RINAI HUJAN

.

.

.

by

ForgetMeNot09

.

.

.

Disclaimer:

Naruto dan segala karakter yang saya pinjam di fic ini adalah milik Masashi Kishimoto


...

Suara kecipak mengiringi langkah demi langkah kaki jenjang itu ketika menapaki genangan air. Entah apa yang ia pikirkan, tetapi sepasang netranya menampakkan binar bahagia.

Dengan tangan terbuka, gadis itu mulai memutar tubuhnya. Ia menari di tengah rinai hujan, sesekali ia melompat ringan sambil bersenandung kecil. Jeda berikutnya ia berlari menjauh. Mengajak pasang netra melihat keindahan lain yang mampu menghipnotis dirinya.

Pelangi

Entah sejak kapan ia hadir di atas sana, sekumpulan spektrum warna itu membentuk lengkungan rapi dengan aneka warna berjajar. Begitu indah ... terasa ada kehangatan mengalir kala gurat warna-warni itu terlihat pudar, disentuh lembutnya awan.

Ah ... pelangi memang selalu bisa membuatnya terpesona.

"Hei?"

Hingga suara bariton itu terdengar, membuyarkan segala euforia dalam khayalnya. Ia terpejam sesaat. Ia mengenal suara itu. Ya, tiada lain, pasti laki-laki itu.

Ia pun memutar tubuhnya. Dan benar saja, kini seorang laki-laki dengan rambut kuning berantakan tengah berdiri tak jauh dari hadapannya, dengan sepasang iris berwarna biru safir yang selalu saja bisa membuat dirinya gugup ketika menatapnya. Bibir laki-laki itu menyunggingkan seringai tajam. Oh, apa lagi yang mau dikatakannya kali ini?

"Ada apa?"

Setelah sepersekian detik dalam diam, akhirnya gadis itu memberanikan diri untuk bertanya.

"Kau ini anak kecil ya?"

Sebuah pertanyaan retoris bernada meledek itu membuatnya langsung menatap ke arah sepasang mata sang lelaki. Hanya sekadar gerakan reflek yang tak disengaja, tetapi entah kenapa mampu membuat hatinya berdebar, kedua pipinya pun mulai terasa memanas saat ini.

"Apa maksudmu?"

"Kau ini seperti anak kecil. Bermain-main dengan air hujan dan menyaksikan pemandangan indah pelangi."

Laki-laki itu berjalan mendekat, membuatnya semakin gelisah. Ia menunduk sambil memainkan sepasang jari telunjuknya.

"A-Apa urusanmu?"

Pertanyaan itu tak jua mendapat jawab. Suara tapak kaki lelaki itu semakin terdengar jelas di telinganya. Maju dan mendekat, hingga memotong jarak antara mereka berdua.

Sangkala ini, pandangan mereka saling beradu. Netra biru yang biasanya memancarkan ketegasan itu, kini menatapnya penuh kasih. Bibir yang biasanya menampilkan seringai, kini tersenyum dengan tulus padanya. Oh Tuhan, bolehkan ia meminta waktu berhenti detik ini juga? Ia hanya ingin merasakan momen ini lebih lama.

"Aku hanya mau memberikan ini."

Lengan berbalut perban itu terulur, menggenggam sebuah sweter berwarna merah.

"A-Apa ini?"

Lelaki itu mendengus pelan.

"Sweter lah."

"Aaa aku tahu. Maksudku, untuk apa?"

"Tentu saja untuk kau pakai, memangnya apa lagi?"

Anggukan lembut dari sang gadis membuat pemuda itu tersenyum.

"Kenapa Naruto-kun berikan padaku? Nanti Naruto-kun yang kedinginan."

Pemuda itu menjulurkan lengannya melewati bahu sang gadis. Lantas mendekapnya erat.

"Karena aku tidak mau Hinata kedinginan."

"Uhm... memangnya kenapa kalau aku kedinginan?"

"Nanti sakit."

Beriringan langkah keduanya. Menyisakan residu berupa jejak di tanah yang basah.

"Kalau aku sakit, lalu kenapa?"

"Nanti aku sedih."

"Apa hubungannya?"

"Karena aku mencintai Hinata."

"Uhm ... kenapa Naruto-"

"Diamlah, Hime!"

"Huh?"

"Kalau tidak aku akan menciummu."

Senyap seketika. Hanya terdengar derap langkah kaki yang menyentuh tanah. Hujan yang beberapa saat lalu berhenti, kini kembali lagi. Membasuh lembut sepasang insan yang tengah memadu kasih.

Begitu anggun ...

Begitu elok ...

Sebuah rasa dengan ikatan kuat bernama ...

cinta

-oOo-

Ada kata dalam satu cintaku

Ketika ku memandang

Ayu sosokmu

Dalam rintikan hujan

Seolah tanpa beban

Engkau bermain begitu riang

Penuh canda tawa

Bahagia

Ada kata dalam satu cintaku

Ketika mereka selalu mengatakan

Cinta itu sulit diungkapkan

Sesederhana sikapmu yang kekanakan

Aku hanya ingin

Merengkuhmu dalam dekapan

.

.

Menjagamu dalam buaian

.

.

Hingga kau terlelap dalam senyuman

.

.

-oOo-

A/N:

Sedang bongkar-bongkar LINE Keep dan menemukan berkas ini.

Ff ini seharusnya dipublikasi untuk NHFD tahun 2017, lalu ada sedikit masalah hingga terbengkalai dan baru teringat lagi tadi.

Ada puisi di dalamnya yang bukan buatan saya, itu buatan seseorang ^^


A story that reminds me of you ...

And a story that I dedicate for you ...

YES, you :')