Fict Captain Tsubasa …. XD

Disclaimer :
Yang jelas bukan punya saya!
Warning :
OOC, cerita dan alur ga jelas, misstypo bertebar dimana-mana
Pairing :
Misugi Jun X Yayoi Aoba
Slight Yayoi Aoba X Kojiro Hyuuga
Rated :
T aja biar aman… :)

Ini atas request teman saya yang bernama Dde Yoshiko Fujiswa Kiseki…
Teman sekaligus sahabat saya untuk selamanya…!

Happy reading^^

CHAPTER 1 :
JEALEOUS


Hari yang dingin, salju yang putih bersih turun menyelimuti kota Tokyo. Tapi hari seperti ini tak mematahkan semangat mantan kapten tim Musashi itu yang sekarang tergabung dengan tim Junior Jepang bersama Tsubasa dan kawan-kawan, Misugi Jun untuk tetap berlatih. Walaupun dia tahu tubuhnya lemah tetapi semangat dan rasa sukanya terhadap sepak bola tidak akan terkalahkan walau oleh penyakit dan musim yang dingin seperti ini.

Tidak jauh dari tempat Jun latihan berdirilah seorang gadis dengan membawa nampan berisi minuman hangat dan handuk. Gadis itu menuju ke tempat sang kapten yang masih serius berlatih menendang bola.
"Kapten, istirahatlah dulu," tegur gadis itu pada Jun.
Jun yang mengetahui kedatangannya segera mengalihkan pandangan menatap gadis itu.
"Sebentar lagi Yayoi. Boleh kan?" jawab Jun dengan nada bicara yang lembut.

"Huh.. Kapten memang sulit dinasehati," gadis yang ternyata bernama Yayoi itu mendengus kesal.
Jun hanya tersenyum melihatnya dan melanjutkan latihannya lagi. Tak berapa lama kemudian Jun telah usai dengan kesibukannya dan menghampiri Yayoi yang masih duduk setia menunggunya.
"Kalau kapten begini terus nanti kondisi kapten bisa semakin parah. Kapten harus menuruti apa kata dokter!" omel Yayoi.
"Maaf , aku tak akan mengulanginya.." jawab Jun dengan cengiran. *OOC puol*
"Fuh… Ya sudahlah." Akhirnya Yayoi menyerah juga. Dia benar-benar lemah kalau berhadapan dengan kaptennya itu.
"Owh iya. Kita berangkat jam berapa?" Tanya Jun pada Yayoi.
"Kita?" Yayoi terkejut.
"Iya. Untuk latih tanding tim Junior Jepang di Prancis," lanjut Jun sambil meminum coklat hangatnya dari mantan manajernya itu.
"Uhm, itu. Jam 3 sore nanti Kapten…" jawab Yayoi agak ragu. Mungkin yang dimaksud kita itu seluruh tim pikir Yayoi.
"Ok baiklah. Apa kau sudah bersiap?" Tanya Jun lagi.
"A…aku?" Yayoi kembali terkejut.
"Ta..tapi aku kan tidak ikut kapten?" tambahnya dengan menggeleng. Sejujurnya Yayoi ingin ikut mendampingi kaptennya itu. Ingin terus menyemangatinya dalam setiap pertandingan. Tapi sayangnya kini pertandingan itu di luar negeri, mana ada biaya baginya untuk ikut.
Jun telah menghabiskan coklat panasnya, kemudian beranjak.
"Kami sudah memesankan tiket untukmu, Sanae dan Yoshiko (anggap saja Yoshiko udah balik dari Amerika). Jadi bersiap-siaplah," lanjut Jun sambil melambaikan sebelah tangannya. Yayoi hanya bisa bengong mendengarnya, berbagai perasaan campur aduk dalam benaknya. Setelah cukup lama akhirnya dia terpekik.
"Hyaaa! Berarti aku harus segera berkemas!" Yayoi pun segera berlari ke rumahnya.

~XXX~

Di bandara Narita..

"Hei…!" Kisugi yang baru datang segera menyapa teman satu timnya yang sudah berkumpul di ruang tunggu. Yang lain balas melambai.
"Apa semua sudah lengkap?" Tanya Wakabayashi.
"Ehm.. kurasa masih belum." Sanae menjawab.
"Iya.. Yayoi belum datang," tambah Yoshiko.
"Misugi, kau sudah memberitahunya kan?" Tanya Matsuyama kepada Jun yang sedari tadi diam saja.
"Sudah, mungkin sebentar lagi dia datang," lanjut Jun santai.
"Kita tunggu saja," Tsubasa angkat bicara setelah mendapat kerlingan dari Sanae.
Dan benar saja, segera setelah dibicarakan itu Yayoi datang dengan nafas terengah-engah.
"Hosh…Ma..maaf aku terlambat.. hosh," ujar Yayoi masih terengah.
"Baiklah, kita berangkat!" seru Ishizaki dibarengi teman-teman yang lain kecuali Jun, Matsuyama dan Wakabayashi yang tetap stay cool.
Jun berjalan di samping Yayoi. Kemudian Jun membuka pembicaraan.
"Kenapa terlambat?" tanyanya.
"Ah itu kapten, aku ketinggalan bis," jelas Yayoi dengan muka memerah karena malu.
"Lain kali kau harus hati-hati ya. Jangan sampai ada yang ketinggalan. Saat di Jerman nanti kau tidak boleh main jauh-jauh," nasehat Jun.
"Ba..Baik kapten!" jawab Yayoi mantap.
"Bagus!" tambah Jun sambil menepuk pelan kepala Yayoi. Hal itu sukses membuat muka Yayoi panas dan memerah semerah apel.
Sanae alias Anego dan Yoshiko yang melihatnya hanya tersenyum penuh arti. Sepertinya ada sesuatu yang akan mereka rencanakan mengingat hanya Yayoilah diantara mereka yang belum sukses menyatakan perasaannya.

~XXX~

Di pesawat…

Yayoi bingung, ini pertama kalinya dia naik pesawat dan tidak tahu juga dimana dia kan duduk. Tidak sengaja ada orang yang menabraknya sehingga Yayoi hampir terjatuh.
"Auch!" Yayoi jatuh terjerembab ke lantai. Jun yang telah mendahuluinya segera berbalik karena tak mendapati Yayoi ada di sampingnya.
Kojiro yang kebetulan berada di belakang Yayoi dan melihatnya jatuh segera saja menolongnya. Entah kenapa mantan kapten kesebelasan Toho yang terbilang dingin itu segera saja berjongkok dan mengulurkan tangannya untuk membantu Yayoi berdiri. Yayoi menerima uluran tangannya dengan muka merah padam, tentu saja karena dia merasa sangat malu apalagi semua mata sedang tertuju padanya.
Jun yang melihat keramaian itu segera masuk, ingin mengetahui apa yang terjadi. Dilihatnya Kojiro sedang mengulurkan tangan pada Yayoi. Entah kenapa saat melihat hal itu dari dalam sudut hati Jun ada yang perasaan tak enak. Jantungnya seperti diremas-remas. Lho*?* Bukannya itu tandanya jantungnya kambuh? –Maksudnya hati Jun seperti terajam beribu-ribu jarum. *halah*
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Kojiro pada Yayoi.
"Ehm.. Tidak apa-apa kok Hyuuga. Terima kasih!" ujar Yayoi sambil membungkukkan badannya.
"Tidak usah sungkan begitu," sahut Kojiro lembut. Entah kenapa kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya, padahal dia tidak pernah berbicara selembut ini selain pada Ibu dan adik-adik yang sangat dia sayangi. Muka Yayoi langsung memerah karena mendapati Kojiro berbicara selembut itu, tak terkecuali anak-anak satu timnya yang tidak sengaja mendengar dan melihat kejadian tadi. Mereka sangat kaget dan syock, terutama Sanae dan Yoshiko. Kojiro yang biasanya dingin dan keras kini salah tingkah sendiri. Yayoi hanya tersenyum geli melihat ekspresi Kojiro yang lain dari biasanya, meski gadis itu belum terlalu mengenal mantan kapten tim Toho itu tetapi dia menyimpulkan kalau sebenarnya Kojiro orang yang baik dan peduli.
Saat Yayoi membalikkan badan dia mendapati Jun dengan ekspresi yang lain dari biasanya, bisa dbilang Jun memasang muka sebal. Yayoi sedikit terlonjak.
"Kap..ten?" Yayoi menunduk, dia kira Jun marah padanya karena tidak bisa menjaga diri.
"Ma..maaf," pinta Yayoi lagi dengan masih menunduk. Dia pasrah kalau Jun akan memarahinya walaupun itu mustahil karena selama ini Jun tidak pernah marah kecuali menyangkut hal sepakbola.
Tiba-tiba Jun langsung menggandeng tangan Yayoi dan berjalan tanpa mengucapkan sepatah katapun. Kojiro yang melihat itu hanya bisa sweatdrop, begitupula dengan penumpang lainnya.

~XXX~

Sementara itu di tempat Ishizaki, Takeshi dan kembar Tachibana berada.
"Tontonan menarik!" celetuk Ryo Ishizaki.
"Iya! Sepertinya ada pertempuran terselubung diantara mereka!" lanjut Masao Tachibana.
"Heh! Apa-apaan sih kalian!" bentak Kazuo Tachibana yang sedang asyik main game soccer tetapi terganggu oleh celoteh dua orang yang tidak jelas itu.
"Huh.. Kau tidak tahu ini bisa jadi insiden antar rekan tim!" jelas Ishizaki pada Kazuo.
"Bodoh. Iya kan Sawada?" Tanya Kazuo meminta pembelaan pada Takeshi yang sedari tadi diam.
"Tak kusangka kapten (Kojiro maksudnya) bisa bertindak seperti itu! Ternyata hatinya bisa luluh juga karena wanita," ujar Takeshi dengan berapi-api membuat yang lain sweatdrop terutama Kazuo.

~XXX~

Jun terus menggandeng tangan Yayoi. Kemudian setelah sampai di kursinya segera dia dudukkan Yayoi di sebelahnya. Dan menaruh barang bawaan Yayoi di loker pesawat. Yayoi masih tak habis pikir dengan sikap kaptennya itu yang tiba-tiba berubah jadi temperamental seperti ini.
"Kapten?" Yayoi mencoba bicara pada Jun.
"Kau duduk di sini. Jangan ceroboh lagi," balas Jun dengan suara agak ketus.
"I..iya, baik." Yayoi hanya menurut.
Selama penerbangan itu Jun hanya diam. Sementara itu Yayoi gelisah karena kaptennya itu tak kunjung bicara, padahal paling tidak Jun bicara walau hanya membahas tentang sepakbola . Yayoi semakin tersiksa lagi karena dia belum terbiasa naik pesawat sehingga tiba-tiba merasa pusing dan mual. Wajah Yayoi terlihat pucat. Jun masih belum tahu mengenai keadaan Yayoi karena dia sedang berperang dengan perasaannya sendiri.

Tiba-tiba ada pengumuman dari kabin pesawat..
"PERHATIAN! PARA PENUMPANG YANG TERHORMAT. PENERBANGAN MENDEKATI AWAN BADAI. SIAPKAN DAN KENCANGKANLAH SABUK PENGAMAN ANDA UNTUK BEBERAPA SAAT. AKAN ADA SEDIKIT GONCANGAN. DIMOHON SEGERA BERSIAP DAN TENANGLAH!" ujar co-pilot itu dari kabin pesawat yang menggema di pesawat itu lewat pengeras suara.

Pramugari yang ada segera membantu para penumpang mengikatkan sabuk pengaman. Lalu benar saja, pesawat berguncang agak keras. Membuat beberapa penumpang panik. Yayoi yang sudah melupakan mabuk udaranya juga ikut panik karena goncangan itu. Tanpa dia ketahui tangannya sudah berpegangan erat mencengkeram tangan Jun. Jun yang menyadari ketakutan Yayoi segera menatap gadis di sampingnya itu dengan tersenyum, mungkin dia telah menemukan jawaban dari pikirannya tadi atau –belum. Tetapi yang jelas dengan segera tangan Jun melingkar di pundak Yayoi untuk melindunginya.

Tanpa disadarinya akibat guncangan itu juga, tiba-tiba jantung Jun terasa seperti di remas-remas. 'Sial!' batinnya. Terasa sakit yang amat sangat, tetapi rasa sakit itu ditahannya demi melindungi dan menenangkan gadis di sampingnya itu.
Tak berapa lama kemudian pesawat tenang kembali. Dan terdengar seruan lagi dari co-pilot lewat pengeras suara yang memberitahukan bahwa awan badai telah lewat.
"Fiuh…" Yayoi menghela nafas lega. Mukanya langsung memerah ketika dia tahu tangan Jun tengah melingkar di pundaknya. Tetapi anehnya tangan Jun bergetar.
"Ka..kapten.. Terima ka-" Belum selesai Yayoi berterima kasih, Yayoi telah mendapati Jun yang sedang berkeringat dingin dan tangan satunya yang tidak dia gunakan untuk memeluk Yayoi sedang memegang dada kirinya.

"Deg!"

Jun kini sudah mulai kehilangan kesadarannya. Rasa sakit terasa di dada kirinya, tepat di jantungnya. Suara rintihan kecil keluar dari mulurnya. Yayoi sangat panik kemudian segera berteriak minta tolong. Semua mata memandangnya, tak luput pula anggota tim Junior Jepang serta Sanae dan Yoshiko. Mereka semua terkejut. Kemudian segera datang beberapa pramugari, serta tim medis pesawat. Yayoi panik sekali, dia tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada Jun.

-TO BE CONTINUED-

please REVIEW XD