak lagi! Kayak SasoSaku, KibaSaku, GaaSaku, DeiSaku dan yahh gitu dah *PLAKK* xD
Gimana? Gimana? Ini baru pembukaan aja. Kalo sekiranya ini jelek dan nggak layak publish, mau rei delete aja. Okeh? Okeh? 穂うんと二ごめんなさいね~ ^^"a oiya, ini re-edit barusan, adegan kissu SuiSaku dihapus jadi cuma cipika... soalnya kesannya emang 'gak bagus' buat sakura~ thanks buat michi-chan yang udah ngingetin ^^/
Akhir kata, adakah yang berkenan untuk REVIEW, please?
Salam,
Al-Shira Aohoshi
a.k.a Andromeda no Rei
