"RIN?! Siapa laki-laki itu?!"

"Rin-chan, itu siapa?"

Gadis bersurai honey-blonde tersenyum ke arah kedua orang tuanya, mempersilahkan seorang laki-laki bersurai honey-blonde yang sama dengannya untuk masuk. "Perkenalkan, namanya Kagamine Len. Calon kekasihku."

Kedua wanita dan pria paruh baya itu pun segera syok berat.

Disclaimer:

Kagamine Rin & Len © Yamaha Corporation, Crypton Future Media, Inc.

Anri Rune © Fuji TV

Oliver © Power FX Systems AB.

Warning:

Typo(s), miss typo(s), daughter complex!RuneOliver, humor garing, alur kecepatan, dll

.

.

.

Don't Like? Don't Read!

.

.

.

Happy Reading, minna-san!

Requested by Martinachristy54

.

.

.

Anri Rune dan Anri Oliver melongo, menatap anaknya dengan tatapan tidak percaya. Oliver kembali menatap balik ke arah Len yang sedang tersenyum manis ke arah mereka. "Selamat sore, Ba-san, Ji-san. Boleh nggak merestui aku dengan Rin?"

"Nggak!" Suara sang kepala keluarga terdengar dengan sangat kencang. "Aku nggak akan merestui kau dengan Rin!"

"Yah… kenapa?" Len membuat raut wajahnya sesedih mungkin. Berharap Oliver kasihan kepadanya dan merestuinya dengan Rin. "Kupikir, aku sudah cukup besar untuk menjaga Rin dari tangan-tangan orang tidak bertanggung jawab."

Ada pepatah mengatakan, cinta itu buta. Apapun yang terjadi, tidak ada yang bisa mematahkan cinta satu orang ke orang lainnya. Bahkan ia rela melakukan apapun agar cintanya tercapai.

Seperti yang terjadi dengan seorang Kagamine Len ini. Laki-laki bersurai honey-blonde ini benar-benar dimabuk cinta level berat oleh seorang gadis bernama Anri Rin.

"Justru itu masalahnya!" Giliran Rune yang angkat bicara. Iris aquamarinenya menatap ke arah iris azure Len dengan tatapan tidak suka, "Aku tidak percaya kau itu cowok baik-baik! Pasti kau akan melakukan hal-hal yang nggak-nggak saat aku dan Oliver merestuimu dengan Rin!"

Lah, kok permasalahan ini tambah rumit?

Rin memohon kepada kedua orang tuanya. "Ayolah, Kaa-chan, Tou-chan. Len-kun bukan orang yang jahat kok. Dia orang baik." Sekali lagi, Rin juga sudah jatuh hati kepada Len.

Istilahnya kayak lem besi gitu, sekali udah nempel, nggak bisa dilepasin lagi.

Rune dan Oliver sama-sama tidak setuju. Tetapi, beda ibu, beda ayah. Oliver perawakan lebih sedikit kejam begitu, sedangkan Rune lebih lembut sedikit. Jadi—

"POKOKNYA SAYA GAK TERIMA RESTU! RIN GAK BOLEH SAMA KAMU!"

—Oliver lebih sering marah-marah.

Len tersentak kaget, ternyata orang tua Rin tidak bisa diajak solidaritas ya (atau mungkin kompromi?) Len pikir, meminta restu kepada orang tua si perempuan itu mudah, ternyata susah juga.

Beda Len, beda Rin. Rin juga ingin orang tuanya merestui dirinya dengan Len. Rin sayang banget sama Len, sejak pertama kali mereka bertemu bertabrakan pas Rin keluar dari toilet perempuan.

Klise? Iya, tapi—plis, tempatnya tidak elit banget.

"Saya akan melakukan apa saja untuk membahagiakan Rin." ujar Len mantap.

"Saya masih tidak percaya." bantah Oliver sambil menatap tajam ke arah Len.

"Saya akan melakukan apapun untuk membuat Ji-san percaya!" teriak Len penuh semangat. Demi Rin, apapun harus ia lakukan agar bisa mendapatkan restu dari Rune dan Oliver.

"Hei, Rune," Oliver berbisik kepada istrinya. "menurutmu, apa anak itu bisa menjaga Rin dengan baik? Aku takutnya ia malah menelantarkan Rin seperti anak laki-laki pada umumnya."

Rune mendengarkan dengan baik, lalu membalas bisikan suaminya. "Coba kita kasih tantangan dulu, siapa tahu dia cuma bohongan." Dan pendapat tersebut disetujui oleh Oliver. Oliver menatap ke arah Len, "Kau!" Jari telunjuknya mengarah tepat ke wajah Len. "Akan kuberi kau tantangan!"

Iris azure Rin melotot ke arah ayah dan ibunya; tatapannya tidak bisa dideskripsikan. "Kaa-chan! Tou-chan! Kenapa harus ada tantangan?! Apa itu tidak—"

"Tenang, Rin." kata Len sambil memegang pipi Rin untuk membuatnya menoleh ke arah Len dengan wajah yang merona. "Akan kulakukan apa saja untuk mendapatkan restu dari orang tua Rin! Jadi, jangan khawatir ya…"

SYUUT! JLEB!

Kalau saja Len tidak menghindar, sebuah pisau dapur sudah menancap mulus di pipi porselen Len. Len bisa merasakan aura kemarahan dari Rune dan Oliver, daripada cari mati, mendingan ia 'iya-iya' saja deh.

"Nah! Akan kami beri tiga tantangan. Jika kau berhasil menyelesaikannya, berarti kami merestuimu dengan Rin-chan!" ucap Rune dengan suaranya yang lantang. "Dan," Oliver menarik nafasnya untuk melanjutkan ucapan Rune tadi. "jika kau gagal, segera angkat kaki dari rumah ini dan jangan pernah bertemu dengan Rin dan kami lagi!"

"Deal!" Tanpa pikir panjang, Len langsung menyetujuinya. Rin sih sudah cemas kuadrat; cemas akan orang tuanya dan Len.

.

Setelah beberapa menit kemudian, semua tantangan sudah dilewati oleh Len. Mulai dari crossdressing menjadi Tokisaki Kurumi dari anime sebelah, makan makanan super pedas ala Anri Oliver, dan yang terakhir lompat dari lantai dua rumah itu.

Dan sekarang Len masih sehat bugar, walaupun bibirnya sedikit memerah gara-gara masakan buatan Oliver.

Rune kelelahan, Olive masih melotot ke arah Len, sedangkan Rin menatap Len dengan mata yang berbinar-binar.

Oh my gosh

"Baiklah! Kau menang!" teriak Oliver kepada Len, walau nadanya terdengar tidak terima akan kekalahannya dari seorang remaja laki-laki bernama Kagamine Len itu. "Aku merestukanmu dengan Rin!"

"Aku juga," kata Rune. Ia menatap Rin dan Len bergantian, kalau dilihat-lihat mereka itu mirip ya. "Kagamine-san, jaga Rin-chan baik-baik. Awas kalau dia kenapa-napa, aku akan mencungkil kedua bola matamu."

Uh, diam-diam Rune itu cukup yangire juga ya.

"Tenang, tenang. Kalian tidak perlu khawatir." Len nyengir sambil merangkul Rin pelan yang membuat pihak yang dirangkul wajahnya memerah. Oh, perempuan siapa sih yang tidak malu kalau dirangkul oleh laki-laki idamannya. "Akan kujaga Rin sebaik mungkin. Terima kasih atas restunya."

"Makasih ya, Kaa-chan, Tou-chan…" ujar Rin dengan nada suara yang pelan. Ia masih mengingat hal konyol yang dilakukan oleh orang tuanya dan Len hanya untuk mendapatkan restu, bahkan Rin juga tahu kalau orang tuanya hanya bersandiwara saja. Hanya untuk memastikan kesetiaan Len kepada Rin.

Banyak kok dulu laki-laki yang meminta restu kepada Rune dan Oliver untuk menjadi kekasih Rin, tetapi tidak pernah ada yang berhasil. Contohnya Shion Kaito, Hatsune Mikuo, Akita Nero, Megurine Luki, Sakine Meito, dan masih banyak lagi.

(Lagian Rin 'kan primadona di sekolahnya, makanya setiap hari dikejar-kejar cowok melulu.)

Rune dan Oliver tersenyum, kali ini senyumnya tulus dan bukan terpaksa seperti menyambut kedatangan Len ke rumahnya tadi. "Jaga Rin baik-baik, aku tahu kamu laki-laki yang baik dan tidak brengsek."

Iya, Len itu anak yang berbakti kepada orang tuanya, baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung. Mana mungkin sih ia menelantarkan Rin?

"Tentu saja!"

.

.

End.

A/N: Maaf mengecewakan Martinacchi, hanya ini yang bisa Rei buat. Dan maaf abal, Rei ngetiknya ngebut, alurnya kecepatan. Gomen.

Krisar? Mind to review?