Lovelorn

CHANBAEK

.

.

.

ROMANCE, FLUFF

.

T+-+(?)

.

Disclaimer:

Cast bukan peliharaan saya/dicincang/

.

Summary:

Byun dan Park, remaja labil yang dimabuk Cinta.

.

ONE-SHOT

Happy reading~~

Sepasang kaki berbalut sepatu kets berwarna hitam menyeluruh, mencoba untuk berjalan menyejajarkan langkah kaki dari sosok yang berada lima puluh centi meter didepannya. Ia seorang remaja pria tingkat dua yang memiliki rambut coklat dengan mata sipit menawan dan juga tubuhnya yang kecil serta wajah menggemasakan. Byun Baekhyun, namanya.

Dengan kesal ia berlari untuk mendaptkan langkah yang sama dari sosok yang ia kejar. "Park Dobi!" seru Baekhyun dengan suara yang cukup keras. Mengingat jalanan komplek perumahan pada siang hari begitu sepi, suaranya seolah berdengung ditelinga dari sosok yang dipanggil.

"Jangan memanggilku dengan nama itu, aku tidak suka!" balasan dari ucapannya membuat Baekhyun tersenyum remeh. "Ah, kau takut jika mantan kekasihmu mendengarnya? Tenang saja, Yejin, 'kan sudah pindah rumah...huhuhu." Baekhyun tahu betul jika sosok yang ia panggil 'Dobi' itu begitu kesal ketika ia memanggil dengan nama itu. Lihatlah wajah yang dihiasi mata bulat dan bibir tebal yang dirapatkan itu, menandakan jika sedang menahan amarah. Tetapi, entah kenapa ia merasa jika ini bukan pertanda baik baginya.

Oh, apakah aku sudah membangunkan monster dari tubuh Chanyeol?

Chanyeol tidak menyukai ketika Baekhyun memanggilnya seperti tadi. Karena itu terdengar sangat menjengkelkan dan kenapa Baekhyun malah menyebutkan nama wanita yang sudah tidak ada ruang dihatinya? Chanyeol tersenyum miring sebelum membalikkan tubuh jangkungnya, untuk menghadapi makhluk mungil maniak stroberi itu dan ingin memberikan sebuah peringatan kecil.

"Kalau aku mendengar bibirmu mengucapkan kata itu lagi..." sosok yang lebih tinggi mendekati Baekhyun, lalu memegang lengan yang lebih kecil dan membisikkan sesuatu, "aku akan menciummu."

.

Lima detik kemudian.

.

"Ha-haha-hh... kau kira aku mempercayai ucapan bodohmu? Minggir, kau menghalangi jalanku!" Baekhyun melepaskan kaitan tangan Chanyeol dari lengannya, ia lalu berjalan mendahului dari sosok yang terkekeh pelan.

"Ancamanku mutlak, Byun Baekhyun." Suara dibelakangnya hanya dianggap angin lalu saja. Baekhyun memutar tubuh dan memberikan ekspresi polos, "PARK DOBI. PARK DOBI. PAR DOBI. PARK DOBI. PARK D—UAAA..." Baekhyun refleks berteriak ketika Chanyeol berlari padanya dengan smirk terpampang apik diwajah pria itu. Ia harus bekerja keras untuk berlari lebih kencang dari Chanyeol.

Napas terengah dan Baekhyun menyerah untuk memacu langkah kakinya. Ia memegang kedua lutut dengan kepala yang menoleh kebelakang. Astaga! Sejak kapan Chanyeol sudah sedekat ini? Dan netra Baekhyun tak mendapatkan gurat kelelahan dari pria yang menatapnya menyebalkan. Baekhyun sempat merutuki akan kakinya yang tercipta pendek dan sesungguhnya ia sangat payah dalam bidang olahraga.

Pria kecil mendengus, lalu berdiri tegak dengan tangan yang bertengger pada pinggang dan jangan lupakan wajahnya menujukkan jika ia begitu penat. "Sial! Aku tetap tidak akan takut dengan ancaman semacam itu. Bukankah sebagian dari ancaman hanya untuk menakuti lawannya, bukan berarti kalau...ancaman itu benar-benar akan dilakukan." Baekhyun sedikit payah menyelesaikan ucapannya, napasnya masih terengah.

Chanyeol tersenyum kecil, "Sayangnya aku bukanlah tipe orang yang kau katakan barusan, Byun Pendek."

"Omong kosong!" lalu pria yang memiliki tinggi rendah itu melanjutkan acara jalannya yang sempat tertunda. Kini Baekhyun-lah yang merasakan kekesalan ketika namanya digantikan oleh sebuah kata yang mencemooh akan rendah tubuhnya yang ia miliki sejak lahir. Baekhyun benci bahkan sangat anti dengan kata 'pendek'.

Ketika langkah yang keempat, Baekhyun berhenti. Bahunya ditarik dan tubuhnya pun diputar cepat, membuat ia tidak dapat melawan. Tubuh Chanyeol kian merapat, untuk mengikis jarak diantara mereka. Tak ada senyuman diwajah tampannya melainkan tatapan tajam yang mampu membuat nyali Baekhyun–sebagai orang yang berada dijarak terlalu dekat dari Chanyeol–perlahan menguap, terbawa angin musim semi.

"A-apa yang akan kau l-lakukan, Chan—yeol?" Baekhyun tergagap ketika deru napas Chanyeol menerpa wajahnya.

"Tentu saja menciummu." Chanyeol menjawab dengan tenang.

Tanpa diduga, Baekhyun menutupi seluruh wajah oleh kedua tangan lentiknya. Ia langsung meneruskan aksi untuk menggagalkan keinginan bejad Chanyeol. "Ini tindakan asusila! Huwaa... Eomma, Appa~" suara cempreng memekakkan telinga kini terdengar. Siapa lagi jika bukan Baekhyun yang melakukannya? Pria kecil itu menangis sesenggukan, layaknya wanita yang telah mendapatkan tindakan pelecehan. Oh ayolah Byun, hentikan suara sumbangmu itu!

Chanyeol sampai menutupi telinganya saking tak sanggupnya ia mendengar lebih lama lagi akan suara tangisan yang bahkan menyerupai kehisterisan. Tubuhnya otomatis menjauh dari Baekhyun yang masih saja menangis bohongan itu. Ya, Chanyeol mengetahui jika Baekhyun hanya berpura-pura melakukan ini semua.

"Berhenti melakukan hal bodoh, Baekhyun!" seru Chanyeol. Ia memangku tangan didepan dada.

Perlahan Baekhyun menurunkan kedua tangannya, nampak wajah yang sama sekali tidak ada jejak air kesedihan disana.

.

Baekhyun... Baekhyun... Anak ini benar-benar gemar ber-akting.

.

"Akan aku laporkan pada Baekboom hyung!"

Ya, selain suka berbohong, Baekhyun juga anak pengadu.

"Silahkan, ia tidak akan pernah marah." Chanyeol berujar datar, ia melihat raut Baekhyun yang menunjukkan jika pria itu tak ingin kalah.

"Lihat saja nanti, Park... Dobi~" balas Baekhyun dengan nada mengejek. Pria kecil itu tidak tahu jika ia kini dalam ruang lingkup kekuasaan seorang Park Chanyeol.

"Cukup basa-basinya, Baek." Chanyeol meraih tengkuk si kecil, menyatukan kedua belah bibir yang sedari tadi mengoceh, menghinakan namanya. Pria tinggi memenjarakan tubuh mungil itu pada sebuah rengkuhan dan semakin memperdalam ciuman mereka. Tetapi, ketika Baekhyun mulai terbuai akan keintiman ini, Chanyeol malah melepaskannya, dan Baekhyun sedikit menyayangkan ciuman itu tidak berlangsung lebih lama lagi.

"Kau menghitungnya?" pertanyaan ambigu dari Chanyeol, membuat Baekhyun mengernyit bingung.

"Apa maksudmu? Menghitung apa?" sikecil balik bertanya dengan raut yang begitu jelas menggemaskan.

"Seberapa banyak kau memanggilku dengan nama itu?"

"A-aku... Entahlah—" ucapannya tertelan kembali pada kerongkongan, dikarenakan pergerakan cepat yang dilakukan Chanyeol menipiskan jarak wajah dengannya. Rona merah masih menghiasi raut Baekhyun, pria manis itu melihat netra kelam yang memandangnya lurus. Mencoba untuk tidak terhipnotis oleh sepasang purnama itu.

"C-chan—"

Kembali ciuman dimulai oleh sosok jangkung, bahkan pria itu memberikan lumatan pada bibir manis si mungil. Dan Baekhyun mengaku kalah.

Baekhyun meloloskan desahan, ketika lidah Chanyeol menusuk bibirnya, meminta izin untuk mengakses mulut miliknya. Dengan senang hati Baekhyun melakukan itu, kedua telapaknya kini telah berada tepat pada dada bidang si pencuri ciuman. Ia menikmati bagaimana bibir lain menyentuh bibirnya, mencumbunya mesra, menghisap habis, berbagi saliva, dan tentunya ia kini memiliki kesempatan untuk membalas ciuman basah pertamanya.

Chanyeol menuntun tangan Baekhyun agar berada tepat pada tengkuknya. Kini mereka terlihat sangat intim, tak ada jarak diantara mereka selain kain seragam yang masih setia menempel pada tempatnya. Tangan kekar dan kasarnya menarik pinggul si mungil.

"Ungh..hh" desahan itu keluar dari mulut pria bermarga Byun, wajahnya bak cabai yang telah masak. Terengah seraya menengadahkan kepala guna menatap balik pada sepasang lensa coklat yang memandangnya intens.

"Aku suka wajahmu saat ini," Chanyeol membelai pipi putih nan mulus pada partner ciumannya dengan terlalu lembut, seolah itu adalah kaca tipis yang akan tergores atau bahkan hancur jika ia menyentuhnya dengan memberikan sedikit tekanan disana.

"Wajahku pasti terlihat memalukan." Ujar Baekhyun seraya memalingkan rautnya, tetapi senyuman simpul tersemat pada bibirnya yang kini bertambah ukurannya berkat perlakuan pria tampan yang masih enggan menjauhkan diri dari jaraknya.

"Kau manis dan cantik..." dan Chanyeol mencuri ciuman kembali. Pria itu lalu menangkup wajah malaikat cantiknya. "Byun Baekhyun adalah pria yang menyebalkan, cerewet, sulit diatur, tapi dia pria yang memiliki seluruh yang aku inginkan selama ini. Dan 'pendek' bukanlah sesuatu yang buruk. Karena kau lebih kecil dariku, aku selalu ingin memelukmu. Tubuhmu sangat nyaman kalau kupeluk." Chanyeol memberikan kehangatan pada kekasih prianya, membenturkan kedua dahi lalu menggesekkan hidung mereka dengan perasaan yang kian ingin meledak.

Baekhyun menahan senyuman—ia ingin sekali berteriak dan mencium pria didepannya. "Aku pria dan aku tetap tampan bagi para gadis. Dan memangnya aku gulingmu?"

Chanyeol terkekeh dan Baekhyun menyukai bagaimana diameter mata Chanyeol sedikit berkurang ketika tersenyum.

"Baiklah... Baiklah. Sekarang giliranmu, kenapa kau gemar menyebutku dengan nama itu?"

"Tentu saja kau tahu alasannya, ," Baekhyun menyematkan senyuman setelahnya.

"Kau menantangku, huh?"

"Aku pria pemberani!"

Tiba-tiba Baekhyun melepaskan kedua tangan yang masih betah berada disekitar pipinya. Ia tak perlu berjinjit karena wajah mereka terlampau dekat, mempertemukan kembali bibirnya dengan bibir seksi nan menggoda Chanyeol. Ciuman itu cepat, tetapi berkesan bagi sang penerima. Karena selama ini, Baekhyun tidak pernah menunjukkan sisi agresif kepadanya. Dan Chanyeol akan sangat beruntung jika Baekhyun melakukan itu untuk hari berikutnya yang akan mereka lewati bersama.

"Ini belum selesai, sayang.."

FINITE

...

Hahahahaha/tawa aneh/ oke disini aku terinpirasi oleh salah satu adegan dari komik yang pernah aku baca. Judulnya? Entahlah/digaplok/ jd klo semisal ini ga terlalu asing harap maklum(?)

Tapi ff ini benerbener aku ketik sendiri dengan penuh perjuangan. Cz ni ff selesenya lama ngaret banget, padahal cuman satu episot trus wordsnya ga sampe puluhan ribu tp kok aku merasa belibet buat ngerampunginnya. Usut punya usut /halah ngomong aja otak lg nghank tp ttp kekeuh trus make/ *hikseu. Pkoknya aku bikin ni ff maling waktu lg ngebantuin sang eomma (#`-_ゝ-)

Dan terimakasih banyak bagi semua orang yang menyempatkan waktu untuk membaca tulisan ceker ayam(?)ku /oke gue mulai absurd/ pokoknya aku terlalu sungkan jika meminta komenan dari kalian. Aku baru nyadar jika aku belum terlalu pantas mendapatkannya/nangis dibahu baek/dihangusin ceye/

Dan untuk terakhir kalinya, aku mengucapkan maaf jika ff ini ga masuk feelnya. Cz aku belum pernah dicium sm Chanyeol sih/digaplok massa/

Oke sekian deh bacotan yang gue sengajain ini, biar wordnya nambah dikit-dikit/BOOM/

Dadadahhhhhh...salam tobeli~~~