Disclaimer: Kamen Rider adalah punya TOEI dan Ishinomori Pro. Kalo punya gw, mungkin gw lah rider terkuat yang bisa membunuh semua rider sekaligus hanya dgn sekali rider kick. *digebukin massa part 2*

ATTENTION!
Cerita ini adalah AU dgn "sedikit" bumbu tambahan dari cerita asli masing2 rider, namun tidak merubah tema dan settingnya..

-Semua "rider utama dan rider cewek" Era HEISEI adalah generasi penerus dari user lama, mulai dari Kuuga sampai Kiva. Misal: Kuuga yg baru adalah anak dari Godai Yusuke yg diwariskan sabuk arcle olehnya..
Selain itu KR Accel dan Nadeshiko juga generasi penerus..

- Rider Era SHOWA, hanya 3 rider yg merupakan generasi penerus: Black RX, Zo, dan Tackle. Selebihnya, user lama..

Sebuah gunung rahasia di Jepang, Tahun 2000 ...

"Decade. Menyerahlah! Dan hentikan persekutuanmu dengan Dai-Shocker!" Seru seorang Ksatria Bertopeng dengan armor dominan hijau dan hitam, syal merah di lehernya, sepasang sarung tangan serta sepasang sepatunya berwarna putih. Mata merah besar berikut kedua antena di dahinya menjadi cirinya sebagai seorang Ksatria yang bernama "Kamen Rider", dia adalah "Kamen Rider Ichigo".

Selain Ichigo, ada beberapa Rider lagi yang mendampinginya. Mereka berbaris sejajar dengan Ichigo, antara lain Nigo, V3, Riderman, X, Amazon, Stronger, SkyRider, Super One, ZX, Black RX, Zo, J, Shin, dan Kuuga. Rider-rider tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing.

"Jika aku bilang tidak, lalu apakah masalah buatmu?" tanya Decade dengan angkuh. Rider berwarna Magenta dan bermata hijau cerah ini tidak ada takut-takutnya dengan mereka.

"Kau..." geram Ichigo. "Kalau begitu, kami akan memaksamu Decade! Semuanya, ayo kita maju!"

Semua Rider menggangguk dan mengikuti apa yang diperintahkan Ichigo. Kemudian mereka langsung maju menyerang Decade, pertarungan hebat pun dimulai.

Semua rider mengerahkan seluruh tenaga mereka untuk memenangkan pertarungan.

Suara ledakan menggelegar. Dentingan pedang terdengar sangat nyaring, diikuti dengan teriakan para rider yang satu persatu tumbang. Banyak sekali dari mereka yang berjatuhan.

Sampai pada akhirnya, tidak ada satupun dari mereka yang berdiri. Kecuali...

DECADE.

Rider Magenta bermata hijau cerah itu perlahan turun dari langit dan menjejakkan kakinya ke tanah dengan kedua tangan yang berpangku di dada.

"Sudah kuduga, kalian bukanlah apa-apa kecuali sampah." ucap Decade, sombong.

Akan tetapi, tidak jauh dari sana, rupanya masih ada seorang Rider yang berusaha bangkit dengan sisa tenaganya. Rider merah bertanduk kumbang capit, bermata dan berarmor merah ini sepertinya belum mau menyerah dengan keadaannya. Dengan susah payah, akhirnya ia berhasil berdiri, lalu mengepalkan kedua tangannya dengan posisi hendak menyerang.

Perlahan, Decade menghampiri Rider tersebut. "Kuuga? Apa kau masih ingin melawanku?" tanyanya.

"Sampai kapanpun, aku tidak akan menyerah, Decade! Akan kulumpuhkan kau dengan caraku sendiri, walau nyawaku yang jadi taruhannya!" bantah Kuuga.

"Kalau begitu, matilah!" Decade mengambil sebuah kartu yang tersimpan di kotak yang menempel di dekat pedang yang ia pegang, lalu memasukkan kartu tersebut ke mata sabuknya dan berlari menerjang Kuuga.

'ATTACKRIDE - SLASH!' suara yang berasal dari sabuk Decade.

"Hiaa!" Decade pun mengayunkan pedangnya.

*BASH!*

Tebasan bertenaga tersebut kena telak di dada Kuuga yang tidak sempat menghindar karena serangan Decade yang begitu cepat, ditambah lagi tubuh Kuuga juga sudah lemah. Akibatnya, Kuuga terpental dan jatuh ke tanah.

"Bagaimana, masih ingin melawanku?" tanya Decade.

"Jangan sombong kau!" Kuuga kembali bangun, berusaha mengumpulkan tenaganya. Setelah merasa cukup, ia lalu melakukan ancang-ancang dengan tangan kanan yang ia arahkan ke kiri badannya, sementara tangan kiri ia kepalkan di samping kiri sabuk.

Mendadak, hawa hitam muncul dari dalam tanah dan menyelimuti tubuh Kuuga. Begitu hawa hitam menipis, tubuh Kuuga yang dominan merah berubah menjadi dominan hitam dengan beberapa garis emas di tubuhnya. Jubah di pundaknya mengalami perubahan menjadi lancip dan kokoh. Kini, Kuuga sudah berubah menjadi Kuuga Ultimate.

"Begitu rupanya." ucap Decade sembari memandang Kuuga dengan sinis.

"Hraaaa..." Kuuga mengepal tangan kanannya dengan keras. Tangan Kuuga pun langsung diselimuti oleh api berwarna hitam.

Namun, jauh dari perkiraan, Decade yang melihat hal itu juga melakukan hal yang sama seperti Kuuga. Tapi bedanya, sinar yang menyelimuti tangan Decade berwarna magenta dan seperti sinar holograpichal.

"Hiaaaaaa!" teriak Kuuga sambil berlari ke arah Decade dengan kepalan yang diselimuti api hitam. Decade pun juga berlari ke arah Kuuga.

Begitu jarak mereka berdua sudah dekat, Decade lebih dulu mengincar dada Kuuga. Beruntung Kuuga berhasil mengelakkan tubuhnya ke samping kiri, lalu langsung meninju Decade tepat di perutnya.

"Aaaaaaakkhh!" Decade pun tehempas jauh dan tubuhnya menempel di tebing gunung, hingga retak dan berjejak.

"Inilah saatnya!" kata Kuuga yang menempelkan kedua telapak tangannya dan bertemu satu sama lain di depan dada. Tidak lama, kedua telapaknya mengeluarkan sinar terang. Kemudian sinar tersebut ia lepaskan dengan menghentakkan kedua tapaknya ke depan dengan posisi membuka. "Hiaa!"

Sinar tersebut langsung mengarah ke Decade yang menempel di tebing gunung. Kemudian sinar itu terpencar menjadi 5 bagian yang masing-masing membentuk sebuah bola dengan warna yang berbeda. Kesemua bola itu lalu menempel di sekeliling Decade.

"Jurus Penyelesaian Erudazu! Kunci 5 Unsur Langit ke-7!" teriak Kuuga sembari mengarahkan telapak tangan kanannya ke depan atas secara diagonal. Tiba-tiba kelima jari Kuuga mengeluarkan sinar lagi. Kali ini sinarnya berwarna sama dengan bola-bola energi di sekeliling Decade. Masing-masing sinar di jari Kuuga berwarna berbeda pula, dengan masing-masing lambang yang mencirikan 5 Unsur, yaitu Api, Air, Bumi, Udara, dan Petir.

Lalu tiba-tiba, bola-bola energi di sekeliling Decade berputar-putar dan perlahan mengeluarkan bebatuan keras seperti tebing yang menempel sekaligus menekan tubuh Decade. Dinding dari bola-bola energi tersebut sambung menyambung satu sama lain, hingga akhirnya mengurung Decade. Bukan hanya itu, tubuh Decade juga perlahan terserap masuk ke dalam tebing, diikuti sinar-sinar terang yang seolah mendorong tubuhnya. Begitu sinar menghilang, Decade sudah tinggal kepalanya saja. Tubuhnya terpendam di dalam tebing dan tidak bisa digerakkan lagi karena kepadatan tebing di gunung itu menggencet tubuhnya dengan kuat, kecuali jika ia keluar dari gunung tersebut.

5 bola energi tadi kini berubah menjadi 5 buah huruf kuno Mitologi Linto berukuran besar yang menempel di sekeliling tebing gunung yang menggencet Decade hingga tinggal kepalanya saja. Huruf-huruf itu menempel searah jarum jam.

"Kuuga! KEPARAT KAU!" teriak Decade penuh amarah. "Aku bersumpah akan menuntut balas atas perbuatanmu! AKU BERSUMPAH!"

Akhirnya, Decade Sang Rider Iblis berhasil disegel dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan. Namun, itu semua harus dibayar mahal dengan kematian Godai Yusuke Sang Kamen Rider Kuuga karena mengeluarkan Jurus Penyegelan tersebut.

Sementara Decade, tidak ada yang tahu apakah dia akan terkurung selamanya? Atau akan lepas suatu hari nanti?

[Opening Theme: Shugoshin - The Guardian]

tsukiru koto nai ankoku no hakaisha

kami ni aragaeshi aku no keshin

itetsuita toki ikari no otakebi

yami o kirisaku power!

sora ga wareru honoo ga mau kyodai majin kenzan!

koko made kitara mou dare ni mo osaerarenai

furikazashita sono te de omae wa nani o tsukamu no ka

atsuku takaburu yuuki wa dare no tame

tomo ni mezashita basho ni kotae wa kitto aru no darou

hashiritsuzukeru saki ni asu o mitsumeteiru

ima chihei o ute!

chi ni ueta uta serikuru hakaisha

sora o umetsukusu aku no gundan

ichijin no kaze ikari no raigeki

yami o kechirase god!

yatsu ga sakebu daichi ga naru kyodai majin gekitotsu!

koko made kitara mou doko ni mo nigebasho wa nai

hokoritakaki yuusha wa araburu kami no na o ukete

kimerareta sono sadame o hashiru dake

sekaijuu no inochi ga omae no chikara shinjiteiru

moyase seigi no chishio asu o kachitoru made

ima kibou ni nare!

~KAMEN RIDER SCHOOL~

Cast:

- Ryosuke Nakamura (Kamen Rider Kuuga)

- Ariel Matsuyama (Kamen Rider Kabuto)

- Nancy Kawagucchi (Kamen Rider Femme)

- and etc... (for supporting characters)

Episode 1: Begin

SMP Higashi, Tokyo Jepang, 01 Juli 2016 ...

Hari ini adalah pengumuman kelulusan bagi siswa SMP Higashi yang sudah 3 tahun menimba ilmu disana. Syukurlah dari sekian banyak siswa semuanya lulus, walau tidak semuanya lulus dengan hasil yang memuaskan, terutama remaja yang satu ini: Ryosuke Nakamura. Seorang remaja hyperaktif, ambisius, dan konyol yang hidup bersama ibunya dengan kondisi ekonomi sulit. Dia sangat senang meski lulus dengan nilai yang tidak memuaskan. Karena baginya, bisa lulus sekolah saja sudah lebih dari cukup.

Akan tetapi, di balik kegembiraannya, ia merasa bimbang, sepertinya ia tak punya cukup uang untuk melanjutkan ke SMU karena kondisi ekonomi keluarganya.

Di tengah kegusarannya di bangku taman belakang sekolah, ia disapa oleh dua orang temannya, Kiriya dan Yoko. Laki-laki dan perempuan ini termasuk beruntung. Lulus dengan nilai lumayan dan kondisi ekonomi yang pas buat melanjutkan ke SMU.

"Ada apa, Ryosuke? Kok melamun di taman seperti ini?" tanya Yoko.

"Hehehe.. Tidak ada apa-apa koq." jawab Ryosuke sembari tertawa, mencoba menghibur diri.

"Oh iya, setelah ini kau mau masuk SMU mana? Kalau masuk SMU Takaijo, bagaimana kalau kita daftar bersama-sama? Aku juga mau masuk ke sana," ajak Yoko.

"Kau mau masuk ke sana? Aku juga punya niat yang sama," sahut Kiriya menyetujui. "Kamu, Ryosuke?"

Ryosuke hanya bisa menarik nafas dan menundukkan kepala. "Aku..., tidak ada niat masuk ke sana,"

"Lalu, mau masuk ke mana?" tanya Kiriya.

"Aku..., sepertinya aku tidak bisa melanjutkan ke SMU,"

"Benarkah?" Kiriya memastikan.

Ryosuke menganggukkan kepalanya.

"Kenapa?" tanya Yoko.

"Masalahnya..., kemampuan ekonomi keluarga kami,"

"Hmm... Ya aku paham koq," kata Yoko. "Sabar ya... Masuk SMU itu memang lebih mahal dari SMP. Aku sebagai teman hanya bisa mendoakan agar setelah ini kau mendapat kehidupan yang lebih baik." hiburnya sambil tersenyum manis.

"Aku juga ikut mendoakanmu, Ryosuke." sambung Kiriya.

Ryosuke mengangguk dan tersenyum lebar pada kedua temannya yang beruntung itu. "Hehehe.. Terimakasih teman-teman."

Dalam hati, sebenarnya Ryosuke sedih dan ingin sekali melanjutkan sekolah. Namun nasib berkata lain, mau tidak mau serta suka tidak suka ia harus menerimanya.

Pikiran Ryosuke masih bingung. Ia kini berada di jalan menuju kedai minuman. Ia bekerja di sana, membantu ibunya sebagai pedagang. Dia tidak memiliki siapa-siapa lagi kecuali ibunya. Dari kecil ia hanya tinggal berdua, tanpa tahu dimana dan siapa ayahnya.

Kerja pada hari itu cukup membuat pikiran galaunya hilang sejenak. Setelah selesai membantu ibunya sampai pukul 02 siang, Ryosuke duduk di sebuah bangku pinggir jalan. Jalan tersebut terbilang sepi, namun cocok dijadikan tempat bersantai karena banyak pepohonan rindang.

Sebotol air mineral sudah habis ditenggak oleh Rysuke yang nampak menikmati hembusan angin sepoi-sepoi di tempat itu. Meski cuaca panas, tapi angin disana tetap tidak berubah, hampir layaknya di pantai. Maka dari itu, Ryosuke sering menghabiskan waktunya untuk bersantai di tempat tersebut.

Tidak lama kemudian, lewatlah seorang pria berjas hitam rapih, lengkap dengan dasinya. Ia kemudian duduk disamping Ryosuke. Dari raut wajahnya sepertinya ia sedang mencari seseorang.

Sudah lebih dari sepuluh menit mereka dalam diam, tidak saling tegur satu sama lain. Sampai akhirnya, Ryosuke mencoba menyapa orang itu.

"Maaf tuan, sepertinya anda sedang mencari seseorang. Kira-kira siapa yang anda cari? Mungkin aku bisa membantu."

"Iya benar. Aku sedang mencari seseorang yang katanya tinggal di daerah ini. Dengar-dengar sih ibunya pedagang minuman di kedai daerah sini.

Dahi Ryosuke mengernyit. "Pedagang minuman? Kalau boleh saya tahu, siapa nama orang yang tuan cari?"

"Hmm... Namanya Ryosuke. Nakamura Ryosuke."

"Hah?"

"Lho, kenapa anak muda?"

"I-itu... Itu namaku."

"Sungguhkah?"

Ryosuke mengangguk. Sementara orang itu melirik sesuatu di jari manis kanan Ryosuke. Disana melingkar sebuah cincin emas dengan ukiran symbol yang sangat dikenal olehnya: Kuuga

"Astaga! Benarkah yang kulihat ini?"

"Tuan, ada apa?" tanya Ryosuke, memecah lamunan pria itu.

"Oh tidak. Ng... Bisakah aku lihat cincin yang kau pakai itu? Tenang saja, aku bukan orang jahat koq."

"Baiklah..." Ryosuke melepas cincin di jari manisnya, kemudian memberikan cincin tersebut pada pria berjas hitam itu.

"Ya Tuhan..." gumam pria itu sekali lagi. "Nak, darimana kau dapatkan cincin ini?"

"Aku tidak tahu. Kata ibuku sih cincin ini sudah melingkar di tanganku sejak masih bayi."

"Apa? Ja-jadi benar kau ini...,"

"Tuan! Tuan ini kenapa sih?"

.

.

"Toloongg! Toloongg!"

Tiba-tiba terdengar suara jerit minta tolong dari seorang wanita yang membuat pria berjas hitam tersebut tersentak dan tidak menjawab pertanyaan Ryosuke. Tidak lama berselang, wanita yang berteriak tadi muncul sambil berlari karena dikejar oleh dua 'monster' aneh dibelakangnya.

Melihat hal itu, Ryosuke kaget setengah mati, hampir saja ia lompat dari bangku, karena baru pertama kali ia melihat mahluk seseram itu dengan mata kepalanya sendiri.

"Ini pasti ulah Gorgom!" gumam pria berjas hitam yang duduk disamping Ryosuke. "Ups, salah. Ini ulah Dai-Shocker! Ternyata mahluk-mahluk itu bisa sampai disini juga." kelihatannya ini bukan yang pertama kalinya ia melihat mahluk-mahluk itu.

"Ya ampun... Se-sebenarnya itu mahluk apa sih?" kata Ryosuke, masih sangat bingung dengan apa yang ia lihat.

Si Pria menepuk bahu Ryosuke. "Ryosuke, semua pertanyaanmu akan kuwajab nanti, setelah aku membereskan mahluk-mahluk itu dulu." kemudian ia pergi ke balik pohon dan segera melakukan pose dengan mengayunkan tangannya ke berbagai arah.

"Hen..., shin!"

Mendadak, sebuah sabuk bermata dua muncul di pinggang pria tersebut serta mengeluarkan sinar terang nan menyilaukan yang kemudian membungkus seluruh tubuhnya. Ketika cahaya meredup, wujud pria itupun berubah menjadi sesosok ksatria berwarna kehijauan dengan corak hitam di beberapa bagian tubuhnya. Matanya yang merah besar serta dua antena di kepalanya seakan mewakili bentuk seekor belalang. Di dadanya terdapat ukiran simbol yang seolah membentuk huruf "RX". Begitu perubahan wujudnya sempurna, ia pun beranjak dari tempatnya berubah wujud tadi. Tapi baru beberapa langkah saja ia berjalan, tiba-tiba ia bertabrakan dengan Ryosuke yang baru saja keluar dari balik pohon. Ternyata Ryosuke sudah melihat semuanya. Dia betul-betul tak menyangka sama sekali kalau pria yang tadi duduk bersamanya bisa berubah wujud seperti itu.

"Uwaa!" teriaknya, sebelum akhirnya bertanya, "Si-siapa dan darimana asalmu sebenarnya?"

"Ups maaf. Aku tidak bermaksud mengejutkanmu. Sehabis ini, akan kuberitahukan semuanya."

Setelah berkata demikian, si ksatria segera mengejar dua monster tadi.

Sementara itu, kedua monster tadi berhasil membuat wanita yang dikejarnya jatuh tersungkur. Saat si monster menggeram dan hendak menyerang wanita tersebut dengan cakarnya, rider hijau itu pun muncul, berdiri di atas bangunan tua yang letaknya 3 meter dari monster tersebut.

"Cukup sampai disitu!"

Spontan, kedua monster itu menoleh ke atas bangunan yang dipijaki oleh si rider.

"Siapa kau? Apa kau yang bernama Black RX?" tanya monster berwujud kupu-kupu dengan dua sayap di kepalanya, serta sulur di mulutnya, dan pedang tajam di tangan kanannya, dia adalah monster dari suku Fangire, namanya "Moth Fangire", seorang fangire wanita.

"Ya, benar! Aku adalah putra matahari, Kamen Rider Black..., RX!" jawab rider tersebut seraya memasang pose khasnya.

"Bagus! Jadi kami tidak perlu repot-repot lagi mencari dan memancingmu keluar dengan menyerang orang-orang!" timpal monster berwujud serangga yang memiliki dua antena di kepalanya yang memanjang hingga ke belakang, serta memiliki senjata seperti sabit. Namanya "Zenobiter", monster dari ras Mirror Monster.

"Kalau begitu, lepaskan wanita tak berdosa yang kalian serang. Karena lawan kalian adalah aku! ...Hup!"

Black RX pun bersalto ke bawah, dan mendarat dengan mantap di depan Moth Fangire dan Zenobiter.

"Nona, cepat pergi dari sini! Berbahaya." ucap Black RX memperingatkan gadis yang ditolongnya. Setelah itu, Black RX langsung menyarangkan pukulan keras di perut Zenobiter hingga membuatnya mundur sejauh beberapa langkah dan terjatuh.

Di waktu yang bersamaan, gadis tadi segera berlari menyelamatkan diri.

Moth Fangire yang melihat hal itu, dengan cepat mengayunkan pedangnya ke tubuh Black RX. Refleks, Black RX melakukan lompatan rendah ke arah kanan untuk menghindar. Kemudian ia menggunakan tangan kanannya sebagai tumpuan untuk melentingkan badannya menuju Moth Fangire.

"Hiaa!"

DUAKKH!

Black RX berhasil menghantamkan tendangannya tepat di rusuk kiri Moth Fangire. Moth Fangire pun jatuh dan terguling dibuatnya. Sementara Black RX sudah mendarat dengan indah di tanah.

Zenobiter yang membaca keadaan, langsung melemparkan sabitnya ke arah Black RX yang ternyata tak sempat mengelak. Alhasil, sabit pun sukses mengenai dadanya, menimbulkan percikan bunga api di sana. Serangan yang cukup kuat itu juga membuatnya jatuh ke belakang.

"Hiaee!" teriak Moth Fangire. Dengan penuh amarah, ia berlari menuju Black RX yang masih terjatuh untuk melakukan serangan balasan.

Bash bash! Bash bash bash! Bash bash! Bash bash bash!

Moth Fangire menebasi tubuh Black RX berulang kali tanpa ampun. Banyak sekali bunga api memercik di tubuhnya, diakhiri dengan asap yang mengepul pada bagian-bagian tubuh yang ditebas.

Terakhir, Moth Fangire mencoba menusukkan pedangnya ke dada Black RX.

Tapi, begitu pedang Moth Fangire mendekat, Black RX berhasil mengapit pedang tersebut dengan kedua telapak tangannya.

Namun, Moth Fangire menambah tenaganya untuk memaksa pedang itu menusuk dada Black RX yang tengah menahannya sekuat tenaga. Perlahan, ujung pedang milik Moth Fangire terus mendekat, hingga akhirnya mencapai satu senti di dada Black RX yang membuat rider tersebut terdesak lebih jauh. Sementara rekan Moth Fangire, Zenobiter tengah berlari menuju Black RX, sudah pasti Miror Monster itu ingin membantu rekannya.

Tidak lama kemudian, Black RX melihat ke arah kaki Moth Fangire yang tanpa pertahanan. Secepat mungkin dimanfaatkannya kesempatan itu dengan menendang kaki Moth Fangire, tepat di tulang keringnya. Akhirnya, Moth Fangire jatuh tersungkur bersamaan dengan terlemparnya pedang miliknya yang tadi mengancam nyawa Black RX.

Pada saat yang bersamaan pula, Zenobiter mengayunkan sabitnya untuk menyerang Black RX yang sedang dalam posisi duduk. Tapi, dengan gerakan yang cepat, Black RX menundukkan kepala untuk menghindari ayunan sabit berbahaya tersebut. Setelah itu ia meninju perut Zenobiter sekuat tenaga sampai mundur sejauh tiga langkah ke belakang.

Menyadari situasi ini, Black RX maju dan kembali meninju tubuh Zenobiter, kali ini bertubi-tubi hingga Zenobiter tidak diberi kesempatan membalas.

Buk buk buak!

DUAKH!

"Guhakkh!"

Tiga pukulan terakhir Black RX yang dikombinasikan dengan tendangan keras di dada Zenobiter membuat tubuh monster itu terlempar sejauh dua meter dan menabrak tembok bangunan tua di belakangnya hingga retak.

Namun, Moth Fangire yang sudah kembali berdiri tidak membiarkan hal ini, sekonyong-konyong ia datang dan menebaskan pedangnya ke tubuh Black RX.

Untunglah Black RX cepat menyadari hal itu dengan melakukan backflip ke belakang.

Ketika kakinya sudah kembali menyentuh tanah, Black RX berlari tiga langkah lalu memukul dan menendang tubuh Moth Fangire sebagai serangan balasan. Setelah itu ia mengambil ancang-ancang, lalu melompat tinggi seraya berteriak "Rider Kick!"

DUAKKH!

Tubuh Moth Fangire terpental jauh ke belakang begitu kaki kanan Black RX mendarat persis di dadanya. Ketika tubuhnya jatuh ke tanah, ia pun meledak serta hancur berkeping-keping. Saat itu, Zenobiter tiba-tiba datang untuk membalas serangan Black RX yang tadi. Ia terlihat berlari dengan sabit di tangan kanannya.

Melihat hal itu, Black RX mengepalkan tangannya tepat di depan mata sabuknya. Seketika, keluarlah pedang laser yang bernama "Revolcane", senjata andalan milik Black RX.

Zenobiter yang sudah tiba di hadapan Black RX, saat itu juga langsung mengayunkan sabitnya tepat di kepala rider tersebut. Namun lagi-lagi, Black RX merunduk dengan cepat, kemudian meninju perut Zenobiter dengan tangan kirinya, setelah itu menebas tubuhnya sebanyak tiga kali. Terakhir, Black RX menghujamkan pedangnya tepat di perut Zenobiter hingga tembus ke belakang. Zenobiter terus mengerang kesakitan selagi Black RX menahan hujaman pedangnya. Di saat yang bersamaan, bunga api yang tak terkira jumlahnya memercik dari sana.

Selang beberapa detik, Black RX menarik kembali pedangnya dari perut Zenobiter, dan...

KWAABOOMM!

Zenobiter meledak, hancur berkeping-keping, sesaat setelah tubuhnya roboh dan menyentuh tanah. Di dekat ledakan itu, Black RX berdiri dengan pose gagahnya sambil memegang Revolcane.

"Ke-kereeen..." gumam Ryosuke yang daritadi menyaksikan pertarungan Black RX dari balik pohon. Dengan penuh rasa kagum serta penasaran, ia menghampiri rider itu. "Tu-tuan..." panggilnya ketika tiba di belakang Black RX yang membuat sang rider menoleh lalu menatap ke arahnya.

"Ryosuke? Jangan-jangan kau-

"Ya. Aku sudah melihat semuanya, tuan. Itu tadi sangat hebat! Aku baru pertama kali melihatnya seumur hidupku. Darimana kau dapatkan kekuatan itu? Lalu kau itu sebenarnya siapa sih?"

Black RX kembali ke wujud manusianya, kemudian memperkenalkan diri. "Aku Zhandy Yamatake, Kamen Rider Black RX generasi kedua. Senang sekali bisa bertemu denganmu."

"Kamen Rider?" Ryosuke mengernyitkan dahinya, "Lalu darimana asalmu? Dan apa hubungannya kau dengan mahluk-mahluk tadi? Dan apa itu Dai-Shocker?" tanyanya, sangat penasaran.

"Kamen Rider adalah sebutan untuk para 'Ksatria' yang melindungi dunia dari ancaman monster, khususnya Dai-Shocker, dan mahluk-mahluk yang tadi itu merupakan utusan dari organisasi mereka. Entah apa tujuan mahluk-mahluk itu datang kesini dan mencariku, yang jelas mereka ada untuk membantu pekerjaan Dai-Shocker menguasai dunia." papar Zhandy. "Dan ada satu hal lagi yang ingin kuberitahukan,,,," Zhandy lantas merogoh kantung jaketnya kemudian menyodorkan sebuah brosur pada Ryosuke.

"Apa ini?"

"Itu brosur Heishi, sekolah yang melatih orang-orang berbakat hingga menjadi rider sejati. Semua siswa disana dilatih oleh tenaga pengajar profesional, sehingga menghasilkan rider berkualitas yang dapat melindungi dunia dari berbagai ancaman."

"Wah, hebat!"

Zhandy lalu tersenyum dan menepuk bahu Ryosuke. "Kau lihat kan aksiku tadi? Kau juga bisa seperti itu jika berlatih di Heishi. Bagaimana, tertarik?"

"Iya, aku tertarik! Kebetulan cita-citaku dari kecil adalah menyelamatkan dunia!" kata Ryosuke setelah mengangguk penuh semangat. "Tapi,,,, bagaimana caranya aku bisa masuk kesana? Sedangkan aku saja tidak punya biaya untuk melanjutkan sekolah."

"Ah.., tenang saja. Khusus untukmu, semua biaya aku yang tanggung!"

"Benarkah?"

"Kalau aku bercanda untuk apa aku repot-repot mencarimu kemari,"

"Baik! Tapi aku minta izin pada ibuku dulu ya?"

"Oke! Dimana rumahmu? Biar kuantar."

"Disebrang sana!" jawab Ryosuke, seraya menunjuk ke ujung jalan yang ada di sebelah kanannya.

Singkat cerita, setelah Zhandy sampai di rumah Ryosuke, dia meminta izin pada ibu Ryosuke untuk membawa anaknya melanjutkan sekolah di Heishi High School dan tinggal di asrama sana. Tentu saja Zhandy mengatakan kalau itu hanya sekolah biasa. Awalnya, ibu Ryosuke menolak. Tapi, setelah Zhandy berjanji akan menjaga Ryosuke selama disana dan melihat semangat Ryosuke yang begitu besar, akhirnya ibu Ryosuke memberikan izin juga. Lagipula semua biaya ditanggung oleh Zhandy.
Setelah berpamitan dengan ibunya, Ryosuke yang sudah mendapat izin pun pergi bersama Zhandy. Mereka berdua pergi ke gunung Hokkaido. Kebetulan sekali tempat tinggal Ryosuke tidak jauh dari sana.

"Mau apa kita kesini, tuan?" tanya Ryosuke keheranan.

"Sudah, lihat saja dulu," setelah menjawab pertanyaan Ryosuke, Zhandy mengambil satu cup 'pudding' dari dalam tasnya, lalu menaruh pudding itu di telapak tangannya dan mengangkat lengannya ke atas.

"Pudding?" kata Ryosuke keheranan.

"Beruntung aku menemukan ini di tengah jalan. Dengan ini, kita akan ke Heishi secara cuma-cuma."

Beberapa detik kemudian, terdengar suara kereta lokomotif yang sedang berjalan, lalu disusul dengan munculnya sebuah kereta dengan dua lampu besar berwarna merah di depannya. Kereta tersebut melintasi rel yang muncul dari langit dan lama kelamaan turun ke bawah, ke tempat dimana Zhandy dan Ryosuke berdiri.

Sesaat setelah pintu bagian depan kereta terbuka, dua sosok mahluk berwarna merah dan biru dengan 'ciri khas' mereka masing-masing menyembul dari dalam. Yang merah memiliki dua tanduk di kepalanya serta motif api di beberapa bagian tubuhnya. Sedangkan yang biru memiliki tiga tanduk di kepalanya, pada bagian wajahnya terdapat beberapa garis yang serupa dengan cangkang kura-kura.

"Hey itu pudding milikku! Kembalikan!" teriak mahluk yang merah pada Zhandy.

"Tidak, itu puddingku!" teriak yang biru, seraya menyelak si merah dari arah kiri pintu Den-liner. Tak lama berselang, muncul dua mahluk lagi, satu berwarna ungu kehitaman dengan dua tanduk yang mencuat di dahinya, serta dua helai kumis naga panjang di dekat mulutnya, tidak ketinggalan sebuah jubah di pinggangnya yang berwarna senada dengan tubuhnya. Lalu satu lagi berwarna kuning, bertanduk satu, serta memiliki tubuh kekar bak pegulat. Kesemuanya sangat berisik, saling dorong-dorongan untuk memperebutkan pudding yang dipegang oleh Zhandy. Kemunculan mahluk-mahluk itu tentu saja membuat Ryosuke terkaget-kaget, walau tingkah mereka terlihat konyol.

"A-apa itu?"

"Itu Imagin (baca: imajin), penghuni Den-liner. Yang merah namanya Momotaros, biru Urataros, kuning Kintaros, dan ungu Ryutaros." jawab Zhandy. "Jangan khawatir, mereka tidak jahat koq. Lagipula kita ke Heishi memang harus menumpang kereta mereka." setelah itu ia berteriak pada imagin-imagin di kereta yang bernama Den-liner tersebut. "Hey! Apa kalian menginkan pudding ini? Kalau begitu, antar kami ke Heishi sekarang!"

#Den-liner

Setelah diberi tumpangan tanpa tiket, Zhandy dan Ryosuke sedikit berbincang-bincang dengan Momotaros, Urataros, Ryutaros, serta Kintaros di tengah perebutan pudding keempat imagin itu. Awalnya, Ryosuke merasa takut dan canggung, namun setelah melihat tingkah konyol imagin-imagin tersebut, serta mengobrol dengan mereka, akhirnya ia terbiasa, dan menganggap bahwa Momo cs adalah mahluk yang menyenangkan.

"Oi, bocah kura-kura, berikan pudding itu padaku! berikan ayo, kura-kura jelek!" Momotaros mencoba merebut pudding dari tangan Urataros seraya memukul-mukul kepalanya dari belakang, sampai akhirnya pudding itu malah direbut oleh Ryutaros.

"Nanana nana... Ini milikku!" Ryutaros bergoyang hip hop setelah berhasil merebut pudding dari tangan Urataros. Momotaros pun kesal dibuatnya.

"Hey, berikan padaku!" teriak Momotaros.

"Eit, ayo ambil kalau bisa..." tantang Ryutaros dengan gaya kekanakannya.

"Kau ini... grrh.." geram Momotaros yang tanpa basa-basi langsung melompat menerjang Ryutaros. Tapi Ryutaros meliukkan badannya bak penari ballet guna menghindari terjangan Momotaros. Walhasil, Momotaros meluncur begitu saja ke depan sehingga kepalanya membentur tembok yang berada tepat setengah meter dari depan meja makan di Den-liner.

"Kurang ajar kau Naga jelek! Kupuntir moncongmu nanti!" teriak Momotaros kesal sembari mengusap-ngusap kepalanya yang sakit. Kemudian ia kembali berdiri untuk merebut pudding dari tangan Ryutaros.
Urataros yang ada di belakang Ryutaros juga tidak mau kalah, dia mencoba merebut pudding itu sambil sesekali menjitak kepala Ryutaros dari belakang. Perebutan jadi makin sengit begitu Momotaros datang, dan tentu saja tingkah mereka bertiga terlihat 'sangat konyol' seperti biasa.

Selagi ketiga Imagin itu berebut pudding dengan sengit, Kintaros malah serius mengobrol bersama Ryosuke dan Zhandy perihal sekolah Heishi serta alasan mengapa Zhandy membawa Ryosuke ke sekolah tersebut. Sebenarnya, Ryosuke adalah anak dari Godai Yusuke (Kamen Rider Kuuga). Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Godai sempat berpesan pada Zhandy selaku gurunya agar mengoperasi diri dan anaknya lalu menanamkan Belt Kuuga di perut Ryosuke agar perjuangan Kuuga tidak sampai disitu, mengingat Decade bisa lepas suatu hari nanti. Meski dirinya sudah tiada, Godai ingin Kuuga tetap ada untuk melindungi senyuman orang-orang dengan menumpas kejahatan di muka bumi, terutama kejahatan Decade.
Sepeninggalan Godai, atas perintah Emprider ke-3, Kazami Shiro (Kamen Rider V3), Ryosuke dihanyutkan ke sungai yang ada di dunia tanpa rider menggunakan keranjang yang di dalamnya terdapat kayu bertuliskan namanya, dengan harapan ada seseorang yang memungut dan merawatnya hingga cukup matang untuk memakai kekuatan rider. Selain itu, agar Ryosuke terhindar dari pembalasan dendam Tsukasa Kadoya (Kamen Rider Decade) yang bisa lepas dari segelnya suatu hari nanti.

"Jadi, aku ini bagian dari kalian?" tanya Ryosuke polos.

"Tepat!" jawab Zhandy, setelah meneguk segelas kopi yang terhidang di atas meja. "Dan sesuai janji, aku sudah menceritakan semuanya padamu, kan? Cincin yang kau pakai itu, adalah cincin milik ayahmu, Godai, yang sengaja dia berikan padamu saat kau masih bayi. Dia berharap kelak kau dapat meneruskan jejaknya menjadi pejuang terkuat dan tercatat dalam sejarah. Sekarang, takdir telah menuntunmu kesini, nak. Berjuanglah bersama kami!"

"Benar! Doa kami selalu menyertaimu, anak muda! Selamatkanlah seluruh umat manusia!" timpal Kintaros yang duduk disebelah kiri Zhandy dengan tangan berpangku di dada.

"Tapi..., bagaimana caranya aku membantu kalian dan menyelamatkan umat manusia? Sedangkan aku saja tidak tahu bagaimana caranya berubah seperti yang tuan Zhandy lakukan. Ditambah lagi, aku juga tidak mengerti bagaimana cara menggunakan kekuatan yang ada di dalam tubuhku ini."

Zhandy tersenyum, kemudian beranjak dari bangkunya dan menepuk pundak Ryosuke. "Nanti kami yang akan mengajarkannya padamu."

Setelah berkata demikian, Zhandy berjalan menuju kaca jendela Den-liner dan berdiri di depannya dengan posisi agak menyamping seraya melihat pemandangan di luar jendela itu.

"Tapi, bagaimana dengan kehidupan di rumah lamaku?" tanya Ryosuke.

Tanpa menoleh, Zhandy menjawabnya dengan nada serius, "Kehidupanmu yang 'sesungguhnya' baru akan segera dimulai..."

Pluk!

Mendadak, pudding yang tadi diperebutkan oleh tiga Taros (Momo, Ura, Ryu) terlempar dan menempel tepat di kaca jendela dimana Zhandy berdiri. Tentu saja Zhandy terkejut dan marah karenanya. Suasana serius pun langsung lenyap begitu saja.

"Hoy, apa-apaan ini?" protes pria berjas rapih tersebut.

"Hey bodoh! Apa yang kau lakukan, Bocah Kura-kura?" kata Momotaros, seraya menjitak kepala Urataros. "Coba lihat akibat perbuatanmu! Untung Owner sedang tidak ada."

"Lho, kenapa kau menyalahkanku? Sial!"

Pletakk!

Urataros membalas jitakan Momotaros lalu melanjutkan kata-katanya, "Itu semua salah si Naga, tahu! Kalau tidak asal serobot dan menendang tanganku, pudding itu tidak akan terlempar,"

"Hihihi.. Enak saja!" bantah Ryutaros, "Momo yang mendorongku sampai aku tiba-tiba hilang kendali."

"Sudah cukup! Jangan main salah-salahan!" Zhandy yang melihatnya langsung melemparkan pudding yang menempel di jendela ke arah mereka.

Tapi, pada saat pudding itu meluncur, Momotaros yang hampir saja kena, dengan cepat menunduk ke bawah. Bersamaan dengan itu, tanpa disangka-sangka, Owner Den-liner datang, dan... Plukk! Pudding pun menempel di dahinya dengan telak. Si Owner terkejut serta terdiam untuk beberapa saat, sebelum akhirnya menjilati pudding yang meleleh turun ke wajah hingga bibirnya.

"Oh tidak... Puddingku!" keluh Momotaros.

"Ya ampun... Aku tidak percaya ini." kata Urataros.

"Ini semua salah kalian! Uurrgh..." geram Ryutaros.

Mata Zhandy membelalak. Ia pun langsung membungkuk seraya berteriak, "M-m-maafkan akuuuu!"

Suaranya menggema di seluruh ruangan.

Heishi School. Sekolah yang melatih orang-orang berbakat hingga menjadi rider sejati, dan rela mengabdikan hidupnya untuk melindungi masyarakat. Berjuang sekuat tenaga membela kebenaran, membasmi kejahatan. Seratus persen lulusannya dapat menekan angka kriminalitas diatas 50% di daerah-daerah manapun. Kini, sekolah ini juga menerima orang dari kalangan 'non rider' yang langsung dapat mengikuti Kelas Pro tanpa harus masuk Kelas Rookie terlebih dahulu, dengan syarat dia sudah mempunyai Henshin Device untuk berubah.

Kelas ini diajar oleh para rider senior dengan pengalaman bertarung selama bertahun-tahun, sehingga, dapat menempa murid-muridnya menjadi rider hebat siap tempur!

Pendaftaran mudah dan tanpa seleksi.

Sekolah Heishi terletak di Kota Setsuna, sebuah kota yang dirahasiakan dari komunitas non rider. Cepat, formulir terbatas!

Perhatian
Dalam penyeleksian ini, sekolah kami bersih akan praktek percaloan, dan bagi pemegang ijazah paket C, dapat ikut serta, terima kasih!

To Be Continued