BELIEVE
Summary:
"Kau kira aku penitipan barang"-Jeonghan."Aniyo. Karena aku percaya pada mu makanya aku titipkan ini padamu"-Seungcheol.
Choi Seungcheol
Yoon Jeonghan
17s member
Jeongcheol
Warning: Bl, Typo(s)
.
.
.
.
.
Jeonghan mengerjapkan matanya pelan. Sedikit menggeliat di atas tempat tidur, kemudian mengusap matanya yang masih terasa berat. Pandangannya beralih pada jam dinding yang menggantung di dinding kamar, jam 8.15 pagi. Waktunya bangun.
Jeonghan melihat ke sebelah kanannya di mana Seungcheol tidur. Leader tampan itu masih tidur dengan nyenyaknya, mulut sedikit terbuka dengan air liur yang sedikit mengalir. Jeonghan tersenyum geli.
'Pasti dia kelelahan.' Pikirnya.
Sebenanrnya bukan hanya Seungcheol saja yang kelelahan, semua member juga. Mereka baru pulang ke dorm jam 3 pagi dan tidur jam 4 pagi karena latihan untuk comback mereka sebentar lagi. Latihan yang sangat banyak sehingga mereka tidak mengecewakan fans.
Untung saja hari ini adalah hari Minggu jadi mereka memiliki waktu lebih untuk beristirahat. Terutama untuk magnae line yang tidak harus pergi ke sekolah.
Namun tidak untuk Jeonghan. Sudah menjadi kebiasaan untuknya bangun lebih pagi dari adik-adinya. Mandi lebih awal dan membangunkan adik-adiknya, yang mana membangunkan para member Seventeen adalah salah satu hal tersulit di dunia ini -versi Jeonghan.
Mungkin sebagian orang akan mengatakan itu tugas Seungcheol sebagai leader dan anak tertua, tapi tidak bagi Jeonghan. Seungcheol sudah melakukan banyak hal untuk mereka, Jeonghan ingin setidaknya sedikit meringankan beban sang kekasih. Dengan memberikan sedikit tambaham waktu istirahat misalnya.
Pemuda cantik itu kemudian mengambil ikat rambut yang ada di bawah bantalnya kemudian mengikat rambut panjangnya yang sekarang berwarna merah. Dia harus bersiap-bersiap, jam 10 nanti mereka masih harus latihan.
Setelah dirasa rambutnya cukup rapi Jeonghan mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu kemudian keluar dari kamar meninggalkan Seungcheol yang masih nyaman di mimpinya menuju satu-satunya kamar mandi yang ada di dorm itu.
Bukan tanpa alasan Jeonghan mandi lebih awal, dia sadar bahwa dirinya memerlukan waktu yang lebih lama dari member lainnya untuk mandi yang dikarenakan rambut panjangnya memerlukan perawatan lebih. Sedikit merepotkan tapi tak apa, setidaknya Jeonghan tidak perlu berebutan mandi dengan para member.
Setelah mandi pria cantik yang hanya berbalut handuk di pinggangnya itu kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya dan Seungcheol. Membuka pintunya pelan kemudian menatap Seungcheol yang masih nyenyak tertidur. Mengganti pakaiannya kemudian menyisir rambutnya yang setengah basah.
Setelah rapi Jeonghan kemudian menuju ke kamar yang terletak di sebelah kamarnya, kamar yang berisi Jisoo, Jihoon, Jun dan Wonwoo. Waktunya membangunkan para member.
Masuk ke kamar tersebut kemudian membangunkan Jisoo terlebih dahulu, karena Jisoo adalah orang yang paling mudah untuk dibangunkan.
"Jisoo-ya bangun lah. Sudah pagi," Sedikit menggoyangkan tubuh Jisoo. Tak lama Jisoo yerbangun dengan wajah sembabnnya.
"Morning." Sapanya dengan suara serak,
Jeonghan tersenyum. "Bantu aku membangunkan mereka ya,"
Jisoo mengangguk kemudian berdiri untuk melihat Wonwoo yang tidur di ranjang tingkat dua, di atas ranjang Jisoo.
Jeonghan juga kemudian keluar dari kamar itu dan masuk ke kamar yang kamar selanjutnya. Ini lah rutinitas pagi Jeonghan, keluar masuk kamar untuk membangunkan adik-adiknya.
Tak lama dorm yang semula sepi itu menjadi riuh dengan suara-suara para member yang telah bangun. Saatnya memesan makanan untuk sarapan, wajar saja ramai.
Membangunkan member sudah, sekarang saatnya membangunkan Seungcheol.
Jeonghan mendekati ranjang mereka kemudian duduk di dekat Seungcheol. Dengan pelan menggoyangkan pundak Seungcheol untuk membangunkannya.
"Hey sudah waktunya bangun Seungcheol-ah,"
Seungcheol menggeliat pelan kemudian memunggungi Jeonghan. Merasa tidurnya terganggu.
Jeonghan menghela nafas. Memang tidak ada cara lain untuk membangunkan Seungcheol selain itu.
Jeonghan memdekatkan wajahnya ke sisi wajah Seungcheol kemudian, "Aku mencintaimu," Berbisik pelan di telinga Seungcheol dan tidak lupa mengecup pipinya lembut.
Baru saja ingin menjauhkan wajahnya Jeonghan merasakan tarikan pada kepala dan kemudian dia dapat merasakan benda kenyal yang menmpel di bibirnya.
Jeonghan tersenyum. Kemudian memejamkan matanya untuk menikmati lumatan ciuman Seungcheol di bibirnya.
"Aku juga mencintamu." Jawab Seungcheol setelah ciuman mereka terlepas.
.
.
.
.
.
Jeonghan duduk di depan tv dengan mangkuk jjajamyun di pangkuannya, menunggu Seungcheol dan adik-adiknya yang sedang bersiap-siap untuk latihan. Jangan tanya Jeonghan sudah siap atau belum, dia bangun yang paling pagi tentu saja dia sudah siap.
Tak lama datang Seungcheol yang hanya mengenakan celana training tanpa atasan sama sekali, memperlihatkan tubuhnya yang memang lebih berotot daripada member Seventeen yang lain.
"Jeonghan-ie," Panggilnya, "Di mana t-shirt putih ku yang dua hari lalu aku cuci?"
Jeonghan terdiam, terlihat sedang berfikir, "Di dalam lemari, di rak nomor dua."
"Baiklah," Kemudian berjalan ke kamar mereka, namun tiba-tiba Seungcheol berhenti dan menolehkan kepalanya pada Jeonghan, "Oh iya, jangan menatap tubuh ku dengan wajah mesum seperti itu." Mengedipkan sebelah matanya dengan senyum menggoda kemudian berlari ke kamar untuk menghindari lemparan bantal dari Jeonghan yang wajahnya telah memerah.
.
.
.
.
.
.
"Semuanya sudah siap?" Tanya Seungcheol pada adik-adiknya.
"NE~" Jawab mereka kompak.
"Baiklah sekarang kita berangkat."
Para member Seventeen pun keluar dari dorm dan berangkat menuju Pledis untuk latihan.
Jeonghan baru saja akan menyusul adik-adiknya saat pandangannya mengarah ke Seungcheol yang terlihat kebingunan.
"Ada apa?" Tanyanya
Seungcheol menatap Jeonghan dengan wajah memelas, "Jeonghan-ie aku lupa meletakkan kaos kaki ku di mana," Jeonghan menghela nafas. Kemudian melepaskan sepatunya dan menuju ke kamar mereka.
Tak lama Jeonghan datang membawa sepasang kaos kaki yang Seungcheol kenal betul itu miliknya, "Kau menemukannya?"
"Iya. Di bawah ranjang. Lain kali simpanlah barang-barang mu sendiri dengan benar Seungcheol-ah. Simpan dengan benar, maka kau akan mudah menemukannya." Ucap Jeonghan sambil kembali memakai sepatunya.
Seungcheol yang juga sedang memakai sepatunya menatap Jeonghan, "Kalau begitu akan ku simpan barang-barang ku pada mu saja jadi ketika aku memerlukannya aku akan bertanya pada mu," Jawab Seungcheol dengan senyum lebar di wajahnya.
"Kau kira aku penitipan barang?" Jeonghan menyipitkan matanya marah.
"Aniyo! Tentu saja tidak, kau orang yang berharga untuk ku. Aku menyimpan barang-barang ku karena aku sangat percaya pada mu. Aku tidak mungkin menitipkan cincin sepenting itu pada penitipan barang," Ucap Seungcheol sambil menuntuk tangan kanan Jeonghan yang memakai dua buah cincin. Satu di jari kelingking -cincin milik Jeonghan sendiri- dan satunya di jari manis - cincin milik Seungcheol.
Jeonghan menghela nafas. Tidak ada gunanya berdebat dengan kekasih tampannya ini.
"Baiklah terserah kau saja," Jeonghan menatap jari manisnya dan melepaskan cincin itu, "Kau tidak ingin mengambilnya?"
"Oh iya, terimakasih. Tapi nanti aku titipkan pada mu lagi ya." Jeonghan mengangguk.
"Sekarang tutuplah pintu. Yang lain sudah menunggu kita."
Seungcheol mengunci pintu apertemen setelah itu menggenggam tangan Jeonghan dan menariknya untuk berjalan menuruni tangga apertemen.
"Oh iya Jeonghan-ie, ada satu barang yang ku titipkan pada mu tapi tak akan pernah ku ambil lagi."
"Ha? Barang apa?" Jeonghan mengernyitkan alisnya bingung.
"Hatiku." Ucap Seungcheol dan mencium bibir Jeonghan dengan manis. "Jaga dengan baik ya." Kemudian dua pria ini kembali melanjutkan langkah mereka.
Jeonghan tahu perkataan Seungcheol terkesan sangat cheesy tapi entah mengapa seluruh tubuhnya terasa hangat mendengarnya, terutama hatinya. Jeonghan tersenyum manis. mengeratkan genggaman tangan mereka, kemudia dengan pelan dia berkata, "Tentu. Jaga hati ku dengan baik juga."
.
.
.
.
.
END
.
.
Notes: ffnya emang beberapa terinspirasi dari momen jeongcheol. Manis banget kan mereka. Apalagi si seungcheolnya bener2 percaya gitu sama jeonghan. Wong cincin yg seberhrga itu aja dititipin ke cheonsa kekeke
Dan oh iya, saya tau svt emang masih baru banget. Bahkan saya liay di traficnya aja yang baca ga rame tapi seenggaknya hargain lah saya yang nulis :"
Tinggalkanlah jejak2 kalian wahai jeongcheol shipper.
Salam.
