Februari, 2015
"Bukankah itu Kang Sun Hee?"
"Daebak! Dia masih berani datang ke sekolah?"
"Heol, urat malunya pasti sudah putus!"
"Apakah sih yang para guru pikirkan dengan tidak mengeluarkan dia?"
"Bagaimana lagi, bukankah dia—"
"Sst—jangan di teruskan.. bisa-bisa kau dapat masalah besar!"
Jongin dapat mendengar dengan jelas apa yang semua siswa dan siswi itu katakan di belakang Kang Sun Hee, gadis berwajah sendu dengan hidung mancung dan bibir yang mungil. Semakin hari gosip mengenai Sun Hee semakin bertambah dan tidak berkurang barang sedikitpun. Jongin sadar, bahwa semua gosip yang mereka lontarkan hampir 80% adalah kenyataan, hanya saja dia tidak sanggup mendengarnya lagi.
Jongin mengikuti dengan perlahan di belakang Sun Hee yang berjalan jauh lebih lambat dari biasanya, dia menatap kedua kaki perempuan itu yang kini terlihat besar dan bengkak, tubuhnya dari belakang masih terlihat sama, rambut panjang sepinggangnya masih tersisir dengan rapi, sesekali Sun Hee merapikan poninya. Jongin tahu hanya dengan melihat gerakan tangannya dari belakang, dia menghela napas ketika tak satupun dari para murid yang melepaskan pandangannya pada perempuan itu.
Sun Hee berjalan menuju atap sekolah, Jongin masih mengikutinya tanpa bermaksud bersembunyi, namun sepertinya Sun Hee tidak menyadari kehadirannya. Gadis berusia 18 tahun itu masih sibuk menaiki anak tangga dengan napas yang terdengar semakin berat, setelah 15 menit menaiki tangga, Sun Hee membuka pintu besi dan tersenyum dengan lebar karena telah sampai di atap sekolah yang dia sukai.
"Kim Jongin, kau mengikuti lagi," Dia berbicara tanpa menoleh sama sekali pada Jongin, Pemuda itu mengangguk kaku, menggaruk tengkuknya dan berjalan mendekati Sun Hee sambil menggigit bibir bawahnya.
"Aku hanya takut sesuatu terjadi padamu."
Sun Hee menatap Jongin yang kini berada di sampingnya.
"Sesuatu apa?"
Jongin tidak menjawab sepatah katapun, keduanya terdiam cukup lama, angin musim dingin dan butiran salju yang jatuh, perlahan menghujani mereka berdua. Jongin berbalik dan membenarkan syal biru di leher Sun Hee, kedua manik Sun Hee menatap Kim Jongin, ada guratan rindu disana yang tidak dapat terucap oleh bibirnya.
"Kenapa kau kembali ke sekolah?"
Sun Hee terkekeh begitu mendengar pertanyaan Jongin.
"Bukankah aku memang seharusnya berada disini? Aku murid di sekolah ini," Ucap Sun Hee.
"Tidak ada murid SMA yang membawa bayi di perutnya selain dirimu." Jongin menjawab tanpa ekspresi, mengetatkan coat milik Sun Hee sampai perut besarnya terlihat jelas.
"Aku hanya ingin belajar sebelum aku melahirkan," Sun Hee berkata dengan pelan, Jongin mendengarnya hanya saja dia pura-pura tak acuh pada apa yang dikatakan Sun Hee selanjutnya. Dia hanya sibuk memakaikan perempuan itu sarung tangan wol yang hangat dan memeluknya perlahan.
"Aku merindukanmu.." Bisik Jongin.
Dia mencintai Kang Sun Hee, hanya saja segalanya tidak terungkapkan, bagaimanapun keduanya tidak akan bersatu. Kehamilan Sun Hee menginjak sembilan bulan, satu minggu lagi dia akan melahirkan.
Continued...
