Valentine. Ah, hari Valentine. Adalah hari spesial dimana para gadis yang tengah kasmaran memberikan coklat kepada lelaki pujaannya. Atau sekedar coklat wajib tanda pertemanan atau terima kasih.
Tunggu, gadis? Mungkin tak hanya gadis-gadis.
Banyak orang tidak sabar menunggu hari Valentine itu datang, tapi ada juga yang berharap hari Valentine tidak akan pernah datang.
Salah satunya ya, dia.
choco fondue
.
A Kuroko no Basuke fan fiction
Special for Valentine Day 2015
.
Pair:
Kise Ryouta x Kasamatsu Yukio
.
Rate:
T saja supaya sejahtera (?)
.
Warning(s)
Permabokan sejahtera, deskrip abalan, typo? maybe OOC? fuwafuwa fluff, alur cepat maybe, dan serentet keanuan lainnya. DLDR!
.
Presented by Kiyoha
'Sial, sial, sial, sial!
Kalau begini bagaimana aku bisa kabur!'
Seorang lelaki blonde berlari secepat mungkin di lorong, menerobos para couple yang tengah bermesraan dengan asyiknya. Kakinya terus berlari kencang, nafasnya terengah-engah seperti sedang mengangkat barbel. Helai blondenya yang fabulous menjadi berantakan terpapar angin dingin Februari.
"Kise-kuuuun! Tunggu!"
"Terimalah ini!"
"Kise-kun, ini kubuat dengan sepenuh hati, lho!"
Dan jeritan-jeritan lainnya yang bergema sepanjang lorong SMA Kaijou. Entahlah, mungkin jika semuanya dituliskan di fanfic ini, maka tidak akan muat.
.
Kise Ryouta, model terkenal sekaligus atlet basket tingkat SMA. Kini tengah dikejar-kejar para gadis buas yang berniat (berniat baik, tapi ngotot) memberikan coklat padanya.
...Ya, karena hari ini hari Valentine.
Kise benar-benar tak habis pikir. Padahal Kaijo adalah sekolah yang terkenal dengan banyaknya artis, model dan anak-anak kece yang menjadi murid di sekolah itu, tapi kenapa masih saja ia yang dikejar-kejar seperti ini?!
Bahkan loker sepatu yang sudah ia lakban dan tutup dengan rapi memakai gembok—yang ia beli dari tukang bangunan dekat rumahnya, katanya sih ampuh dari maling apapun dimanapun kapanpun—sukses dibobol dan dipenuhi bungkusan coklat dengan berbagai bentuk dan warna. Entah mereka bobol dengan cara dan alat apa. Fans-fans buas.
Tadi pagi juga! Percaya tidak, saat ia mau berangkat sekolah, di depan pintu apartemennya sudah tergeletak segunung coklat Valentine, entah dari siapa. Memang beberapa berisi kartu nama, sih... Tapi tetap saja merepotkan untuk memeriksa satu persatu ini dari siapa, ada nama pengirimnya atau tidak. Sebenarnya Kise ingin minta tukang sampah untuk membersihkannya atau meminta para jones di apartemen untuk memungutinya, tapi dia tidak tegaan, sih. Toh cewek-cewek itu sudah berusaha memberikannya. Tapi ya nggak begini juga!
'…Ah, benar-benar merepotkan. Ngurusin yang namanya 'cewek' ini.'
Lelah, Kise Ryouta sudah lelah.
"Ya ampun! Bahkan kedua pintu gym diblokir! Ini gila-ssu!"
Kise memandang pintu gym dari kejauhan dengan mimik tak percaya. Bayangkan saja, berpuluh-puluh siswi Kaijou mendatangi gym untuk mencarinya-bahkan Kobori-senpai dan yang lain juga sudah terlihat kewalahan menghadapi gadis-gadis itu. Yaah, kecuali Moriyama-senpai tentunya. Dia mah senang-senang saja. Terlihat Hayakawa sangat bersemangat mendorong gadis-gadis itu bagai bulldozer, Kobori mengacung-acungkan sapu lidi, dan Moriyama... Ah, dia tidak perlu ditanya.
"Ah! Ada! Kise-kuuun!"
"Ga-Gawat!"
Kise ingin memutar arah larinya, tapi melihat gadis-gadis yang mengejarnya makin mendekat saja, ia mengurungkan niatnya. Ke arah gym, diblokir. Ke arah kelas juga diblokir. Mau kemana?
Bingo! Ia menemukan celah di antara semak-semak. Sepertinya di bagian belakang celah itu ada sebuah tempat sempit—tapi muat untuknya. Ia bisa melompat ke belakang semak lewat celah itu dan bersembunyi. Karena bagian belakang semak tidak terlihat dari luar, dan diapit oleh tembok. Tempat yang sempurna untuk sembunyi!
'Lucky!'
HUP! Kise melompat dan segera menunduk agar kepala blondenya tertutup semak-semak. Semoga saja dengan begini para fangirl ganas itu tidak menemukannya. Yah, dia sudah berusaha, sisanya tinggal berdoa saja. Ini pasti karena ia menertawakan Oha Asa tadi pagi yang menyuruhnya membawa topeng dan jubah. Kalau dipikir-pikir... Topeng dan jubah pasti berguna untuk bersembunyi.
.
.
"Kise-kun?"
"Kemana dia, ya?"
"Aaah, dia kabur lagi…"
"Sayang sekali, ya…"
Setelah beberapa lama bersembunyi, Kise mengintip dari balik dedaunan. Para fangirl yang mengejarnya sudah kembali ke gedung kelas. Syukurlah, sepertinya mereka sudah lelah mencari dan mengejar. Tinggal tunggu beberapa saat, lalu ia bisa keluar dari sini. Mission completed, Kise Ryouta!
Eh, tunggu, ini tangan siapa?
.
"KI-SEEEEEEE! Kau disini rupanya!" suara galak berkumandang. Seseorang memandangnya dengan marah, terlihat dari alis tebalnya yang bertautan. Ditambah lagi tangannya yang sedari tadi mencoba menarik Kise supaya keluar dari tempat persembunyiannya.
'Gawat, Kasamatsu-senpai. Ternyata tangan kecilnya yang menarik-narik bajuku dari tadi. Uwah! Dia terlihat marah sekali!'
"Ka-Kasamatsu-senpai?! Uwaa! Jangan tarik-tarik bajuku-ssu! Dan, ssst, nanti ketahuan!"
"Memangnya aku peduli kalau kau ketahuan?! Kalau kau hanya memanfaatkan Valentine untuk bolos latihan, kupenggal kepalamu! Bisa-bisanya juga kau memanfaatkan tiga senpaimu untuk menjadi penjaga gym!"
"Hiiiiiii! A-Aku tidak bermaksud bolos kok, senpaaaai!"
.
"Itu suara Kise-kun!"
"Benar!"
"Dimana dia, ya? Ah, di sana!"
"KISE-KUUUUN!" dan rombongan fangirl (kembali) berbondong-bondong lari ke arahnya sambil mengacung-acungkan coklat. Menurut penglihatan Kise, gadis-gadis itu tidak ada bedanya dengan para mahasiswa yang demo di kantor pemerintah. Bersemangat, dan... Rusuh. Kise panik.
'Bagaimana ini, duh, senpai, sih!'
...
...
"Maaf, bisa tolong buka jalan?" ucap Kasamatsu (dengan datarnya) pada para fangirl. Sebelah tangannya mencoba membuka jalan lewat tengah.
…Eh?
"Ta-Tapi ini coklat untuk Kise-kun…"
"Kalau begitu taruh saja di loker atau mejanya. Sekarang Kise akan latihan bersamaku."
"Ta, tapi...Kalau tidak diberikan langsung kan…,"
"Sudah, lakukan saja. Kise sudah senang kok mendapat coklat dari kalian. Katanya kalian baik sekali. Ya kan, Kise?"
"Eh? Ah, iya! Itu benar-ssu! Perasaan kalian… Aku sungguh berterima kasih! Aku senang sekali kalian mau memberiku coklat! Hahaha, tapi sekarang aku harus latihan-ssu, jadi… Bisakah kalian menaruh coklatnya di mejaku saja, ya? Ya?"
"Ung… Baiklah, kalau Kise-kun bilang begitu…"
…
Nggak jadi bilang gara-gara senpai. Tapi...
Nice Job, senpai.
"Sampai. Di sini aman."
Tanpa diduga-duga, Kasamatsu malah membawa (baca: menggeret) Kise ke atap sekolah, bukannya ke gym. Kise melongo.
"Senpai, bukannya kita mau latihan, kok malah ke sini?" ia bertanya. "Lagipula di sini dingin! Sekarang masih Februari lho-ssu, senpai!"
"Kalau dingin, tahan saja. Tidak apa-apa. Kita masih di Kaijou, belum di kutub selatan." ucap Kasamatsu simpel. Ia menaruh tangannya di pagar pembatas atap, lalu menunjuk ke bawah. "Tuh, lihat. Gym masih dipenuhi dengan fansmu. Kau mau ke sana?"
"Ukh, tidak terima kasih-ssu, memikirkannya saja sudah mual…"
"Benar, kan. Tenang saja, sudah kusuruh Moriyama agar mengatasi keributan di sana. Pasti Hayakawa juga bisa mengusir mereka, tenang saja. Dia kan hansip klub basket kita. Aku minta mereka memanggil kita kalau sudah selesai."
"Hansi—err, Baiklah kalau begitu, senpai."
.
.
Mereka berdua hanya duduk dalam diam, membiarkan helai rambut mereka tertiup angin sepoi-sepoi. Sampai akhirnya Kasamatsu memutuskan untuk membuka suara,
"Hei, kau tadi kabur dari para fansmu, kan?"
"Ah, iya, senpai."
"…Kenapa?"
"Kenapa.. Karena… Yah, aku tidak suka saja." jawab Kise sambil membuang muka.
"Kau tidak suka mendapat coklat? Atau kau tidak suka dengan fans-fansmu?" Kasamatsu bertanya sekali lagi, seraya mendekati Kise.
"Bukannya tidak suka-ssu! Aku suka punya penggemar yang mendukungku. Aku juga suka coklat-ssu. Tapi saat dikejar seperti itu… Rasanya seperti terkekang. Aku ingin bebas." Jelas Kise. Ya, dia memang capek dikejar-kejar para fans. Itu juga membuatnya tak bisa melakukan hal yang ia inginkan.
"Tapi membawa coklat banyak-banyak juga, pasti berat ya-ssu! Hahaha, membalasnya saat White Day juga pasti menguras dompet…"
"…Tapi bukan berarti kau tidak suka coklat?"
"Yah, begitulah. Aku hanya menerima coklat dari beberapa teman cewek yang dekat dan sering mengobrol denganku. Kalau begitu kan ketahuan mereka tidak mengejar-ngejarku. Oh, ya! Senpai! Tadi rasanya senpai keren sekali saat menyingkirkan gadis-gadis itu! Padahal biasanya senpai canggung sekali kalau sama gadis, hahaha!" seru sang kouhai senang. Kasamatsu memalingkan wajahnya.
'Tunggu. Apa aku yang salah lihat, tapi wajah senpai..?'
"…Karena itu fans-fansmu, makanya aku bisa keras padanya, bodoh." bisik Kasamatsu dengan suara yang sangat kecil—hampir tak terdengar—tapi Kise dapat mendengarnya.
"Eh? Apa hubungannya-ssu?"
"Ng-Nggak, nggak apa-apa." Mendadak sang senpai salah tingkah. "Yah, tapi coklat-coklat itu kan bentuk perasaan gadis-gadis itu padamu."
"Aku tahu, sih... Tapi, mereka hanya mengincar tampangku saja. Lagipula, aku tidak suka gadis yang terus mengikatku. Menyebalkan." Kise melipat tangannya di dada, lalu menggembungkan pipi. Kasamatsu tidak tahu harus tertawa atau apa—tampang Kise terlihat benar-benar lucu sekarang.
Lupakan itu, Kasamatsu kembali memandang kouhainya dengan mimik serius.
"Aku bisa dibilang mengikatmu, lho, Kise? Memaksamu kesini..."
"Senpai itu berbeda! Aku tak ingin menyamakan senpai dengan gadis-gadis brutal itu!"
KAAATS
Sekali lagi, wajah Kasamatsu merah padam. Mendengar ucapan Kise barusan, membuat jantungnya berpacu kencang kembali. Kise memandang senpainya dengan bingung. Tanpa pikir panjang, ia menarik syal merah miliknya dari leher dan memberikannya pada sang senpai.
"Senpai juga kedinginan, kan. Wajahmu memerah. Pakai saja syal milikku, daripada senpai masuk angin nanti," ucapnya dengan khawatir. "Ahaha, kalau begini senpai mirip sekali dengan raindeer-ssu!"
"Jangan tertawa! Dan, sekarang bukan natal, bodoh!" Kesal, Kasamatsu menjitak kepala kuning kouhainya tanpa ampun. Kise meringis kesakitan.
"Ahaha, maaf... Duh, senpai juga jangan menjitakku begitu, hidoi-ssu... Tapi aku menertawakan senpai bukan gara-gara wajah senpai aneh, kok. Melainkan..."
"Haah? Apa lagi?!"
"Habisnya senpai manis sekali."
Apa hanya dia, atau suhu di sekitar wajahnya memang memanas?
"...Bego."
.
.
.
"Hei, Kise..."
"Hm? Kenapa, senpai?"
"Tadinya aku bingung akan melakukan ini atau tidak, tapi..."
Kasamatsu merogoh sesuatu dari saku jaketnya. Kise hanya memandangnya, menunggu apa yang akan terjadi. Setelah mendapat apa yang ia cari sedari tadi, Kasamatsu berbalik menatap Kise. Wajahnya sedikit merona. Dengan terbata-bata, ia mengucapkan sebuah kalimat kepada kouhainya.
"Se-Se-Se-Selamat hari Valentine, bodoh…"
...
...
"EH?!"
Kise memandang senpainya dengan tak percaya. Kasamatsu makin menunduk, menyembunyikan wajahnya yang kemerahan. Aaah, dia malu sekali. Melakukan hal ini benar-benar memalukan! Ayolah, dia seperti shujinko dalam shojo manga saja. Eh, tidak, bahkan dia bukan shojo!
'Serius, nih? Aku nggak bermimpi, kan? Kalau aku cubit pipiku, akan terasa sakit, kan? Aku masih hidup kan, dan bukannya di surga? Eh tunggu, beneran—ini seriuuuus?'
"Senpai, bisa tolong cubit—"
"CEPAT AMBIL ATAU AKU TENDANG KAU!"
"Y-Ya! Senpai!"
Kedua tangan lentik Kise segera mengambil kotak coklat dari tangan Kasamatsu. Ia memandang coklat itu dengan mulut ternganga.
"Aku tak percaya-ssu… Senpai memberikan coklat Valentine padaku… Aku bisa mati bahagia!"
"Ya. Mati saja sekarang." celetuk Kasamatsu kesal.
"Hidoi-ssu, senpai! Tapi ini coklat apa? Coklat serius?"
…
Sekali lagi, wajah sang senpai memerah seperti kepiting rebus.
…
"A-Tentu saja tidak! Ini coklat terima kasih—Kau kan sudah menjadi ace andalan Kaijo, jadi… Terima kasih. Itu saja. Me-memangnya salah, ya?"
"Hee, ya sudahlah, bukan coklat serius, ya… Tapi terima kasih, senpai. Dan sama-sama juga! Yang senpai lakukan nggak salah, kok! Benar banget, malah!"
"...Dasar, kau memang bego."
Tanpa aba-aba lagi, Kise segera membuka bungkusan coklat Kasamatsu. Ia melihat isinya. Kise sweatdrop seketika. Ini coklat, kan? Tapi kok bentuknya…
"Ma-Maaf saja, deh! Aku tidak bisa membentuknya dengan benar! Tapi rasanya terjamin, kok!...Kurasa."
Kise tertegun. Apa yang dia pikirkan benar? Jangan-jangan—
"Jangan-jangan…Senpai yang membuatnya?"
Kasamatsu hanya memalingkan wajah, menghindari kontak mata dengan kouhainya. Ia lalu mengangguk pelan.
"Duh, senpai! Coklat buatan tangan, kan bisa dibilang coklat serius!"
"Dibilangin itu coklat tanda terima kasih! Jangan geer! Kalau beli coklat di toko kan, aku malu! Nanti kalau aku diperhatikan oleh mbak-mbak penjaganya, terekam cctv, lalu masuk berita dengan judul 'Kapten Kaijou membeli coklat, untuk siapakah gerangan?!' kan nggak lucu!"
"Eeeh?"
Like really, pikiran senpai memang ada-ada saja. Terekam cctv lalu masuk berita? Memangnya maling?
.
.
Kise menggigit sedikit coklat berbentuk aneh itu, lalu kembali bertanya. "Senpai sudah mencoba coklat buatan senpai sendiri?"
"Belum, sih… Aku terlalu malas mencobanya. Biar kalau gagal kau saja yang merasakan."
"Apa-apaan itu-ssu! Yah... Kalau begitu, cobalah, senpai…"
"Eh?"
Dengan tiba-tiba, Kise menarik wajah sang senpai hingga kedua bibir mereka saling bersentuhan satu sama lain. Kasamatsu terperanjat saat merasakan sesuatu yang hangat memasukinya.
"Mmf..?!"
Kaget dengan 'serangan' Kise yang tiba-tiba, Kasamatsu berusaha mengelak, kedua tangannya mencoba mendorong tubuh Kise tapi apa daya. Kedua kakinya lemas karena 'serangan' tiba-tiba dari kouhainya. Saat tadi ia mencoba menendang, malah membuatnya terguling ke belakang, membuat tubuhnya semakin mudah untuk diinvasi. Sebaliknya, Kise terus menekan kepala Kasamatsu dengan lembut—agar tak menyakitinya—tapi terus memperdalam ciuman mereka.
"Tu-tunggu, Ki—mmn,"
Manis.
Kasamatsu dapat merasakan coklat yang perlahan meleleh di antara mereka. Manis. Ia sedikit bersyukur juga karena coklat buatannya tidak gagal.
Ah, sudahlah. Ia menyerah, bagaimanapun ia mendorong tetap saja sia-sia. Pilihan saat ini hanya mengelak tanpa hasil, atau menikmatinya kan? Akhirnya Kasamatsu merebahkan badannya di lantai yang dingin, membiarkan lidah Kise menjelajah seisi mulutnya, melumat bibir ranumnya…
"Mmmn, Ki..se…"
"Kh, senpai… Bibirmu benar-benar lembut dan hangat..."
"Beri...sik."
…Dan membiarkan kehangatan menyelimuti mereka berdua, ditengah suhu udara yang semakin menurun.
Merasakan oksigen yang semakin menipis, Kise melepaskan ciumannya, membentuk segaris saliva di antara mereka. Kasamatsu segera mengambil nafas, kembali memasok oksigen ke paru-parunya. Haah. Berapa lama ia dan Kise berada dalam posisi seperti itu?
"Senpai… Manis sekali…"
"Berisik! Yang manis kan coklatnya, bodoh!" Kasamatsu menendang kaki Kise tanpa ampun. Sang blonde langsung memekik kesakitan.
"Senpai! Sakit, tahu… Tapi benar-benar, senpai memang manis, adiktif, seperti chocolate fondue,"
"Sudah kubilang yang manis itu coklatnya, bukan aku, Kise Ryouta!" dan jitakan manis pun mampir lagi ke kepala kuning Kise.
.
"Dasar! Tiba-tiba menciumku seperti itu, apa sih yang kau pikirkan?!" gerutu sang senpai sebal, memainkan jarinya. Kise menghela nafas lalu tersenyum.
"Karena senpai manis sekali, sih-ssu~"
"Makanya! Dari tadi kau terus bilang aku manis—Apa maksudnya itu?!"
Kise tersenyum, mendekatkan wajahnya dengan sang senpai, membelai pipinya lembut. Sementara Kasamatsu memandangnya dengan penuh tanda tanya.
"Karena aku menyukai Yukio-senpai, dan senpai memberikan coklat padaku. Aku senang sekali. Aku merasa seperti… Perasaanku terbalas, begitu."
Masih dengan wajah yang semerah kepiting rebus, Kasamatsu mendorong wajah kouhainya dengan kesal.
"...Sepuluh tahun terlalu cepat, dasar bocah!"
"Ahaha…Begitu ya, senpai?"
Yah, sudah Kise duga ia akan berkata seperti itu. Mau apa lagi, ya?
.
Merasa panas, Kasamatsu menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Sudah, menyingkirlah dari atas badanku…Ryouta."
"Iya, Yukio-senpai."
"Ngomong-ngomong... Jangan lupa White Day nanti kau harus membalas dengan 3 kali lipat."
Kise melongo. "Eh? Bukannya yang dibalas hanya coklat serius ya-ssu?" Tunggu, kalau begini berarti ia harus membalas gadis-gadis itu, dan juga senpainya? Apa kabar dompetnya bulan depan?
"Ap—pokoknya kau harus membalasku 3 kali lipat. Aku nggak mau tahu gimana caranya. Harus. Wajib. Kudu."
Haah. Kise menghela nafas. Ya sudahlah, tidak apa-apa. Toh Valentine dan White Day hanya terjadi sekali setahun, tidak apa-apa kan?
Seketika terbesit pikiran nakal di kepalanya. Ia pun jadi tersenyum-senyum sendiri.
"Hm... Kalau begitu senpai juga harus menciumku tiga kali,"
"Ha-Haaa?! Yang benar saja! Yang kumaksud itu coklatnya, bukan ciumannya!" Nada suara Kasamatsu terdengar panik. Ups, senjata makan tuan. Sekarang Kise juga meminta balasan darinya.
"Aku nggak mau tahu, pokoknya senpai harus menciumku tiga kali, dan harus senpai yang memulai duluan. Nah, sekarang kita impas, kan?"
"IMPAS KEPALAMU!"
"Hahahaha, senpai lucu sekali-ssu!"
Kasa—Yukio-senpai bilang masih terlalu cepat, tapi bukan berarti tidak mungkin, kan?
Apa mulai saat ini… Aku bisa lebih dekat dengannya, ya?
Sedikit demi sedikit... Menjadi lebih dekat dengannya...
"Nee, Yukio-senpai..."
"Apa lagi?"
"Would you be my Valentine?"
.
.
.
END
~choco fondue~
BONUS 1
"Kasamatsu-senpai! Ayo pulang bareng!" ajak Kise sambil menarik tangan sang senpai dari bangku gym.
"Aah, baiklah, Kise. Tunggu, kau tidak membawa coklat-coklat itu?"
Kise memandang gunungan coklat itu sesaat, lalu kembali memandang senpainya. "Ooh, tidak mau. Berat-beratin saja. Daripada aku menenteng kantung berisi coklat-coklat, lebih baik tanganku menggenggam tangan senpai, ya kan?"
Kasamatsu menyembunyikan wajahnya yang memerah. "Dasar bego."
…
"…Ngomong-ngomong, sisa coklatku nggak kau buang, kan?"
"He? Kenapa sih, senpaai~ Kok kayaknya takut banget coklatnya bakal dibuang~" goda Kise. Kasamatsu tersentak.
"Gak ada apa-apa! Kalau mau buang, buang saja! Buang saja dirimu sekalian! Bego!"
"Duh, bercanda, senpai~ Udah kubuang nih, ke hatiku~~"
"…Lebih tepatnya perut, kan? Lalu nantinya berakhir di saluran air."
"Mou~ Senpai, jangan hancurkan gombalku, dooong!" mewek Kise. Kasamatsu menautkan alis tebalnya kesal.
Kayaknya Kise harus dipisahkan dari Moriyama untuk sementara waktu.
BONUS 2
"Ngomong-ngomong, Moriyama-senpai, bagaimana caranya kau mengusir gadis-gadis itu?" Tanya Kise saat mereka membereskan gym.
"Ah, kalau itu… Aku bilang 'taruh saja di sini, nanti akan kuberikan pada Kise.' Begitu. Pintar sekali kan ideku!"
"Hee… Lalu coklat yang dititipkan ke Moriyama-senpai?"
"Kumasukkan ke dalam tasku! Nggak apa-apa kan, buatku!" seru Moriyama sambil mengangkat jempol.
…
"Moriyama-senpai…"
"Hm? Apa, Kise?"
"Nggak apa-apa sih coklatnya buat Moriyama-senpai, tapi…"
"Tapi?"
"Hati-hati saat sampai rumah nanti-ssu."
"He?"
"…Awas 'dia' ngambek dan kabur ke rumah kaptennya lagi~"
…
Apa deh.
…
"Oh iya. Mampus."
Moriyama lupa kalau dia punya pacar yang cemburuan.
BONUS 3
"Kita sudah bekerja dengan bagus, ya! Kita berhasil menyingkirkan gadis-gadis yang menutupi gym! Yahooo!" Hayakawa berseru bangga. Kobori dan Moriyama mengangguk-angguk. Menyingkirkan gadis-gadis itu memang sama susahnya dengan menyingkirkan para koruptor dari tanah air. Eh, lebay deh cyin.
"Kalau begitu, sekarang kita jemput Kise dan Kasamatsu." Ucap Kobori sambil memutar knop pintu menuju atap. Tinggal selangkah lagi dan... Sampai!
Namun yang tersaji di hadapan mereka adalah…
.
"Mmmn, Ki..se…"
"Kh, senpai…"
...
What. Kenapa mereka tiban-tibanan. Dengan posisi Kise di atas Kasamatsu.
...
"Demi my sweet Shun-chan. Oh Dewi Juno. Mereka kenapa."
"Ini…CHAOS."
"Kok bisa…"
"Kita panggil mereka, ya?"
"Tunggu, Hayakawa! Jangan!"
"Eh? Kenapa?"
"..."
"Apa kau memikirkan apa yang kupikirkan, Kobori?"
"Tentu saja, Moriyama."
.
Suara cekrek cekrek dari kamera handphone pun terdengar.
A/N
Hyahho! Kiyoha disini! Kembali lagi dalam fic (abal) baru~ choco fondue~ betewe ini dapet judulnya dari mana aja nggak tahu, hahahaha /plok
Yosh, Valentine~ Jadi nyoba bikin, deh. (Apalagi bikinnya H-7 jam, ditengah pelajaran /sesat) Sumimasen kalau abal UwU. Setelah galau mau pakai pair apa, Kiyoha memutuskan untuk pakai senpaikouhai pair, KiKasa! Kan mereka unyu tuh, Kise juga populer kalau Valentine—MAAP DESKRIPNYA GAGAL YAH HAHAHA /pulangsana
Sebenernya mau pakai MorIzuki aja, kan Moriyama juga ultah tuh (Happy Birthday, Jones-senpai! 'w'/) tapi mentok ide buat MorIzuki jadi hahaha ginian deh. Tapi kalau banyak yang mau sih bisa aja kiyoha bikin lagi tentang MorIzuki... /gulung
Ja nee! Ditunggu ripiunya~ :3
kiyoha
