Honey Moon

Cast : Baekhyun

Chanyeol

Bianca Park/Bing bing (OC)

Rate : M

WARNING! NOT FOR CHILD

DON't like don't READ!

No Bash!

EXO GS fiction

typo(s) as usual

Leght : OneShoot

I'M REALLY WARN YOU

ADULT CONTENT

...

.

...

ENJOY it

...

.

.

.

"Bukankah sudah Bing bing bilang, Bing bing tidak mau ikut! Kenapa Ahjussi memaksa sih!"

Chanyeol mendesis sebentar.

"YA! Byun Baekhyun, cepat sedikit kita hampir ketinggalan pesawat!"

namja itu melongokkan kepalanya keluar jendela untuk memanggil istrinya.

"Tunggu sebentar, aku masih mengunci pintu" Balas sang istri setengah berteriak karena jarak rumah dan garasi mereka yang lumayan jauh.

Setelah mendapatkan jawaban itu akhirnya Chanyeol duduk ke posisi semula, dia memutar kepalanya ke belakang hingga matanya mendapati wajah kesal putrinya yang sedang manyun maksimal sambil menyilangkan tangan didada.

"Kau bilang apa tadi?" Tanya Chanyeol sambil mengernyitkan kening bingung, karena telinganya tidak terlalu menangkap apa yang baru saja putrinya katakan, kecuali sebutan 'Ahjussi'

"Bianca Park, kau dengar, aku ini Appamu! jadi Appa mohon berhenti memanggilku dengan sebutan Ahjussi!" Pinta Chanyeol setengah frustasi.

Bing bing melengos. Bocah cilik itu meniup poninya malas meladeni permintaan Ayahnya yang satu itu.

"Bing bing bilang tidak mau pergi! Bing bing tidak mau ikut ke Jepang" Jawab anaknya ketus.

"Mwo? Lalu kau mau di rumah sendiri begitu? Jangan bercanda Bing bing, ini permintaan Mamamu, kau tahu - -sebenarnya aku juga tidak ingin membawamu- jika kau tidak mau Mama pasti akan mengomel"

"Bing bing bisa menginap di rumah Imo, Bing bing mau bermain bersama Jackson"

"Dan yeah, kau ingin Aku dibunuh oleh Mamamu?"

"Itu berlebihan!"

Chanyeol mendesah frustasi, sungguh menghadapi putrinya yang semakin tumbuh dewasa membuat kesabarannya terkuras. Bagaimana ada bocah yang bahkan baru menginjak usia lima tahun sudah bisa keras kepala seperti Bing bing. Aigoo~

"Ayolah Bing bing berhenti meminta hal-hal konyol, Berhenti merengek minta menginap di rumah Imo, bukankah kau tahu mereka punya adik bayi. Kau ingat Rere? Imo pasti sibuk mengurusnya"

Chanyeol tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau Bing bing benar-benar dititipkan di rumah Tao. Mengingat Jackson si hyperactif, Bing bing yang cerewet dan bayi kecilnya. Sudah dipastikan Tao akan depresi menghadapi mereka.

"Tapi Bing bing tidak mau ke Jepang, Bing bing mau ke Italy" Bantah Bing bing masih tidak mau kalah.

"Apa bagusnya ke Italy, di Jepang kita akan memasuki akuarium raksasa. Bing bing kau harus lihat hiu di sana sangat besar-besaarrr!" Jelas Chanyeol berusaha merayu anaknya dengan wajah berbinar, tetapi malah terlihat sangat bodoh di hadapan Bing bing. Terbukti dari dihadiahinya tatapan ogah-ogahan padanya.

Chanyeol merapatkan mulutnya, oke mungkin dia sudah berakting terlalu bodoh.

"Aishhhh, sudah kubilang kan kita akan kesana nanti, sekarang Appa belum ada waktu Arajji!" Desah Chanyeol menyerah.

Bing bing masih kukuh pada pendiriannya. Tidak mau meresponnya sama sekali.

Tak berselang waktu lama Baekhyun datang dan membuka pintu mobil. Yeoja itu menatap bergantian suami dan anaknya yang tidak pernah akur itu dengan mata memicing.

"Ada apa lagi sekarang. Apa kalian tidak bisa berhenti berdebat?!" Omel Baekhyun sambil menaiki mobil itu dan duduk di sebelah Chanyeol. Setelah memasang sabuk pengamannya Baekhyun menoleh ke belakang.

Putrinya masih melipat tangan di dada sengit.

"Bing bing, berhenti membicarakan Italy. Kita akan ke Jepang bukan kesana!" ucap Baekhyun tegas kepada putrinya.

Berapa kali dia mengatakan pada putrinya bahwa mereka terpaksa liburan ke Jepang karena Chanyeol ada pekerjaan. Sebenarnya Baekhyun juga ingin ke Eropa, tapi tidak ada pilihan lain kerena jadwal pekerjaan Chanyeol yang padat hingga akhir tahun. Atau mereka tidak jadi berlibur sama sekali.

"Dan... jangan harap Mama akan mengijinkanmu menginap di rumah Jackson lalu mengacau disana. Imo pasti kerepotan mengurus Rere"

Bingo!

Bing bing tidak bersuara apa-apa lagi setelah itu.

Entahlah, mungkin karena bocah itu tahu tidak bisa melawan semua ucapan ibunya.

Akhirnya Chanyeol bisa menghela nafasnya aman. Bing bing memang hanya bisa dijinakkan oleh Ibunya, dan katakan tidak sama sekali dengan Park Chanyeol.

"Gurae, ayo kita berangkat"

_HoneyMoon_

Dua hari sudah berlalu mereka tiba di Jepang, tetapi belum seharipun mereka jadi pergi berlibur. Setiap harinya Chanyeol masih sibuk rapat dengan para direksi perusahaan. Setelah namja itu menjalani operasi tahun lalu, kedudukan CEO diambil alih olehnya. Dan sekarang Chanyeol sudah aktif kembali menangani pekerjaannya sebagai petinggi perusahaan. Karena harus beberapa kali Chanyeol menemui investor dari Jepang maka dari itu dia membawa Baekhyun dan Bing bing ikut. Ditambah pula Bing bing sedang libur semester.

Bing bing tidak tahu bahwa Jepang sebenarnya sangat indah. Selama satu bulan kedepan mereka akan tinggal di sebuah resort megah di pinggir pantai yang indah, bocah cilik itu sampai lupa dengan acara merajuknya karena tidak jadi ke Eropa setelah melihat hamparan laut biru membentang di belakang resort yang mereka tinggali. Bahkan dia bisa melihat sunrise dan sunset dengan jelas dari balik tirai kamarnya.

Mungkin karena hasutan teman-teman sebayanya yang membicarakan betapa menyenangkannya liburan ke Eropa dia sampai tidak mengindahkan perkataan orang tuanya bahwa Jepang juga memiliki pantai tak kalah menakjubkan dari Rabbit Beach di Lampedusa.

"Mama, kapan kita ke Okinawa?"

Tanya Bing bing sambil menghampiri ibunya yang tengah sibuk dengan majalah fashion.

"Wae? Kenapa kau ingin ke sana?" Tanya Baekhyun lalu mengakhiri kegiatan membacanya. Yaoja itu menatap ingin tahu kepada putrinya yang kini duduk di sebalahnya.

"Bing bing mau melihat hiu, bukankah Ahjussi bilang kita akan pergi kesana?"

Baekhyun mendekatkan wajahnya kepada putrinya. "Bing bing, yang kau panggil 'Ahjussi' itu adalah Appamu sayang, sebanarnya kenapa kau tidak mau memanggilnya dengan sebutan Appa, heum?"

Bing bing menatap ibunya ragu. Lagi-lagi membicarakan itu.

"Bing bing hanya- -"

Ucap bocah itu bingung untuk melanjutkan kalimatnya.

"Apa karena Papa? Percayalah, Papa tidak akan pernah marah pada Bing bing, karena Chanyeol Appa adalah Appa Bing bing yang sesungguhnya" tutur Baekhyun mencoba menjelaskan pada putrinya. Sebenarnya Bing bing juga tahu itu, tapi ...

"Jadi, mulai sekarang panggil Ahjussi dengan sebutan Appa! eotte?"

"Bing bing tidak tahu"

Bing bing masih bingung harus menjelaskannya bagaimana, dia ingin bilang kenapa begitu sulit memanggil Chanyeol dengan sebutan 'appa' itu karena—

"Aku pulangggggg...!"

Seruan Chanyeol menggelegar memenuhi isi resort mereka. Namja berjas rapi itu membuka pintu disertai wajah yang begitu cerah, dengan semangat dia melangkah mendekati kedua wanita yang sedang duduk bersantai di sofa ruang tamu.

"Kita akan ke Okinawa hari ini, sampai malammmm" Imbuh Chanyeol tak kalah riang..

_HoneyMoon_

Akhirnya mereka mengunjungi Akuarium Okinawa Churaumi untuk melihat keberadaan hiu dan paus yang begitu terkenal disini. Tetapi mereka hanya menikmati pemandangan itu selama kurang lebih satu jam. Karena baik Baekhyun maupun Chanyeol terlanjur dibuat pusing oleh anaknya. Tidak, bukan Bing bing membuat masalah di sana atau merengek dan sebagainya, tetapi karena gadis kecil itu mengeluh sakit perut. Gadis itu keracunan makanan kecil yang dibelinya saat akan memasuki akuarium. Bing bing memakan okonomiyaki yang di dalamnya terdapat udang kecil. Bocah itu alergi udang dan yah, beginilah jadinya.

Setelah membawa Bing bing ke pos kesehatan terdekat, akhirnya mereka memutuskan membawa putrinya kembali ke resort untuk istirahat.

Chanyeol mengendarai mobil dalam diam. Sesekali kepalanya mengintip dari balik kaca untuk memastikan putrinya terlelap dengan nyaman. Dia mungkin bukan ayah yang lembut, namun hati Chanyeol tetaplah hati seorang ayah yang menyayangi putrinya.

Sedangkan Baekhyun pun tak kalah diam dari namja di sebelahnya. Dia juga sempat mengeluh pusing karena harus berlarian panik tadi.

Sesampainya di rumah, Chanyeol segera menidurkan putrinya di atas tempat tidur, obat anti alerginya bereaksi cepat hingga membuat Bing bing tertidur pulas. Sedikit ada ruam merah menyebar di kulit tubuh Bing bing. Setelah menyelimuti putrinya Chanyeol meraih salep dan mengoleskannya dengan telaten pada lengan dan tubuh mungil itu, Chanyeol merasa bodoh karena tidak tahu jika Bing bing alergi udang. Dia yang membelikan okonomiyaki tadi dan secara tidak langsung Chanyeol merasa telah mencelakai anaknya.

"Sudahlah, jangan menyalahkan diri terus, aku yang salah karena lupa tidak memberi tahumu kalau Bing bing alergi udang"

Baekhyun datang dan menepuk pundak Chanyeol yang kini terlihat lesu. Yeoja itu tahu sekali Chanyeol pasti merasa bersalah.

Chanyeol mengangguk lemah kemudian gantian menatap wajah istrinya.

"Tentang honeymoon, apa kau juga marah padaku karena kita tidak jadi ke Eropa?" tanya Chanyeol dengan wajah muram.

Baekhyun tersenyum mendengar penuturan Chanyeol barusan. Lalu ikut duduk di atas ranjang Bing bing tepat di sebelah Chanyeol berada.

"Kurasa tidak, apalagi setelah melihat resort ini. Aku menyukainya"

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?"

.

.

.

Chanyeol menggelar tikar di pinggir pantai, mungkin idenya itu lumayan gila mengingat udara malam yang sedang tidak bersahabat.

Chanyeol memeluk Baekhyun dari belakang ketika angin mulai berhembus kencang, sambil menyelimuti tubuh mereka dengan sebuah selendang tipis yang dia bawa. Mereka duduk di atas tikar yang baru saja Chanyeol gelar dengan di temani lampu temaram dari atap resortnya.

"Apa kau kedinginan Baek?" Bisik Chanyeol tepat di sebelah telinga sang istri.

Baekhyun dibuat merona oleh hembusan nafas hangat Chanyeol yang menerpa kulitnya. Sebenarnya tadi dia merasa dingin tetapi entahlah, pelukan Chanyeol benar-benar menghangatkan tubuhnya. Jadi dia hanya bisa menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Sebenarnya aku sangat ingin kemari sejak dulu"

Gumam Chanyeol mulai membuka obrolan kecil.

"Lalu kau kemari?"

Baekhyun menoleh untuk melihat wajah Chanyeol. "Atau ini pertama kalinya?" Tanya yeoja itu.

"Ini pertama kalinya" Jawab Chanyeol seadanya.

"Resort ini adalah hadiah dari Ibu saat ulang tahunku ke tujuh belas, kau tahu kan, karena dari dulu aku tidak pernah bersikap baik padanya... awalnya aku berjanji tidak akan pernah kemari"

"Tapi buktinya kau kemari"

Chanyeol menghela nafas mendengar jawaban Baekhyun.

"Itu karena aku merasa bersalah padanya" Jawab Chanyeol lirih, namja itu menunduk dalam. Jujur dia sangat menyesali perbuatannya dahulu kepada ibunya.

"Bahkan aku tidak bisa memperlakukannya sebaik dia merawatku"

Baekhyun memutar tubuhnya hingga menghadap Chanyeol, jemari mungil itu terulur untuk menangkup pipi suaminya, memaksa si jangkung menatap wajahnya.

"Dengarkan aku, kau tidak seburuk itu. Kau sudah memperlakukan Ibumu dengan baik,... hanya saja mungkin kau memiliki cara yang berbeda"

Baekhyun menghibur dengan tatapan lembutnya. Siapa manusia yang tidak akan luluh kepada sikap yeoja itu.

Chanyeol balas menatap lekat wajah istrinya.

"Berhentilah merasa bersalah terus menerus Park Chanyeol, Ibu mu pasti tahu isi hatimu"

"Aku tidak sebaik itu Baekhyun"

"Aku tahu kau memang tak 'sebaik itu'"

Balas Baekhyun menatap usil. Membuat Chanyeol mengerutkan keningnya bingung.

"Tapi bagaima ini? aku terlanjur nyaman denganmu" Lanjut Baekhyun dan langsung membuat Chanyeol speechless.

Chanyeol diam sejenak sebelum tersenyum lembut, kemudian tangannya meraih dan merengkuh tubuh kecil istrinya dalam pelukannya.

"Baekhyun, aku sungguh sangat mencintaimu"

Ujar Chanyeol sambil mencium puncak kepala Baekhyun.

Baekhyun tersenyum dalam dekapan Chanyeol lalu tangannya ikut terulur untuk melingkari pundak suaminya.

"Aku juga tahu itu, kau tidak perlu mengatakannya"

Baekhyun melepaskan pelukannya lalu beralih menatap tikar di bawahnya dan Chanyeol bergantian. Dahinya berkerut banyak ketika mata sipit itu juga mendapati sebuah bantal kecil yang dibawa Chanyeol.

"Tapi... Sepertinya aku baru saja menyadari idemu mengajakku malam-malam kemari?" tatap Baekhyun penuh selidik.

Masih dengan wajah santai Chanyeol berdehem sebentar. "Percayalah ini akan mengasyikkan"

Baekhyun melotot karena perkiraannya tidak meleset sedikitpun.

"Kumohon Park Chanyeol jangan gila, kau ingin aku demam besok?"

Yeoja itu menggeleng kasar, dia berniat beranjak dari sana sebelum semua hal yang di bayangkannya akan terjadi.

Tapi gerakan Baekhyun terlalu lambat hingga membuatnya kalah cepat dengan Chanyeol yang sudah lebih dulu menangkap tangannya dan segera merebahkan tubuh mungil itu di atas tikar. Mungkin Baekhyun akan berteriak sakit karena jatuh, namun itu tidak terjadi. Karena Chanyeol menyangga kepalanya dengan telapak tangan sebagai bantalan.

"Kau tidak bisa kemana-mana Park Baekhyun, ingat janjimu kemarin lusa eoh? Bukankah kau bilang 'lakukan apapun nanti malam, asal kau jangan marah oke?"

Cerocos Chanyeol berusaha meniru suara Baekhyun.

"Demi Tuhan Park Chanyeol, kita bahkan punya ranjang empuk dan nyaman di dalam sana"

"Malam itu kau membohongiku, kau menolakku dengan alasan sakit perut kan!"

Tuk

Baekhyun menjitak kepala Chanyeol pelan. "Itu bukan alasan pabo, aku benar-benar sakit perut malam itu"

Jawab Baekhyun kesal karena telah dituduh berbohong.

"Sudahlah, aku tidak ingin mendengar alasan lagi, aku ingin melakukannya sekarang"

Chanyeol merealisasikan ucapannya tanpa menunggu seruan protes dari istrinya, segera dia bungkam bibir mungil Baekhyun dengan miliknya. Menciumnya begitu dalam dan penuh gairah yang terkumpul. Dengan ahli Chanyeol mengulum bibir tipis itu begitu bernafsu. Kepalanya dimiringkan berlawanan arah guna untuk memperdalam ciuman itu, Chanyeol melumat bibir Baekhyun cukup lama. Sebelum pukulan brutal di dadanya membuatnya melepaskan ciuman mereka, secara terpaksa.

Barekhyun ngos-ngosan sambil melotot menatap Chanyeol.

"Chanyeol bagaimana kau bisa punya ide gila seperti ini?" tanya yeoja itu disela-sela pekerjaan Chanyeol yang kini beralih sibuk melucuti pakaiannya. Wajahnya memerah padam karena ciuman barusan.

"Aku menontonnya dari tivi dan itu terlihat menyenangkan" Jawab Chanyeol seadanya, tidak mau di recohkan oleh apapun karena dia sedang sangat sibuk.

Begitu kain tipis itu terlepas dari tubuh istrinya, segera Chanyeol mengendus tubuh setengah telanjang itu dan menjilatinya sensual.

Baekhyun seharusnya merasa kedinginan karena tubuh bagian atasnya hampir telanjang, tapi sekarang dia malah merasa tubuhnya memanas sampai ke ubun-ubun. Chanyeol berhasil, berhasil membuatnya lemas tanpa bisa berbuat lebih.

"Apa kau sudah pergi menemui Yixing? Aku yakin kau benar-benar hamil Baekhyun, lihatlah payudaramu bertambah besar"

Ucap Chanyeol seenak kepalanya. Sedangkan tangannya melanjutkan dengan meremas payudara Baekhyun dari balik underwearnya.

"Chanyeol aku tahu kau memang mesum dari dulu, tapi aku tidak menyangka bahwa semakin kesini kau bertambah parah"

Omel Baekhyun sambil mendelik tajam,

Chanyeol terkekeh kecil mendengar omelan istrinya.

"Terimakasih pujianmu, sayang" Balasnya malah terlihat senang, sekali lagi segera Chanyeol raih bibir tipis itu dan melumatnya bergairah.

Baekhyun awalnya menerima walau sedikit terbelalak kecil karena serangan tiba-tiba itu. Chanyeol menciumnya terburu-buru hingga membuatnya kesusahan mengimbangi dengan nafasnya. Saat paru-parunya merasa sesak yeoja itu kembali memukuli dada Chanyeol beberapa kali. Menyadari bahwa suaminya itu benar-benar sudah tidak waras.

Chanyeol tahu Baekhyun kesusahan bernafas, tapi dengan nakal tangannya malah sibuk menggerayang kebelakang punggung halus Baekhyun.

Chanyeol berusaha tidak mengindahkan pukulan ringan itu, karena begitu kaitan bra Baekhyun terlepas, mulutnya sudah berganti kerja dengan sendirinya. Chanyeol mulai mengulum nipple Baekhyun yang sudah mengeras karena rangsangannya barusan. Dia memang hebat, tahu sekali titik kelemahan yeojanya.

"Akkhhhh... Channnnhh, jebal!" Rintih Baekhyun mulai kehilangan akal sehatnya. Tangannya ikut meremas rambut Chanyeol sebagai pelampiasan rasa frustasinya.

Chanyeol tentu semakin semangat begitu mendapat respon cepat dari Baekhyun. Menggelitik benda kecil kesayangannya itu.

"Aku mulai sekarang" Bisik Chanyeol lirih lalu dengan pasti melucuti semua kain yang masih tersisa pada tubuh Baekhyun satu persatu. Sebenarnya tidak terlalu repot, karena saat ini Baekhyun hanya menggunakan gaun tidur trasparan, atau Chanyeol lebih suka menyebutnya lingerie dan sweater rajut kebesaran milik Baekhyun yang sudah terhempas di atas pasir sejak tadi.

Tangan lebar itu membelai sesuatu hangat di bawah sana. Baekhyun terpejam erat merasakan saraf-saraf tubuhnya seperti terbakar. Gerakan Chanyeol telah menimbulkan gelenyar luar biasa yang melumpuhkan kewarasannya.

Baekhyun meraih bibir Chanyeol dan menciumnya dengan berani, Baekhyun jelas sudah terangsang, yeahhh. Dan Chanyeol tersenyum senang di sela-sela kuluman manis antara bibirnya dan milik istrinya.

Chanyeol mengernyit sebentar begitu merasakan tangannya basah oleh sesuatu, namja itu menjauhkan wajahnya dari Baekhyun. Istrinya sedikit terengah begitu tautannya terlepas, tapi masih bisa menatap Chanyeol heran kerena tiba-tiba melepas ciuman mereka.

"Baekhyun, kau basah?" ranya Chanyeol dengan wajah polos—dibuat-buatnya.

"Apa kau benar-benar sudah tidak sabar?" lanjut Chanyeol terdengar kurang ajar ditelinga si yeoja.

Baekhyun merengut, dia kembali tersadar ke dunia nyata karena melihat tatapan mengejek dari Chanyeol.

"Apa kau tidak mau bermain dengan adikku dulu eoh?" lanjut namja itu lagi, kali ini mati-matian menahan tawa saat melihat wajah Baekhyun yang semakin kesal.

"Tutup mulutmu dan cepat lakukan!"

Akhirnya kalimat itu yang keluar dari bibir Baekhyun, sungguh Chanyeol harus dibalas.

Baekhyun menerjang Chanyeol dan kembali menciumnya dengan beringas, seperti terlatih, dengan gesit Baekhyun melepaskan kaos longgar Chanyeol dan membuangnya jauh. Harga dirinya sudah direndahkan dengan tidak elit, Baekhyun berjanji akan membuat Chanyeol merasakan hal yang sama.

Oh, yeoja yang menakutkan.

Baekhyun naik ke atas tubuh Chanyeol dan menatap namja itu aneh. Chanyeol berkedip bingung. Tapi kebingungannya segera terjawab karena Baekhyun sudah mulai menjalankan aksinya, dia melesakkan kepalanya ke perpotongan leher Chanyeol lalu menjulurkan lidah basahnya dan bermain-main di sana. Baekhyun menjilati rahang tegas suaminya dengan gerakan tak kalah sensual seperti yang Chanyeol lakukan padanya. Chanyeol tertegun sebentar oleh tindakan istrinya, matanya membola penuh walaupun tak dipungkiri dia juga merasa senang dalam waktu bersamaan.

Bibir Baekhyun bergerak lincah semakin turun kebawah hingga kini wajahnya tepat di hadapan perut Chanyeol. Tangannya juga tengah sibuk melepas calana suaminya, dengan gerakan kecil dan sedikit bantuan dari Chanyeol akhirnya kain penghalang itu berhasil ditanggalkan. Baekhyun tidak mau membuang waktu lama, segera ia tangkup penis kebanggaan Chanyeol dengan kedua telapak tangannya.

Chanyeol menggeram lirih, tapi Baekhyun bisa mendengar itu. Tanpa disadari Chanyeol kini sang istri tengah menampilkan smirk yang errrr menggemaskan. Chanyeol memang tidak bisa melihatnya karena matanya sedang terpejam erat, apalagi setelah merasakan sesuatu yang basah tengah menyapa puncak penisnya. Chanyeol menahan geramannya sekuat tenaga. Masih tidak mau kalah.

Baekhyun hampir terbahak mendapati wajah Chanyeol yang memerah sempurna karena menahan desahannya. Itu pasti berat, dan Baekhyun sangat tahu dimana dia harus menggoda suaminya lebih.

Dengan jahil Baekhyun melepaskan kuluman penis Chanyeol dari mulutnya, Baekhyun merambat naik lagi dan berhenti tepat di depan dada suaminya. Baekhyun menggigit kecil nipple Chanyeol, sengaja mengerjai Chanyeol agar mau menyerah dan mengeluarkan desahannya.

Karena masih tidak mendapatkan apa yang dia mau, Baekhyun tentu belum menyerah. Tubuh mungil nya turun kebagian dada lebar proposional terpampang jelas untuknya, perut rata itu disempurnakan oleh beberapa ABS Chanyeol yang terbentuk beberapa bidang, hingga ada sesuatu yang membuat Baekhyun tercenung sekilas. Matanya berubah menjadi tatapan sendu ketika melihat bekas jahitan memanjang di atas perut Chanyeol. Jemari lentiknya terulur untuk menyapa bekas jahitan yang masih lumayan terlihat itu.

Otak Baekhyun menerawang jauh.

Disana, di dalam sana hati Luhan hidup. Luhan memang telah meninggal, tapi Baekhyun selalu ingat bahwa Luhan tidak pernah benar-benar pergi jauh darinya. Akan dia katakan bahwa Luhan sudah menyatu dengan belahan jiwanya, Park Chanyeol.

Chanyeol mendongakkan kepalanya karena menyadari pekerjaan Baekhyun berhenti, dia bahkan sudah berusaha mati-matian menahan nafas agar tidak tersulut gairah karena godaan istrinya. Tapi apa ini, Baekhyun malah menghentikan pekerjaannya begitu saja.

Namun Chanyeol segera merubah air mukanya begitu melihat wajah sendu Baekhyun. Dia menyadari apa yang baru saja terjadi. Namja itu bangun dari posisinya. Dengan hati-hati Chanyeol menangkup pipi Baekhyun, wajah istrinya mulai berkaca-kaca dan itu membuat hatinya berdenyut. Chanyeol mengusap pipi Baekhyun lembut walau pada kenyataannya tidak ada air mata sedikitpun disana. Chanyeol tahu Baekhyun kuat, yeoja itu tidak akan menangis lagi.

"Aku lakukan sekarang" Ucap Chanyeol memecah keheningan yang semula mengelilingi mereka. Pelan-pelan Chanyeol kembali merebahkan tubuh mungil Baekhyun hingga terlentang, tangannya menuntun penisnya tepat di depan kewanitaan Baekhyun, Chanyeol memasukkannya dengan hati-hati. Dia tidak mau merusak suasana panas ini sedikitpun, apalagi dengan hal-hal berbau sedih.

Seolah tertuntun oleh nuraninya, Baekhyun mengalungkan tangannya pada leher Chanyeol mengikuti ritme gerakan Chanyeol menghujam miliknya. Chanyeol mendorongnya teratur dan Baekhyun hanya perlu mengimbanginya. Hingga desahan keduanya tak terbendung lagi, keringat membasahi pelipis Baekhyun dan sedikit menyebar ke rambut panjangnya. Chanyeol tidak pernah melewatkan moment menakjubkan itu sedetikpun, yaitu melihat wajah Baekhyun yang dibakar gairah adalah hal terbaik.

Chanyeol mengulur penisnya hingga hampir keluar sepenuhnya lalu kembali menyentakannya ke dalam kewanitaan Baekhyun lagi tanpa aba-aba. Baekhyun menjerit karena ulahnya, yeoja itu memajamkan matanya erat dan mencengkeram pundak telanjang Chanyeol sekuat tenaganya.

"AAAassshhhh...morrreeeee...!"

Kedua manusia itu benar-benar full naked. Sebut mereka gila, seakan tidak mempermasalahkan dimana tempat mereka bercinta. Bahkan di tempat terbuka seperti itu.

Baekhyun mencium Chanyeol saat bingung harus melakukan apa. Bibirnya terus mendesah tetapi tenaganya sudah mulai terkuras, nafasnya sedikit memburu menandai jika sebentar lagi dia akan sampai pada orgasmenya. Chanyeol tersentak karena Baekhyun menggigit bibirnya. Matanya yang berkabut seolah menerima sinyal dari istrinya, dia percepat penyatuan itu hingga membuat Baekhyun semakin menggila.

Chanyeol menggeram berat sedangkan Baekhyun sudah lebih parah lagi. Dan tak lama berselang mereka mengejang menikmati orgasme bersama-sama.

_HoneyMoon _

Chanyeol bangun lebih awal, namja itu sudah mandi dan terlihat segar. Sedangkan Baekhyun? entahlah, sepertinya yeoja itu masih berkelana di alam mimpinya. Chanyeol heran oleh kebiasaan Baekhyun yang langsung tertidur seusai bercinta, Oh Tuhan apa karena Chanyeol terlalu bersemangat hingga membuat yeoja itu kelelahan.

Baiklah, biar ChanBaek dan Tuhan saja yang tahu!

Dia keluar dari kamarnya dengan menggunakan kaos hitam tanpa lengan kesukaannya. Chanyeol pergi ke dapur untuk mengambil air minum, saat berjalan menuju kulkas tidak sengaja matanya mendapati anaknya sedang duduk di sofa ruang tengah, Bing bing terlihat asyik dengan iPad putih pemberiannya.

Chanyeol mengulum senyum sekilas, setidaknya sedikit bersyukur karena Bing bing sudah tidak apa-apa.

"Zao an"

selamat pagi

Sapa Chanyeol basa-basi, dia sengaja menyapa Bing bing dengan bahasa China, siapa tahu putrinya mau membalas.

Bing bing hanya menggumam kecil sebagai responnya lalu memilih melanjutkan aktifiatas semula.

Chanyeol menarik nafas dalam, dia sabar, dia akan berusaha lebih sabar lagi.

Walau hatinya dongkol.

"Bing bing kau sudah sarapan?" Tanya Chanyeol, dan Bing bing kembali mendongak untuk menatapnya.

"Bagaimana dengan omlet?"

Tawar Chanyeol sambil nyengir. Demi apapun hanya masakan itu yang bisa dibuatnya sendiri selain ramen. Karena Chanyeol tidak mau mengganggu istrinya yang mungkin masih tertidur pulas.

Bing bing tertarik dengan tawaran ayahnya, tapi bukan dengan menunya.

"Bing bing mau pancake"

Jawab Bing bing really out of topic.

.

.

.

Bing bing menunggu di meja makan dengan wajah berbinar, kakinya bergerak riang menandakan bahwa bocah itu sedang semangat.

Sedangkan Chanyeol sedang bergelut dengan bahan-bahan di hadapannya. Matanya menatap horror tepung terigu, susu, gula dan telur di hadapannya. Apa yang akan dia lakukan dengan benda-benda itu, sedangkan hatinya terus bergumam agar tidak mengecewakan anaknya.

Sepuluh menit berlalu begitu cepat, adonan pancake asal-asalan yang Chanyeol racik kini sudah jadi dua piring kecil kue hangat yang sedikit mengepulkan asap. Chanyeol menatap bodoh penampilan pancakenya, bahkan dia ragu untuk memakannya. Tapi Bing bing sudah lebih dulu menarik salah satu piring itu mendekat ke arahnya, tanpa mencipinya lebih dulu. Bpcah itu lalu melumuri pencake itu dengan madu dan segera memasukkan sesuap kemulutnya. Chanyeol menunggu reaksi Bing bing, siapa tahu anak cerewetnya itu akan mengoceh sebentar lagi.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik...

...

Satu menit...

Namun dugaan Chanyeol salah adanya. Tidak ada tanda-tanda bahwa Bing bing memprotes makanannya atau yang lebih parah memuntahkan pencake itu.

Bing bing memakannya dengan nikmat. Dan itu cukup membuat Chanyeol ikut penasaran untuk sekedar mencicipi pancake buatannya segera. Mulutnya mengecap berkali-kali berusaha meneliti rasanya. Walaupun Chanyeol bukan koki , setidaknya dia tahu mana makanan yang patut di makan dan yang tidak.

Mata bulat itu berbinar ketika indra pengecapnya merasakan rasa pancake yang memasuki tenggorokannya. Tanpa sadar Chanyeol tersenyum lebar karena ternyata rasanya memang tidak buruk seperti perkiraannya. Chanyeol baru ingin membuka suaranya sambil menatap putrinya bangga sebelum suara sendok dan garpu milik Bing bing menginstrupsinya lebih dulu.

Gadis cilik itu sedikit melompat turun dari kursi lalu meraih iPadnya kembali. Dia menjawab bahkan sebelum Chanyeol bertanya.

"Bing bing kenyang, rasanya tidak enak"

Kaboom!

Dan saat itu juga Chanyeol melolot maksimal mendengar penuturan anaknya barusan. Apa katanya.

"YA! Bing bing, kau benar-benar!"

Chanyeol berteriak kesal pada putrinya, sedangkan yang diteriaki tidak mengindahkannya sama sekali. Bing bing sudah menghilang di balik tembok pemisah dapur dan ruang tengah.

"Aishhh...Jinjja!"

Chanyeol menggeram gemas melihat piring yang tadi berisi pancake milik Bing bing kini tinggal setengah.

_HoneyMoon _

Bing bing membekap mulutnya saat dirasa tak bisa menahan untuk tidak tertawa. Setelah bangun tadi Bing bing sudah menghabiskan satu gelas susu stroberi. Jadi dia tidak terlalu lapar seperti yang Chanyeol pikirkan. Tapi begitu mendengar ayahnya menawarinya sarapan lantas ide nakal itu tiba-tiba saja muncul. Senang sekali pagi-pagi sudah berhasil mengerjai ayahnya.

Sebenarnya rasa pencake buatan Chanyeol tidaklah buruk, hanya saja perut kecil itu memang lumayan kenyang.

_HoneyMoon _

Chanyeol kembali memasuki kamarnya dengan wajah kesal. Hari ini adalah akhir pekan makanya dia tidak pergi bekerja. Niatnya ingin bersantai di rumah tetapi yang ada putri kecilnya malah mengacaukan moodnya di pagi buta.

Baekhyun baru keluar dari kamar mandi dibuat bingung oleh tingkah Chanyeol yang tengah tengkurap di atas kasur.

"Ada apa denganmu?" Tanya Baekhyun sambil berjalan menuju lemari untuk mengambil baju.

Chanyeol tidak perlu mendongak untuk melihat istrinya.

"Anakmu sungguh menyebalkan!"

Jawab Chanyeol dengan suara teredam bantal.

Baekhyun mengangkat alisnya sebelah.

"Tapi dia anakmu juga Park Chanyeol!"

"Tapi dia menyebalkan"

"Isshhh..." Baekhyun mendengus bosan. setelah bajunya terpasang yeoja itu lebih memilih keluar kamar dan meninggalkan Chanyeol sendirian. Sepertinya Baekhyun malas jika harus berdebat lagi karena membicarakan tentang Bing bing.

Di ruang tengah Bing bing berlari menghampiri ibunya begitu melihat Baekhyun keluar dari kamar. Gadis itu menarik tangan Baekhyun kemudian meminta sesuatu.

"Mama, Bing bing mau pergi nonton"

Pinta gadis cilik itu ketika Baekhyun menatapnya.

Baekhyun menoleh ke arah dinding resortnya. Dinding itu semuanya terbuat dari kaca jadi dia bisa dengan jelas melihat apa yang terjadi di luar sana.

"Kau tidak lihat di luar sedang hujan deras?"

Jawab Baekhyun sambil memberitahu Bing bing dengan menunjuk keluar.

Bing bing mengikuti gerakan tangan ibunya lalu kembali menatap Baekhyun lagi.

"Temani Bing bing menonton di rumah"

_HoneyMoon _

Sudah lebih dari pukul sebelas malam tetapi Bing bing masih belum menyerah. Mata bulatnya masih terlihat sangat segar sekalipun dua manusia besar di belakangnya yang sudah menguap berkali-kali, terlihat mengantuk.

Bing bing tiduran tengkurap diatas permadani lembut dibawah sofa tepat ayah dan ibunya duduk, bocah itu tampak masih semangat menonton. Tangan kecilnya menopang dagu dan kakinya bergerak-gerak ringan.

Bing bing meminta ayah dan ibunya menemani menonton film yang belakangan ini menjadi favoritnya, Frozen. Bahkan film itu sudah diputarnya berulang-ulang hampir beberapa bulan ini. Dan hari ini karena mereka tidak bisa kemana-mana dikarenakan hujan lebat sedang mengguyur kota Tokyo tempatnya tinggal makanya Bing bing merengek untuk ditemani menonton series film terbaru itu di rumah sampai puas.

Baekhyun?

Tidak ada alasan menolak.

Baekhyun menemani Bing bing dan Chanyeol menemani Baekhyun, mungkin begitulah yang terjadi saat ini.

Berkali-kali Chanyeol menguap lebar di sebelah Baekhyun karena sudah merasa mengantuk, Chanyeol sempat menolak untuk ikut bergabung menemani Bing bing menonton, tetapi Baekhyun mengancam tidak akan mau berbicara pada si jangkung jika Chanyeol tidak menurutinya.

Checklis, Chanyeol juga kalah.

Tiga gelas coklat hangat sudah mereka habiskan sejak setengah jam yang lalu. Di luar masih hujan lebat, dan seharusnya mereka memilih bergumul di bawah selimut tebal masing-masing, bukannya malah tiduran tidak jelas di atas sofa seperti sekarang .

Chanyeol merasakan kantuknya semakin menjadi, sambil bersender di bahu istrinya lambat laun mata itu mulai terpejam. Mengingat Chanyeol yang besok harus pergi bekerja akhirnya Baekhyun hanya bisa mengikhlaskan pundaknya menjadi bantal suaminya. Baekhyun pun sebenarnya sudah sangat bosan dan ingin segera tidur, tapi dia tahu tidak akan semudah itu pergi selama putri nya belum selesai dari acara menontonnya.

Bing bing bangun dari posisinya karena merasa pegal, bocah itu berkomat-kamit tidak jelas ketika menoleh kearah ayah dan ibunya yang jatuh tertidur dengan posisi saling memeluk. Entah kenapa Bing bing jadi kesal sendiri melihatnya. Dengan jahil dia naik ke sofa dan mendesakkan tubuh kecilnya di antara Chanyeol dan Baekhyun. Chanyeol jelas kaget oleh pergerakan tiba-tiba itu, matanya memerah karena menahan kantuk.

"Ahjussi, ambilkan Bing bing bantal please"

Mohon Bing bing sesaat sebelum Chanyeol belum berhasil membuka mulutnya. Chanyeol ingin marah tapi dia urungkan, akhirnya namja itu membuang nafasnya panjang sebelum beranjak dari sana. Oke karena Chanyeol tahu, berdebatpun tidak ada gunanya.

Baekhyun membuka mata sipitnya ketika Bing bing mulai bersandar di dadanya, matanya mengernyit karena tidak menemukan Chanyeol di sebelahnya.

"Kemana Appamu?"

Tanya Baekhyun sambil menatap putrinya bingung.

"Ahjussi mengambilkan Bing bing bantal" Jawab bocah itu tanpa dosa.

Baekhyun mendelik mendengarnya.

"Mama Bing bing mengantuk"

Rengek bocah itu sambil memeluk tubuh ibunya seperti boneka.

"Kalau tahu mengantuk kenapa menyuruh Chanyeol mengambil bantal? Demi Tuhan Bing bing kau ini kenapa suka sekali mengerjai Appamu"

"Bing bing tidak mengerjai siapa-siapa, Filmnya belum selesai dan Bing bing tidak mau kembali ke kamar"

Balas Bing bing membela diri.

Baekhyun menahan diri agar tidak meledak saat ini juga. Dia memilih duduk tegak menghadap putrinya sambil manatap lurus manik Bing bing. Bing bing balas menatapnya polos, sedikit terpancing oleh aura kesal ibunya.

"Baiklah Bing bing, Mama sudah lelah dengan kelakuanmu, sebenarnya apa yang membuatmu menjadi gadis keras kepala. Kau lihat Chanyeol sangat menyayangimu tetapi kau masih saja tidak mau membalas kebaikannya. Oke... paling tidak panggil dia dengan sebutan Appa, Mama bosan mendengarmu memanggilnya Ahjussi, Ahjussi, terus setiap hari"

Bing bing menunduk dalam karena di marahi oleh Baekhyun. Bing bing tidak sungguh-sungguh ingin mengerjai Chanyeol, itu hanya caranya agar bisa lebih dekat dengan ayahnya.

"Mama tidak tahu apa yang salah denganmu" Lanjut Baekhyun semakin jengkel, membuat anaknya merengut karena takut.

Bing bing mendongak menatap Baekhyun sambil mencembikkan bibirnya, ingin berbicara tetapi kembali menunduk. Lalu mendongak lagi. Mata polosnya bergerak gelisah, Demi Tuhan dari dulu Bing bing memang sangat takut jika Baekhyun sedang marah.

"Bing bing hanya... menyukai Ahjussi! Karena mereka bilang tidak boleh menyukai Papa sendiri. Makanya Bing bing tidak mau memanggil Ahjussi dengan sebutan Appa"

Bing bing mengucapkannya cukup lirih, tetapi kalimat itu sudah masuk ketelinga Baekhyun semuanya.

Dan... Baekhyun membulatkan matanya shock mendengar jawaban anaknya.

Bing bing turun dari sofa dan segera berlari menaiki tangga ketika matanya melihat Chanyeol datang menghampiri mereka. Bocah itu lari semakin kencang karena tahu ayahnya sedang menatapnya heran.

"Ada apa dengan bocah itu?"

Tanya Chanyeol bingung. Dia meletakkan bantal yang baru saja di ambil dari kamarnya di atas karpet tempat semula Bing bing menonton.

Dan bukannya menjawab Baekhyun masih betah mematung seperti pahatan batu.

_HoneyMoon _

Chanyeol tidak bisa berhenti tertawa terbahak-bahak saat Baekhyun selesai menceritakan sesuatu yang baru saja terjadi tadi. Pembicaraan kecilnya dengan Bing bing barusan. Dan sekarang si jangkung itu tengah memegangi perutnya karena merasa kram, matanya sampai berair karena terlalu keras tertawa.

Baekhyun menatap Chanyeol dengan pandangan bosan, suaminya benar-benar gila.

"Sudahlah Park Chanyeol, kurasa kau mulai gila. Aku mau tidur sekarang"

Ujar Baekhyun ketus lalu bersiap menarik selimut tebal miliknya untuk tidur.

Chanyeol menghentikan pergerakan istrinya, membuat Baekhyun menatapnya melotot.

"Apa yang kau lakukan! Aku mau tidur pabo!" Umpat Baekhyun semakin kesal.

"Kenapa kau marah-marah Baek? Kau cemburu?"

"Mwo? Cemburu katamu? cemburu pada anakmu sendiri begitu?"

Chanyeol tersenyum idiot dan mengangguk.

"Gzzzz..." Baekhyun mendesis pelan.

"Tidurlah, kurasa otakmu butuh istirahat Park Chanyeol"

Baekhyun hendak menarik selimutnya tapi lagi-lagi Chanyeol menghentikannya. Dengan sekali gerakan Chanyeol membalik tubuh ringan Baekhyun hingga kini berada di atasnya.

"Aku tidak mengantuk sekarang, ayo bermain sebentar agar tidurmu nyenyak yeobo"

Bisik Chanyeol lirih tepat dihadapan wajah istrinya, lalu meniup wajah itu sebentar dan membuat Baekhyun memejamkan matanya karena geli.

Baekhyun sudah berancang-cang untuk memukul kepala suaminya sebelum Chanyeol lebih dulu mengecup bibirnya.

"Aku yakin kau tidak akan menyesal"

Selanjutnya bibir keduanya menyatu dalam ciuman lembut, Chanyeol tentu tidak perlu menuntun Baekhyun untuk membalasnya. Istrinya sudah terlampau lihai. Tubuh mereka berguling ke sisi kiri, tanpa melepas tautan itu Chanyeol beralih menindih Baekhyun.

Tangannya menjalar dengan gerakan lambat meraba tiap inci tubuh mungil istrinya. Baekhyun masih sibuk dalam ciumannya, jadi dia tidak akan memprotes Chanyeol yang sedang melucuti celana dalamnya dari balik baju tidurnya.

Jemari panjangnya mulai membelai liang kewanitaan Baekhyun, menggeseknya kecil untuk menggoda si betina.

Baekhyun melepaskan ciumannya kerena merasa membutuhkan oksigen untuk paru-parunya. Wajahnya sudah berantakan, rambutnya acak-acakan dan pipinya semerah kepiting rebus. Seberapa kuatpun dia ingin menolak, tapi pada kenyataannya Baekhyun tak akan bisa. Karena Chanyeol adalah masternya, bahkan sampai saat ini.

"Eugghhh..."

Lenguh yeoja itu sambil terpejam ketika merasakan satu jari panjang Chanyeol memasuki vaginanya. Baekhyun menjambak rambut Chanyeol sambil sibuk mendesah.

Chanyeol menggerakkan jarinya pelan sebelum menambahkan satu jarinya lagi. Mengocok bagian surga Baekhyun dengan semangat. Bibirnya tidak tinggal diam, tangan kirinya yang menganggur ia gunakan untuk meraih tengkuk Baekhyun dan mengecapnya dengan lidahnya. Memberikan tanda kepemilikan seperti yang biasa dia lakukan dulu.

Tapi sayang, saat keduanya sama-sama tengah dibakar gairah pintu kamar mereka diketuk dengan tidak sopan. Baekhyun yang mendengarnya lebih dulu segera mendorong tubuh Chanyeol menjauh.

Baekhyun merapikan bajunya cepat tepat sebelum pintu kamarnya itu terbuka.

"Bing bing!"

Panggil Chanyeol dan Baekhyun bersamaan begitu melihat anaknya dari balik pintu sambil menenteng boneka beruang lusuh kesayangannya.

Bing bing pun berjalan pelan menuju kearah orang tuanya. Bocah itu menggigit bibir kecilnya kikuk.

"Bolehkah Bing bing tidur di sini"

Ucap Bing bing polos.

.

.

.

Bing bing naik ke atas ranjang setelah mendapatkan ijin dari Baekhyun. Dua kali dia menoleh kearah Chanyeol lalu kearah ibunya. Bocah itu merebahkan dirinya di antara ayah dan ibunya. Dulu dia memang sering tidur bersama Baekhyun saat Luhan masih hidup, dan sekarang Bing bing juga ingin merasakan tidur bersama ayah barunya. Seperti ini.

Chanyeol tidak bersuara sejak tadi, dia memilih diam menatap Bing bing yang sedang menatapnya canggung. Oh, tapi kali ini Chanyeol diam bukan karena dia kesal menahan amarah dan sebagainya. Tapi karena... tak tahukah kalian, mati-matian Chanyeol menahan dirinya yang sudah memanas hingga membuat sarafnya serasa ingin mengejang. Chanyeol ingin berteriak sebenarnya... Bagaimana dia menenangkan adik kecilnya yang kini sudah menegang karena kegiatannya barusan.

Chanyeol ingin sekali marah kepada Bing bing, tapi dia tidak mau mengacaukan moment hangat seperti ini. Jarang-jarang Bing-bing mau dengannya, yeah~ walaupun Chanyeol tahu jika Bing bing menjauhinya bukan karena tidak menyukainya, tetapi malah sebaliknya.

Aigoo~

Baekhyun menoleh kearah Chanyeol was-was, takut-takut kalau si jangkung akan meledak karena marah.

"Ahjussi"

Panggil Bing bing kepada Chanyeol.

Chanyeol menoleh kearah Baekhyun sebentar lalu kepada Bing bing.

"Maafkan Bing bing ne, Bing bing nakal selama ini" Cicit bocah itu lirih.

"Bing bing selalu membuat Ahjussi kesal"

Chanyeol dibuat menganga ditempatnya, apa telinganya sedang bermasalah? Chanyeol kembali menoleh kearah istrinya seolah meminta penjelasan. Tapi Baekhyun memberi isyarat untuk mendengarkan perkataan anaknya.

"Apakah Ahjussi mau memaafkan Bing bing?"

Tanya Bing bing dengan wajah penuh harap. Matanya berbinar tulus dan Chanyeol tidak tega mengacuhkannya.

"Apa kau serius?"

"Ne"

"Kau janji tidak akan nakal padaku lagi?"

Tanya Chanyeol seolah masih meragukan ketulusan Bing bing.

Bing bing mengangguk yakin.

Chanyeol menghela nafas. Lalu beralih mengacak rambut anaknya.

"Araseo"

Balas Chanyeol tersenyum. Bing bing ikut tersenyum manis begitu juga Baekhyun.

"Tapi aku punya satu syarat. Berhenti memanggilku Ahjussi, panggil aku Appa Oke?"

Ini adalah kesempatan emas untuk Chanyeol, tentu saja namja itu tidak akan menyia-nyiakannya.

Masih menunggu respon dari anaknya, namja itu sudah berfikir jika saja Bing bing tidak tulus meminta maaf padanya.

Bing bing melirik Baekhyun dengan ekor matanya sebelum menjawab permintaan Chanyeol.

"Baik, tapi Bing bing juga punya syarat"

"Bing bing kau terlalu banyak syarat"

Kali ini Baekhyun yang menyela ucapan anaknya.

"Tidak, hanya satu ini saja" jawab Bing bing cepat.

"Yasudah katakan apa itu?" Perintah Chanyeol terlihat mulai tidak sabaran.

"Bing bing akan memanggil Ahjussi dengan panggilan Appa, asalkan tidak ada adik untuk Bing bing"

"Apa maksudmu?" Tanya Baekhyun sambil mendelik.

"Bing bing tidak mau punya adik kalau Bing bing belum besar" Jelas Bing bing mengulangi kalimatnya.

Gadis ini, sebenarnya dia baru saja dapat aduan dari sepupunya. Jackson bilang bahwa jika memiliki adik itu tidak enak. Perhatian kedua orang tuanya akan berkurang untuknya. Dan Bing bing tentu tidak mau mengalami hal yang sama.

"Yaaaa Appaaaaaa!"

Rengek Bing bing manja mencoba merayu sambil menampilkan puppy eyes pada Chanyeol yang malah beralih menatap Baekhyun bodoh.

_HoneyMoon _

Pagi harinya Chanyeol bangun dengan mata yang sangat berat. Yang benar saja, karena semalam Bing bing menyambangi kamarnya akhirnya mereka bertiga tidur setelah jam hampir menunjukkan pukul 3 dini hari. Chanyeol menggeram merasakan kepalanya pusing kerena kurang tidur. Tapi di samping itu bibirnya mengembangkan senyum tipis mendapati putrinya sedang bergumul di bawah selimut sambil memeluk lengannya hangat. Akhirnya Chanyeol bisa merasakan menjadi seorang ayah yang sebenarnya setelah malam itu.

Chanyeol meraih ponselnya untuk melihat jam berapa sekarang. Masih pukul 06.00 pagi, awalnya Chanyeol ingin kembali memejamkan matanya. Setidaknya satu jam lagi sebelum dia bangun untuk pergi ke kantor. Tapi matanya tidak jadi terpejam begitu tahu sisi ranjang sebelahnya kosong.

'Baekhyun bangun? Pagi buta begini?'

Batin Chanyeol bingung. Namja itu mengerutkan alisnya ketika telinga lebarnya menangkap suara berisik dari dalam kamar mandi.

"hoeekk... hooeeekk"

Chanyeol mengernyit semakin banyak mendengar suara aneh itu. Dengan hati-hati dia menyingkirkan lengan Bing bing yang memeluknya agar tidak membangunkan bocah itu. Lalu dia beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

Chanyeol melihat Baekhyun sedang muntah-muntah. Dia segera menghampiri istrinya dengan wajah cemas.

"Baekhyun, ada apa denganmu?" Tanya Chanyeol khawatir, dengan refleks tangannya mengurut tengkuk istrinya ketika dilihat Baekhyun masih ingin memuntahkan isi perutnya yang belum di isi apa-apa..

"Kau tidak apa-apa 'kan?"

Baekhyun tidak menjawab pertanyaan Chanyeol, tangan kanannya bersandar di atas wastafel menyangga berat badannya, sedangkan tangannya yang sebelah kiri dia gunakan untuk menyerahkan sesuatu kepada Chanyeol.

Chanyeol menerimanya walau disertai tatapan bingung.

"Baekhyun apa ini?" Tanya Namja itu setelah berhasil mengamati benda pipih kecil di tangannya.

"Itu salahmu pabo! bukankah kau yang paling bersemangat untuk membuatku hamil eoh?" Baekhyun menjawab Chanyeol dengan nada ketus lalu mencuci mulutnya dengan air. Sungguh perutnya serasa di aduk-aduk.

"Tapi Baekhyun..."

Begitu tahu maksud perkataan Baekhyu,n namja itu membulatkan kedua matanya.

"Bagaimana dengan Bing bing? Dia bahkan baru mau memanggilku 'Appa' tadi malam?" Tanya Chanyeol memelas.

Baekhyun berdecih, tapi tidak bisa menanggapi pertanyaan bodoh suaminya. Karena rasa mualnya kembali menyerang.

_The End_


Hahahah apa ini? T_T #nangisdiketekBaekhyun

Maaf karena saya bikin FF se absurd ini. Adduh sebenarnya saya gak mau aplut FF gajee bin aneh ini. Hahahah saya gak tahu harus ngomong apa sih? #plak

Oke, ini mungkin bisa disebut sekuelnya SEX(Y) LOVE yang sebenarnya pun tidak ada niatan untuk buat sekuel, huanjirrr tp jiwa ababil saya kambuh. Yaah berhubung ada waktu luang, dan saya juga lagi bosen, g tau mau ngapain akhirnya ya nulis aja. Tolong ini yang kemarin ngerasa minta sekuel SL review ne? cheers me up guys... soalnya kemarin juga ada yang tanya kenapa Bing bing gamaoo panggil bapaknya dengan sebutan 'Appa' hihihihi simple but gaje banget alesannya mah.

Udahlah, saya memang paling payah buat bikin FF 1shoot.

Saya akan balik lagi dengan FF yang lain, tapi nanti. (Readers /: ga nanya)

bye~