Fic baru lagi! XD *plak!*
Ini adalah Sequel dari 'BTP'! Jadi, harap maklum! ^^V
Happy Reading! :D
Disclaimer: Elsword dan semua character yang berperan di fic ini bukan milikku!
Warning: Gaje, abal, OOC, chara fandom lain nyasar, humor garing, dll!
Catatan: Elgang di sini Job-nya Basic!
Prolog: New Teacher Again?
Hari ini adalah hari Minggu di NNG (NihoNime Gakuen), tapi beberapa murid datang ke sekolah untuk latihan upacara buat hari Senin besok. Tapi ada juga yang datang ke sekolah cuma buat sekedar kumpul sama teman-temannya seperti yang dilakukan oleh Luhtfi dan teman-temannya ini!
"Ada yang bawa catetan Sejarah, kagak?" tanya Mea.
"Gue bawa! Mau pinjem?" tanya Aruka.
"Ya iyalah, Aruka-nee! Masa mau dimakan?!" jawab Mea sewot.
"Moncong-moncong, Darukun mana?" tanya Sakazaki.
"Masih di rumah, kali! Memangnya kenapa, Saki-nee?" jawab Dissa nanya balik.
"Catetan Biologi gue sama dia dan gue perlu banget!" balas Sakazaki kesal.
"Telpon aja, gih! Lu kan punya nomernya!" usul Sho.
"Semoga aja HP-nya aktif!" kata Sakazaki sambil menekan nomor telepon dan menempelkan HP-nya di telinga. "Halo?"
"Ada apaan?" tanya Dark di dalam telepon.
"Lu jadi kagak ngumpul di sekolah?" (Sakazaki)
"Jadi, lha! Gue baru mau mandi, nih! Lu pasti mau nanyain soal catetan Biologi lu, kan? Nanti gue bawa!" (Dark)
"Ya udah! Buruan!" (Sakazaki)
"Iye, iye!" (Dark)
Pembicaraan pun berakhir sampai di situ.
"Apa katanya?" tanya Bunga.
"Nanti dia bawa buku Biologi gue dan dia ternyata baru mau mandi!" jawab Sakazaki kesal.
"Mandi? Jam segini baru mau mandi?!" balas Idham cengo.
"Lu kan tau si Darukun tuh kayak gimana kalau hari Minggu?" tanya Mikado.
"Tau! Tuh anak memang paling males sama yang namanya bangun pagi!" jawab Hanny.
Sementara itu, di suatu tempat, terlihat sebuah bis yang menuju ke NNG. Mari kita lihat kegiatan para penumpangnya!
"Masih lama kagak, sih?!" tanya seorang pemuda berambut merah spiky mengerutu kesal.
Sontak, pemuda yang diketahui bernama Elsword itu pun langsung dihujani beberapa pasang tatapan maut dari teman-teman sejawatannya dan yang bersangkutan hanya bisa meringis sambil berbisik, "Maaf!"
Hayoloh!
"MASIH LAMA, KELEES!" teriak Aisha kesal.
"Lu bisa ngerti kagak, sih?!" gerutu Ciel sambil berkacak pinggang. "Pertama, jarak dari Elgang Masion ke NNG sekitar 50 kilometer! Kedua, proses program ngajar kita baru 20 persen!"
"Hei, memangnya yang bikin program ngajarnya siapa?" tanya Raven yang tadi ikut men-death glare Elsword.
"Tuh, kan! Yang bikin program ngajarnya aja kagak jelas siapa, udah kagak sabaran aja!" ketus seorang gadis berambut ginger berbaju merah bernama Natalie sambil berkacak pinggang. "Ya udahlah! Mendingan kita tungguin aja dengan tenang!"
Serentak, para penumpang bis pun langsung duduk dengan diam.
"Ngomong-ngomong, An! Program ngajarnya kayak gimana?"
Duh, ternyata Ara udah mulai towel-towel pundak Anna yang hanya meresponnya dengan gumaman karena gadis berambut hijau daun berbaju coklat itu tengah menikmati pemandangan di luar bis.
"Nanti aja, sekalian pas kita sampe di sana dan nentuin siapa yang jadi guru apa!" jawab Anna santai sambil kembali melihat pemandangan.
Sementara itu, Add mulai menowel pundak Chung yang duduk di sebelahnya dan yang bersangkutan hanya bisa menghela napas.
"Bukannya udah ditentuin pas rapat kemaren, ya?" tanya Add.
"Ditentuin dari mananya?! Orang kemaren rapatnya dibubarin paksa!" jawab Chung sewot.
-Flashback-
Ya, rapat yang berlokasi di Elgang Masion itu pun cukup rusuh dan bisa disamakan dengan World Conference di Hetalia. Rapat antara 11 anggota Elgang dan 3 orang dari Epic Battle Fantasy dengan 7 guru lama NNG mengenai program ngajar mereka yang tadinya berjalan lancar dan mulus terpaksa dibubarkan paksa hanya karena satu alasan yang cukup sepele.
Pemadaman listrik!
Well, der grund, dass es nicht sinnvoll, nicht wahr (itu alasan yang sangat tidak masuk akal, bukan)?
Saat Mathias menjelaskan mengenai program pengajaran mereka, tiba-tiba listrik padam sehingga membuat Masion gelap gulita. Alhasil, seluruh penghuni Masion langsung panik karena pandangan mereka begitu terbatas. Parahnya lagi, semua pintu keluar Masion tertutup dan lagu 'Gloomy Sunday' berkumandang cukup kencang yang sukses membuat suasana menjadi horror dan para penghuni Masion nyaris mati ketakutan.
Setelah diselidiki, ternyata sumber lagu itu berasal dari HP Lukas yang menggunakan lagu itu sebagai Ringtone-nya.
Khawatir dengan keselamatan mereka semua, akhirnya Mathias pun memutuskan untuk membubarkan rapat secara paksa sekaligus menyelamatkan mental mereka dari lagu yang terkenal bisa membuat orang melakukan bunuh diri tersebut.
-Flashback End-
"Sumpah! Si Bondevik itu parah banget make lagu serem itu sebagai Ringtone!" gerutu Elesis saat mengingat kejadian itu.
"Tapi untungnya kita bisa selamat, kan?" tanya seorang pemuda berambut pirang panjang berbaju hitam yang diketahui bernama Matt Roszak dengan santainya.
"Untung dari Kanada?! Memangnya siapa yang kemaren dengan seenak pantatnya nerima tantangan Lance ngajar di NNG?!" bentak Natalie dan Anna bersamaan tepat di kuping Matt.
-Flashback-
Seminggu sebelum insiden itu, mereka sedang mengadakan kegiatan dengan tenang sampai...
"Ah, itu mah gampang!" celetuk Elsword. "Segampang ngajar anak-anak di NNG!"
"Oh, jadi lu pikir ngajar anak-anak NNG itu gampang?" tanya Lance sinis.
"Yah, bukannya memang begitu?" tanya Rena yang dibalas dengan anggukan dari yang lainnya.
"Oke, deh! Kalau lu semua memang mikir kayak gitu, gue tantang lu semua ngajar di NNG selama beberapa bulan!" seru Lance tiba-tiba.
Webek, webek...
Seisi Masion pun langsung hening seketika mendengarnya.
"Kenapa kalian pada diem? Takut?" tanya pemuda berambut merah dengan baju tentara itu dengan nada menantang.
"Siapa yang takut?! Kita terima tantangan lu!" kata Matt yang sukses membuat Elgang plus Natalie dan Anna shock berat.
"MATT!" pekik semua orang yang berada di sana.
Tapi sayangnya, nasi telah menjadi bubur dan ternyata Lance telah meminta persetujuan Mathias untuk mengizinkan mereka ngajar di NNG. Alhasil, mereka pun terpaksa menerima tantangan tersebut.
-Flashback End-
Setelah beberapa lama, akhirnya bis yang mengangkut 14 makhluk kagak beruntung (?) itu pun sampai di NNG. Pintu bis pun terbuka dan mereka semua keluar dari dalam bis. Sontak, anak-anak yang melihat mereka pun langsung speechless seketika. Apalagi di sana ada Mathias sang ketua guru dan Lance yang menghampiri mereka.
"Oh, jadi ini sekolahnya!" pekik Elsword.
"Berisik!" balas Aisha kesal.
"Oy, Aisha! Ada anak-anak, tuh! Lu jangan mencak-mencak gitu, dong!" saran Natalie.
"Pak Kambing! Pak Lance!" panggil anak-anak itu.
"Hei!" balas Mathias sambil mendekati mereka. "Lagi ngapain?"
"Tuker-tukeran catetan, pak!" jawab mereka kompak.
"Oy, Mathias! Jadi kagak keliling sekolahnya?" panggil Chung.
"Jadi, lha!" balas pria jabrik itu.
"Oh iya, pak! Mereka mau ngapain di sini?" tanya Provoseat.
"Ada deh, tunggu aja besok!" jawab Mathias sambil mengedipkan sebelah matanya dan kembali berkumpul bersama teman-temannya itu.
"Mencurigakan!" komentar KAProng.
"Ya, mencurigakan!" tambah Rasi Bintang yang disambut dengan anggukan kepala dari yang lainnya.
Sementara itu, ke-14 orang itu pun mengikuti Mathias dan Lance untuk berkeliling sekolah.
"Ini kelas 9A sampai 9E!" jelas Mathias.
"Kelas 7 sama 8-nya mana?" tanya Ara.
"Ada di lantai atas!" jawab Lance santai.
"Kalau gue liat dari tadi, struktur sekolahnya agak ribet!" komentar Eve.
"Gimana kagak ribet? Orang denah sekolahnya lebih gedean lapangannya daripada gedungnya!" balas Lance datar.
"HAH?!" pekik yang lainnya (min Lance dan Mathias) kaget.
"Kok bisa begitu?" tanya Anna.
"Jangan tanya gue, tanya sama yang buat sekolahnya!" jawab Mathias.
"Terus, anak-anak itu pada ngapain?" tanya Add sambil menunjuk kerumunan anak di lapangan.
"Oh, itu? Mereka lagi latihan buat upacara bendera besok!" jawab Mathias. "Oh, iya! Ada satu hal penting! Nanti beberapa dari kalian harus jadi wali kelas!"
"WALI KELAS?!" teriak 14 guru baru tersebut.
"Kenapa? Itu kan bagian dari tantangan! Ayo kita lanjut ke lantai atas!" ajak Lance.
Alhasil, Elgang plus Natalie dan Anna pun langsung men-death glare ke arah Matt yang keceplosan nerima tantangan Lance.
Tiba-tiba...
"PAK KAMBING! AWAS ADA BOLA BASKET!" pekik murid-murid cowok.
Tapi...
HUP!
Untungnya bisa ditangkep sama Elsword dan dia pun langsung ngibrit alias ikutan main basket.
"Ya elah! Si ElBaka kabur pula!" gerutu Aisha.
"Si demon cebol sama pelayannya juga kabur ikutan anak-anak main bola!" ujar Elesis datar.
"Ini sebenernya jadi keliling apa kagak, sih?!" tanya Lance sewot.
Kita kembali ke Luthfi cs yang masih speechless dengan kedatangan 14 orang tersebut.
"Gile, tuh!" kata Mea sambil geleng-geleng kepala. "Mukanya cakep-cakep semua!"
"Inget, woi! Lu udah punya pacar!" seru Dissa.
"Tapi moncong-moncong, mereka mau ngapain di sekolah kita?" tanya Bunga.
"Lagi ngomongin apaan, sih?" tanya Dark yang tiba-tiba nongol.
"Ngagetin aja lu, Darukun!" seru Sakazaki kesal.
"Sorry, sorry! Ini buku lu!" balas anak itu sambil ngasih sebuah buku ke Sakazaki. "Eh, tadi lagi ngomongin apaan?"
"Ada banyak orang asing dateng ke sekolah tadi!" jelas Runa.
"Gue kagak percaya!"
"Beneran! Nih liat aja! Tadi gue sempet foto mereka!" kata Idham sambil ngasih HP-nya
"Bener juga, sih! Tapi, mau ngapain mereka ke sekolah?" tanya Dark bingung.
"Menekedele! Pak Kambing bilang tunggu aja besok!" kata Provoseat.
"Liat deh gue bawa apaan!" seru Dark.
"Apaan?" tanya Luthfi.
"Nih!" Dark memperlihatkan sebuah bola di tangannya.
"Lu ngapain bawa bola ke sekolahan?" tanya Mikado bingung.
"Ya buat main, lha! Kemaren gue di-SMS sama Giro suruh bawa bola buat main bola di sekolah!" jawab Dark watados.
"Jadi ceritanya kita mau main bola, nih?" tanya Hanny.
"Cuy, cuy! Coba liat deh cowok yang pake kaos kuning di sana!" seru KAProng sambil menunjuk seorang pemuda berambut putih jabrik yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka.
"Memangnya kenapa?" tanya Rasi Bintang.
"Kayaknya dari tadi ngeliatin kita terus!" jawab Provoseat.
"Pengen ikutan main, kali!" celetuk Bunga.
"Cowok!" panggil Dark kepada anak itu dan dia pun menoleh. "Mau ikutan main? Ayo!"
"Cara lu manggil tadi berasa kayak om-om mesum pengen godain cewek-cewek ABG!" komentar Dissa.
"Namamu siapa?" tanya Aruka.
"Green- Err, Luthias! Luthias Oersted!" jawab pemuda itu.
"Dipanggilnya Luthias atau Oersted?" tanya Mea.
"Luthias!"
"Udahlah, kagak usah malu-malu! kata Luthfi sambil menepuk pundak Luthias. "Moncong-moncong, kamu dari negara mana?"
"Greenland!"
"Greenland?" tanya mereka semua heran.
"Itu, lho! Negara dengan pulau terbesar di dunia yang merupakan daerah otonomnya Denmark!" jelas Sho.
"Ya udahlah! Jadi main kagak?" tanya Dark.
"Jadilah!" pekik mereka semua kecuali Luthias.
To Be Continue...
Payah! 'BTP' aja belum selesai, malah bikin sequel-nya! Tapi biarlah! Yang penting happy aja! :D
Review! :D
