08:35, malam.

Jika kebanyakan orang normal pada umumnya sepulang bekerja, akan lebih memilih membersihkan diri lalu kemudian menyantap makan malam bersama keluarga dengan penuh kehangatan, bercakap-cakap saling bertukar pikiran.

Maka hal itu tidak berlaku bagi junmyeon dan yixing, karena mereka berdua bukan termasuk kedalam golongan orang normal. Err, tidak juga sih.

Junxing, sebut saja begitu. Kedua lelaki dewasa yang lebih memilih menghabiskan waktu pulang berkerja mereka untuk saling bersengketa(?) seperti biasa.

Bukan! Bukan masalah lahan atau sebagainya, tapi masalah kali ini hanya karena masalah sepele, junmyeon yang tak sengaja menabrak pot bunga milik yixing yang terletak disamping pagar, didepan rumahnya dengan mobil.

Dan kebetulan sekali sipemilik rumah yang kikir setengah mati itu, Menyaksikan secara langsung tragedi penabrakan(?) tragis yang dilakukan oleh junmyeon.

Okay, kali ini junmyeon memang benar-benar tak sengaja. Hari ini cafe lumayan banyak pengunjung, dan hal itu mengharuskan junmyeon harus ikut turun tangan. Jadi bukan salah junmyeon sepenuhnya dong kalau dia kecapean terus oleng dan tidak sengaja menubruk pot bunga milik yixing.

Salahkan saja pengunjung cafe sana!

Maka disinilah mereka sekarang berada. Didepan rumah masing-masing, saling melempar tatapan membunuh, dan jangan lupakan jika mereka sudah memasang kuda-kuda yang siap tempur kapan saja.

"Bujang lapuk!"

Yixing sudah memulai, pelemparkan satu kalimat ejekan kepada pria tinggi didepanya.

Apa tadi katanya, bujang lapuk? Junmyeon bujang lapuk? Oh oke, A-apa bujang lapuk!? Hell, seorang kim jenius junmyeon dibilang bujang lapuk? Wah, itu namanya penghinaan, junmyeon itu bukanya bujang lapuk. Tapi bujang elite tahu.

"Bujang karatan!"

Nah kan! Junmyeon itu tak akan mau kalah, siap-siap saja pembalasan junmyeon itu lebih pedih.

Yixing beracak pinggang, pose mode menantang. "Sok kuat!"

Junmyeon menyilangkan kedua tanganya, menatap musuhnya dengan pandangan remeh. "Lemah, seperti perempuan"

Yixing membolakan kedua matanya lucu. "Apa katamu! Aku tidak lemah brengsek!? Aku ini lelaki sejati." yixing mulai naik pitam, tentu saja hey! Walaupun postur tubuh yixing cendrung mungil, tapi dia tetap lelaki sejati tahu! Yixing tidak akan terima kalau dia disamakan dengan perempuan.

"Tch, dasar lelaki kerdil!"

"Yak!? Apa kamu bilang!?"

"Kerdil" ulang junmyeon lagi dengan santainya, oh dan jangan lupakan ekspresi wajah tamp— jeleknya! yang menurut yixing minta ditendang bolak-balik itu.

"M-mwo! Aku tidak kerdil tahu! Kau saja yang ketinggian jadi manusia, dasar sok kaya!"

"Emang kaya"

"Jomblo!"

"H-hey! Apa yang kamu bilang tadi?!"

Junmyeon membolakan matanya, yixing menyunggingkan seringai kemenangan, sekarang kenak kamu kim junmen!

"Ha ha ha, jomblo. Tadi kamu mengataiku bujang karatan bukan, padahal kamu sendiri disini yang bujang karatan. Ugh, menyedihkan sekali tuan junmyeon yang masih j.o.m.b.l.o"

Yixing tertawa sampai terpingkal-pingkal saat melihat ekspresi musuhnya yang kini berubah muram.

Junmyeon mengepalkan tanganya, "Hey! Lebih baik jomblo sepertiku, ah tidak- maksudku single ya single!. Daripada LDR sepertimu, lagipula pacarmu juga tidak jelas disana masih setia padamu atau tidak, atau justru sudah menggandeng wanita bule berdada besar dan punya bokong sexy. Bodoh namanya, jika pacarmu itu masih mempertahankan pemuda kerdil sepertimu. Tch, bahkan gumpalan dada saja tidak punya, bokong triplek! Ha ha ha"

Tadi sudah dibilang bukan, jika pembalasan junmyeon itu lebih pedih.

Dan sekarang junmyeon yang gantian tertawa, menertawakan kemalangan nasib tetangganya itu. Sedangkan yixing bergeming, dengan wajah memerah menahan amarah yang siap meledak kapan saja.

"DIAM!,"

"Ha ha ha,"

"Tutup mulutmu! Wahai manusia titisan iblis!"

"Kerdil, bokong triplek! Pfttt.."

Aghhh! Stop that, yixing sudah tidak bisa menahan kekesalanya lagi. Telunjuk kurusnya mengacung didepan wajah junmyeon, "Tutup mulutmu, atau kusumpahi kamu akan mendapatkan pacar kerdil dan bokong triplek suatu saat nanti! Hm" lelaki bertubuh mungil itu bahkan mendongak agar pandanganya bisa bertemu dengan retina gelap milik junmyeon.

Junmyeon tergelak. Sebelum menaikkan satu alisnya. "Itu mustahil, seleraku sangat tinggi. Kerdil, jadi sumpahmu tidak akan mempan padaku"

Yixing membuang wajahnya kearah lain, tak sudi menatap wajah menjengkelkan junmyeon.

"Terserah aku tidak perduli kim lucifer, yang jelas pokonya besok pagi aku harus melihat pot baru sudah berada disini. Kamu mengerti!" Ujar yixing, seraya menunjuk pot pecah miliknya yang ditabrak oleh junmyeon beberapa menit lalu.

Junmyeon ikut melihat kearah puing-puing pecahan pot, yang masih ditunjuk yixing.

"Kalau aku tidak mau, kau mau apa?" balas junmyeon yang kelewat santai.

"Ucapkan selamat tinggal pada semua pegawaimu, karena aku tidak akan segan-segan lagi untuk memotong lehermu dengan gunting rumputku. Paham!"

Junmyeon bergidik ngeri saat matanya melihat jari tunjuk dan jari tengah yixing yang membuat pose gunting, kemudian mengarahkanya keleher lalu membuat gestur memotong disana.

Junmyeon menelan ludah, susah payah.

"Okay fine, aku akan mengganti pot mu." ujar junmyeon yang ahirnya menyerah.

Yeah, sepertinya pertikaian kali ini dimenangkan oleh si pemuda kecil. Maka dari itu, yixing menghentikan aksi pura-pura memotong(?) leher, tanganya kini terulur keudara, meminta junmyeon agar segera menjabat tangan itu.

Tapi namanya juga kim junmen, bukanya segera menjabat tangan yixing yang terulur. Lelaki kelebihan tinggi badan itu malah hanya menatap kearah wajah yixing dan telapak tanganya secara bergantian.

Yixing mendecakkan lidah kesal. Dia menarik tanganya kembali, "Lupakan saja, dan selamat malam wahai musuh abadi." Ujar yixing singkat, sebelum pemuda bertubuh ramping itu berjalan meninggalkan junmyeon dan menutup pagar rumahnya rapat-rapat.

Junmyeon mengira yixing sudah benar-benar pergi, tapi sedetik kemudian junmyeon bisa melihat sebuah tangan menyembul dari atas pagar. Yixing mengacungkan jari tengahnya disana omong-omong.

"Dasar titisan sadako! Aihh, membuang waktuku saja." junmyeon mengurut pelipisnya sebentar, sebelum kembali memasuki mobilnya lalu memasukkanya kedalam garasi.

See you in next chapter!