Title : This is Step
Genre : -sumpah gue gatau ini genre apaan-
Disclaimer : I just own the story guys
Rate : T
Cast and pairing : Do Kyungsoo/Kim Jongin , Kris Wu
Length : Drabble
A/N : Ini fiction yang pertama saya publish disini , cuma buat nyalurin khayalan yang ngga ketampung . Semoga suka ya , suka ngga pede sih buat publish . Kritik dan saran saya terima dengan baik . Oh iya untuk semuanya mohon bimbingannya ^^ Hati-hati sama alurnya ya , bikin bingung sih kayaknya .
WARNING !
Typos everywhere , Kata ngga sesuai EYD , Yaoi , dll .
DLDR guys ..
Happy reading !
Summary : Di dalam kehidupan , ada sebuah takdir yang menentukan . Kyungsoo berjuang melawannya karena ini adalah sudah langkahnya .
.
.
.
Pria itu kembali terduduk dilantai marmer batu berhiaskan tetesan-tetesan air kental berwarna merah pekat . Amis dari pekatnya warna merah darah menyerbak tak terelakkan .
.
.
.
"Hyung , inikah yang terbaik?"
Pria dengan rahang tegas berkulit tan menatap nanar satu pria lainnya yang lebih kecil diujung ruang kerja rumahnya itu .
Setetes air mata menuruni pipinya lagi ketika ucapannya kembali dihiraukan .
"Aku hanya ingin kau tetap hidup-
Dia berjalan mendekati pria satunya diujung ruangan itu .
-dan jika hanya ini caranya "
.
.
.
Tangannya menjulur ketetesan paling besar disampingnya , menekannya hingga bertambah luas .
Kilasan balik mengenai kejadian-kejadian sebelumnya hampir menghilang namun masih memunculkan keberadaannya sekilas .
Nafasnya memberat , rahangnya mengeras , matanya memerah nyalang , tangannya mengepal .
Dia menggeram .
.
.
.
"Aku mencintaimu , selalu"
Pria berkulit tan itu menarik pria satunya lebih mendekat , merapatkan pada tubuhnya . Onyx hitamnya menatap dalam obsidian pria satunya dengan serius . Menyampaikan kesungguhan keputusannya .
Tangan kanannya menarik tengkuk pria dihadapannya dengan keras , menubrukkan belahan bibir berbentuk hati itu dengan bibirnya . Menciumnya dengan kasar , dengan rakus . Menghisapnya dalam tanpa jeda dan mengeksplor goa panas itu .
.
.
.
Alisnya mengernyit ketika bau amis menusuk kembali hidungnya . Dia menunduk , mempertemukan tangannya dengan mulutnya .
Dia menjilat ragu kearah tetesan yang mengaliri lengannya .
"Hrrh"
Akhirnya dengan semangat ia menjilat lagi seluruh tetesan dilengan sampai kejari-jari kurusnya .
.
.
.
Mereka beradu dengan kasar diatas meja . Beberapa barang pecah bertebaran dilantai . Pria yang lebih kecil menggeliat resah dibawah pria yang sedang menggagahinya .
Beberapa dorongan terlampau keras menghentak titik tersensitif pria yang lebih kecil . Mata bulatnya terpejam , peluh mereka semakin bercucuran .
Dengan sentakkan terakhir , mengakhiri kegiatan mereka dengan erangan dan lengkingan yang lebih kencang oleh pria dibawahnya .
.
.
.
Perlahan matanya mengerjap , tangannya kembali terulur menyentuh genangan itu , memaksa air tersebut berpindah ketangannya lalu kemulutnya . Dengan tidak sabar mulutnya langsung menggantikan kerja tangannya . Menjilati genangan pekat berbau amis itu tanpa jijik .
Mengabaikan pecahan barang yang menggores lidahnya .
.
.
.
"Aku mencintaimu , hanya kamu"
Berpuluh-puluh kali diucapkan pria berkulit tan itu kepada pria satunya . Dan keheningan yang didapatnya .
.
.
.
Menjilati sudut-sudut bibirnya , ia bangkit berdiri , mengabaikan betapa buruknya keadaannya saat itu .
Ditinggalkannya rumah minimalis dipinggir kota itu dengan santai . Dadanya bergemuruh , desiran dingin udara malam hari menerpanya , menerbangkan beberapa helai rambutnya .
Dengan langkah tertatih , sedikit nyeri pada bagian selatan tubuhnya dia berbelok kearah kiri .
Arah jalan raya .
.
.
.
Pria berkulit tan itu kembali mendekat kearah pria satunya dan dengan santai mengambil pecahan guci disamping pria yang terduduk diatas meja tanpa sehelai benangpun .
Dia meletakkan pecahan itu didekat kakinya , memakaikan celana jeans robek selutut pada pria satunya .
Tersenyum meyakinkan , tangannya mengelus pipi pria dihadapannya dengan lembut .
Dan menggoreskan pecahan guci itu pada telapak kakinya .
"Argh !"
Pria yang lebih kecil membelalakkan matanya , melihat kebagian mana sesuatu yang membuat pria berkulit tan itu menggeram kesakitan .
"APA YANG KAU LAKUKAN ?!"
Dan pria berkulit tan itu terjatuh duduk dihadapannya , menggeram dan kemudian tersenyum . Menggapai tangan pria satunya yang tengah mencabut pecahan guci dikakinya .
.
.
.
Lampu lalu lintas mulai terlihat dipandangannya . Kakinya terus melangkah tanpa ragu .
Ada satu mobil sedan menghampirinya dengan kencang , menantangnya untuk terus melangkah mendekatinya .
.
.
.
"Sudahlah , ini sudah saatnya"
Pria yang terluka menghentikan aksi penyelamatan untuk dirinya , menekan lukanya dengan sedikit ringisan .
Memaksa untuk mengeluarkan darahnya lebih banyak .
Dengan pria yang lebih kecil yang terus menerus memerhatikan aliran yang mengucur , mata bulatnya memerah , tidak sadar nafasnya memberat , jakunnya bergerak naik turun . Penciumannya menjadi lebih peka .
.
.
.
Ckiiiitt
Beberapa centi dan beberapa detik lebih jauh tidak akan bisa membuatnya lebih baik , karena si pengemudi memberhentikan laju mobilnya dan menghampirinya dengan tergesa .
"Apa yang kau-
Matanya melebar .
-astaga! Apa kau baik?"
"Siapa?"
"Aku Kris Wu , apa yang terjadi padamu? Bajumu kemana? Apa kau terluka? Banyak darah ditubuhmu"
Pria yang mengaku bernama Kris Wu berkata panik , berkebalikan dengan pria yang ditanyainya . Dia mengerjap bingung , seketika bibirnya gatal dan gumaman halus dikeluarkannya .
".. Jongin .."
"Apa? Apa kau bilang sesuatu?"
Hening lagi . Kris berinisiatif menuntun pria dihadapannya kearah mobilnya , cukup senang dengan tidak adanya penolakan dari pria tersebut .
"Mari , aku antar kau kerumah sakit"
Dan mobil tersebut menjauhi pinggiran kota menuju rumah sakit kota .
.
.
.
Grrrhh
Pria yang lebih kecil mencabik , merobek paksa tubuh pria berkulit tan dibawahnya .
Akalnya hilang , tergantikan rasa laparnya yang menggerogoti perutnya sejak tiga bulan lalu . Menahannya selama tiga bulan adalah rekornya sejauh ini .
Darah mengaliri tubuhnya , beberapa menggenangi lantai .
Dan ketika dia memuntahkan tulang-belulang yang telah dijilatinya hingga bersih ,
akalnya kembali .
Matanya memanas , memeluk tulang tengkorak yang diyakini milik seseorang yang telah hilang dari bumi ini .
Air matanya menetes , melempar tulang tersebut ke jendela yang menghadap danau disamping rumah yang ditempatinya sekarang .
.
.
.
"Hei ! Kau tak apa? Apa yang-
Pria berkulit tan dengan motornya menghampiri pria kecil tanpa atasan yang berjalan tertatih kearah motornya yang melaju kencang .
-astaga! Apa kau baik?"
Pria yang ditanya tampak bingung , mengerjapkan matanya dan tersenyum membentuk hati . Ia merasa tertarik dengan pria yang menghampirinya .
"Aku Kim Jongin , ayo aku akan mengobatimu"
.
.
.
Sebuah surat kusut dengan sebercik cairan kental berwarna putih tergeletak pasrah diatas meja .
Ini sudah tiga bulan , apa itu berarti kau juga mencintaiku ?
Tidak apa aku tidak bisa memilikimu , tapi aku memiliki hatimu kan?
Kau pasti lapar , mengingat katamu tidak ada yang bertahan lebih dari satu minggu , denganku kau menahannya selama ini , aku bangga pada diriku .
Karena aku tahu kau juga mencintaiku .
Terima kasih karena mau menceritakan kejujuran padaku .
Terima kasih kau percaya padaku .
Ingatlah ini Hyung , aku akan selalu mencintaimu apapun kau .
Aku akan terus mencintaimu walau tak mungkin .
Dan terus selalu mencintaimu walaupun tanpa raga .
Hidupku adalah hidupmu , nyawaku adalah milikmu .
Tetaplah hidup Hyung ,
Aku mencintaimu , my dear warewolf . Do Kyungsoo
From your lovely soulmate , Kim Jongin .
.
.
.
Dengan manis , pria bermata bulat yang berada didalam rengkuhan Kris Wu itu membatin .
Aku akan terus hidup , tidak ada yang bisa merubahku , Jongin terima kasih sudah mencintaiku .
"Panggil aku Kyungsoo"
Kris Wu mengangguk .
"Aku mencintaimu Kyungsoo"
Pria yang direngkuh , Kyungsoo , meyeringai .
"Rasa yang mencintaiku adalah yang terenak"
.
.
.
Karena ini bukan takdir , ini hanyalah serangkaian tahapan yang harus dilalui . Dan akan terus seperti ini .
₯₨taofutiram℃o
