Chapter 0 : PROLOGUE.

"Hello, Police department! Kami siap memecahkan kasus rumit anda!"

TITLE : Detective?!

Cast : all IKON member, with BTS and GOT7 as Cameo.

Age switch :

Kim Jinhwan - 19thn

Yunhsyeong : 20thn

Bobby : 23thn

Hanbin : 18thn

Donghyuk : 15thn

Junhwe : 17thn

Chanwoo : 14thn

Genre : Mistery, Romance, Horror, Daily life.

Disclaimer : cuma pinjem cast ama latar cerita aja. Storyline mine!

BUDAYAKAN RNR!

- Jinhwan Pov -

...

"AAAH EOMNA KENAPA MENCARI PEKERJAAN SULIT SEKALI!" Sekali lagi... Aku mengeluh, sepertinya pada langit. Eh... Pada ibuku di surga. Aku baru saja keluar dari kantor majalah di pusat kota ini. Ngomong-ngomong... Ini perusahaan ke sekian yang aku masuki minggu ini. Aku cukup bingung, padahal nilaiku cukup baik, aku juga memiliki bakat yang mereka butuhkan, tapi kenapa ya?

Ah aku lupa.

Namaku.. Kim Jinhwan. Panggil saja aku Hwannie, Jinan, Jinny, atau apapun. Aku berusia 19 tahun ini, baru saja lulus dari Chungnam Senior High School, yaaaa meski nilaiku paspasan, sih. Aku tinggal di pinggiran kota seoul, di sebuah apartment yang (katanya) peninggalan kedua orangtuaku.

Mengenai mereka... Aku tidak pernah bertemu mereka sedari lahir. Aku tinggal bersama ibu panti dan 'keluarga' kecilku disana. Begitu usia SMA, beliau memberikan surat dan kunci apartment. Woooh aku tidak menyangka keluargaku sebegitu kaya nya.

Oke, kembali ke pekerjaan. Uang tabungan selama aku di panti dan rekening peninggalan orang tuaku sudah mulai habis, itulah alasan aku mencari pekerjaan. Tapi mungkin karena aku bukan lulusan SMA ternama, makanya aku sulit mencari pekerjaan.

"Huft... Aku lelah." Ujarku. Kini, aku termenung di sebuah taman. Merogoh saku-ku, berharap ada lembaran won dan menggunakannya untuk membeli minuman di mesin minuman di seberang jalan sana.

Tapi nihil.

"Bidohnya-_- aku lupa membawa dompetku." Runtukku. Mungkin faktor pelupa juga menjadi alasan perusahaan itu menolakku, tapi darimana mereka tahu?

Aku menoleh ke sekeliling...

"Bingo." Mataku berbinar seketika. Terdapat tulisan 'Help Wanted' di jendela sebuah kedai pastry merangkap coffeeshop di pinggir jalan. Aku menyipitkan mataku...

"Aku harus mendapatkan pekerjaan di Happiness Caffee itu, semangat!" Ujarku dan berlari kencang menuju Caffee itu.

- Jinhwan Pof End -

-Author Pov-

"... Jadi.. Namamu Kim Jinhwan?"

Disinilah Jinhwan berada. Di ruang kantor pemilik Happiness CoffeeShop. Setelah ia masuk dengan tergesa, bertanya pada kasir membabi-buta sembari mengacungkan (?) Berkas lamarannya. Pria muda yang duduk dikasir dengan takut-takut mengetuk pintu ruangan bosnya.

Dan... Disinilah ia sekarang.

"Ah, kita gsnti pertanyaannya." Pria bergigi kelinci itu membetulkan letak kacamatanya, membac CV Jinhwan. Keningnya berkerut, sementara Jinhwan memandangnya antusias.

"Jinhwan-ssi. Perlu anda ketahui. Bekerja di sini tidak mudah, lho. Kamu harus siap unt-"

"SAYA SIAP DAN SAYA MAU!" Jinhwan memotong ucapan 'calon' bosnya dan memandangnya dengan pandangan berapi-api. Pria tadi mendesahkan nafasnya pelan.

"Oke Kim Jinhean. Kamu diterima." Sambung Pria yang sekarang menjadi bosnya, yang kemudian mengambil sesuatu dari lemari kecil dibelakangnya, sesuatu yang terbungkus rapi oleh plastik dan berwarna merah.

"Ini seragam kerja-mu. Bukan seragam, sih. Hanya apron, topi dan buku catatan pesanan. Untuk tagname mu akan kuberikan esok hari, berhubung aku belum memesannya." Pria bergigi kelinci itu menyodorkan semuanya dan jinhwan hanya tersenyum.

"Baik, bos. Jadi... Besok aku harus kesini pukul berapa?" Tanya Jinhwan, dalah hatinya ia sedang goyang dangdut koplo remix karena diterima bekerja. Pria bergigi kelinci itu sedikit berfikir, lalu tersenyum.

"Okay.. Kamu bisa datang pukul 8 pagi, saat Caffee ini belum buka. Aku akan mengenalkanmu pada karyawan lain. Okay itu saja, selamat." Pria itu kemudian berdiri, menjabat tangan Jinhwan. Kemudian beranjak pergi untuk menyiapkan badan esok hari.

"Kim Jinhwan." Jinhwan beranjak pergi ketika Bosnya memanggilnya.

"Ne, Bos?" Jawabnya ramah. Bosnya hanya tersenyum dan tertawa pelan.

"Gak usah seformal itu, usiaku baru 23 tahun. Panggil saja aku KIM JIWON. eh BOBBY saja. Anak anak semua memanggilku begitu." Bosnya yang bernama Jiwon itu tertawa ringan, begitupun Jinhwan.

"Okay, Bobby Hyung." Jinhwan menjawab sembari menutup pintu ruangan Bobby.

Blam.

"Ah, semoga keputusanku tepat." Bobby menangkupkan wajahnya di meja kerjanya. Pandangannya menengok kearah kiri.

"Adikku sudah tumbuh besar rupanya."

...

Di sisi lain kota Seoul...

"Appa mau menjodohkanku dengan wanita ini? Menggelikan." Pria muda dengan tatapan sayu memutar bolamata nya malas. "Appa tidak tahu ya kalo wanita tua yang menjadi ibunya jelas jelas hanya akan meraup keuntungan dari appa." Sambungnya.

Biar aku jelaskan. Namanya.. Kim Hanbin. Putra pemilik perusahaan properti terbesar di asia timur, Kim Chansung. Hidupnya berkecukupan dan happy happy aja, sampai 10 menit lalu, ayahnya memanggilnya dan hendak menjodohkannya dengan Jinny, putri cantik anak dari kolega mendiang ibunya.

"Appa kali ini tidak mempercayaimu, Hanbin-ah. Kurasa-"

Srakkk

"Appa play saja itu di netbook appa. Sudah ya, Minho hyung dan Jinwoo hyung menungguku dikamar. Kami sedang bermain Mickey Mouse adventure, appa." Jawab Hanbin yang menggendikkan kepalanya acuh, lalu pergi meninggalkan appanya yang membuka bungkusan tadi.

'Sebuah FlashDisk?' Pikir Chansung. Ia hendak memanggil Hanbin saat tiba tiba anak semata-wayangnya berbalik dan menatapnya dingin.

"Itu rekaman hasil penyadapan pembicaraan ibu-ibu sosialita teman temannya ibunya jinong.. Eh siapa tadi?" Hanbin berfikir sejenak.. "Jinny. Nah itu. Jangan tanya aku mendapatkan itu dari mana, appa tahu kan aku jenius? Appa dapat mengecek persamaan suaranya dengan menelpon wanita tua itu langsung." Hanbin berbalik, meninggalkan ayahnya yang melongo.

"Sojin-ya... Kenapa kamu waktu hamil ngidam buku detektif, sih. Jadinya anak kita gini, kan..." Chansung mendesah pelan, menggeleng pelan sembari menatap pintu yang tertutup.

...

Gwangju... Jeolla-do.

"... Donghyukkie, kamu yakin ikut ibumu ke seoul?" Tanya namja tinggi di samping donghyuk, yang duduk di ayunan. Donghyuk mengangguk pelan.

"Ah.. Ne Chanyeol hyung. Aku merasakan bahwa aku akan menemukan petualangan baru disana." Donghyuk, pemuda imut berisi itu menerawang, memperhatikan langit luas yang sudah tertutup kegelapan. Chanyeol tersenyum tipis.

"Feelingmu sealu benar, Hyukkie. Okay.. Semoga harimu menyenangkan di seoul nanti." Chanyeol menepuk pelan kepala Donghyuk, sementara pemuda imut itu tersenyum dan berdiri, lalu menarik tangan chanyeol.

"L-loh? Mau kemana kita?" Chanyeol mengernyit bingung ketika donghyuk mengajaknya berlari keluar taman.

"Aku udah lama gak beli ddeokboki buatan nam ahjumma! Aku kangen!"

...

Vancouver, Canada.

"Pesawat Korean airways dengan kode penerbangan SK078VC menuju Incheon, Akan segera berangkat 15 menit lagi. Kepada penumpang yang masih berada diruang tunggu mohon untuk segera menuju pesawat, terimakasih."

"Ah! Pesawatmu sudah mau lepas landas! Ayo segera pergi, temui kehidupanmu di seoul." Seorang wanita yang berumur, namun masih terlihat cukup muda, terlonjak sambil tersenyum senang mendengar suara tadi. Sedangkan anaknya hanya berdecih pelan lalu berdiri.

"Ne, mom, aku pergi dulu, ne?" Pemuda manis itu segera berdiri dan tersenyum hangat pada ibunya tadi. Ibunya hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Ne, cari dan temui daddy mu, Song Yunhyeong-ku sayang. Jangan lupa untuk tidak bolos kuliah, lalu minum vitamin dan makan tepat waktu, dan oh! Uang akan mom-"

Grepp

"Mom yang terbaik. Yunhyeong janji, akan menuruti semua keinginan mom, termasuk menemui dad. " pemuda manis bernama Yunhyeong itu memeluk erat ibunya, dan tersenyum. Ibunya kaget. Sejenak kemudian tersenyum dan melepaskan pelukan anak tercintanya itu.

"Hmm.. Mom tahu kalo Mom yang terbaik. Okay, jangan membuat pesawatmu menunggu, Yunhyeongie." Ibunya tersenyum manis, senyum yang mungkin tidak akan Yunhyeong lihat sementara waktu. Ibunya menundukkan wajah anaknya, kemudian mengecup keningnya.

"Ibu yakin, tidak apa apa? Ibu kan sedang-"

"Ibu tidak apa apa, sayang. Sekarang pergilah." Ibunya mendorong pelan bahu Yunhyeong, yang segera mengangguk dan beranjak pergi menjauh.

"HATI HATIIIIIII!" teriak Yunhyeong sambil berlari menuju pintu keberangkatan, sementara ibunya melambai sambil menangis.

"Semoga kamu mampu menemukan ayahmu, sayang."

...

"Dalgeon Technic School, Seoul.

"Junhwe-ya! Kami pulang duluan ya!" Seru 2 pria dengan tinggi yang kentara, Jongup dan Junhong saat berpisah dengan pria berwajah dingin, Junhwe di pertigaan tadi. Junhwe hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu berbelok menuju gang kecil, memotong jalan menuju rumahnya.

"Hei bocah Wontae Highschool, sepertinya kamu tersesat."

"Lihat wajahnya. Manis sekali. Tipikal uke yang akan memanja penismu dengan desahan imutnya setiap kau menyetubuhinya."

Junhwe berhenti. Telinganya menggunakan headphone monsterbeat, tapi dia dapat mendengar dengan jelas suara om om mesum di dekatnya. Ia melangkah menuju asal suara...

"A-ahjussi lepaskan.. Eomma nanti mencariku..." Suara namja tinggi namun dengan muka yang cukup imut mencoba melepaskan lengan 3 om om mesum yang menggerayanginya, namun sepertinya nihil. Ketiganya malah senang dan membuka pakaian seragamnya.

"Ah.. Ayolah nak. Aku akan memberikanmu kepuasan di masa mu-"

Blentrang! (?)

Suara botol dilempar dan mengenai tembok disamping salah satu dari om om itu. Pelakunya tidak lain si muka dingin. Seluruh mata disana tertuju pada Junhwe. Kemudian, dua diantara mereka mendekati Junhwe yang tersenyum miring.

Bugggh!

Satu tinjuan sukses mencium pipi Junhwe. Pelakunya... Ya preman itu.

"Hei bocah. Kau mengganggu kesenangan kami, kau harus-"

Bugh!

Bugh!

"ARRRGGHH!" kedua om om yang diyakini Junhwe sebagai preman gang ini tersungkur sembari memegang hidung mereka yang mengucurkan darah. Junhwe kemudian mendekat kearah pria manis yang disekap sisa preman tadi, yang mukanya ketakutan.

"Kamu memilih dipukuli seperti kedua temanmu, atau pergi dengan hati riang gembira?" Junhwe merenggangkan lengannya, membentuk sebuah kepalan. Pria itu bergidik kemudian berlari menjauhi mereka.

"Sudah aman, Chanwoo-ya." Junhwe menggenggam erat bahu pria manis yang hampir diperkosa tadi, lalu membantunya berdiri dan membetulkan pakaiannya. Chanwoo menangis sesegukan sembari memeluk Junhwe.

"A-aku takut June-yaa" isaknya pelan. Junhwe tidak ambil pusing dan menggendong Chanwoo di punggungnya, berjalan menuju rumah mereka.

"Chanu-ya. Apa Jung appa tidak menjemputmu?" Tanya Junhwe tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. Chanwoo menggeleng cepat.

"Ani, appa tidak bisa. Goo Eomma juga tidak bisa" Chanwoo merengut kesal. Junhwe tersenyum lega, lalu melanjutkan perjalanan.

"Untunglah hyungmu yang tampan ini lewat, kalau tidak... Rawr kau disantap ahjussi ahjussi mesum itu dan mendesah seperti ini " aaah ahjussi enak ngghhh Chanu mau pipisshhh" "Junhwe terkikik pelan, kemudian menjitak kakak tirinya itu pelan.

"Akan kuadukan pada Goo Umma!"

...

FO BE CONTINUED

...

.

ANNYEONG?

Author kembali bawa cerita baru, nih. Castnya IKON! masih tetap yaoi tapi genrenya mistery dan criminal~ untuk 8-xcellent aku discontinued dulu yaaa nunggu niat post ff itu lagi~ udah segitu dulu aja~

Uhm... Ini bakal nyeritain tentang kehidupan mereka sebagai detektif atau agen rahasia aapapun itu namanya/? Disini cuma pengenalan cast aja, belom nyampe di rekrut kepolisian atau dapet kasus.

Terakhir...

Review atau ga lanjut? /smirk/